Anda di halaman 1dari 54

DISUSUN OLEH

TIM DOKCIL UPT PUSKESMAS SEI LEKOP


TAHUN 2018
PROGRAM POKOK UKS
PENDIDIKAN
KESEHATAN

TRIAS UKS

PEMBINAAN PELAYANAN
LINGKUNGAN
SEKOLAH SEHAT KESEHATAN

2
Diberikan melalui:

INTRA KURIKULER
IPA
Agama
Penjas orkes

EKSTRA KURIKULER
Dokter Kecil (Dokcil)
Kader Kesehatan Remaja (KKR)
Konselor Sebaya (KS)
Palang Merah Remaja (PMR)
Pramuka

MUATAN LOKAL (MULOK)


MASA ORIENTASI SISWA (MOS)
PELAYANAN
KESEHATAN
Promotif: Penyuluhan kesehatan

Preventif:
- BIAS (Bulan Imunisasi Anak
Sekolah)
- Penjaringan Kesehatan
Pemeriksaan keadaan umum
Pengukuran tekanan darah & denyut nadi
Penilaian status gizi
Pemeriksaan gigi dan mulut
Pemeriksaan indera
Pemeriksaan laboratorium
Pengukuran kesegaran jasmani
Deteksi penyimpangan mental emosional
Deteksi dini masalah kespro remaja (SMP, SMA)
Deteksi dini masalah kesehatan intelegensia (SMP,
SMA)
- Pemeriksaan berkala tiap 6 bulan

Kuratif : pengobatan sederhana & rujukan


PEMBINAAN
LINGKUNGAN
SEKOLAH
SEHAT
Semua Ruangan harus sehat (ruang:
kelas/guru/UKS/Perpustakaan/BK
/Ibadah/Laboratorium dll)

Sanitasi dan hygiene


Sarana air bersih
Jamban murid dan guru
Tempat cuci tangan
Kantin
Saluran Pembuangan Air Limbah
Tempat sampah

Pemanfaatan pekarangan sekolah


Toga
Kebun sekolah
Tanaman rindang

Kawasan sekolah bebas asap rokok


DOKTER KECIL
( DOKCIL )
APAKAH DOKCIL ITU ?

Dokter kecil adalah peserta


didik yang dipilih guru guna
ikut melaksanakan sebagian
usaha pelayanan kesehatan
terhadap diri sendiri,
keluarga, teman murid pada
khususnya dan sekolah
pada umumnya.
SYARAT MENJADI DOKCIL
1. Telah menduduki kelas 4 Sekolah
Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.
2. Siswa kelas 5 dan 6 yang belum
pernah mendapat pelatihan dokter
kecil
3. Berprestasi di sekolah
4. Berbadan sehat
5. Berwatak pemimpin dan
bertanggung jawab
6. Berpenampilan bersih dan
berperilaku sehat
7. Berbudi pekerti baik dan suka
menolong
8. Di izinkan orang tua
TUGAS DAN KEWAJIBAN

MELAKSANAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH & SEHAT (PHBS)

MENGGERAKKAN TEMAN-TEMAN UNTUK MENERAPKAN PHBS


DI SEKOLAH

MENJAGA KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH MAUPUN DI


RUMAH

MEMBANTU GURU DAN PETUGAS KESEHATAN PADA WAKTU


PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN DI SEKOLAH

BERPERAN AKTIF DALAM RANGKA PENINGKATAN


KESEHATAN, ANTARA LAIN : PEKAN KEBERSIHAN, PEKAN
GIZI, PEKAN PENIMBANGAN BB DAN TB DI SEKOLAH, PEKAN
KESEHATAN GIGI, PEKAN KESEHATAN MATA, DAN LAIN-LAIN
KEGIATAN (2)
4. PENGAMATAN KEBERSIHAN RUANG UKS, WARUNG
SEKOLAH DAN LINGKUNGAN SEKOLAH
5. PENGAMATAN KEBERSIHAN DI SEKOLAH SEPERTI
HALAMAN SEKOLAH, RUANG KELAS, PERLENGKAPAN,
PERSEDIAAN AIR BERSIH, TEMPAT CUCI, WC, KAMAR
MANDI, TEMPAT SAMPAH DAN SALURAN PEMBUANGAN
TERMASUK PSN (PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK)
6. PENCATATAN & PELAPORAN, ANTARA LAIN BUKU
HARIAN “DOKTER KECIL”
7. MELAPORKAN HAL-HAL KHUSUS YANG DITEMUINYA
KEPADA GURU UKS/ KEPALA SEKOLAH/ GURU YANG
DITUNJUK
HASIL YANG DIHARAPKAN (1)

DOKCIL
DAPAT
MEMILIKI
MENINGKATNYA BERTINDAK MEMPUNYAI
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN, SEBAGAI RASA
DALAM UPAYA
SIKAP DAN TELADAN, KEPEDULIAN
PELAYANAN
PERILAKU PENGGERAK SOSIAL
KESEHATAN
HIDUP BERSIH DAN
YANG
DAN SEHAT PENDORONG
SEDERHANA
HIDUP SEHAT

PESERTA DIDIK LAINNYA


IKUT TERGERAK DAN TERBIASA
UNTUK HIDUP SEHAT
HASIL YANG DIHARAPKAN (2)

GURU ORANG TUA SISWA

MENINGKATNYA KERJASAMA
ANTARA GURU DAN ORANG TUA MENINGKATNYA KESADARAN
PESERTA DIDIK DAN PETUGAS ORANG TUA DALAM BERPERILAKU
KESEHATAN DALAM HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI
MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP DIRI SENDIRI, KELUARGA DAN
BERSIH DAN SEHAT DI LINGKUNGANNYA
LINGKUNGAN SEKOLAH.

MENDUKUNG DAN BERPERAN AKTIF


DALAM KEGIATAN PENINGKATAN
KESEHATAN ANAK SEKOLAH.
HASIL YANG DIHARAPKAN (3)

MASYARAKAT DAN
LINGKUNGANNYA
MASYARAKAT AKAN TERGERAK
UNTUK HIDUP BERSIH DAN
SEHAT

KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP


SEHAT AKAN MENINGKAT
PERTOLONGAN
PERTAMA PADA
KECELAKAAN
(P3K)
Arti P3K
Memberikan pertolongan
pertama kepada korban
kecelakaan dengan cepat cepat
dan tepat sebelum korban dibawa
ke tempat rujukan
(dokter/puskesmas/rumah sakit)

B. Tujuan P3K
1. Mencegah cidera bertambah parah
2. Menunjang upaya penyembuhan
Pedoman yang harus dipegang oleh pelaku P3K

U = usahakan
A= T = Tandai menghubun
P = Penolo tempat T=
Amankan gi ambulans,
ng kejadian Tindakan
korban dari dokter,
mengamank sehingga pertolongan
gangguan rumah sakit
an diri orang lain terhadap
ditempat atau yang
sendiri lebih tahu bahwa korban
kejadian berwajib
dahulu di tempat itu dalam
sehingga (polisi/keam
sebelum ada urutan yang
bebas dari anan
bertindak paling tepat
bahaya kecelakaan setempat)
Peralatan P3K terdiri atas
D. Peralatan P3K terdiri atas
1. Bahan yang minimal harus tersedia
a. Bahan untuk membersihkan tangan misalnya :
sabun, alkohol.
b. Obat untuk mencuci luka misalnya : air bersih,
boorwater, Providone iodine
c. Obat untuk mengurangi rasa nyeri misalnya
parasetamol
d. Bahan untuk menyadarkan misalnya moniak, parfum.
Peralatan P3K terdiri atas ( Lanjutan )
2. Alat minimal yang disediakan
a. 10 pembalut cepat
b. Pembalut gulung
c. Pembalut segitiga
d. Kapas
e. Plester
f. Kassa steril
g. Gunting
h. Pinset
PELAKSANAAN P3K
Langkah-langkah pemeriksaan korban kecelakaan
 1. Periksa kesadaran
Apakah korban sadar atau tidak, pingsan, gelisah, acuh
tak acuh. Hilangkan penyebab gangguan kesadaran,
istirahatkan dan tenangkan korban yang gelisah, bila
korban tidak sadar selama 30 menit ia langsung
diangkut ke dokter atau puskesmas/ rumah sakit
 2. Periksa pernafasan
 Apakah pernafasan kornban berhenti, cepat, lambat,
tidak teratur, amati korban (lihat cuping hidung-dengar).
Tindakan awal adalah memebebaskan jalan nafas dan
memepertahankan saluran pernafasan.Bila pernafasan
berhenti maka harus dilakukan pernafasan buatan.
LANJUTAN
 3. Periksa tanda-tanda perdarahan dan
peredaran darah
 Apakah teraba denyut jantung?
 Tindakan yang harus dilakukan dengan segera
adalah menghentikan perdarahan
 4. Periksa keadaan local (patah tulang, luka)
dan perhatikan keluhan :
 Tanyakan kepada korban apakah korban
adarasa nyeri, linu, sakit? Minta tunjukkan
tempat yang sakit
 Apabila ada luka harus dilihat juga apakah luka
lain, beritahu korban bahwa ia akan ditolong
dan ajaklah bercakap-cakap
GANGGUAN YANG DIDERITA KORBAN
KECELAKAAN :
PADA DASARNYA PADA SETIAP KORBAN
KECELAKAAN DAPAT DIBEDAKAN
GANGGUAN BERUPA :
GANGGUAN UMUM :
1. Gangguan pernapasan
a. Pengertian : kesulitan bernapas, sampai tidak
bernafas
b. Penyebab : sumbatan jalan nafas, kelemahan atau
kejang otot pernapasan , menghisap asap atau gas
beracun
c. Penggolongan : korban sadar dan korban tidak sadar
d. Prioritas pertolongan : pada korban yang tidak sadar
e. Lokasi gangguan : di rongga hidung, kerongkongan,
sampai paru-paru
f. Tindakan P3K : berikan prnafasan buatan
. Gangguan kesadaran
a. Pengertian : keadaan dimana kesadarn berkurang atau hilang sama sekali
b. Penyebab
1) Benturan/ pukulan kepala
2) Sinar terik matahari langsung mengenai kepala
3) Berada dalam ruangan penuh orang, sehingga kekurangan zat asam
4) Keadaan tertentu di maan tubuh lemah, kurang latihan, perut kosong, dll.
c. Penggolongan : kesadaran kurang dan kesadaran hilang
d. Prioritas pertolongan :
1) Korban tidak sadar denagn gangguan pernafasan
2) Korban yang kesadarannay berkurang
e. Lokasi gangguan : pada sususnan saraf pusat (SSP)
f. Tindakan P3K :
1) Angkat penderita ketempat yang teduh dan baik sirkulasi udaranya
2) Tidurkan terlentangtanpa bantal bila mukanya pucat/ biru,jika mukanya merah
berikan bantal
3) Longgarkan semua pakaian yang mengikat
4) Bila penderita sadar berikan minum yang hangat
5) Beri selimut supaya badannya hangat
6) Jika perlu kirim ke rumah sakit
GANGGUAN PEREDARAN DARAH/BERAT (SYOK)

PENYEBAB : PENGGOLONGAN

1) Kekurangan  1) Ringan , dengan tanda-


darah/cairan (muntaber) tanda ; pucat, kulit dingin, nadi
2) Luka bakar yang luas lemah dan cepat (100x/menit),
korban gelisah, rasa haus,
3) Nyeri yang hebat kadang-kadang ngacau
4) Tidak tahan terhadap  2) Berat, dengan tanda-
obat/ bahan kimia tertentu tanda : sangat pucat, mata
cekung, pernafasan cepat dan
tidak teratur, nadi susah teraba
dan apabila teraba sangat
cepat (150x/menit)
LANJUTAN
 . Lokasi gangguan : kulit, saluran pencernaan dan patah
tulang
 e. Tindakan P3K
 1) Bawa korban ke tempat teduh dan aman, dan bila
tidak terdapat perdarahan di kepala tidurkan terlentang
tanpa bantal, atas kepala lebih rendah dari kaki, bila
tidsak ada patah tulang dan perdarahan dianggota
badan, kaki diluruskan dan tangannya
 2) Pakaian korban dikendorkan
 3) Tenangkan korban dan usahakan agar badan
tetap hangat
 4) Bila ada luka atau perdarahan, rawat lukanya dan
hentikan perdarahannya
 5) Bila ada patah tulang kerjakan pembidaian
 6) Bila munteber beri oralit
4. PERDARAHAN

 a. Pengertian :  c. Penggolongan
perdarahan adalah  1) Perdarahan pembuluh
keluarnya darah dari darah nadi/arteri
pembuluh darahyang  2) Perdarahan pembuluh
rusaknya. Perdarahan ada darah balik atau vena
2 macam, yaitu
perdarakhan keluar dan  3) Perdarahan pembuluh
perdarahan ke dalam darah rambut/kapiler
 b. Penyebab : putusnya  d. Prioritas pertolongan :
pembuluh darah atau pembuluh darah nadi
perlukaan paad
pembuluh darah
TINDAKAN P3K

1) Bagian anggota badan yang berdarah


tinggikan
2) Tekan pembuluh darah yang terletak di
antara tempat perdarahan
MAKSUD

 Kebersihan adalah pangkal kesehatan, ini


merupakan motto yang harus selalu diingat,
dilaksanakan di setiap tempat dan setiap
waktu.Kebisaan hidup bersihharus dimulai dari
diri pribadi baru lingkungannya, karena orang
yang biasa hidup bersih tidak senang melihat
lingkungan yang kotor.
KENERSIHAN PRIBADI MELIPUTI

A. Mandi
B. Pakaian
C. Badan
D. Makan dan Minum
KEBERSIHAN ATAU KESEHATAN PRIBADI
MELIPUTI
1. Melindungi jaringan dibawahnya
Fungsi kulit:
a. Melindungi jaringan dibawahnya
b. Melindungi cairan tubuh
c. Mengatur suhu tubuh
d. Sebagai indera peraba
e. Membentuk vitamin D
f. Sebagai alat sekresi
Cara memelihara kulit:
a. Mandi dan memakai sabun minimal 2kali sehari
b. Habis mandi dikeringkan dengan handuk yang bersih
c. Memakai pakaian yang bersih
2. Memlihara kebersihan rambut
LANJUTAN
Rambut berfungsi untuk melindungi kepala terhadap
suhu yang datang dari luar baik panas maupun
dingin
Cara merawat rambut:
a. Mencuci rambut dengan teratur 2 kali seminggu
b. Menyisir rambut
3. Mamlihara kebersihan mata
Fungsi mata:
a. Sebagian indera penglihatan
b. Membantu keseimbangan dan menyampaikan
pesan
LANJUTAN
Cara membersihkan mata:
a. Ambil kapas simpan di ujung lidi
b. Celupkan di boorwater atau air matang
c. Usapkan dari arah pinggir ke tengan menuju ke arah
hidung
4. Memelihara kebersiahan kuku
Cara membersihkan kuku:
a. Memotong kuku sekurang-kurangnya 1 kali seminggu
b. Mencuci kuku dengan sabun
5. Memelihara kesehatan hidung
Didalam hidung terdapat bulu dan lendir yang berfungsi
menyaring udara yang masuk dari kotoran debu sehingga
udara masuk ke paru-paru lebih bersih
LANJUTAN
6. Memelihara kebersihan telinga
Fungsi telinga sebagai alat pendengarn dan keseimbangan tubuh
Cara membersihkan:
a. Bersihkan daun telinga pada waktu mandi ingat lekuk-lekuknya
b. Bersihkan kotoran berkali-kali
c. Telinga jangan sampai kemasukan air

7. Memelihara kebersihan mulut dan gigi


Lihat uraian pada kesehatan gigi dan mulut

8. Membersihkan kaki dan tangan


Cara memelihara:
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang sesuatu
b. Cuci kaki setiap kali kotor
c. Pakai alas kaki atau sandal yang pas dan tidak sempit
LANJUTAN
9. Pakai pakaian dan keperluan pribadi atau peralatan yang
bersih
Cara memelihara:
a. Mengganti pakaian yang kotor dengan yang bersih
b. Pakai-pakaian yang sesuai dengan ukuran badan
c. Jangan memaki pakaian atau barang pribadi milik orang lain
d. Jangan menggantung pakaian di kamar
e. Bedakan pakaian sekolah dengan pakaian rumah
10. Memelihara kebersihan sesudah buang air besar dan buang
air kecil
Kotoran manusia banyak sekali mengandung kuman yang
berbahaya bagi kesehatan oleh karena itu jarang dibuang
sembarangan tapi harus di jamban atau WC bukan di sungai,
buang air kecil tidak boleh dilantai kamar mandi, sesudah buang
air kecil disiram sampai bersih agar tidak menimbulkan bau.
PEMBIDAIAN
A. PEMBALUTAN
1. Pengertian
Suatu tindakan medis untuk menyangga atau menahan
bagian tubuh tertentu agar tidak bergeser atau berubah
dari posisi yang dikehendaki.

2. Tujuan
Tujuan dari pembalutan, yaitu ;
a. Menahan sesuatu misalnya bidai (spalk), kasa penutup
luka, dan sebagainya agar tidak bergeser dari tempatnya.
b. Menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan:
pembalut tekanan).
c. Menunjang bagian tubuh yang cedera.
d. Menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak.
e. Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi
MACAM-MACAM ALAT BALUT
a. Mitella (pembalut segitiga)
· Bahan pembalut dari kain yang berbentuk
segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran.
Panjang kaki antara 50-100 cm.
· Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di
kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan,
pinggul, telapak kaki, dan untuk
menggantung lengan.
· Dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya
dan menjadi pembalut bentuk dasi.
LANJUTAN
b. Dasi (cravat)
· Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu
ujungnya sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-
ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.
· Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata,
dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan,
siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.
· Cara membalut:
ØBebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua
ujungnya dapat diikatkan.
ØDiusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara
sebelum diikat arahnya saling menarik.
ØKedua ujung diikatkan secukupnya.
 c. Pita (pembalut gulung)
· Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa,
flanel atau bahan elastis.Yang paling sering
adalah kasa.Hal ini dikarenakan kasa mudah
menyerap air dan darah, serta tidak mudah
kendor.
· Macam ukuran lebar pembalut dan
penggunaannya:
Ø2,5 cm : untuk jari-jari
Ø5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan
Ø7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan
bawah, betis dan kaki
Ø10 cm : untuk paha dan sendi pinggul
Ø10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.
LANJUTAN
d. Plester (pembalut berperekat)
· Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi
pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan
patah tulang.Cara pembidaian langsung dengan plester
disebut strapping.Plester dibebatkan berlapis-lapis dari
distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita
yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester.
· Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester
yang sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung
antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).
· Cara membalut luka terbuka dengan plester:
ØLuka diberi antiseptik
ØTutup luka dengan kassa
ØLetakkan pembalut plester.
LANJUTAN
e. Pembalut lainnya
· Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam
dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup
luka-luka kecil.
f. Kassa steril
· Adalah potongan pembalut kasa yang sudah
disterilkan dan dibungkus sepotong demi
sepotong.Pembungkus tidak boleh dibuka
sebelum digunakan.
· Digunakan untuk menutup luka-luka kecil
yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya
sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka
dibalut atau diplester.
PROSEDUR PEMBALUTAN
a. Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan
dibalut, seperti:
· Bagian dari tubuh yang mana,
· Luka terbuka atau tidak,
· Bagaimana luas luka,
· Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak.
b. Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu
atau kombinasi.
c. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi
desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang
mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi
perlu direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka
terbuka:
LANJUTAN
 Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak
usah ditekan) untuk melindungi luka selama
didesinfeksi.
 Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan
dicuci dengan zat antiseptik.
 Kasa penutup luka diambil kembali.Luka disiram
dengan air steril untuk membasuh bekuan darah dan
kotoran yang terdapat di dalamnya.
 Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau
direbus lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut
ketika disiram dibersihkan.
 Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa
steril biasa.Kemudian di atasnya dilapisi dengan
kasa yang agak tebal dan lembut.
 Kemudian berikan balutan yang menekan.
LANJUTAN
 Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan
dapat dilakukan dengan cara:
 Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti
atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.
 Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang
terluka.Penekanan paling lama 15 menit.
 Pengikatan dengan tourniquet.
 Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara
biasa.
 Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan
di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di
kaki)
 Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya
dialasi dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang
terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan
sepotong kayu.Tanda torniket sudah kencang ialah
menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat
kekuningan.
LANJUTAN
 Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik,
sementara luka ditekan dengan kasa steril.
 Elevasi bagian yang terluka

d. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:


· Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang
memang perlu difiksasi
· Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
· Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok
penderita.
· Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis,
yang paling bawah letaknya di sebelah distal.
· Tidak mudah kendor atau lepas.
B. PEMBIDAIAN
1. Pengertian
Pembidaian adalah tindakan memfiksasi/mengimobilisasi
bagian tubuh yang mengalami cedera, dengan
menggunakan benda yang bersifat kaku maupun
fleksibel sebagai fixator/imobilisator.

2. Tujuan
a. Mencegah gerakan bagian yang sakit sehingga
mengurangi nyeri dan mencegah kerusakan lebih lanjut
b. Mempertahankan posisi yang nyaman
c. Mempermudah transportasi korban
d. Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera
e. Mempercepat penyembuhan
LANJUTAN
3. Prinsip Pembidaian
a. Lakukan pembidaian di mana anggota badan
mengalami cedera (korban jangan dipindahkan
sebelum dibidai). Korban dengan dugaan
fraktur lebih aman dipindahkan ke tandu medis
darurat setelah dilakukan tindakan perawatan
luka, pembalutan dan pembidaian.
b. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan
patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan
dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan
fraktur harus selalu dipikirkan setiap terjadi
kecelakaan akibat benturan yang keras.Apabila
ada keraguan, perlakukan sebagai fraktur
TANDA DAN GEJALA PATAH TULANG:
 Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang
diduga terjadi patah tulang: pembengkakan, memar,
rasa nyeri.
 Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya
sejajar dengan tulang yang patah akan memberikan
nyeri yang hebat pada penderita.
 Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian
tulang yang sehat terlihat tidak sama bentuk dan
panjangnya.
 Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi
dengan baik atau sama sekali tidak dapat digunakan
lagi.
 Melewati minimal dua sendi yang berbatasan
JENIS ALAT BIDAI
a. Bidai Keras
Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton,
plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan.
Pada dasarnya merupakan bidai yang paling
baik dan sempurna dalam keadaan
darurat.Kesulitannya adalah mendapatkan
bahan yang memenuhi syarat di lapangan.
Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.
b. Bidai Traksi
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari
pembuatannya, hanya dipergunakan oleh
tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai
pada patah tulang paha.
Contoh : bidai traksi tulang paha
LANJUTAN
c. Bidai Improvisasi
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan
ringan untuk penopang.Pembuatannya sangat
tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan
improvisasi si penolong.
Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.
d. Gendongan Belat/Bebat
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya
dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh
penderita sebagai sarana untuk menghentikan
pergerakan daerah cedera.
Contoh : gendongan lengan.
PROSEDUR PEMBIDAIAN
a. Siapkan alat-alat selengkapnya
b. Apabila penderita mengalami fraktur terbuka,
hentikan perdarahan dan rawat lukanya dengan
cara menutup dengan kasa steril dan
membalutnya.
c. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang
yang patah. Sebelum dipasang, diukur dahulu
pada sendi yang sehat.
d. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum
digunakan. Memakai bantalan di antara bagian
yang patah agar tidak terjadi kerusakan
jaringan kulit, pembuluh darah, atau
penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh
yang ada tonjolan tulang.
LANJUTAN

e. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju,


kopel, dll) dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap
ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian
fraktur.Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak
pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.
f. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus
cukup jumlahnya agar secara keseluruhan bagian tubuh
yang patah tidak bergerak.
g. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan
setelah dibidai.
h. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu
dilepas.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai