Glukosa merupakan metabolit primer untuk janin dan neonatus. Selama kehidupan dalam uterus, janin bergantung pada plasenta untuk pasokan makanan secara konstan. Pada saat lahir, neonatus dipindahkan dari lingkungan tersebut. Terjadi perubahan hormonal dan metabolik yang memfasilitasi adaptasi terhadap kehidupan di luar uterus dan mengatur homeostasis glukosa. Kadar glukosa <40-45 mg/dl dianggap tidak normal Sering gejala tidak jelas/asimptomatik Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah konsekuensi yang serius. 1. Berkurangnya simpanan glukosa dan menurunnya produksi glukosa 2. Meningkatnya pemakaian glukosa (hiperinsulinisme) 3. Kedua mekanisme tersebut 4. Lain-lain Neonatusyang mempunyai risiko untuk keadaan ini : Pertumbuhan janin terhambat (PJT) atau KMK BKB (prematur) atau BLB Penundaan pemberian asupan /puasa Asfiksia perinatal Hipotermia dan atau stres dingin Neonatus yang berisiko untuk keadaan ini : Bayi dari ibu DDM biasanya BMK Polisitemia Eritroblastosis fetalis (isoimunisasi RH-berat) 3. Kedua mekanisme telah disebutkan di atas. 4. Lain-lain: Insufisiensi adrenal
Sepsis
Penyakit penyimpanan glikogen
(glycogen storage diseases) Transfusi tukar
Penyakit jantung kongenital –
hipopituitarisme kongenital Obat untuk ibu: steroid, beta blocker SIAPA YANG PERLU DI SKRINING ? Neonatus bisa menunjukkan gejala ataupun tidak Kecurigaan tinggi harus selalu diterapkan, dan selalu antisipasi hipoglikemia pada neonatus dengan faktor risiko Tanda klinis : Tidak tenang, gerakan tak beraturan (jittering) Sianosis Apnea Kejang atau tremor Letargi dan sulit menyusui Tangis lemah atau melengking Untuk mencegah abnormalitas perkembangan syaraf, maka identifikasi dan pengobatan tepat waktu untuk hipoglikemia adalah sangat penting Pemantauan glukosa di tempat tidur(bed side) adalah tindakan tepat untuk penapisan dan deteksi awal Hipoglikemia harus dikonfirmasi oleh nilai serum dari laboratorium jika memungkinkan 1. Memantau kadar glukosa darah semua neonatus berisiko tinggi harus ditapis : Pada saat lahir 30 menit setelah lahir Kemudian setiap 2 - 4 jam selama 48 jam atau sampai pemberian minum berjalan baik dan kadar glukosa normal tercapai 2. Pencegahan Hipoglikemia Menghindari faktor risiko yang dapat dicegah (misalnya hipotermia). Pemberian makan enteral merupakan tindakan preventif tunggal paling penting Jika bayi tidak mungkin menyusui, mulailah pemberian minum dengan menggunakan sonde dalam waktu 1-3 jam setelah lahir. 3. Perawatan hipoglikemia Koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg dengan dektrosa 10% 2cc/kg dan diberikan melalui IV selama 5 menit dan diulang sesuai keperluan Infus tak terputus (continual) glukosa 10% dengan kecepatan 6 – 8 mg/kgBB/ menit harus mulai
Kecepatan Infus Glukosa (GIR)
GIR dihitung menurut formula berikut:
GIR (mg/kg/min) = Kec cairan (cc/jam) x kons Dextrose (%) 6 x berat badan (Kg) Pemantauan glukosa di tempat tidur (bed side) secara sering /berkala diperlukan untuk memastikan bahwa neonatus mendapatkan glukosa yang memadai Saat pemberian minum telah dapat ditoleransi dan nilai pemantauan glukosa di tempat tidur (bed side) sudah normal, maka infus dapat diturunkan secara bertahap. Tindakan ini mungkin memerlukan waktu 24 – 48 jam atau lebih untuk menghindari kambuhnya hipoglikemia 4. Hipoglikemia Refraktori Kebutuhan glukosa > 12 mg/kg/menit menunjukkan adanya hiperinsulinisme. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan: • Hidrokortison: 5 mg/kg IV atau IM setiap 12 jam • Glukagon 200 ug IV (segera atau infus berkesinambungan 10 ug/kg/jam). • Diazoxide 10 mg/kg/hari setiap 8 jam menghambat sekresi insulin pankreas. Bayi telah mendapat minuman penuh Pemeriksaan sebanyak 3 kali, hasil > 40 mg/dl Bila hasil menurun kembali, cara pengelolaan kembali lagi