Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN

KEBUTUHAN OKSIGEN
LUCHI NURFITRIANTI
Over View
 Anatomi Pernafasan
 Fisiologi Pernapasan
 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen
 Gangguan Fungsi Pernapasan
 Pengkajian Keperawatan
 Diagnosa Keperawatan
 Metode Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
ANATOMI
SISTEM PERNAFASAN
LAPISAN EPITELIUM
SALURAN PERNAFASAN
SAL.
NAFAS ATAS
SAL. NAFAS BAWAH
- Trakhea
- Bronkhus
Paru-Paru
 Saluran Pernapasan Atas
Hidung – Faring – Laring
 Saluran Pernapasan Bawah
Trackea - Bronkus – Bronkus lobaris – Bronkus
segmentalis – Bronkiolus terminalis – Bronkiolus
respiratorius – asinus (alveolus)
Komponen yg b’peran dlm respirasi :
 Paru-paru
 Dinding dada (rangka, otot2 p’napas’, diafragma, isi
abdomen & dinding abdomen)
FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
Bernafas / pernafasan merupakan :
 proses pertukaran udara antara individu dan lingkungannya
 dimana O2 dihirup (inspirasi)
 dan CO2 dibuang (ekspirasi)
Konsentrasi dan Sifat Oksigen
 Konsentrasi udara bebas, tdd:
- Oksigen 20% dengan tekanan 159 mmHg
- Carbondioksida 0,04% dengan tekanan 0,3 mmHg
- Nitrogen 78% dengan tekanan 597 mmHg
- Uap air 0,05% dengan tekanan 3,9 mmHg

- Sifat oksigen : tidak berwarna, tidak berbau,


tidak berasa, terdapat bebas di atmosfer, mudah
terbakar, kering sehingga dapat mengiritasi
jaringan lunak
Proses bernafas terdiri 3 bagian, yaitu :

1.Ventilasi
masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-
paru atau sebaliknya, terjadi karena perbedaan tekanan
udara.
2. Difusi
pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara
alveolus dan kapiler paru-paru.
3. Transportasi
pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan
tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh
ke kapiler. O2 berikatan dengan haemoglobin (HbO2/
oksihaemoglobin)
Ventilasi Pulmonal
 Faktor yang mempengaruhi ventilasi:
- Konsentrasi oksigen :
daerah dataran tinggi konsentrasi O2 lebih rendah, kerja jantung akan lebih besar.
- Kondisi jalan napas :
jalan napas yg mengalami gangguan akan mempengaruhi volume udara yang
masuk, disebabkan oleh obstruksi, mucus, lidah menutupi jln napas,
bronkhospasme, meningkatnya permeabilitas kapiler.
- Compliance & recoil paru :
pengembangan & pengempisan paru yg tdk sempurna dapat disebabkan edema,
tumor, paralise.
compliance & recoil dipangaruhi elastisitas jaringan paru (trgantung surfaktan)
dan tegangan permukaan paru.
- Pengaturan pernapasan
Pengaturan pernapasan oleh pons & medulla oblongata.
Difusi Gas
 Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi gas:
1. Ketebalan membran difusi : adalah permukaan alveolus
paru, semakin tebal semakin sulit berdifusi, contihnya
pada edema paru.
2. Luas permukaan : kehilangan luas permukaan difusi lebih
dari 25% akan tampak gangguan pernapasan terutama
saat aktivitas. Luas permukaan alveoli ±25m²
3. Koefisien difusi : tergantung berat molekul gas dan daya
larut gas. CO2 lebih tinggi berat molekulny dan daya
larutnya dibanding O2 shg difusinya lebih cepat.
4. Perbedaan tekanan parsial gas : gas pindah dari tek tinggi
ke tek rendah
5. Elastisitas membran : semakin elastis semakin mudah
berdifusi
Transportasi Gas

 Faktor yang mempengaruhi transportasi oksigen:


1. Cardiac output : jika vol darah yg dipompa oleh jantung
kurang maka jmlh O2 yg ditransport akan kurang
2. Jumlah eritrosit (Hb) : keadaan anemia, O2 yg berikatan
dgn Hb berkurang shg jaringan kekurangan O2.
3. Latihan fisik : aktivitas teratur akan mempengaruhi
kesehatan pembuluh darah, sehingga aliran darah akan baik.
4. Hematokrit (Ht) : perbandingan antara zat terlarut (darah),
semakin kental keadaan darah semakin sulit transportasi
O2.
5. Suhu lingkungan : panas lingkungan sangat membantu
memperlancar peredaran darah
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERNAPASAN
 Tahap perkembangan:
 Bayi prematur : kurang p’bentuk’ Surfaktan
 Bayi & toddler : risiko ISPA
 Anak usia sekolah & remaja : risiko infeksi sal. P’napas’ &
merokok
 Dewasa muda & tengah : diet tdk sehat, kurang aktifitas,
stres
 Dewasa tua : Arteriosklerosis, elastisitas me ↓ , ekspansi
paru me ↓
 Lingkungan
 Tempat kerja (polusi) : konsentrasi udara
 Suhu lingkungan : kecepatan peredaran darah
 Ketinggian tempat dr permukaan laut : tekanan udara
 Faktor perilaku
 Nutrisi
 Exercise : bila meningkat keb O2 meningkat (RR & HR
meningkat)
 Merokok : pembuluh darah kaku
 Substance abuse (alkohol & obat2an)
 Kecemasan : HR meningkat
 Faktor fisiologi

 Menurunnya kemampuan mengikat O2 cth :


anemia
 Menurunnya konsentrasi O2 yg diinspirasi
seperti pd obstruksi sal.p’napas’ atas
 Hipovolemia
 Kondisi yg m’pengaruhi p’gerak’ dinding dada
(kehamilan, obesitas, muskuloskeletal abnormal,
TBC paru )
 Perubahan Fx Jantung

Ggn konduksi (disritmia)


 Perubahan COP (Cardiac Out Put)
 kerusakan Fx katup (stenosis, obstruksi,
regurgitasi darah→ ventrikel bekerja > keras)
 Myocardial iskhemia/infark → insufisiensi
suplai darah dr arteri koroner ke miokardium
GANGGUAN FUNGSI PERNAPASAN
 Perubahan Pola Napas
Pola napas mengacu pada frekuensi, volume, irama, dan
usaha pernapasan.
Gangguan yang umum terjadi:
- Takipnea : frekuensi napas cepat
- Bradipnea : frekuensi napas lambat
- Kussmaul : napas dalam dan tidak teratur
- Dispnea
- Orthopnea
- Hiperventilasi:
upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah oksigen dalam
paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam.
Disebabkan oleh : kecemasan, infeksi, keracunan obat,
ketidakseimabnagn asam basa.
Tanda dan gejala: takikardi, napas pendek, nyeri dada,
menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
- Hipoventilasi :
terjadi ketika ventilasi alveolar tdk adekuat u/ memenuhi
penggunaan oksigen atau untuk mengeluarkan
karbondioksida dgn cukup. Terjadi pada ateletaksis (kolaps
paru)
Tanda dan gejala: nyeri kepala, penurunan kesadaran,
disorientasi, ketdkseimbangan elektrolit, kejang.
 Hipoksia
kondisi ketika kadar oksigen dalam tubuh tidak adekuat
akibat kurangnya penggunaan atau pengikatan oksigen
pada tingkat sel.
Kondisi ini di tandai dengan kelelahan, kecemasan, pusing,
pucat, sianosis dan dispnea.
 Obstruksi Jalan Napas
dapat terjadi di seluruh tempat di sepanjang jalan napas
atas atau bawah.
Penyebab: makanan, sekret, lidah jatuh kbelakang pd k/
tdk sdr
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
2. Keluhan Utama : batuk, sesak, nyeri dada, dll
3. Riwayat Keperawatan :
 Riwayat kesehatan dahulu : gangguan pernapasan dan
CV, kebiasaan merokok, obat2an yg digunakan, alergi
 Riwayat perkembangan
 Riwayat kesehatan keluarga
 Riwayat sosial
 Riwayat psikologis
 Riwayat spiritual
4. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
 Konjungtiva pucat (karena anemia)
 Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
b. Kulit
 Sianosis perifer
 Sianosis secara umum
 Penurunan turgor (dehidrasi)
 Edema
c. Jari dan kuku
 Sianosis
 Clubbing finger
d. Mulut dan bibir
 Memban mukosa sianosis
 Bernapas dengan mengerutkan mulut
e. Hidung
 Pernapasan Cuping Hidung (PCH), discharge (mucus)
f.Vena jugularis
 Distensi/bendungan
g. Dada
Inspeksi:
 bentuk dada: Pigeon chest, Funnel chest, Barrel chest, kelainan tlng blkng
 pergerakan dinding dada,
 retraksi IC, otot bantu pernapasan
 Frekuensi, irama pernapasan
Auskultasi:
 Suara napas normal: vesikuler, bronkhovesikuler, bronkhial
 Suara napas abnormal: rales/ crakles/ krepitasi, ronkhi, wheezing, friction
rub
Perkusi:
 Resonan, hiperesonan, dullness
Palpasi:
 Vokal fremitus (getaran pada dada karena udara/suara yg melewati
saluran pernapasan)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes fungsi paru dengan spirometri
b. Oksimetri
c. Pemeriksaan darah : Hb, Ht, AGD
d. X-Ray thoraks
e. Bronkhoskopi
f. Sputum
Mantoux test (Tuberculin test)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif, kemungkinan bd akumulasi
sekret, sumbatan, menurunnya energi dan kelelahan, infeksi
trakheobronkhial, trauma, bedah thoraks.
2. Pola napas tidak efektif,
kemungkinan bd obstruksi trakheal, perdarahan aktif,
menurunnya ekspansi paru, infeksi paru, depresi pusat napas,
kelemahan otot pernapasan, nyeri, cemas
3. Gangguan pertukaran gas,
kemungkinan bd penumpukan cairan dlm paru, gangguan
pasokan Oksigen, obstruksi sal napas, bronkhospasme,
ateletaksis, edema paru, pembedahan paru.
4. Gangguan perfusi jaringan,
kemungkinan bd vakontriksi, hipovolemia, trombosis vena,
menurunnya aliran darah, edema, perdarahan, immobilisasi.
INTERVENSI
Dx :Bersihan jalan nafas tidak efektif
 Monitoring: frekuensi, bunyi napas, AGD,efek pengobatan
bronkhodilator
 Pertahankan intake cairan 3.000ml/hari jika tdk ada
kontra-indikasi
 Latihan napas dalam dan batuk efektif
 Mobilisasi pasien tiap 2 jam
 Suctioning
 Terapi inhalasi
 Penkes: efek merokok, alkohol, menghindari alergen,
latihan napas
Dx : Pola napas tidak efektif
 Monitor: frekuensi dan iramanapas, penggunaan otot banti
prnapasan, batuk, bunyi patu, TTV, warna kulit, AGD
 Posisi fowler
 Terapi pengobatan
 Terapi inhalasi
 Berikan oksigen sesuai program
 Penkes: gaya hidup, menghindari alergen, teknik bernapas,
teknik relaksasi
Dx: Gangguan pertukaran gas
 Monitor: nyeri, kesulitan bernapas, hasil lab, retraksi
sternal, penggunaan otot bantu napas, X-ray, TTV, intake
output cairan
 Posisi fowler/semi fowler
 Suction
 Terapi
 Nutrisi tinggi protein rendah lemak
 Penkes: napas dalam, mobilisasi, istirahat, efek rokok dan
alkohol
Dx: Gangguan perfusi jaringan
 Monitor: irama jantung, TTV, edema, tingkat kesadaran,
AGD, elektrolit, darah lengkap, intake output cairan
 Oksigen
 Hindari terjadinya valsava manuver: mengedan, menahan
napas, batuk
 Penkes: proses terapi, perubahan gaya hidup, teknik
relaksasi, program latihan, diet, efek obat
Implementasi

1. Pengaturan posisi : posisi semi fowler atau fowler (agar


pengembangan dada maksimal, terutama klien dispneu)
2. Napas dalam dan batuk efektif : pengeluaran sekret dan
pengembangan paru
3. Hidrasi : untuk melembabkan membran mukosa (mucosa
tdk iritasi) dan memudahkan sekresi mucus
4. Inhalasi / penguapan : untuk melembabkan atau memberi
terapi obat, untuk meningkatkan pembersihan sekresi
pulmonal.
5. Fisioterapi dada : postural drainase, perkusi, vibrasi
6. Terapi oksigen
7. Pengisapan/ suctioning oropharingeal dan nasopharingeal

Anda mungkin juga menyukai