Anda di halaman 1dari 18

dr.

AISYAH, SpA, MKes


Glukosa merupakan metabolit primer untuk
janin dan neonatus.
Selama kehidupan dalam uterus, janin
bergantung pada plasenta untuk pasokan
makanan secara konstan.
Pada saat lahir, neonatus dipindahkan dari
lingkungan tersebut.
Terjadi perubahan hormonal dan metabolik
yang memfasilitasi adaptasi terhadap
kehidupan di luar uterus dan mengatur
homeostasis glukosa.
 Kadar glukosa <40-45 mg/dl dianggap
tidak normal
 Sering gejala tidak jelas/asimptomatik
 Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat
dapat mencegah konsekuensi yang serius.
1. Berkurangnya simpanan glukosa dan
menurunnya produksi glukosa
2. Meningkatnya pemakaian glukosa
(hiperinsulinisme)
3. Kedua mekanisme tersebut
4. Lain-lain
 Neonatusyang mempunyai risiko untuk
keadaan ini :
 Pertumbuhan janin terhambat (PJT) atau KMK
 BKB (prematur) atau BLB
 Penundaan pemberian asupan /puasa
 Asfiksia perinatal
 Hipotermia dan atau stres dingin
 Neonatus yang berisiko untuk keadaan ini :
 Bayi dari ibu DDM biasanya BMK
 Polisitemia
 Eritroblastosis fetalis (isoimunisasi RH-berat)
 3. Kedua mekanisme telah disebutkan
di atas.
 4. Lain-lain:
 Insufisiensi adrenal

 Sepsis

 Penyakit penyimpanan glikogen


(glycogen storage diseases)
 Transfusi tukar

 Penyakit jantung kongenital –


hipopituitarisme kongenital
 Obat untuk ibu: steroid, beta blocker
SIAPA YANG PERLU DI SKRINING ?
 Neonatus bisa menunjukkan gejala ataupun tidak
 Kecurigaan tinggi harus selalu diterapkan, dan
selalu antisipasi hipoglikemia pada neonatus
dengan faktor risiko
 Tanda klinis :
 Tidak tenang, gerakan tak beraturan (jittering)
 Sianosis
 Apnea
 Kejang atau tremor
 Letargi dan sulit menyusui
 Tangis lemah atau melengking
 Untuk mencegah abnormalitas perkembangan
syaraf, maka identifikasi dan pengobatan tepat
waktu untuk hipoglikemia adalah sangat penting
 Pemantauan glukosa di tempat tidur(bed side)
adalah tindakan tepat untuk penapisan dan
deteksi awal
 Hipoglikemia harus dikonfirmasi oleh nilai serum
dari laboratorium jika memungkinkan
1. Memantau kadar glukosa darah
semua neonatus berisiko tinggi harus
ditapis :
 Pada saat lahir
 30 menit setelah lahir
 Kemudian setiap 2 - 4 jam selama 48 jam
atau sampai pemberian minum berjalan baik
dan kadar glukosa normal tercapai
2. Pencegahan Hipoglikemia
 Menghindari faktor risiko yang dapat
dicegah (misalnya hipotermia).
 Pemberian makan enteral merupakan
tindakan preventif tunggal paling penting
 Jika bayi tidak mungkin menyusui,
mulailah pemberian minum dengan
menggunakan sonde dalam waktu 1-3 jam
setelah lahir.
3. Perawatan hipoglikemia
 Koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg dengan
dektrosa 10% 2cc/kg dan diberikan melalui IV
selama 5 menit dan diulang sesuai keperluan
 Infus tak terputus (continual) glukosa 10%
dengan kecepatan 6 – 8 mg/kgBB/ menit harus
mulai

Kecepatan Infus Glukosa (GIR)

GIR dihitung menurut formula berikut:


GIR (mg/kg/min) =
Kec cairan (cc/jam) x kons Dextrose (%)
6 x berat badan (Kg)
 Pemantauan glukosa di tempat tidur (bed side)
secara sering /berkala diperlukan untuk
memastikan bahwa neonatus mendapatkan
glukosa yang memadai
 Saat pemberian minum telah dapat ditoleransi dan
nilai pemantauan glukosa di tempat tidur (bed
side) sudah normal, maka infus dapat diturunkan
secara bertahap. Tindakan ini mungkin
memerlukan waktu 24 – 48 jam atau lebih untuk
menghindari kambuhnya hipoglikemia
4. Hipoglikemia Refraktori
Kebutuhan glukosa > 12 mg/kg/menit
menunjukkan adanya hiperinsulinisme.
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan:
• Hidrokortison: 5 mg/kg IV atau IM setiap 12 jam
• Glukagon 200 ug IV (segera atau infus
berkesinambungan 10 ug/kg/jam).
• Diazoxide 10 mg/kg/hari setiap 8 jam menghambat
sekresi insulin pankreas.
 Bayi telah mendapat minuman penuh
 Pemeriksaan sebanyak 3 kali, hasil > 40 mg/dl
 Bila hasil menurun kembali, cara pengelolaan
kembali lagi

17
18

Anda mungkin juga menyukai