Extrinsic Intrinsic
incubation incubation
period period
Viremia Viremia
0 5 8 12 16 20 24 28
DAYS
Illness Illness
Human #1 Human #2
CDC Atlanta
Nyamuk Ae.aegypti
Hidup di daerah tropis & subtropis
tidak terdapat di ketinggian 1000 m
Vektor utama untuk arbovirus, bersifat
anthropophilic
multiple biter
dapat hidup di alam bebas
terbang terutama siang hari
jarak terbang 100 m- 1 km
ditularkan oleh nyamuk betina yang
terinfeksi
Epidemiologi
Mortalitas dan Morbiditas Demam Berdarah Dengue
Di Indonesia, 1968-2000
350 45
40
300
35
250
30
200 25
150 20
15
100
10
50
5
0 0
68
70
72
74
76
78
80
82
84
86
88
90
92
94
96
98
00
20
Mortalitas Kabupaten Morbiditas
Proportion of DHF Cases by Age
Group in Indonesia 1968 - 1995
1968-1973 1974-1983 1984-1989 1990-1992 1993 1994 1995
70
60
50
40
30
20
10
0
< 1 Years 1-4 Years 5-14 Years 15 Years
Patogenesis
Patogenesis
Proses imunologik
Sasaran infeksi (organ target)
makrofag, monosit, sel Kuppfer
Virus strain
Pre-existing anti-dengue antibody
previous infection
maternal antibodies in infants
Host genetics
Age
Higher risk in secondary infections
Higher risk in locations with two or more
serotypes circulating simultaneously at high
levels (hyperendemic transmission)
Secondary heterologous dengue infection
Kompleks virus-antibodi
Aktifasi komplemen
Komplemen menurun
Anafilatoksin (C3a, C5a)
Histamin dalam urin
Permeabilitas kapiler meningkat
Ht meningkat
30% kasus Perembesan plasma Natrium turun
syok
Cairan dalam
Hipovolemia rongga serosa
Anoksia Syok Asidosis
Meninggal
Antibody Dependent Enhancement (ADE)
Primer
Kompleks antigen
Virus uptake antibodi
Reseptor Fc
Data klinis
DBD berat pada bayi <1 tahun
DBD berat pada infeksi primer
Simtomatik
DD DBD
Demam dengue (1)
Masa inkubasi 4-6 (3-14 hari)
Gejala prodromal tidak khas
nyeri kepala
nyeri tulang belakang
lelah
Khas : suhu tinggi mendadak,
kadang-kadang menggigil, flushed face
nyeri belakang bola mata
nyeri otot/ sendi
Anoreksia konstipasi, kolik, nyeri tenggorokan
Demam 5-6 hari (bifasik)
Ruam makulopapular
Demam dengue (2)
Perdarahan
petekie,
epistaksis,
menorrhagia,
jarang terjadi perdarahan hebat.
Leukosit
awal fase demam leukosit normal,
kemudian menjadi leukopenia
Trombositopenia dapat terjadi
Transaminase dapat meningkat
Kurva Suhu Infeksi Dengue
Hari sakit
Demam Berdarah Dengue
Penyakit infeksi akut oleh virus dengue
Empat gejala klinis
demam tinggi
fenomena perdarahan
hepatomegali
kegagalan sirkulasi
Terdapat tanda perembesan plasma
hemokonsentrasi (peningkatan Ht)
peningkatan kadar albumin
cairan di rongga pleura, abdomen
Tendensi terjadi syok hipovolemik
Kriteria Diagnosis Klinis DBD
WHO 1986
Klinis
demam tinggi mendadak 2-7 hari
manifestasi perdarahan
hepatomegali
kegagalan sirkulasi (syok hipovolemik)
Laboratoris
trombositopenia ≥100 x 103/mm3
hemokonsentrasi
dikonfirmasi dengan uji serologi
hemaglutinasi inhibisi
DBD
Derajat Penyakit
Derajat I
demam tidak khas, uji Tourniquet positif
Derajat II
derajat I + perdarahan spontan
Derajat III
kegagalan sirkulasi (gelisah, nadi cepat & lembut,
tek.drh turun ≥ 20mmHg, hipotensi, sianosis, akral
dingin & lembab)
Derajat IV
syok berat, nadi tak teraba, tek.darah tak terukur
Ukuran manset 2/3 lengan
atas
Tentukan tekanan sistolik
dan diastolik
Tentukan tekanan antara
sistolik dan diastolik, tunggu
5 menit
Hitung jumlah petekie di
daerah volar atau fossa
cubiti
Positif bila petekie ≥ 20 / 2.5
cm2
Uji Tourniquet
Perjalanan Penyakit Infeksi Dengue
Gigitan nyamuk
Ig anti dengue
Diagnosis
Manifestasi
klinis
Syok
Perdarahan
Demam
Ensefalopati
Ggn.hati
Viremia
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5
Hari sakit
suhu reda
DD vs DBD
Perlu dibedakan
Tidak mungkin dibedakan pada awal
Perembesan plasma pada DBD
Pada DD lebih sering disertai gejala penyerta
(nyeri kepala, mialgia, nyeri retrobulbair, mual,
muntah, diare)
DD dapat disertai perdarahan
Perhatikan saat fever of defervescence (saat
suhu turun)
Prognosis DD lebih baik dp DBD
Kurva Suhu
Demam Berdarah Dengue
Klinis memburuk, lemah,
gelisah, tangan kaki dingin,
nafas cepat, diuresis berkurang,
tidak ada nafsu makan
emp
Syok
Hari sakit
Warning Signs for Dengue
Shock
Alarm Signals:
• Severe abdominal pain
Four Criteria for DHF: • Prolonged vomiting
• Fever • Abrupt change from fever
• Hemorrhagic manifestations to hypothermia
• Excessive capillary • Change in level of
permeability consciousness (irritability
• 100,000/mm3 platelets or somnolence)
Initial Warning
Signals: When Patients Develop
• Disappearance of DSS:
fever • 3 to 6 days after onset of
• Drop in platelets symptoms
• Increase in hematocrit
DBD
Kejadian Syok
Hipoproteinemia
B
A
Vaughn DW, Green S, Kalayanarooj S, et al. Dengue in the early febrile
CENTERS FOR DISEASE CONTROL
phase: viremia and antibody responses. J Infect Dis 1997; 176:322-30. AND PREVENTION
Kelainan hemostasis
Perubahan dinding pembuluh darah
Trombositopenia
Gangguan koagulasi
DIC (disseminated intravascular coagulation)
kadar fibrinogen turun
trombositopenia
partial thromboplastin time memanjang
FDP positif
d-dimer positif
Dugaan terjadi perdarahan
Tanda klinik
gelisah, kesakitan
hipokondrium kanan nyeri tekan
abdomen membuncit
lingkaran perut bertambah (ukur tiap hari)
Monitor
Hb, Ht (menurun atau meningkat)
awasi pasca syok lama
penurunan Hb, Ht saat penyembuhan
disebabkan hemodilusi, bukan perdarahan
DBD Ensefalopati
Definisi
kesadaran menurun
disertai atau tidak kejang
terjadi pada DBD tanpa atau dengan syok
Penyebab
edema otak
perdarahan kapiler serebral
kelainan metabolik
disfungsi hati
Diagnosis Banding
viremia
IgM
IgG(I)
IgG(II)
Hari sakit
Gejala klinis
Pengobatan
Ketentuan Umum Tatalaksana DBD
Trombosit Trombosit
≤100.000/ul >100.000/ul
Rawat inap Rawat jalan
kontrol tiap hari
sp demam reda
Nasehat orang tua
Demam menetap >3 hari
Periksa Hb, Ht, leukosit, trombosit
DBD tanpa syok
(derajat I & II)
Minum 2 liter/hari mencegah dehidrasi
(muntah, anoreksia, demam tinggi)
Air putih, juice buah, larutan oralit, pocari
sweat
Antipiretik apabila demam tinggi atau riwayat
kejang demam. Anjuran parasetamol, asetosal
kontra indikasi
Observasi tanda vital & Hb, Ht, trombosit
Indikasi cairan intravena
muntah terus menerus,
tidak mau minum,
kadar Ht serial meningkat
Tatalaksana
DBD derajat I & II
Dapat minum Tidak dapat minum
Muntah terus menerus
Evaluasi 12-24jam
3ml/kgBB/jam
Kristaloid
Ringer laktat
Ringer asetat
Koloid
NaCl 0,9% Dextran
Gelatin
HES steril
FFP
Penggantian Volume Plasma
(volume replacement)
Cairan ringer laktat
Isotonik, base korektor (HCO3), Natrium
20ml/kgBB/jam sampai syok teratasi
Kadang diperlukan 2 jalur infus
Syok teratasi kurangi 10 ml/kg BB/ jam
Klinis membaik, kurangi 7-5ml/ kg/jam
3 ml/kgBB/jam
Cairan tidak melebihi 48 jam
Indikasi
Pemberian plasma/ koloid
Syok tidak teratasi dalam 60 menit
(maksimal 90 menit)
Dosis 20-30 ml/kgBB/jam
Melalui jalur infus berbeda dengan
cairan RL
25% kasus DBD syok memerlukan
koloid
Koreksi Asidosis
Ya Tidak
Klinis stabil
Ht
Stop cairan tidak >48 jam
turun naik
setelah syok teratasi
transfusi koloid
Perdarahan pada DBD
Penyebab multifaktor
Faktor yang berperan
trombositopenia
kelainan pb.darah
DIC
Penting diingat
perdarahan sal cerna masif mengikuti syok berat,
dapat mematikan
Mencegah & mengobati syok, kunci
keberhasilan mencegah perdarahan
Darah merembes pada bekas tusukan
Indikasi Transfusi Darah