Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH SEMANGKA

TERHADAP TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA/I


DENGAN PRE HIPERTENSI DI FK UISU STAMBUK 2013

ILHAM AKBAR
7113081473

Dosen Pembimbing : Dosen Pembanding :


dr. Siti Kemala Sari M.Biomed dr. Dewi Pangestuti M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
• 1.1 Latar Belakang
• Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di
pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat
terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika
dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ lain,
terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal.
Dikatakan hipertensi jika pernah di diagnosis menderita
hipertensi oleh tenaga kesehatan seperti dokter, perawat,
maupun bidan, atau belum pernah di diagnosis menderita
hipertensi tetapi saat diwawancara sedang minum obat
antihipertensi atau minum obat sendiri (Riset Kesehatan
Dasar atau Riskesdas, 2013).
• Penyakit hipertensi terus mengalami kenaikan dan prevalensi yang
cukup tinggi dari tahun ketahunnya. Prevalensi hipertensi di seluruh
dunia, diperkirakan sekitar 15 -20 %. Hipertensi lebih banyak
menyerang pada usia setengah baya pada golongan umur 55 tahun
ke atas. Secara epidemiologi hipertensi diperkirakan menjadi
penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang di dunia atau sekitar 13%
dari total kematian. (Anonim,2008 ).
• Berdasarkan data Lancet (2008) jumlah penderita hipertensi di seluruh
dunia terus meningkat. Di India misalnya, jumlah hipertensi mencapai 60,4
juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun
2025. Di bagian lain Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada
tahun 2000 dan diprediksikan akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun
2025. Di Indonesia, mencapai 17-21 % dari populasi penduduk dan
kebanyakan tidak terdeteksi (Muhammadun,2010)
• Sementara data dari National Health Documentation di USA menemukan
prevalensi hipertensi 15 – 27 % pada orang – orang berusia 65 tahun
keatas. Pada orang–orang negro angka ini lebih tinggi yaitu 26–29%. Dari
survey hipertensi yang telah diadakan di Indonesia selama ini, prevalensi
hipertensi pada orang – orang Indonesia dewasa bekisar 5–10% dan angka
ini akan menjadi lebih dari 20 % pada kelompok umur 50 tahun keatas
(Maidelwita, 2011).
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Hipotesa Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum


1.4 Tujuan Peneletian
1.4.2 Tujuan Khusus

1.5 Manfaat Penelitian


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• 2.1
• Semangka merupakan buah yang memiliki manfaat luar biasa untuk
kesehatan. Semangka memiliki kulit cukup tebal,berwarna hijau
muda dengan larik-larik hijau tua, dan daging buah berwarna merah
atau kuning. Semangka merupakan salah satu buah favorit bagi
hampir seluruh masyarakat indonesia. (Puspaningtyas,2013)
• 2.1.1
• Semangka / Citrullus vulgaris,schard merupakan buah yang
digemari oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang
manis,renyah,dan kandungan airnya yang banyak, kulitnya yang
keras dapat berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan larik larik
hijau tua tergantung varietasnya. Daging buahnya yang berair
berwarna kuning atau merah. Buah ini memiliki banyak varietas,
sebagai contoh semangka tanpa biji merupakan varietas hasil
rekayasa genetika dari semangka berbiji. Secara turun temurun
semangka dimanfaatkan sebagai penurun tekanan darah
(Prajnanta,2003)
Komponen Jumlah
Air 92,1 gram
Energi 28 Kcal
Protein 0,5 gram
Lemak 0,2 gram
Karbohidrat 6,9 gram

Gambar 1.1 : semangka/ Citrullus Kalsium 7 mg


Vulgaris,Schard Fosfor 12 mg
Besi 0,2 mg
Karoten total 590 µg
Tiamin 0,05 mg
Riboflavin -
Niasin -
Vitamin C 6 mg

Tabel 2.1 kandungan Zat Gizi Semangka


per 100 gram
2.1.2 Semangka Sebagai Anti Hipertensi

Penelitian Sebelumnya :
Penelitian Figueroa (dalam Nisa, 2012)

• Dalam 180 gram semangka terdapat 8-20 mg


likopen. Likopen dapat menurunkan peradangan
pada pembuluh darah yang menyebabkan
hipertensi dan penyakit jantung
(Puspaningtyas,2013)
2.2 Tekanan darah

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII


KLASIFIKASI TEKANAN DARAH SISTOL TEKANAN DARAH DIASTOL
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120 -139 80 – 89

Hipertensi derajat 1 140 -159 90- 99

Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 100

(Sumber :Mohani,2014)
HIPERTENSI

Peran volume intravaskular


2.3 HIPERTENSI

2.3.1 ETIOLOGI Peran kendali saraf autonom

PATOFISIOLOGI
Peran renin angiotensin
aldosteron ( RAA)

Peran dinding vaskular


pembukuh darah
2.3.2 Diagnosis Hipertensi
• Anamnesis meliputi : 4. Gejala kerusakan organ :
1. Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan
darah
a. Otak dan mata: sakit kepala,
2. Indikasi adanya hipertensi sekunder: vertigo, gangguan penglihatan,
a. Keluarga dengan riwayat penyakit ginjal(ginjal transient ischemic attacks, defisit
polikistik) sensoris atau motorik
b. Adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih,
hematuri, pemakaian obat-obat analgesik dan b. Jantung : palpitasi, nyeri dada,
obat/bahan lain sesak, bengkak kaki
c. Episode berkeringat, sakit kepala, kecemasan,
palpitasi (feokomositoma) c. Ginjal: haus, poliuria, nokturia,
d. Episode lemah otot dan tetani (aldosteronisme) hematuria
3 Faktor-faktor risiko :
d. Arteri perifer : ekstremitas dingin,
a. Riwayat hipertensi atau kardiovaskular pada pasien
atau keluarga pasien claudicatio intermitten
b. Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau 5. Pengobatan antihipertensi
keluarganya
c. Riwayat diabetes melitus pada pasien atau
sebelumnya
keluarganya 6. Faktor-faktor pribadi, keluarga, dan
d. Kebiasaan merokok
lingkungan
e. Pola makan
f. Kegemukan, intensitas olahraga
g. Kepribadian
2.3.3 Pemeriksaan fisis
• Pemeriksaan fisik selain f. Asam urat serum
memeriksa tekanan darah, g. Kreatinin serum
juga untuk evaluasi adanya h. Kalium serum
penyakit penyerta, kerusakan
organ target serta i. Hemoglobin dan hematokrit
kemungkinan adanya j. Urinalisis (uji carik celup serta
hipertensi sekunder. sedimen urin)
• Pemeriksaan penunjang k. Elektrokardiogram
penderita hipertensi terdiri
dari :
a. Tes darah rutin
b. Glukosa darah (sebaiknya
puasa)
c. Kolesterol total serum
d. Kolesterol LDL dan HDL serum
e. Trigliserida serum (puasa)
2.3.4 Komplikasi
• Hipertensi merupakan faktor resiko terjadinya segala bentuk
manifestasi klinis dari aterosklerosis. Hipertensi dapat
meningkatkan risiko untuk terjadinya kejadian kardiovascular dan
kerusakan organ target,baik langsung maupun tidak langsung.
Mortalitas meningkat 2 kali pada setiap kenaikan tekanan darah
sebesar 20/10 mmHg pada keadaan dengan tekanan darah high-
normal (130-139/85-89 mmHg) (Mohani,2014)
• Berbagai kerusakan organ target antara lain :
1. Pada jantung : hipertrofi ventrikel kiri, angina atau infark miocard,
dan gagal jantung kongestif
2. Penyakit ginjal kronis dan penyakit ginjal tahap akhir
3. Retinopati
4. Pada otak : stroke atau transient ischemic attack
5. Penyakit arteri perifer
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian true
experiment dan rancangan penelitian yang digunakan adalah pre-post test control group
design.
• 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi
3.2.2 Waktu Penelitian
• 3.3 Populasi, Sampel
3.3.1 populasi
3.3.2 sampel
• Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability
sampling melalui purposive sampling yaitu pengambilan sampel
atau responden yang didasarkan pertimbangan/tujuan tertentu
yang dibuat peneliti. Penentuan besar sampel dilakukan dengan
menggunakan rumus Federer.
• Rumus Federer :
(n-1)(t-1) ≥ 15
Keterangan :
n = Jumlah sampel yang dicari
t = jumlah perlakuan

diketahui : t = 2
(n-1)(2-1) ≥ 15
(n-1)(1) ≥ 15
n-1 ≥ 15
n ≥ 16

• Maka jumlah sampel yang harus ada dalam penelitian ini adalah 32.
Jumlah kelompok kontrol adalah 16 pasien penderita hipertensi
primer dan jumlah kelompok perlakuan (yang diberi jus buah
semangka) adalah 16 pasien penderita hipertensi primer yang
memenuhi kriteria inklusi
SAMPEL

Kriteria inklusi

SAMPEL 
32 0RANG
16 PERLAKUAN DAN 16
KONTROL
Kriteria eksklusi
3.5 Definisi variabel
3.4 Variabel penelitian
penelitan

3.6 Prosedur Penelitian

Populasi
penderita
hipertensi primer

SAMPEL SAMPEL

Pengukuran Pengukuran
tekanan darah tekanan darah
Perlakuan pemberian jus Tidak diberi
semangka selama 7 hari perlakuan
Pengukuran tekanan Pengukuran tekanan
darah darah
3.7 Etika Penelitian
3.7.1 Self 3.7.2 Anonymity
determination and confidentiality 3.7.3 privacy

3.7.4 Protection
from discomfort and
harm
• 3.8 instrumen penelitian
• 3.9 prosedur penelitian
• 3.10 pengolahan dan analisis data

 3.10.1 pengolahan data

a. Pemeriksaan data (editing)


b. Entry data
c.Memberi kode (coding)
d. Penyusunan data (tabulasi)

 3.10.2 analisis data


• Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data
secara statistik dengan menggunakan program SPSS 17,0. Uji yang
digunakan merupakan uji hipotesis komparatif variabel numerik dua
kelompok yang meliputi uji t berpasangan untuk penurunan tekanan
darah pasien kelompok perlakuan sebelum dan sesudah pemberian jus
semangka.Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan tes
normalitas data dengan Shapiro-Wilk karena jumlah sampel <50. Jika
data berdistribusi normal maka digunakan uji t berpasangan, jika tidak
maka digunakan uji Wilcoxon.
3.11 alur
penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
• 4.1 HASIL PENELITIAN
• Dari uji normalitas data dengan menggunakan
Saphiro Wilk, didapatkan p=0.000 (< 0.05) yang
berarti data tidak terdistribusi normal Maka
digunakan uji Wilcoxon untuk tekanan darah
sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah
perlakuan.
• Tabel 4.1 Rerata tekanan darah sistolik pada
kelompok perlakuan dan kontrol
Kelompok Mean TD sistol Mean TD sistol Mean Nilai p
sebelum perlakuan akhir setelah Penurunan
± SD perlakuan ± SD TD sistolik
± SD
Perlakuan(n=16) 127.19 ± 4.820 122.50± 3.651 4.69 ± 1.169 0.001

Kontrol (n=16) 125.31± 4,990 126,25± 5,000 0.94± 0.01 0.083

Tabel 4.1 menunjukkan dari hasil analisis data dengan uji Wilcoxon
diperoleh p= 0.001 (< 0.05) yang berarti terjadi penurunan tekanan
darah sistolik secara signifikan sebesar 4.69 mmHg pada kelompok
perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh p=0.083 (>0.05)
yang berarti tidak terjadi penurunan tekanan darah sistolik.
Gambar 4.1 Grafik Penurunan Tekanan Darah
Sistolik Sebelum dan Sesudah Perlakuan

128
127
Tekanan
126 darah(m
125 mHg)

124
sebelum sesudah
perlakuan perlakuan
Tabel 4.2 Rerata tekanan darah diastolik pada
kelompok perlakuan dan kontrol
Kelompok Mean TD Mean TD Mean Nilai p
diastol sebelum diastol setelah Penurunan TD
perlakuan ± SD perlakuan ± SD diastolik ± SD

Perlakuan(n=16) 82.75± 3,000 79.69± 2,869 3.06± 0.13 0.008

Kontrol (n=16) 82.19± 2,562 83.13± 3,594 0.94± 1.03 0.180

Tabel 4.2 menunjukkan dari hasil analisis data dengan uji


Wilcoxon diperoleh p= 0.008 (< 0.05) yang berarti terjadi
penurunan tekanan darah diastolik secara signifikan
sebesar 3.06 mmHg pada kelompok perlakuan, sedangkan
pada kelompok kontrol diperoleh p=0.180 (>0.05) yang
berarti tidak terjadi penurunan tekanan darah diastolik.
Gambar 4.2 Grafik Penurunan Tekanan Darah
Diastolik Sebelum dan Sesudah perlakuan

83
82
81
80
tekanan darah
79 (mmHg)
78
77
sebelum sesudah
perlakuan perlakuan
• 4.2 PEMBAHASAN
• Dari hasil penelitian diatas didapatkan penurunan tekanan darah sistolik
dan diastolik kelompok intervensi sebesar 4.69 mmHg dan 3.06 mmHg.
• Semangka memiliki mineral,baik mineral makro dan mikro Mineral
makro yang dikandungnya adalah kalium, magnesium dan natrium,
sedangkan mineral mikronya antara lain adalah zink dan mangan. Kadar
kaliumnya adalah 82mg/100g, kandungan natriumnya adalah 1mg/100g
(Prajnanta, 2003) serta kandungan magnesiumnya 10mg/100g (Janick
dan Robert, 2006). Kandungan kalium pada buah ini diyakini memiliki
kontribusi terhadap efek diuretiknya
• Kalium merupakan ion intraselular dan dihubungkan dengan mekanisme
pertukaran natrium. Peningkatan asupan kalium dalam diet telah di
hubungkan dengan penurunan tekanan darah, karena kalium memicu
natriuresis (kehilangan natrium melalui urin) Natrium adalah kation
utama dalam darah dan cairan ekstraselular yang mencakup 95% dari
seluruh kation. Oleh karena itu, mineral ini sangat berperan dalam
pengaturan cairan tubuh, termasuk tekanan darah dan keseimbangan
asam basa. Kadar magnesium yang normal dapat mempertahankan
tonus otot polos, dan berimplikasi terhadap kontrol tekanan darah.
Magnesium juga dapat melindungi otot jantung dari kerusakan selama
iskemi (Barasi, 2007)
• Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
nova tahun 2013. Terjadi penurunan tekanan darah
sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan jus
buah semangka terhadap lansia dengan hipertensi
sebesar 31.5 mmHg dan 6.63 mmHg (Nova, 2013)
• Penelitian tahun 2007 di semarang yang di lakukan
oleh elis di dapatkan penurunan tekanan darah
sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan jus
semangka dengan hipertensi esensial 14.7 mmHg
dan 10.3 mmHg (Elis,2007)
• Penelitian tahun 2012 di yogyakarta dilakukan
pemberian buah semangka terhadap penderita pra
hipertensi dan hipertensi derajat 1, dan didapatkan
penurunan tekanan darah sebesar 17.2 mmHg dan 7
mmHg (yuni,2012)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
• 5.1 KESIMPULAN
• Ada pengaruh pemberian jus buah semangka
(citrullus vulgaris,schard) sebanyak 200 ml
terhadap penurunan tekanan darah sistolik
dan diastolik sebesar 4.69 mmHg dan 3.06
mmHg pada kelompok perlakuan.
• 5.2 SARAN
• 5.2.1 Untuk Masyarakat
• Masyarakat dapat menjadikan jus Semangka sebagai
minuman yang dapat menurunkan tekanan darah
• 5.2 Untuk Penelitian Selanjutnya
• Untuk penelitian selanjutnya hendaknya mengontrol
asupan makanan kelompok perlakuan jus buah
semangka.
• Selain itu perlu juga dipertimbangkan untuk
penambahan jumlah dari semangka yang digunakan
untuk menambah kandungan zat seperti kalium
untuk memperkuat efek antihipertensinya.
• Perlu dipertimbangkan pembuatan form kepatuhan
jam tidur dan kegiatan sehari-sehari.
DAFTAR PUSTAKA
• Almatsier,S (2004). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
• Anonim, 2008. Indonesia Sehat. diakses dari http://wiryo-wido.web.
unair.ac.id/artikel detail-46061-teknobiomedik-Indonesia Sehat.html. diakses 26
November 2016.
• Arturo, 2012. Turunkan Hipertensi dengan semangka. Diakses dari
http://dokternasir.web.id/2010/10/turunkantekanan-darah-tinggi-dengan-
semangka- .html. diakses 26 oktober 2016
• Barasi,M (2009). At a Glancer. Ilmu Gizi. Penerjemah :Hermin. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
• Christanto et al,2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius,635-
637
• Desty Ervira Puspaningtyas,2013. The miracle of fruits. Jakarta : agromedika
pustaka, 251-256
• Hartono, Bambang. 2012. Hipertensi. Diakses dari http ://ardika-zeinfst08.
web.unair.ac.id/artikel.detail-46061- teknobiomedik-HIPERTENSI.html. diases pada
tanggal 21 november 2016.
• Janick, J dan Robert, F. P. (2006). The Encyclopedia of Fruit and Nuts. Cambridge:
Cambridge University Press. Hal. 278.
• Kalie, M. B., 1994. Bertanam Semangka. Jakarta : Penebar Swadaya.
• Maidelwita, Yani. 2011. Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi Lansia. Jurnal MNM.
Mercubaktijaya Padang
• Mohani, C.I., 2014. Hipertensi Primer. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed. VI jilid
II. Jakarta: Interna Publishing
• Muhammadun. (2010). Hidup Bersama Hipertensi Seringai Darah
Tinggi Sang Pembunuh Sejati. Jokjakarta
• Notoadmojo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
• Prajnanta, F. (2003). Agribisnis Semangka Non-biji. Jakarta: Penebar
Swadaya. Hal. 1-4.
• Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.2013
• Rukmana,Rahmat.1994. Budidaya semangka hibrida. Yogyakarta.
Kanisius
• Rusdi & Nurlaela Isnawati. (2009). Awas! Anda bisa mati cepat
akibat hipertensi & diabetes. Yogyakarta : Power Books (IHDINA)
• Salim, S., & Makmun, L.,H.,2014. Pemeriksaan Jantung. In : Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.VI Jilid I.Jakarta: Interna Publishing,172
• Sherwood, L., 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem ed.6.
Jakarta :EGC,373-376
• Yogiantoro, M. 2014. Pendekatan Klinis Hipertensi. In: Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam ed. VI jilid II. Jakarta : Interna Publishing
DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai