Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi
• Ancylostoma duodenale merupakan cacing yang
banyak dijumpai pada pekerja tambang di Eropa,
Cina dan Jepang sehingga cacing ini disebut
sebagai cacing tambang.
• berbentuk silindris yang berwarna putih keabuan
dan bentuk tubuh menyerupai huruf C.
• Cacing betina mempunyai ukuran panjang 9-13
mm dan memiliki ekor meruncing, sedangkan
cancing jantan berukuran panjang antara 5-11 mm
• Ujung posterior cacing betina tumpul dan yang
jantan mempunyai bursa copulatrix
Epidemiologi
• Kejadian penyakit (insiden) ini di Indonesia sering ditemukan pada penduduk yang bertempat
tinggal di pegunungan, terutama di daerah pedesaan, khususnya di perkebunan atau
pertambangan.
• Cacing ini menghisap darah hanya sedikit namun luka-luka gigitan yang berdarah akan
berlangsung lama, setelah gigitan dilepaskan dapat menyebabkan anemia yang lebih berat.
• Kebiasaan buang air besar di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun sangat penting
dalam penyebaran infeksi penyakit ini.
• Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur (pasir, humus) dengan suhu
optimum 32 0C - 38 0C. Untuk menghindari infeksi dapat dicegah dengan memakai sandal atau
sepatu bila keluar rumah.
Daur hidup cacing tambang
• Telur dikeluarkan dengan tinja dan setelah
menetas dalam waktu 1,5 hari, keluarlah larva
rabditiform. Dalam waktu kira-kira 3 hari larva
rabditiform tumbuh menjadi larva filariform,
yang dapat menembus kulit dan terbawa ke
pembuluh darah→ jantung,paru-paru, naik ke
faring dan tertelan menuju usus halus larva
berkembang menjadi dewasa dan bertahan
hidup 1-2 tahun
Gejala klinis
1.Stadium larva:

• Bila banyak larva filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi perubahan kulit yang disebut
ground itch.
• Infeksi larva filariform A.duodenale secara oral menyebabkan penyakit wakana dengan gejala
mual,muntah,iritasi faring, batuk, sakit leher, dan serak.
2. Stadium dewasa
• Gejala tergantung pada spesies dan jumlah cacing, serta keadaan gizi penderita (fe dan protein)
• Tiap cacing Ancylostoma duodenale menyebabkan kehilangan darah 0,08- 0,34 cc sehari,
sedangkan Necator americanus 0,005-0,1 cc 18 sehari. Biasanya terjadi anemia hipokrom
mikrositer.
• Terdapat eosinofilia
• Cacing tambang biasanya tidak menyebabkan kematian, tetapi daya tahan tubuh berkurang dan
prestasi kerja turun
Pengobatan
• Obat pilihan pertama untuk infeksi cacing tambang terutama yang
diakibatkan oleh A.duodenale ialah mebendazol.
• Selain mebendazol, terapi pilihan yang juga dapat diberikan ialah
pirantel pamoat. Antelmintik lain yang juga dapat diberikan pada
infeksi cacing tambang ialah albendazol
Anemia mikrositik hipokrom
• Mikrositik berarti kecil, hipokrom artinya mengandung hemoglobin dalam jumlah
yang kurang dari normal.
• Anemia mikrositik hipokrom adalah suatu keadaan kekurangan besi (Fe) dalam
tubuh yang mengakibatkan pembentukan eritrosit atau sel darah merah
mengalami ketidakmatangan (imatur).
• Defisiensi besi merupakan penyebab terpenting suatu anemia mikrositik
hipokrom, dengan ketiga indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) berkurang dan
sediaan apus darah menunjukkan eritrosit yang kecil (mikrositik) dan pucat
(hipokrom).
Etiologi
• Asupan zat besi
Rendahnya asupan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi bahan makananan
yang kurang beragam dengan menu makanan yang terdiri dari nasi, kacang-kacangan dan sedikit
daging, unggas, ikan yang merupakan sumber zat besi.
• Penyerapan zat besi
• Kebutuhan besi yang meningkat (pada masa kehamilan dan prematuritas)
• Kehilangan zat besi
Gejala
Penderita anemia mikrositik akan mengalami tanda-tanda sebagai berikut:
• Penurunan berat badan.
• Mudah kelelahan.
• Kulit wajah,ujung-ujung jari kaki dan tangan,lidah serta kelopak mata berwarna
pucat.
• Sering mengalami pusing.
• Terkadang mengalami sesak nafas.
• Terjadi beberapa iritasi terutama dibagian lidah.
Pengobatan
Anemia defisiensi besi
• Terapi besi oral Ferro sulfat, mengandung 67mg besi Ferro glukonat, mengandung 37 mg
besi.
• Terapi besi parenteral biasa digunakan untuk pasien yang tidak bisa mentoleransi
penggunaan besi oral. Besi-sorbitol-sitrat diberikan secara injeksi intramuskular Ferri
hidroksida-sukrosa diberikan secara injeksi intravena lambat atau infus.
• Pengobatan Lain Diet, diberikan makanan bergizi tinggi protein terutama yang
berasal dari protein hewani Vitamin C diberikan 3 x 100mg per hari untuk
meningkatkan absorpsi besi Transfusi darah

Anda mungkin juga menyukai