Anda di halaman 1dari 33

Lips

tik
Lipstik adalah kosmetik yang
lazimnya dipakai oleh kaum wanita
untuk menyempurnakan
penampilan cantik dengan aplikasi
pada bibir yang membuat tampilan
volume, warna, dan tekstur yang
berbeda pada bibir. Selain memiliki
ragam warna yang sangat banyak,
Lip Care atau Lip Vitamin
lipstik juga memiliki banyak jenis,
yaitu berdasar bentuk dan
komposisi bahannya
MANF
AAT
Memberikan warna pada bibir.
Bibir yang kurang baik akan disamarkan atau disembunyikan.
Bibir yang lebih tipis dapat dibuat tampak lebih tebal dan sebaliknya.
Melindungi bibir dari kekeringan.
Meningkatkan kepercayaan diri.
menjaga kelembaban bibir dari penyebab kekeringan.
Membuat wajah terlihat lebih fresh
Karakter
istik
Lipstick yang baik harus memenuhi karakteristik berikut :
1. Dapat bertahan dibibir selama mungkin.
2. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket.
3. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir.
4. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya.
5. Memberikan warna yang merata pada bibir.
6. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya.
7. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau berbintik-
bintik, atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik.
(Tranggono dan Latifah, 2007)
Sheer
lipstick

Sheer lipstik adalah lipstik dengan tampilan semi transparan. Memiliki


formula pewarnaan rendah jadi lipstik yang satu ini menambah warna bibir
secara alami. Sheer lipstick dapat digunakan sebagai lip balm karena kualitas
pelembab dan meningkatkan warna alami dari bibir atau menambahkan
sedikit warna berbeda untuk bibir. Hal ini juga alternatif yang baik untuk
orang-orang yang tidak menyukai memakai lipstik cakupan penuh dan warna
yang terlalu berlebihan/menonjol. Tampilannya hampir mirip seperti lipgloss,
hanya saja memiliki warna yang tidak berlebihan
Satin
lipstick

Lipstik satin punya kandungan pelembab yang tinggi dan


lembut, sehingga selain memberi efek warna yang cantik, juga
dapat mengatasi masalah bibir kering. Kelebihan lain dari jenis
lipstik satin adalah ia tidak lengket dan pigmen warnanya
lebih banyak disbanding sheer lisptik. Bentuk fisiknya sama
seperti lipstik batang biasa, hanya di kemasan terdapat
keterangan bahwa lipstik tersebut berjenis satin.
Lipstick
cream

Lipstk krim (Creamy lipstick) menjadikan warna bibir


terlihat lebih keluar. Sebelum menerapkan lipstik krim,
gunakan pensil bibir terlebih dahulu, baru lapisi dengan
lipstik. Sebaiknya aplikasikan dengan kuas, agar pulasan
lebih rapi
Matte
lipstick

Matte lipstik adalah jenis lipstik yang tidak bersinar. Tekstur matte membuat
bibir terlihat tidak glossy dan kontur bibir terlihat, namun pigmen warnanya
lebih tahan lama dibanding satin lipstick. Matte lipstik dapat membuat efek
bibir terlihat lebih kecil dalam warna baik terang maupun gelap. Banyak lipstik
matte yang memebri kesan bibir tampak lebih kering kering. Sehingga, untuk
mengaplikasikannya sebaiknya gunakan pelembab bibir (hydrating lip balm)
sebelum memakai lipstick matte
Shine
lipstick

Shine Lipstik adalah lipstick yang berkilau memantulkan


cahaya dan membuat bibir tampak mengkilap. Karena
efek bibir yang mengkilap maka bibir akan terlihat lebih
besar. Sebaiknya dipakai pada bibir yang cenderung kecil
/imut
Frosty
lipstick

Frosty Lipstik, juga dikenal sebagai pearlescent yakni


lipstik yang mengkilap seperti mutiara/metalik. Lipstik
jenis ini pernah sangat populer di tahun 80an, namun
sekarang telah dianggap kuno
Lip
balm

Lip balm awalnya adalah sejenis salep yang bisa


digunakan untuk mengatasi masalah bibir yang kering
dan pecah-pecah. Tidak semuanya memiliki pewarna dan
digunakan sebagai alat kecantikan. Kalau kamu ingin
menggunakan lip balm hanya untuk meredakan masalah
bibir pecah-pecah, kamu bisa menggunakan lip balm
yang lebih tradisional dan tidak berwarna. Lip balm
dalam bentuk stick disebut juga dengan chapstick.
Lip
butter

Lip butter tidak jauh berbeda dengan lip balm. Hanya


saja, lip butter memiliki kandungan minyak yang lebih
tinggi dan konsistensi yang lebih mirip mentega
dibanding lip balm. Seperti lip balm, lip butter pun lebih
ditujukan untuk mereka yang memiliki bibir kering dan
pecah-pecah. Warnanya cenderung lembut dan tidak
pekat, walaupun ada pula merek-merek yang
menyediakan pilihan warna yang pekat dan terang.
Lip
gloss
• bentuk padat, sedangkan lip gloss
Dibandingkan dengan lip balm dan lip butter, lip
gloss memiliki kandungan minyak yang lebih tinggi

biasanya berbentuk cair. Lip gloss juga


lagi. Lip balm dan lip butter biasanya hadir dalam

sering digunakan sebagai pelembap


bibir karena kandungan minyaknya yang
tinggi. Walaupun demikian, ada pula
yang hanya menambahkan lip gloss
setelah menggunakan lip product
lainnya untuk menambahkan kesan
glossy.
Lip tint/ lip
stain

Ada yang menganggap lip tint dan lip stain itu sama, ada
juga yang menganggapnya berbeda. Walaupun demikian,
perbedaan utama antara lip tint dengan lip product
lainnya adalah tidak adanya kandungan lilin. Ada sih lip
tint yang bentuknya menyerupai lip balm. Biasanya jenis
ini lebih tepat disebut sebagai tinted lip balm.
Lip
liner

Lip liner biasanya digunakan untuk membingkai bibir


sebelum menggunakan lip product lainnya. Selain
membuat bentuk bibir lebih tegas, lip liner juga dapat
membantu menjaga pewarna bibir yang berminyak agar
tidak bleberan ke daerah sekitar mulut. Biasanya lip
liner digunakan kalau kamu ingin tampilan warna yang
penuh dan pekat
FORMULASI DASAR
LIPSTICK
Ingridient
Minyak
Contoh
lain minyak jarak,
minyak
mineral dan minyak
nabati
Lilin carnauba wax,
candelilla

wax,
beeswax,
ozokerites
, spermaceti
carnauba wax,
Paraffin wax,
ozokerites, dan
ceresin.
Lemak lemak coklat, lanolin,
lesitin, minyak nabati
terhidrogenasi dan lain-lain.
MIN
YAK
 Minyak adalah salah satu komponen dalam basis lipstik yang
berfungsi untuk melarutkan atau mendispersikan zat warna.

 Minyak yang sering digunakan dalam kebanyakan lipstik modern


antara lain minyak jarak.

(Balsam, 1972).
MINYAK
JARAK
 Minyak jarak merupakan minyak nabati yang unik karena memiliki
viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan
staining-dye dengan baik.

 Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam


menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat
pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar benar merata.

(Balsam, 1972).
LILI
N
 Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan menjaganya
tetap padat walau dalam keadaan hangat.

 Campuran lilin yang ideal akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya pada suhu 50°C
dan mampu mengikat fase minyak agar tidak ke luar dan juga harus tetap lembut dan
mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin.

 Contoh lilin yang sering di pakai adalah Carnaubawax

(Balsam, 1972).
W
AX
 Wax merupakan salah satu lilin alami yang yang sangat keras
karena memiliki titik lebur yang tinggi yaitu 85°C.

 Biasa digunakan dalam jumlah kecil untuk meningkatkan titik


lebur dan kekerasan lipstik

(Balsam, 1972).
LEM
AK
 Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang
berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi
tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstik dan dapat
mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik.

 Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai


pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai
bahan pendispersi untuk pigmen.

(Balsam, 1972).
ZAT
WARNA
 Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye
dan pigmen.

 Staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi dalam
basisnya

 pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam
basisnya.

 Kedua macam zat warna ini masingmasing memiliki arti tersendiri,


tetapi dalam lipstik keduanya dicampur dengan komposisi sedemikian
rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan.

(Balsam, 1972).
TAMBA
HAN
1. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak
jenuh lain yang rawan terhadap reaksi oksidasi.

2. Parfum
Parfum perlu ditambahkan dalam formula lipstik untuk menutupi
bau dari minyak dan lilin yang terdapat dalam basis dan bau lain
yang tidak enak yang timbul setelah lipstik digunakan atau
disimpan.

3. Pengawet

Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh


di dalam
sediaan lipstik sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak
mengandung air. Akan tetapi ketika lipstik diaplikasikan pada
bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lipstik
sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu
perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lipstik.

(Balsam, 1972).
Fungsi Bahan
bahan fungsi
Cera alba Striftening agent
Lanolin anhidrat Glossy and hardness
vaselin Glossiness (pembentuk lapisan film)
Setil alkohol Striftening agent
Oleum ricini Pelarut fase minyak
Carnauba wax Basis lipstik
Ekstrak biji coklat Zat warna
Propilen glikol Humektan, pelarut nipagin
Tween 80 emulgator
Minyak rose pengharum
BHT antioksidan
nipagin pengawet
Pembuatan
Nipagin dilarutkan dalam propilen glikol, setelah nipagin larut, ekstrak kental
dari biji coklat kemudian dilarutkan dalam campuran propilen glikol dan
nipagin tersebut, butil hidroksitoluen (BHT) yang telah digerus dilarutkan
dalam oleum ricini. Kemudian ditambahkan ke dalam campuran pewarna,
nipagin, dan propilen glikol, kemudian diaduk hingga homogen (campuran A).

Ditimbang cera alba, carnauba wax, lanolin, vaselin alba dan setil alkohol,
dimasukkan ke dalam cawan penguap, kemudian dileburkan di atas
penangas air (campuran B).

Kemudian campuran A dan campuran B dicampurkan perlahan-lahan di


dalam cawan sambil dipanaskan. Lalu ditambahkan tween 80 dan minyak
rosa, aduk hingga homogen. Selagi cair, dimasukkan ke dalam cetakan dan
dibiarkan sampai membeku. Setelah membeku massa dikeluarkan dari
cetakan dan dimasukkan dalam wadah (roll up lipstick).
EVALUASI SEDIAAN
LIPSTICK
Pemeriksaan homogenitas
Masing-masing sediaan lipstik yang dibuat dari ekstrak biji coklat
diperiksa homogenitasnya dengan cara mengoleskan sejumlah tertentu
sediaan pada kaca yang transparan. Sediaan harus menunjukkan
susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butir-butir kasar (Ditjen
POM, 1979).

1.Pemeriksaan Titik Lebur


cara : masukkan lipstik dalam oven dengan suhu awal 50°C selama 15 menit, diamati apakah
melebur atau tidak, setelah itu suhu dinaikkan 1°C setiap 15 menit dan diamati pada suhu berapa lipstik
mulai melebur.
Syarat : Lipstik yang baik memiliki titik lebur di atas 50oC
2.Pemeriksaan Breaking
Point

Sediaan lipstik diletakkan pada posisi horizontal dengan jarak kira-kira ½ inci
dari tepi sediaan lipstik, kemudian diberikan beban yang berfungsi sebagai
pemberat. Berat beban ditambahkan secara berangsur-angsur dengan nilai yang
spesifik 10 g setiap interval waktu 30 detik. Berat
dimana lipstik patah merupakan nilai breaking point
(Lauffer, 1985)

3.Pemeriksaan Stabilitas
Diamati masing-masing sediaan yaitu ada tidaknya perubahan bentuk, warna dan
bau dari sediaan lipstik selama penyimpanan pada suhu kamar
pada hari ke 1, 5, 10 dan selanjutnya setiap 5 hari hingga hari ke-30

(Vishwakarma, et al., 2011).


4.Uji Oles Sediaan Lipstik


Cara : oleskan lipstik pada bibir, kemudian amati banyaknya warna yang
menempel pada tekanan
tertentu seperti biasanya kita menggunakan lipstik.
Pemeriksaan dilakukan terhadap masing-masing
sediaan yang dibuat dan dioleskan pada
bibir dengan 5 kali pengolesan
(Keithler, 1956).

5. Penentuan pH Sediaan Lipstik


Menggunakan : alat pH meter.
Cara :
Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral (pH 7,01)
dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut.
Kemudian elektroda dicuci dengan aquadest, lalu dikeringkan dengan tisu.
Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 g sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml
aquadest.
Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut.
Biarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan.
Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan lipstick
Sediaan yang dihasilkan pHnya
mendekati pH fisiologis kulit bibir
yaitu ± 4.
(Rawlins, 2003).

6.Uji Iritasi
uji tempel terbuka (Patch Test) pada lengan bawah bagian dalam terhadap 10 orang
panelis. Uji tempel terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan yang dibuat pada
lokasi lekatan dengan luas tertentu 2,5 x 2,5 cm, dibiarkan terbuka dan diamati
apa yang terjadi.
Amati yang terjadi :
reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal, atau
bengkak pada kulit belakang telinga bagian dalam yang diberi perlakuan.
Adanya kemerahan diberi tanda
(1), gatal-gatal diberi tanda
(2), bengkak diberi tanda (3), dan yang tidak menunjukkan reaksi apa-apa diberi
tanda (0).
Kriteria panelis uji iritasi yaitu
“wanita, usia antara 20-30 tahun, berbadan sehat jasmani dan rohani,
tidak memiliki riwayat penyakit alergi, menyatakan kesediaannya dijadikan panelis
uji iritasi.
(Badan Standar Nasional, 2006)

Anda mungkin juga menyukai