Anda di halaman 1dari 20

Konjungtivitis Jamur

• Jarang terjadi

• Konjungtivitis jamur paling sering disebabkan oleh


Candida albicans, Selain Candida sp, Porothrix schenckii,
Rhinosporidium serberi, dan Coccidioides immitis

• Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak putih dan


dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan
keadaan sistem imun yang terganggu.
Diagnosis

• Kerokan menunjukkan reaksi radang sel polimorfonuklear.

• Organisme mudah tumbuh pada agar darah atau media


Saboraud

• mudah diidentifikasi sebagai ragi bertunas (budding yeast)


atau sebagai pseudohifa (jarang).
Tata Laksana

• Infeksi ini berespons terhadap amphotericin B (3-8 mg/mL)


dalam larutan air (bukan garam)

• krim kulit nystatin (100.000 U/g) empat sampai enam kali


sehari.
Konjungtivitis Jamur

• Sporothrix schenckii, walaupun jarang, bisa mengenai


konjungtiva atau palpebral.

• Jamur ini menimbulkan penyakit granulomatosa yang


disertai KGB preaurikular yang jelas

• Pemeriksaan mikroskopik dari biopsy granuloma


menampakkan conidia (spora) gram positif berbentuk
cerutu.
Konjungtivitis Jamur
• Rhinosporidium seeberi, meskipun jarang, dapat mengenai
konjungtiva, saccus lacrimalis, palpebral, canaliculi dan
sclera.

• Lesi khas berupa granuloma polipoid yang mudah berdarah


dengan trauma minimal

• Pemeriksaan histologik menampakkan granuloma dengan


spherula besar terbungkus yang mengandung endospore
myriad

• Penyembuhan dicapai dengan eksisi sederhana dan


kauterisasi pada dasarnya.
Konjungtivitis Jamur

• Coccidioides immitis jarang menimbulkan konjungtivitis


granulomatosa yang disertai KGB preaurikular yang jelas
(sindrom okuloglandular Parinaud).

• merupakan manifestasi dari penyebaran infeksi paru


primer (demam San Joaquin Valley). Penyakit yang
menyebar memberi prognosis buruk.
Konjungtivitis Alergi
• Bentuk alergi pada mata yang paing sering (reaksi hipersensitivitas
tipe 1)

• Konjungtivitis alergi dibedakan atas lima subkategori :

• konjungtivitis alergi musiman

• konjungtivitis alergi tumbuh-tumbuhan

• konjungtivitis vernal (asma, rinitis)

• konjungtivitis atopik (dermatitis atopik)

• konjungtivitis papilar raksasa (lensa kontak)


Konjungtivitis Alergi
• Kelompok ini mencakup Seasonal Allergic Conjunctivitis (SAC) dan
Perennial Allergic Conjunctivitis (PAC)

• AC sendiri proporsinya sebesar 95% dari total kasus alergi mata (Bonini,
2009)

• Sifat dari AC biasanya akut dan jarang terdiagnosis (Robles-Contreras et


al, 2011).

• Gejala dan tanda pada SAC dan PAC pun sama, yakni gatal, mata merah
yang disebabkan oleh injeksi konjungtiva ringan sampai sedang,
pembengkakan konjungtiva (kemosis),

• Selain itu, konjungtiva palpebra tampak merah muda pucat dengan aspek
keputihan, terkadang papila agak hipertrofi di konjungtiva tarsal
Seasonal Allergic
Conjungtivitis

• SAC terjadi pada musim tertentu, misalnya pada


musimsemi atau gugur bila di negara 4 musim atau musim
ketika suatu tumbuhan sedang mekar

• SAC lebih sering ditemukan pada usia 20-40 tahun


dengan alergen utama berupa polen atau serbuk sari

• Dapat ditemui gejala rhinitis berupa kongesti nasal pada


65-70% kasus
Perennial Allergic
Conjunctivitis

• PAC terjadi tidak mengenal musim dan dapat terjadi


kapanpun dalam tahun tersebut (year round)

• Semua umur dapat mengalami PAC dengan alergen


utama berupa dust mite, jamur, jaringan epitel hewan yang
lepas ke udara dan/atau alergen yang didapat dari tempat
bekerja
Konjungtivitis Vernal
• VKC umumnya terjadi di daerah yang beriklim hangat, tropis

• lebih sering menyerang laki-laki dengan kelompok usia terbanyak pada usia 11-
13 tahun

• Sifat VKC adalah kronik dengan karakteristik self-limiting dan tidak ada
penurunan visus

• Gejala dan tanda VKC antara lain gatal hebat, mata berair, discharge mukus,
fotofobia yang parah sehingga menyebabkan anak lebih suka dalam keadaan
gelap dan sensasi benda asing di kelopak karena permukaan konjungtiva yang
tidak rata.

• Bila terasa nyeri berarti keluhan sudah mencapai kornea dan kemungkinan terjadi
erosi epitel, ulkus,
Konjungtivitis Vernal
• VKC memiliki varian bentuk tarsal, limbal, dan campuran
tarsal dan limbal

• varian tarsal terdapar papila raksasa (giant papillae) di


konjungtiva tarsal pada varian tarsal

• varian limbal terdapat infiltrat gelatinosa kuning


keabuan di limbus
Atopic Conjunctivitis

• AKC biasanya bersifat kronik dan lebih sering menyerang


anak-anak

• Sering ditemukan keterkaitan antara riwayat alergi, asma,


urtikaria dan/atau hay fever, dengan onset riwayat
tersebut pada masa kanak-kanak

• Seperempat dari total pasien dengan riwayat dermatitis


atopi diperkirakan mengalami AKC
Atopic Conjunctivitis
• AKC terjadi secara bilateral, dengan kulit kelopak mata
bertekstur seperti amplas (fine sandpaper-like texture),
injeksi konjungtiva, kemosis dan adanya conjunctiva
scarring.

• Tanda khas dari AKC adalah edema kulit palpebra pada


daerah infraorbital yang disebut Dennie-Morgan fold,
hilangnya bulu mata sisi lateral yang disebut Hertoghe
sign karena menggosok-gosok mata
Klasifikasi
Klasifikasi
Diagnosis

• Diperlukan riwayat alergi baik pada pasien maupun


keluarga pasien serta

• Gejala yang paling penting untuk mendiagnosis penyakit


ini adalah rasa gatal pada mata, yang mungkin saja
disertai mata berair, kemerahan dan fotofobia
Komplikasi
• ulkus pada kornea

• infeksi sekunder
Tata Laksana
• vasokonstriktor-antihistamin topikal

• kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal

• steroid topikal jangka pendek

Anda mungkin juga menyukai