Anda di halaman 1dari 28

STUDI KELAYAKAN DAN BISNIS PLAN

PENGUSAHAAN TAMAN BURU PULAU


MOYO

Tujuan :
• Melakukan kajian kelayakan pengusahaan TBPM ditinjau dari aspek
ekologi, ekonomi dan sosial budaya
• Melakukan penyusunan bisnis plan pengusahaan Taman Buru Pulau
Moyo untuk periode 2014-2044
Tim penyusun

Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA


Bidang Ekologi Kuantitatif dan Manajemen Perburuan

Dr. Ir. Arzyana Sunkar, MSc Dr. Ir. Agus Hikmat, MSc.F Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT
Dede Aulia Rahman, S.Hut, MS
Bidang Manajemen Kawasan dan Sosial, Bidang Konservasi Tumbuhan Bidang Ekonomi Sumberdaya
Bidang Invent Populasi Satwa,
Budaya Masyarakat Tropika Lingkungan
Mhs Doktor Univ. Paul Sabatier Toulouse III,
Prancis

Cory Wulan, S.Hut Intan Purnamasari, S.Hut Yohanna, S.Hut Syahru Ramdhoni Irham Fauzi, S.Hut
Asisten bidang manajemen Populasi, Asisten bidang sosial ekonomi Asisten bidang sosial budaya Asisten bidang konservasi Asisten bidang GIS dan
Mhs.Prog Magister IPB masyarakat, masyarakat, tumbuhan, pemetaan kawasan
Mhs. Prog Magister IPB Mhs. Prog Magister IPB Mhs. Kehutanan IPB
PENDAHULUAN
Latar belakang
Keanekaraman
satwa liar

Pemanfaatan
Taman Buru
satwa liar secara
Pulau Moyo
lestari

Perburuan
METODOLOGI
Metode pengumpulan data

Studi literatur • Data pendukung

Rapid Rural Appraisal


• Kondisi masyarakat
(RRA)

Pengamatan
• Parameter demografi satwa buru
Langsung

• Stuktur dan komposisi spesies


Analisis vegetasi
vegetasi
Pendugaan
Produktivitas Hijauan • Potensi pakan satwa buru
Pakan
KEMANTAPAN KAWASAN
Kemantapan kawasan
Pengukuhan kawasan hutan TBPM sudah dilakukan
berdasarkan fakta berikut:

1. Penunjukan kawasan hutan


• SK Menteri Kehutanan No.308/Kpts-II/1986.

2. Penataan batas kawasan hutan


• memiliki patok dan 67 pal batas dengan koordinat

3. Penetapan (Pengukuhan) Kawasan Hutan


• Surat Keputusan Menteri Kehutanan.
Indikator mantapnya kawasan TPBM

Memiliki batas fisik di lapangan dan


tertera pada peta

Batas kawasan hutan di lapangan dan di


peta memiliki kekuatan

Pal dan tanda-tanda batas kawasan hutan


di lapangan terpelihara dan terjaga
Luas penutupan lahan Pulau Moyo
No. Penutupan Lahan Blok Blok
Pemanfaatan Perlindungan
1 Hutan Lahan Kering Primer 1.681,28 5.048,72
2 Hutan Lahan Kering Sekunder 276,03 2.167,59
3 Hutan Pantai 162,05 79,89
4 Lahan Terbuka 154,00 118,68
5 Pertanian lahan kering 154,00 -
bercampur semak
6 Savana 511,20 738,68
7 Semak belukar 6.257,55 2.384,59

Total blok Pemanfaatan 12.000,00 10.539,90


Total Perambahan 316,06 857,11
Potensi spesies tumbuhan yang disukai herbivora berdasarkan
tipe ekosistem
Tipe ekositem /kerapatan (ind/ha)
Nama
No. Nama ilmiah BYD
daerah HMP HMS HP S
1 Pelas Streblus asper Daun 1750 2,5 - -
2 Ancau wera Exocarpus latifolius Daun 500 - - -
3 Baru laut Thespesia populnea Daun - - 5 -
4 Beringin Ficus benjamina Daun - - 7,5 -
5 Cingi Capparis micrantha Daun 80 - - -
6 Kamica Desmodium triflorum Daun 120 - - -
7 Asam Tamarindus indica Daun - 15 10 -
8 Malaka Phyllanthus amblica Daun, - - - 4.400
buah
9 Poringame 1 Eragrostis bahiensis Daun, - - - 273.200
batang
10 Poringame 4 Paspalum sp. Daun, - - - 8.000
batang
11 Seroto babi Crotalaria striata Daun - - - 3.200
12 Tempawe Pongamia pinnata Daun - - 5 -
KELAYAKAN EKOLOGIS
Populasi rusa Timor dan satwa buru lainnya
dalam rentang 1989-2012 (BKSDA Seksi III
Wilayah Sumba 2012)
No. Jenis Tahun 1989 ∑ yang Tahun 2012
Berkurang

1. Rusa Timor 3.144 Ind 1.353 Ind 1.791 Ind

2. Sapi liar 3.594 Ind 3.078 Ind 516 Ind

3. Babi hutan 9.658 Ind 1.219 Ind 8.439 Ind


Proyeksi Ketersediaan Populasi Rusa
Kelas Umur (KU) Total individu Kuota
Tahun ke-t Dewasa Tua Lanjut yang tersedia buru
(ind) (ind) (ind) (Mukhtar 1996) (ind)
0 0 0 0 0 0
1 413 373 183 969 0
2 452 8 4 464 0
3 1021 601 6 1628 0
4 1105 47 13 1165 0
5 1305 385 13 1703 0
6 1290 100 16 1406 86
7 1380 288 18 1686 108
8 1366 141 16 1523 129
9 1404 248 12 1664 140
10 1385 166 11 1562 151
Proyeksi Ketersediaan Populasi Rusa
Kelas Umur (KU) Total individu Kuota
Tahun ke-t Dewasa Tua Lanjut yang tersedia buru
(ind) (ind) (ind) (Mukhtar 1996) (ind)
11 1550 250 13 1813 151
12 1382 179 16 1577 151
13 1396 207 17 1620 151
14 1386 186 17 1589 151
15 1405 202 18 1625 151
16 1377 192 16 1585 151
17 1392 194 12 1598 151
18 1396 189 23 1608 151
19 1401 193 11 1605 151
20 1395 199 18 1612 151
Proyeksi Ketersediaan Populasi Rusa
Kelas Umur (KU) Total individu Kuota
Tahun ke-t Dewasa Tua Lanjut yang tersedia buru
(ind) (ind) (ind) (Mukhtar 1996) (ind)
21 1399 194 18 1611 151
22 1399 201 11 1611 151
23 1405 194 17 1616 151
24 1387 200 17 1604 151
25 1384 193 17 1594 151
26 1395 198 12 1605 151
27 1397 198 12 1607 151
28 1390 199 16 1605 151
29 1397 199 11 1607 151
30 1391 199 11 1601 151
Jatah kuota buru untuk beberapa jenis satwa
buru lainnya di Taman Buru Pulau Moyo
Jumlah satwa buru (ekor) tahun ke-
Satwa
buru
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Monyet 0 0 96 120 144 134 168 201 218 235

Babi 0 0 96 120 14 134 168 201 218 235

Sapi liar 0 0 0 0 0 29 36 43 47 50

Total 0 0 192 240 288 297 372 445 483 520


satwa
buru
KELAYAKAN SOSIAL
Profil sosio-ekonomi masyarakat

Desa • Bertani sayuran, bawang


merah, jambu mete
Labuan • Ternak sapi liar, kerbau,
kambing kuda
Aji • Mencari madu

• Ternak sapi liar, kerbau,


Desa kambing kuda
• Bertani sayuran, bawang
Sebotok merah, jambu mete
• Mencari madu
Dampak negatif
• Lahan pertanian berkurang
• Keterbatasan akses terhdap SDH
• Berkurangnya tanah penggembalaan
• Meningkatnya perambahan

Dampak positif
• Memperluas kesempatan kerja
• Pengembangan kewirausahaan berbasis ekowisata
• Peningkatan keterampilan peluang pengembangan
kapasitas
• Meningkatkan program konservasi kehati
• Meningkatkan inisiasi kegiatan perindungan dan konservasi
kawasan
Konflik
Konflik sosial
• Dengan pemilik kawasan (BKSDA NTB)
• Dengan pengelola Taman Buru (PT.Moyo Safari Abadi)
• Antar individu atau kelompok masyarakat
• Dengan pengunjung

Konflik lahan

Akses terhadap sumber daya

Konflik manusia-satwa liar

Pembatasan Pergerakan Ternak Lepas dan Konflik


dengan Pemburu
Kesimpulan
Persepsi masyarakat terhadap TPBM

wisata adalah kegiatan bisnis

wisata buru dapat membantu mengurangi


hama babi yang banyak menganggu
tanaman mereka

wisata memiliki dampak ikutan untuk


kegiatan ekonomi masyarakat (peluang
usaha)
KELAYAKAN EKONOMI
Potensi Pemasukan
Total
No Rencana Pemasukan
(30 tahun)
A Penerimaan Kegiatan Wisata berburu
Fee berburu Rp 544.376.448.000
hasil buru trofi Rp 90.762.525.000
hasil buru non trofi Rp 90.096.690.000
guide fee Rp 143.256.960.000
Total Rp 868.492.623.000
B Penerimaan Kegiatan Non Buru
tiket masuk kawasan pengunjung non buru Rp 1.685.376.000
foto hunting Rp 2.106.720.000
outbond Rp 10.533.600.000
sewa kios Rp 6.710.496.805
sewa kantin Rp 6.710.496.805
Total Rp 27.746.689.611
C Penerimaan Sisa Aset
penerimaan sisa aset speedboad Rp 480.000.000
penerimaan sisa aset mobil Rp 2.550.000.000
Total Rp 3.030.000.000
Total Pemasukan Rp 899.269.312.611
Rencana Biaya
No Jenis Biaya Biaya (30 tahun)
1 Investasi
Biaya Prakondisi Rp 550.000.000
Struktur Rp 15.875.000.000
Infrastruktur Rp 1.213.500.000
Perlengkapan dan Peralatan Rp 29.810.400.000
Total Investasi Rp 47.448.900.000
2 Biaya Tetap Rp 338.194.408.900
Penerimaan Negara Bukan
3
Pajak Rp 70.617.913.390
Total Rp 456.261.222.290
Keuntungan
A Penerimaan Total (30 tahun)
1 Kegiatan Usaha Buru Rp 868.492.623.000
2 Kegiatan Usaha Non Buru Rp 27.746.689.611
3 Sisa Nilai Aset Rp 3.030.000.000
Total Penerimaan Rp 899.269.312.611
B Biaya
1 Biaya Investasi Rp 47.448.900.000
2 Biaya Tetap Rp 338.194.408.900
3 Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp 70.617.913.390
Total Biaya Rp 456.261.222.290
Keuntungan (A-B) Rp 443.008.090.321
Analisis Kelayakan Ekonomi
Berdasarkan cashflow investasi, biaya tetap, biaya variabel,
penerimaan dan discount rate sebesar 10% per tahun
didapatkan :
Net Present Value
• Rp 95.923.282.880
(NPV)

Benefit Cost Ratio


• 1,72
(BCR)

Internal Rate of
• 27,45%
Return (IRR)

Payback Period • Tahun ke-10

Dengan demikian, pengusahaan TBPM dinyatakan layak


secara finansial

Anda mungkin juga menyukai