Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK DM TUBAN G

Wawan Suwanto Widarianto (06700113)


Ubaidillah Afiff (10700010)
I Wayan Erik Pramana Jaya (10700033)
I Nyoman Dwi Ariarthana (10700110)
Eka Wahyuningtias (10700140)
Viky Hibatu Wafi (10700329)
LATAR BELAKANG
Yang dimaksud penggalian jenazah disini ialah penggalian
jenazah kembali terhadap jenazah yang telah dikubur, untuk dilakukan
pemeriksaan guna membantu menegakkan peradilan.
Semua dokter dapat melakukan baik dokter umum atau dokter
spesialis tetapi bila dokter ilmu kedokteran forensik ada, adalah lebih
baik.
Tujuan utama penggalian jenazah ialah membantu
mengumpulkan jejas-jejas yang ada pada jenazah atau kelainan-
kelainan yang ada pada jenazah atau pakaiannya.
Penggalian jenazah dapat terjadi
karena:
 Terdakwa telah mengaku dia telah membunuh seseorang dan telah
menguburnya di suatu tempat.

 Jenazah setelah dikuburkan beberapa hari baru kemudian ada


kecurigaan bahwa jenazah meninggal secara tidak wajar.

 Atas perintah hakim untuk melakukan pemeriksaan ulang terhadap


jenazah yang telah dilakukan pemeriksaan dokter untuk membuat
visum et repertum tetapi hasil visum et repertum tersebut tidak sesuai
dengan keyakinan hakim atau sangat merugikan terdakwa.
Prosedur Penggalian jenazah
 Untuk melakukan penggalian jenazah, harus ada permintaan dari
penyidik secara tertulis.
 Harus mengetahui modus operandi untuk membantu pemeriksaan
 Untuk korban yang diduga meninggal karena racun, disiapkan tempat-
tempat atau bahan-bahan tertentu misalnya alkohol 95%
 Ketahui identitas korban
 Siapkan perlengkapan penggalian dan otopsi
 Siapkan satu atau dua pembantu dokter
 Tentukan lokasi penggalian
Gambar 2.1 Menentukan Lokasi
Penggalian dan Sekitar Penggalian
Ditutup Dengan Terpal Atau Kain
Gambar 2.2 Petugas Keamanan Menyingkirkan Kerumunan Orang-orang Sekitar Penggalian Jenazah.
Cara melakukan penggalian
jenazah
 Tanah bagian atas digali dengan pacul, dengan linggis atau
dengan ganco. Saat penggalian perlu diperhatikan ialah
jangan sampai merusak jenazah.
 Jika penggalian sudah mencapai permukaan peti jenazah,
atau sampai pada tanah yang berwarna keputih-putihan
atau sudah tercium bau tak enak (busuk) maka penggalian
diganti oleh pembantu dokter
 Jenazah yang tak dalam peti, jika penggalian sudah dekat
jenazah maka penggalian sebaiknya memakai tangan
(tidak memakai alat-alat).
 Jika tinggal kerangka maka harus hati-hati lagi dan
usahakan jangan ada tulang yang ketinggalan.
 , jenazah dapat diangkut kerumah sakit terdekat atau dapat
diotopsi di tempat.
Cara melakukan penggalian
jenazah
 Untuk jenazah yang diduga mati oleh racun, dan kita
menduga atau berkeyakinan bahwa sudah ada
percampuran air tanah dengan jenazah, maka kita
ambil sebungkul tanah diatas jenazah, sebungkul
tanah dari samping kanan, dari sebelah kiri dan dari
tanah sejauh kurang lebih sejauh lima meter dari
jenazah.
 Penggalian Pertama Dilakukan Oleh Orang-orang Dari
Penduduk Sekitar Dengan Ganco, Linggis atau Cangkul
 Penggalian di Gantikan Oleh Pembantu Dokter Yang Sudah
Pengalaman Jika Sudah Terlihat Tanah Yang Berwarna Keputih-
putihan Dan Bau Mulai Tidak Enak (Busuk)
 Jika Penggalian Sudah Dekat Jenazah Maka penggalian Memakai
Tangan (tidak memakai alat-alat) dan Jenazah Diangkat Dengan
Hati-hati.
Manfaat Hasil Pemeriksaan Jenazah
Yang Telah Digali
 Kita dapat menentukan sebab kematian korban, bila bagian-bagian
tubuh atau organ-organ tubuh normal tetapi ada salah satu organ
tubuh yang ada kelainan yang mematikan.

 Bila organ-organ tubuh sudah membusuk kita sudah tidak dapat


menentukan lagi apakah organ-organ tersebut normal atau tidak.

 Untuk membantu menduga cara kematiannya atau untuk


membuktikan pengakuan terdakwa apakah sesuai.
Gambar 2.6 Hasil Penggalian Jenazah Berupa Bagian-bagian Tubuh Yang Ditemukan
Gambar 2.7 Ditemukan Jenazah Yang Telah Membusuk Dan Dilaksanakannya
Pemeriksaan Jenazah Di Lokasi Penggalian Mayat
Gambar 2.8 Ditemukannya Salah Satu Benda Yang Bisa Dijadikan Bukti
Untuk Membantu Menentukan Sebab Kematian
Cara Mengambil Kesimpulan
Hasil Pemeriksaan
Pada penggalian ditemukan jenazah dalam keadaan membusuk.
 Pada otopsi ditemukan patah tulang kepala yang hampir separuh
kepala. Patah tulang tersebut mempunyai tanda-tanda akibat
persentuhan dengan benda tajam.

 Kesimpulan: ditemukan patah tulang kepala akibat persentuhan


dengan benda tajam. Kekerasan oleh benda tajam pada kepala korban
tersebut dapat menimbulkan kematian.
Pada penggalian ditemukan jenazah tinggal dalam keadaan
kerangka.
 Pada pemeriksaan ditemukan patah tulang kepala akibat persentuhan
dengan benda tumpul. Selain tersebut ditemukan pula patah tulang
dari tulang ruas tulang leher akibat persentuhan dengan benda tajam.

 Kesimpulan: korban telah mendapat kekerasan pada kepalanya oleh


benda tumpul, kekerasan pada lehernya oleh benda tajam. Kekerasan
tersebut, kedua-duanya (masing-masing) dapat menimbulkan
kematian.
Pada penggalian jenazah ditemukan jenazah dalam keadaan
membusuk.
 Pada pemeriksaan jenazah tidak ditemukan jejas akibat kekerasan dari
luar. Hasil pemeriksaan laboratorium toksikologi negatif.

 Kesimpulan: tidak dapat ditentukan sebab kematian korban. Tidak


ditemukan tanda kekerasan yang dapat menimbulkan kematian.
Pada penggalian jenazah, ditemukan jenazah dalam keadaan
membusuk.
 Penggalian jenazah ini adalah penggalian untuk pemeriksaan ulang.
Sebelumnya jenazah ini telah dilakukan pemeriksaan oleh seorang
dokter untuk pembuatan visum et repertum. Tetapi pada sidang
pengadilan, hakim tidak yakin mengenai visum et repertum tersebut
hingga jenazah harus digali lagi untuk pemeriksaan ulang. Pada
pemeriksaan ternyata tidak dilakukan otopsi yang sempurna oleh
dokter pemeriksa pertama.
Setelah dilakukan otopsi ulang hasilnya: organ-organ seluruhnya
sudah menggumpal menjadi kecil-kecil ini berarti jenazah sudah
sangat membusuk. Pada leher dapat ditemukan beberapa luka iris yang
melintang leher dengan kedalaman yang berbeda dan yang sebuah
sampai memotong trachea kulit pada tubuh yang lain tidak ditemukan
tanda-tanda kekerasan.
Kesimpulan: pada leher korban ditemukan luka-luka
akibat persentuhan dengan benda tajam. Cara kematian
korban tersebut biasanya bunuh diri. Tetapi pembunuhan
pun dapat pula terjadi. Sedang kecelakaan tak mungkin
terjadi.
kesimpulan
 Penggalian jenazah ialah penggalian jenazah kembali terhadap jenazah
yang telah dikubur, untuk dilakukan pemeriksaan guna membantu
menegakkan peradilan. Tujuan utama penggalian jenazah ialah
membantu mengumpulkan jejas-jejas yang ada pada jenazah atau
kelainan-kelainan yang ada pada jenazah atau pakaiannya.

 Untuk melakukan penggalian jenazah, harus ada permintaan dari


penyidik secara tertulis.

 Kita dapat menentukan sebab kematian korban, bila bagian-bagian


tubuh atau organ-organ tubuh normal tetapi ada salah satu organ
tubuh yang ada kelainan yang mematikan.
Daftar pustaka
 Fatteh, A. Handbook of Forensic Pathology, J.B. Lippicott Company
Philadelphia. Toronto, 1973.
 Gonzales Vance Holpern Umberger, Legal Medicine Pathology and
Toxicology, second edition, Appleton Century-Crofts, Inc. 1954.
 Hamdani, N. Ilmu Kedokteran Kehakiman, cetakan pertama, penerbit
Komdin 101 Kotamadya Surabaya 1971.

Anda mungkin juga menyukai