Anda di halaman 1dari 17

Dwi Indah Utami Ningsih, SE.

, MM
Permintaan uang adalah jumlah dari keseluruhan uang yang diinginkan,
diminta atau dibutuhkan oleh suatu perusahaan maupun masyarakat atau
dalam hal ini pelaku kegiatan ekonomi. Berdasarkan teorinya permintaan
uang dibagi menjadi 2 teori, yaitu teori klasik (kuantitas) dan teori
Keynesian.
Menurut pendangan ekonomi klasik, fungsi uang hanya sebagai alat
tukar. Oleh karena itu, jumlah uang yang diminta berbanding lurus
dengan tingkat output atau pendapatan. Jika tingkat output
meningkat, jumlah uang yang diminta akan meningkat. Demikian
sebaliknya. Ada beberapa pandangan dalam teori klasik :
David Ricardo adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa
kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang
yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat
maka nilai uang akan menurun menjadi setengah dari semula.

Sebaliknya, apabila jumlah uang berkurang hingga setengah maka


nilai uang akan naik menjadi dua kali lipat. Hal ini terjadi karena jika
jumlah uang naik menjadi dua kali lipat, otomatis nilai uang akan
menurun menjadi setengahnya. Teori ini dituliskan dengan rumus
sebagai berikut.
di mana :
M = jumlah uang (quatity of money)
P = tingkat harga (Price)
k = konstanta/pembanding tetap

Teori kuantitas yang dikemukakan Ricardo tersebut sangat sederhana karena


tidak memerhatikan faktor yang memengaruhi nilai uang seperti :
a) jumlah uang yang beredar,
b) kecepatan peredaran uang yang berhubungan dengan jumlah permintaan
uang,
c) jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan.
Teori kuantitas yang dikemukakan oleh Ricardo berusaha
disempurnakan oleh Irving Fisher dengan memasukkan variabel yang
memengaruhi nilai uang, yaitu kecepatan peredaran uang, barang,
dan jasa yang diperdagangkan.

Teori dari Irving Fisher ini juga disebut the transaction equation of
exchange atau Persamaan Pertukaran, dengan rumus matematisnya
:
di mana:
M = jumlah uang (quatity of money)
V = kecepatan peredaran uang
P = tingkat harga (price)
T = jumlah barang dan jasa

Dari rumus tersebut kita juga dapat mencari tingkat harga :


Rumus di atas dapat dipakai untuk menentukan tingkat harga (P)
 " Jika M naik, sedangkan V dan T tetap maka P akan naik ;
 " Jika V naik, sedangkan M dan T tetap maka P akan naik ;
 " Jika T naik, sedang M dan V tetap maka P akan turun.

Kelemahan teori dari Irving Fisher di atas adalah bahwa dalam


kenyataannya harga (P) tidak selalu dalam posisi yang pasif, tetapi
terkadang P dapat memengaruhi kecepatan peredaran uang,
misalnya dengan turunnya harga suatu produk, maka akan terjadi
permintaan barang yang berlebih sehingga akan berpengaruh pada
kecepatan peredaran uang.
A.C. Pigou seorang guru besar Universitas Cambridge
mengemukakan teori yang agak berbeda dengan yang dikemukakan
Ricardo maupun Fisher yang terfokus pada jumlah uang dan harga,
A.C. Pigou lebih menitikberatkan pada hubungan antara jumlah uang
dengan pendapatan nasional yang diwujudkan dalam uang kas.

Ada 2 versi persamaan dalam teori yang dikemukakan A.C. Pigou


yaitu versi saldo kas dan versi pendapatan.
a) Persamaan Versi Saldo Kas (Cash Balance Version):
M = k (PT)
di mana :
M = jumlah uang (quatity of money)
P = tingkat harga (Price)
T = jumlah transaksi
k = konstanta
b) Persamaan Versi Pendapatan (Income Version) :
M = k (PY)
di mana :
M = jumlah uang (quatity of money)
P = tingkat harga (Price)
Y = pendapatan nasional
k = konstanta
 Seseorang dapat menimbun kekayaan selain dalam bentuk benda juga dapat
dalam bentuk uang. Oleh karena itu uang juga berfungsi sebagai alat penimbun
kekayaan. Dalam keadaan ekonomi normal orang justru lebih suka menimbun
kekayaan dalam bentuk uang.

 Hal ini disebabkan kekayaan dalam bentuk uang lebih luwes karena dapat segera
digunakan untuk mencukupi kebutuhan lain daripada dalam bentuk barang.
Oleh John Maynard Keynes kecenderungan ini disebut sebagai liquidity
preference.

 Menurut Keynes ada 3 alasan/motif mengapa tiap rumah tangga dalam sektor
perekonomian memegang atau menyimpan uang tunai.
 Bahwa kecenderungan untuk
menyimpan uang dengan alasan
untuk membiayai transaksi
kebutuhan sehari-hari, karena
dengan tersedianya uang tunai
segala kebutuhan dan keperluan
usaha dapat dipenuhi dengan
cepat.
 Menurut Keynes semakin tinggi
pendapatan maka semakin tinggi
pula keperluan untuk transaksi.
Lebih jelasnya perhatikan grafik
berikut ini.
Bila penjumlahan uang rumah tangga dilakukan dalam perekonomian maka
akan diperoleh kurva permintaan agregat untuk tujuan transaksi akan
mempunyai bentuk yang sama yaitu dengan meningkatnya pendapatan
nasional maka jumlah uang yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
maksud transaksi juga akan meningkat.

Oleh Keynes hubungan antara permintaan agregat dengan pendapatan


nasional dirumuskan:
LT = KY
Di mana:
LT = permintaan uang untuk transaksi
K = proporsi untuk transaksi dari pendapatan
Y = pendapatan nasional
Menurut kenyataan, dunia ini penuh dengan ketidakpastian. Banyak pengeluaran
yang harus kita lakukan tanpa kita ketahui sebelumnya. Sakit misalnya, pada
umumnya tidak dapat diramalkan, sehingga pengeluaran untuk berobat tidak
dapat direncanakan.
Besar kecilnya uang yang kita bawa untuk berjaga-jaga tersebut umumnya
ditentukan seberapa besar pengeluaran/transaksi yang mungkin akan kita
lakukan.

Gabungan dari permintaan uang untuk transaksi dan untuk alasan berjaga-jaga
ini disebut permintaan uang L1. Oleh Keynes hubungan keduanya dirumuskan
sebagai berikut.
L1 = LT + LJ
Menurut pendapat J.M. Keynes, uang
tunai di samping mempunyai manfaat
untuk memperlancar transaksi dan
untuk berjaga-jaga dapat juga untuk
maksud spekulasi.

Spekulasi artinya mencari keuntungan


sesaat, suatu contoh misalnya seorang
pedagang kelontong membeli buku tulis
dengan jumlah yang banyak pada saat
harga buku sedang murah karena ia
tahu pada awal tahun pelajaran baru,
harga buku akan mengalami kenaikan
dan permintaan akan naik.
Penawaran uang adalah jumlah uang yang beredar dalam suatu
perekonomian. Dalam teori penawaran uang terdapat dua teori,
yaitu teori penawaran uang tanpa bank dan teori penawaran uang
modern.
A. Teori penawaran uang tanpa Bank
Teori ini merupakan gambaran dari sistem standar emas, dalam
artian ketika emas menjadi satu-satunya alat pembayaran di
masyarakat. dalam sistem ini, jumlah uang yang ditawarkan naik
atau turun sesuai dengan tersedianya emas di masyarakat.
Sistem moneter tersebut tidak memerlukan regulasi dari otoritas
moneter ataupun pemerintah karena jumlah uang beredar ditentukan
oleh mekanisme pasar. Dalam perekonomian tertutup seperti ini
yang menggunakan emas sebagai alat pembayaran maka penawaran
uang akan bertambah apabila orang memproduksi emas. Penawaran
uang tidak bisa diubah sesuai kehendak pemerintah dan semua
tergantung pada produsen emas.
B. Teori Penawaran Uang Modern
Dalam perekonomia modern, sumber dari terciptanya uang
beredar adalah otoritas moneter (pemerintah dan bank sentral)
serta lembaga keuangan. Otoritas moneter merupakan pemasok
uang inti dan uang primer, sedangkan lembaga keuangan
(perbankan) merupakan pemasok uang sekunder masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai