Anda di halaman 1dari 8

Rayinda faizah., M.Psi.

, Psikolog
 Berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk media sosial setiap harinya? Hanya
sesekali saja atau malah hampir setiap menit kamu membukanya? Mungkin awalnya
kamu merasa ini hal yang lumrah dan telah menjadi kebutuhan. Walaupun begitu, apa
kamu pernah merasakan kejanggalan atas kebiasaan barumu itu?
 Berbagai penelitian telah dilakukan terkait penggunaan media sosial dengan remaja
yang sering menjadi subjek utamanya. Memang penggunaaannya saat ini dipenuhi
oleh usia remaja, namun tidak menutup kemungkinan bagi anak-anak serta orang
dewasa untuk menggunakannya juga.
 Para peneliti menyatakan, semakin banyak kamu menghabiskan waktu pada media
sosial, semakin besar kemungkinanmu mengalami masalah kesehatan
mental. FoMo turut menjadi salah satu alasan untuk menghabiskan waktu di sana. FoMo
merupakan kecemasan seseorang karena takut ketinggalan suatu momen di media
sosialnya. Waktu yang banyak dihabiskan ini mengakibatkan timbulnya penggunaan
media sosial yang berlebihan dan berkepanjangan dalam hidup manusia.
 Persoalan nyata berkaitan masalah kesehatan mental yang sering muncul dari media sosial antara
lain: merasa rendah diri, merusak konsentrasi, penurunan harga diri, kecemasan, depresi, merasa
kurang memiliki relasi, dan kecanduan media sosial.
 Kecemasan dapat terjadi karena merasa ketinggalan informasi jika tidak membuka media sosial.
Merasa terlambat untuk merespon teman atau ketinggalan pembahasan bersama teman, turut
menjadi alasan kecemasan.
 Sementara itu, melihat foto atau video yang diunggah oleh seseorang, secara tidak langsung
dapat memengaruhi diri kita. Pengaruh tersebut berkenaan dengan harga diri dan penilaian
terhadap diri sendiri. Ketika kamu membandingkan suatu unggahan terhadap keadaan dirimu
sendiri, muncul rasa iri, sedih, atau tidak percaya diri.
 Sebagai contoh, melihat unggahan foto wanita yang terlihat cantik dan berpenampilan menarik.
Kemudian, kamu membandingkan dengan dirimu sendiri. Perbandingan ini malah membuatmu
rendah diri dan menurunkan keberhargaan diri sendiri karena kamu merasa tidak cukup cantik
dan menarik seperti wanita pada umumnya.
 Selain itu, seringkali kita tidak fokus melakukan sesuatu karena dibarengi dengan
bermain gadget di tangan. Sebagai contoh, mengobrol dengan teman sembari scrolling
timeline, mengerjakan tugas sambil cek notifikasi media sosial, atau membereskan rumah sambil
membalas chat yang ada.
 Apa kamu termasuk yang mengecek media sosial sebelum pergi tidur? Yang
awalnya hanya ingin mengecek, malah keasyikan bermain di dalamnya sampai
ketiduran.
 Keterikatan dengan gadget di malam hari ini berdampak pada terganggunya jam
tidur manusia. Pada awalnya, mungkin merasa malam adalah waktu santai untuk
menikmati media sosial sambil berisitrahat. Akan tetapi, seseorang bisa terjebak
di dalamnya pada saat mereka bermedia sosial hingga lupa waktu.
 Padahal, waktu tidur yang berkurang seringkali dikaitkan dengan kolesterol tinggi,
obesitas, depresi, mudah tersinggung, mudah terserang penyakit, dan kelelahan
untuk beraktivitas di esok harinya.
 Ketika kamu merasa penggunaan media sosial berdampak pada kesehatan mentalmu,
mungkin sudah saatnya kamu melakukan ini:
 Offline sejenak dari media sosialmu. Alihkan penggunaan media sosialmu dengan
aktivitas yang berhadapan langsung dengan orang. Seperti dengan keluarga atau
teman yang mendukung dan peduli denganmu
 Perbanyak aktivitas yang memberi rasa nyaman pada pikiran dan badan. Berolahraga,
bermeditasi, berkelana keluar mencari udara segar, atau melakukan aktivitas luar
lainnya yang memberikan rasa kebebasan dan nyaman bagi dirimu sendiri
 Buat batasan yang tegas untuk penggunaan media sosialmu
 Lepas dan Hapus. Hal ini dilakukan ketika kamu memilih untuk benar-benar
melepaskan diri dari media sosial. Kamu uninstall aplikasinya yang ada di gadget-mu.
Kamu sengaja untuk tidak membeli paket data atau berada di daerah yang tidak
ada wifi sehingga mempersulit dirimu untuk mengakses media sosial. Hingga akhirnya,
nanti intensitas penggunaan media sosialmu akan berubah.
 Segala sesuatu pasti memiliki sisi baik dan buruk di baliknya. Sama halnya dengan
media sosial, walaupun dapat berakibat pada masalah kesehatan mental, media sosial
dapat menjadi media untuk melepaskan keresahan, kesepian, dan kesedihan yang
dirasakan bagi sebagian orang. Kamu juga bisa bertemu dengan pengguna lain yang
bernasib sama dan memberi dukungan tersendiri bagi orang tersebut.
 Di sisi lain, media sosial juga memudahkan untuk menjaga hubungan dengan mereka
yang jauh dari kita. Dengan menjaga hubungan, kita dapat memantau perkembangan
kehidupan masing-masing melalui media sosialnya. Selain itu, kita dapat mendukung
satu sama lain ketika terjadi suatu hal yang tidak menyenangkan.
 Media sosial juga dapat menjadi sumber informasi hal yang menyenangkan dan
menghibur bagi diri manusia. Hal-hal positif dan bermanfaat yang dibagikan turut
memberikan pengaruh baik bagi yang melihatnya.
 Media sosialmu dapat menjadi bumerang bila penggunaan yang dilakukan telah
berlebihan dan muncul ketergantungan terhadapnya. Menghabiskan waktu yang ada
dengan bermain di dalamnya membuat kita lupa ada hal lain yang lebih bermanfaat
untuk dilakukan. Selain itu, membuat kita lupa dengan orang terdekat yang
kehadirannya nyata ada di dekat kita.

Anda mungkin juga menyukai