untuk Pasien-pasien
dgn Penyakit kardiovaskuler
H.Errasmus. S, dr., SpAn.,KIC
Anesthesiologi dan Reanimasi
FKUP-RSHS
PENDAHULUAN
• Penyakit kardiovaskuler—terutama hipertensi, iskemik,
dan penyakit katup jantung— adalah penyakit medis
yang paling sering ditemukan dalam praktek anesthesi
dan penyebab utama kesakitan (morbiditas) dan
kematian (mortalitas) perioperative
• Respon adrenergik terhadap stimulasi pembedahan dan
efek sirkulasi dari obat-obat anestesi, endotracheal
intubasi, ventilasi tekanan positif, kehilangan darah,
perpindahan cairan, dan perubahan-perubahan di dalam
suhu tubuh menjadi beban tambahan pada sistem
kardiovaskuler.
• Obat-obat anestesi kebanyakan menyebabkan depresi
jantung, vasodilatasi, atau kedua-duanya
• Penatalaksanaan pasien-pasien dengan penyakit-
penyakit ini merupakan hal yang menantang kecerdasan
dan sumber daya dari anestesiologi.
FAKTOR2 RESIKO JANTUNG
• Prevalensi penyakit kardiovaskuler semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Lebih dari itu, pasien-pasien berusia diatas 65
tahun diperkirakan akan meningkat 25-35%
dalam dua dekade yang akan datang.
• Infark miokard perioperatif (MI), edema paru,
gagal jantung kongestif, aritmia, dan
thromboemboli biasanya paling sering dilihat
pada pasien-pasien yang sebelumnya
mempunyai penyakit kardiovaskuler
• Komplikasi kardiovaskuler meliputi 25–50% dari
kematian setelah operasi nonjantung
FAKTOR2 RESIKO JANTUNG
berdasarkan American College of Cardiology/American Heart Association
Mayor
Sindroma koroner yang tidak stabil
MI3 akut atau baru (rescent) dengan tanda-tanda risiko iskemik yang penting berdasarkan gejala klinik atau studi non invasif
Unstable angina atau severe4 angina (Canadian class III dan IV)5
Gagal jantung dekompensasi
Arrhythmia yang signifikan
High-grade atrioventricular block
Arrhythmia ventrikuler symptomatic pada pasien dengan penyakit jantung
Arrhythmia supraventriculer dengan ventrikuler rate yang tidak terkontrol
Penyakit katup jantung yang berat
Intermediate
Mild angina pectoris (Canadian class I atau II)
MI sebelumnya berdasarkan riwayat atau adanya gelombang Q patologis
Gagal jantung terkompensasi atau ada gagal jantung sebelumnya
Diabetes mellitus (terutama yang insulin dependent)
Insufisiensi renal
Minor
Usia lanjut
EKG abnormal (hipertropi ventrikul kiri, left bundle-branch block, ST-T yang abnormal)
Irama selain sinus (misalnya, atrial fibrilasi)
Kapasitas fungsional yang rendah (misalnya, ketidakmampuan untuk memanjat tangga dengan membawa sekantung barang-
barang)
Riwayat stroke
Pemeriksaan non invasive pada pasien-pasien
preoperative dilakukan jika terdapat faktor2 sbb :
• Ace inhibitor dianggap menjadi pilihan pertama yang optimal untuk pasien
pasien dengan disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung, sedangkan ACE
inhibitor atau ARB menjadi obat tunggal awal yang optimal pada kondisi
hiperlipidemia, penyakit ginjal kronis, atau kencing manis (terutama yang
disertai nephropati).
• Untuk pasien-pasien dengan CAD obat pilihan pertamanya digunakan -
adrenergic blocker atau, yang jarang, calcium channel blocker. ARB dan -
adrenergic blocker kurang efektif dibandingkan diuretik dan calcium chanel
blocker.
Thiazide Chlorothiazide (Diuril)
Diuretik Chlorthalidone (Thalitone)
Hydrochlorothiazide (Microzide)
Indapamide (Lozol)
Metolazone (Zaroxolyn)
Hemat Kalium Spironolactone (Aldactone)
Triamterene (Dyrenium)
Amiloride (Midamor)
Loop
Bumetanide (Bumex)
Ethacrynic acid (Edecrin)
Furosemide (Lasix)
Torasemide (Demadex)
Adrenergic-receptor ß
Simpatolitik blocker
Atenolol (Tenormin)
Betaxolol (Kerlone)
Bisoprolol (Zebeta)
Carteolol (Cartrol)
Metoprolol (Lopressor)
Nadolol (Corgard)
Labetalol (Trandate)
Penbutolol (Levatol)
Pindolol (Visken)
Propranolol (Inderal)
Timolol (Blocadren)
α1
Doxazosin (Cardura)
Prazosin (Minipress)
Terazosin (Hytrin)
α1+α2
Phenoxybenzamine (Dibenzyline)
Central 2-agonists Clonidine(Catapres)
Simpatolitik Guanabenz(Wytensin)
Guanfacine(Tenex)
Methyldopa (Aldomet)
Postganglionic blockers (Guanadrel)) Reserpine
Nimodipine
Preload ↓↓ - -
-
Afterload ↓
↓ ↓↓ ↓
Contractility — -
↓↓
SA node automaticity ↑/—
↓↓
AV conduction —
↓↓↓
Vasodilation ↑ ↑↑
Coronary
Systemic ↑↑
↑
• Nitrat
merelaksasi semua otot polos pembuluh darah
tetapi efeknya terhadap pembuluh darah vena
lebih besar daripada arteri, akibatnya tonus
vena turun dan berkurangnya venous return ke
jantung (preload jantung) mengurangi tegangan
dinding dan afterload, menyebabkan
berkurangnya kebutuhan oksigen jantung
Efek utama dilatasi vena menjadikan nitrat obat
yang baik ketika gagal jantung kongestif juga
ditemukan
tidak mempunyai efek inotropi negatif – siatu
kondisi yang diinginkan pada disfungsi ventrikel
dapat juga digunakan untuk anestesia hipotensi
yang terkontrol
• CALCIUM CHANNEL BLOCKERS
Verapamil PO 40–240 mg 5h + + +
IV 5–15 mg 5h + +
Nifedipine PO 30–180 mg 2h + +
SL 10 mg 2h + +
Diltiazem PO 30–60 mg 4h + + +
IV 0.25–0.35 mg/kg 4h + +
Nimodipine PO 240 mg 2h +
Bepridil2 PO 200–400 mg 24 h + +
1Total dosis oral perhari dibagi menjadi tiga dosis kecuali pada keadaan tertentu.
2Juga memiliki komponen antiaritmia.
Isradipine PO 2.5–5.0 mg 8h +
Felodipine PO 5–20 mg 9h +
Acebutolol + 2–4 h + +
Atenolol ++ 5–9 h
Betaxlol ++ 14–22 h
Esmolol ++ 9 min
Metoprolol ++ 3–4 h ±
Bisoprolol + 9–12 h
Oxprenolol 1–2 h + +
Alprenolol 2–3 h + +
Pindolol 3–4 h ++ ±
Penbutolol 5h + +
Carteolol 6h +
Labetalol 4–8 h + ±
Propranolol 3–6 h ++
Timolol 3–5 h
Sotalol1 5–13 h
Nadolol 10–24 h
Carvedilol 6–8 h + ±