Definisi
SLIDE 2
Perempuan : fistula
rektovagina dan
Laki-laki : atresia ani dengan fistula
rektovestibuler
fistula rektouretral, diikuti kemudian kloaka
fistula rektoperineal kemudian persisten 40%-70% penderita
fistula rektovesika mengalami satu atau
lebih defek tambahan
dari sistem organ
lainnya.
I II III
persisten. Jika fistula yang terbentuk adekuat, maka fistula. Pada laki-laki, fistula berhubungan dengan midline raphe dari
skrotum atau penis. Pada perempuan, fistula dapat berakhir pada
secara klinis tidak terdapat tanda-tanda obstruksi.
vestibulum vagina (fistula rektovestibular), karena rektum lebih ke depan
Sedangkan bila tidak adekuat, maka terdapat tanda- mendekati vestibulum.
tanda obstruksi yang lebih nyata.8
Agenesis anorektal dengan atau tanpa Agenesis anorektal dengan atau tanpa
Letak tinggi
fistula rektovaginal, atresia rekti. fistula uretra rektoprostatik, atresia rekti.
Agenesis anorektal dengan atau tanpa Agenesis anorektal dengan atau tanpa
Intermediet
fistula rektovaginal, agenesis anus fistula uretra rektobulbar, agenesis anus
Letak rendah anokutaneus (anteriorly displaced anus), displaced anus), stenosis anus
stenosis anus
The Power of PowerPoint - thepopp.com
KLASIFIKASI
SLIDE 11
Melbourne
1. Letak tinggi
rektum berakhir di atas muskulus levator ani (muskulus
pubococcygeus).
2. Letak intermediet
Akhiran rektum terletak di muskulus levator ani tetapi tidak
menembusnya. Lesung anal dan sfingter eksternal berada pada posisi
yang normal.
3. Letak rendah
Akhiran rektum berakhir di bawah muskulus levator ani.
ANAMNESI PEM
S PEMFIS PENUNJANG
g. Pemeriksaan abdomen :
Perkusi = hipertimpani
h. Jika dalam 24 jam pertama tidak tampak mekonium baik pada perineum ataupun urin, dapat dilakukan cross
table lateral x- ray dengan posisi pronasi.
Teknik pengambilan foto ini dapat dibuat setelah udara yang ditelan oleh bayi sudah mencapai rektum, dan bertujuan
untuk menilai jarak puntung distal rektum terhadap tanda timah atau logam lain pada tempat bakal anus di kulit
peritoneum. Pemeriksaan foto abdomen setelah 18-24 jam setelah bayi lahir agar usus terisi udara, dengan cara
Wangensteen & Rice (kedua kaki dipegang dengan posisi badan vertikal dengan kepala di bawah) atau knee chest
position (sujud), dengan sinar horizontal diarahkan ke trochanter mayor.
Gambar 1. Gambar 2.
invertogram pada invertogram pada
anomali letak rendah anomali letak tinggi
2. USG
USG abdomen dapat membantu menentukan apakah ada anomali saluran kemih atau
saraf pada tulang belakang. Selain itu, Ultrasound pada perineum (daerah dubur dan
vagina) juga berguna untuk menentukan jarak antara rektum distal mekonium
3. Ekokardiografi
Prinsip penatalaksanaan pada atresia ani berpusat pada penentuan klasifikasinya, yaitu
anomali letak tinggi atau letak rendah, ada atau tidak adanya fistula, dan mengevaluasi
apakah terdapat kelainan kongenital lain yang menyertai.
anoplasti. Terdapat 3 pendekatan yang dapat dilakukan. Untuk anal stenosis, dimana pembukaan anus berada pada lokasi yang normal, maka
dilatasi serial merupakan penatalaksanaan kuratif. Dilatasi dapat dilakukan sehari-hari oleh orang tua atau pengasuh anak dan ukuran dari
dilator harus dinaikkan secara progresif (dimulai dari 8 atau 9 French dan dinaikkan ke 14 atau 16 French). Jika pembukaan anal berada di
sebelah anterior dari sfingter eksternus dengan jarak yang kecil antara pembukaan dan bagian tengah dari sfingter eksternus, dan perineal
intak, maka anoplasti cutback dilakukan. Tindakannya terdiri dari insisi dari orifisium anal ektopik menuju bagian tengah dari sfingter anus, dan
dengan demikian terjadi pelebaran pembukaan anal. Namun, jika jaraknya lebar antara pembukaan anal dengan bagian tengah dari sfingter
ani eksternus, maka yang dilakukan adalah anoplasti transposisi, dimana pembukaan anal yang tidak pada tempatnya dipindahkan ke posisi
yang normal pada bagian tengah dari otot sfingter, dan perineal di rekonstruksi.
bersih.
Manfaat kolostomi, yaitu : Memberi kesempatan pada ahli bedah untuk
3. Full PSARP
Dibelah otot sfingter eksternus, muscle complex, dan koksigeus. Indikasi dari full PSARP, yaitu
atresia ani letak tinggi dengan gambaran invertogram gambaran akhiran rektum lebih dari 1 cm
dari kulit, pada fistula rektovaginalis, fistula rektouretralis, atresia rektum, dan stenosis rektum.9
Komplikasi awal dari PSARP adalah infeksi dari luka, perdarahan, anus salah letak, fistula berulang, serta
cedera pada uretra dan kandung kemih. Pada komplikasi selanjutnya, pada umumnya terjadi stenosis,
striktur anorektal, prolaps, dan inkontinensia.
atresia ani adalah kontinensia feses. Sebanyak 75% pasien memiliki pergerakan usus volunter. Konstipasi merupakan
Pada anomali letak rendah, hasil akhir yang sering terjadi adalah konstipasi, sedangkan pada anomali letak tinggi adalah inkontinensia feses.6
Evaluasi Psikologis
Fungsi kontinensi tidak hanya tergantung integritas atau kekuatan sfingter atau sensasi saja, tetapi tergantung juga pada bantuan orangtua dan
kerja sama serta keadaan mental penderita.