lumen tuba
mukosa tuba
eustachius MT retraksi
eustachius udem
menyempit
Vakumperubahan mukosa kavum timpani
berupa:
1. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
dan limfe
2. Peningkatan permeabilitas dinding sel
3. Terjadinya proliferasi sel kelenjar
submukosa
Perubahan tersebut menyebabkan terjadinya
perembesan cairan ke dalam kavum timpani
Hydrops ex vacuo
STADIUM II
(Stadium supuratif)
VAKUM permeabilitas pembuluh darah meningkat
Transudasi (hydrops ex vakuo) MT bombans.
Perubahan pada mukosa
kavum timpani akibat MT bombans
vakum
Menimbulkan
perforasi pada Rasa nyeri berkurang
membran timpani
Kataral Diawali dengan ISPA akut dan diikuti •Membran timpani: retraksi,
dengan gejala di telinga: warna mulai hiperemia
•Terasa penuh •Kadang-kadang tampak
•Grebeg-grebeg adanya air fluid level
•Gangguan pendengaran
Supurasi •Otalgia berat •Membran timpani: bombans
•Gangguan pendengaran dan hiperemia
•Febris, batuk, pilek •Belum ada sekret di liang
•Pada bayi dan anak kadang disertai telinga luar
dengan: gelisah, rewel, konvulsi, gastro-
enteritis
•Belum terjadi otore
Perforasi •Otore, mukopurulen •Membran timpani: perforasi,
•Otalgi dan febris mereda sentral, kecil di kuadran antero
•Gangguan pendengaran inferior, hiperemia
•Masih ada batuk dan pilek •Sekret: mukopurulen kadang
tampak pulsasi
Resolusi Gejala-gejala pada stadium sebelumnya •Membran timpani: sudah pulih
sudah banyak mereda menjadi normal kembali
Kadang masih ada gejala sisa: tinitus dan •Masih dijumpai lubang
gangguan pendengaran perforasi
•Tidak dijumpai sekret lagi
STADIUM I
Keluhan: Otalgi, grebeg – grebeg,
Pendengaran menurun, gejala ISPA.
Pemeriksaan MT retraksi
Tanda-tanda:
- Prosesus brevis menonjol
- Manubrium malei tampak lebih
horisontal & pendek
- Refleks cahaya berubah / hilang
- Plika anterior tak tampak
- Plika posterior lebih jelas
STADIUM I
Terapi :
Dekongestan oral (pseudoefedrin)
Dekongestan lokal (TH efedrin)
Antibiotika untuk ISPA :
Amoksisilin dosis 50-100 mg/kgbb/hari
Eritromisin dosis 25-50 mg/kgbb/hari
Simtomatik (analgetik, antipiretik)
STADIUM II
Keluhan: Otalgi >, Pendengaran ,
gejala ISPA, febris
Pemeriksaan MT bombans
Tanda-tanda:
- MT cembung
- Hiperemia
- Semua struktur hilang
STADIUM II
Terapi :
Parasentesis pada
kuadran posteroinferior
Antibiotika
Simtomatik
STADIUM III
Keluhan: Otore, pendengaran ,
gejala-gejala lain menurun.
Pemeriksaan MT perforasi
Tanda-tanda:
- Pus pada MAE
- MT perforasi (paling sering
anteroinferior atau sentral)
- Kadang tampak pulsasi
(keluarnya pus dari lubang
perforasi sesuai dg denyut nadi)
STADIUM III
Terapi :
Parasentesis bila perlu (bila terdapat pulsasi
oleh karena drainase tidak adekuat)
Pembersihan pus (toilet telinga)
Antibiotika
Simtomatik
STADIUM IV
Keluhan: Pendengaran , semua
gejala-gejala hilang.
Pemeriksaan MT perforasi kering
MAE bersih dari sekret
MT tidak hiperemi
Lubang perforasi pada pars tensa
Terapi:
Edukasi tentang kebersihan
Telinga
Tidak boleh kemasukan air atau
dikorek-korek
OMA Furunkel MAE Otitis Eksterna
Penyebab ISPA Korek-korek telinga Berenang
Gejala • Telinga grebeg-grebeg Nyeri saat tragus Rasa gatal sampai
(std. Kataralis) ditekan, daun nyeri pada telinga,
• Otalgia (std. Supurasi) telinga ditarik, rasa gatal dapat
• Otore (std. Perforasi) membuka mulut dirasakan sampai
• Penurunan pendengaran dan mengunyah tenggorok.
makanan yang
agak keras
Otoskopi • MT retraksi (std. Udema, hiperemi Kulit MAE udem
Kataralis) pada pars dan hiperemi
• MT bombans kartilagenus MAE merata sampai ke
(std.supurasi) MT
• MT perforasi (std.
Perforasi dan resolusi
• Otore (std. Perforasi
1. Antibiotik
• Lini I:
Amoxicilline (dewasa: 3x500mg, anak:
50mg/kgBB/hari)
Erythromycine : dosis sama dengan amoxicilline
Cotrimoxazole (dewasa: 2x2tab, anak: trimetoprim 40
mg dan sulfamethoxazole 200 mg suspensi 2xcth I)
• Lini II: bila pasien sudah resisten (infeksi berulang)
Kombinasi amoxycilline dan clavulanic acid (dewasa:
3x625 mg, anak-anak: sesuai dengan BB)
Caphalosporine I/II (cefuroxime, cefixime, cefadroxil
dll)
Pemberian antibiotik selama 7-10 hari
2. Memperbaiki fungsi drainase dan ventilasi tuba
eustachius dekongestan oral/topikal
3. Evakuasi mukopus (bila diperlukan, pada stadium II)
dilakukan miringotomi (parasentesis) pada kuadran
posteroinferior membrana timpani dengan
menggunakan bius lokal (larutan Xylocain 8%)
Adalah tindakan insisi pada pars tensa membrana
timpani, agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah
ke liang telinga luar
Tujuan:
untuk mengeluarkan sekret dari telinga tengah dan untuk
mencegah terjadinya perforasi spontan agar
penyembuhan lebih cepat
Lokasi parasentesis ialah pada kuadran posteroinferior
Berbeda dengan timpanosintesis
Timpanosintesis adalah pungsi pada membran timpani
untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan
mikrobiologik
Para sentesis berhasil jika:
1. Cairan keluar
2. Keluhan berkurang (nyeri berkurang dan pendengaran
membaik)
Komplikasi OMSA yaitu OMSK
Faktor yang menyebabkan OMSA menjadi OMSK:
1.Terapi yang terlambat diberikan
2.Terapi tidak adekuat
3.Virulensi kuman tinggi
4.Daya tahan tubuh pasien rendah
5.Higiene buruk
Sebelum ada antibiotik, OMSA dapat menimbulkan
komplikasi yaitu abses sub-periosteal sampai komplikasi
yang berat (meningitis dan abses otak)
Sekarang setelah ada antibiotik, semua jenis komplikasi
tersebut biasanya didapatkan sebagai komplikasi dari
OMSK
Herawati, Sri., dan Rukmini, Sri. 2004. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Telinga Hidung Tenggorok. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Rukmini, Sri., dkk. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi
Bag/SMF Ilmu Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorok.
Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Soepardi, E.A. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala & Leher edisi ketujuh. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia