GENITAL
Dr Hj. Rahmini Shabariah SpA
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UMJ
PENDAHULUAN
Interseksualitas/ hermaphroditism :
ketidaksesuaian antara morfologi gonad dan
genitalia eksterna
xy Kromosom sex xx
Testis Gonad Ovarium
Androgen androgen Hormon
binding MIF
protein
Ductus Ductus ductus
Dehidrot Internal Wolfian Muller
estosteron duct Wolf duct Regresi
Muller
regresi
Perempuan Lakilaki
1. Kromosom XX XY
2. Gonad Ovarium Testis
3. Hormon seks Estrogen Testosteron
4. Genit Interna Uterus Epididimis
Tuba falopii vas deferens
vagina vesika seminalis
5. Genit eksterna Klitoris Gland penis
Labia mayor skrotum
Labia minor penis
Kriteria psikologik : 1. Gender role
2. Pengasuhan
KLASIFIKASI
Male pseudohermaphroditsm
Female Pseudohemaphroditsm
True Hermaphroditsm
Gonadal Dysgenesis
Male Female True Gonadal
Pseudoherm Pseudoherm Pseudoherm Dysgenesis
aphroditsm aphroditsm aphroditsm
Kromosom 46, XY 46,XX 46,XX , 46 XY 46 XY/45 X
Testis Ovarium
1. Tahap 1 (Nephric displacement) fact
endokrin tdk berperan
2. Tahap 2 (Migrasi transabdominal) pd minggu 7
dan
minggu ke 12
3. Tahap 3 (migrasi Transinguinal) terjadi pada
bulan ke 7 kehamilan hingga lahir
Tahap 23 perlu hormon androgen dan gonadotropin
UNDESCENDED TESTIS
1. Berdasarkan etiopatogenesis : mekanisme
anatomik, hormonal, disgenetik dan genetik
2. Berdasarkan lokasi (paling banyak digunakan)
skrotal tinggi, intrakanalikular, intrabdominal,
terobstruksi
3. Berdasarkan histopatologik, tipe I,II,III,IV
GEJALA KLINIS
Testis tidak ada di dalam skrotum
Testis bisa tidak berada pada jalur penurunan yg
seharusnya (ectopic testis)
Bisa berhubungan dengan sindrom tertentu
(Kleinefelter, Noonan, Kallman, Prader dll)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Testosteron
2. Analisa kromosom
3. Genitalia eksterna
4. Pencitraan : USG, CT Scan, Angiografi, MRI
TATA LAKSANA
1. Hormonal : hCG, GnRH
2. Pembedahan bila terapi hormon gagal, paling
optimal 16 bulan
3. Konsultasi dan aspek psikososial, kelainan ini
dapat ditunggu sampai usia 9 bulan