Anda di halaman 1dari 63

Helminthiasis

Drh. Bagus Uda Palgunadi,M.Kes.


TREMATODOSIS
1. FASCIOLOSIS = DISTOMATOSIS = LIVER FLUKE
DISEASE = LIVER ROT

PENYEBAB : - Fasciola gigantica


- Fasciola hepatica

HEWAN YANG PEKA :


domba, kambing, sapi, kerbau, gajah, kuda, babi,
anjing, kucing, kelinci, tikus, manusia
HABITAT : saluran empedu,
pada manusia dan kuda dapat diketemukan pada
paru-paru dan di bawah kulit

SIFAT AGEN DAN IMUNITAS :


 Cacing dewasa memakan jaringan hati
dan darah inang.
 Toksin hemolisin dan sisa metabolisme
diabsorpsi inang → ANEMIA
 Dari kutikula mengiritasi mukosa
→ BATU EMPEDU
KERUGIAN
1. Kematian
2. Produktivitas menurun
3. Harga jual menurun

CARA PENULARAN :

• Tertelannya metaserkaria
• Inang perantara : Lymnea rubigenosa = L. javanica
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEKAAN HEWAN
TERHADAP INFEKSI CACING FASCIOLA SPP.

Faktor intrinsik tergantung pada :

1. Spesies hewan
2. Umur hewan
3. Format hewan
4. Kondisi hewan
Faktor ekstrinsik tergantung pada:

1. Dosis infeksi
2. Cara pemeliharaan
3. Pengaruh pakan
4. Pengaruh infeksi parasit lain
5. Pengaruh obat-obat tertentu
PATOGENESIS : tergantung pada derajat infeksi

• AKUT :
Penularan terjadi secara tiba-tiba dalam
jumlah banyak. Terjadi kerusakan hebat
parenkim hati → perdarahan rongga
peritoneum. Dapat terjadi kematian dalam
waktu cepat / beberapa hari.
SUB AKUT : hampir sama dengan yang
akut, hanya waktunya lebih lama

KRONIS : penularan terjadi secara


bertahap dan jumlah parasit yang
menginfeksi tidak begitu banyak
GEJALA KLINIS :
AKUT :
Terjadi kematian tiba-tiba. Sering diikuti infeksi
sekunder oleh Clostridium novyi → BLACK DISEASE →
menyebabkan kematian.

Terjadi kelemahan, anoreksia, pucat dan odema


mukosa dan konjunctiva.

Nyeri bila ditekan pada lambung bagian kanan.

Kematian dapat terjadi kurang 24 jam → diikuti keluar


eksudat purulent + darah dari hidung dan anus
SUB AKUT :
Mirip dengan akut, waktunya lebih lama, perjalanan
penyakit dapat mencapai 2 minggu yang diikuti
penurunan berat badan.

KRONIS :
Jalannya penyakit lebih lama.
Odema sub mandibula = Bottle jaw, Anemia,
Kelelahan umum, Ikterus, Diare. Kematian dapat
terjadi setelah 2 / 3 bulan setelah terinfeksi. Terjadi
kekurusan bila hewan tetap hidup. Produktivitas
menurun. Dapat terjadi hidrothoraks, hidroperikard
dan ascites
PERUBAHAN PASCA MATI:

Makroskopik :

Hidremis, ascites, hidrothoraks, hidroperikard,


anemis, ikterus dan kekurusan.
Pada hewan dewasa terjadi kebengkakan hati,
mengeras, rapuh, penebalan saluran empedu.
PENGOBATAN :

• Hexachloropene: P.O. 15 mg/kgBB


Efektif utk cacing hati dewasa
untuk cacing muda 4 minggu  40 mg/kgBB

• Dovenik (Nitroxinil): 7 ml/ekor

• Triclabendazole: 5 mg/50 kgBB


DIAGNOSIS :

1) Melihat gejala klinis


2) Pemeriksaan tinja secara mikroskopis
3) Antigen diagnostic Fasciola secara intradermal 0,2 ml 
penebalan kulit 15 mm/lebih berarti positif fasciolosis
4) Pemeriksaan serologis :ELISA
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN :
- Pemeriksaan tinja rutin 2-3 bulan sekali
- Mencegah siput air masuk peternakan
selokan sekitar kompleks peternakan dg
mollucida
- Memberantas siput air dg Na
pentachlorpenate :
9 kg/3600 l air disemprotkan pada padang
gembala berair.
2. EURYTREMATIASIS

Penyebab : Eurytrema pancreaticum

• HABITAT CACING DEWASA : saluran pancreas,


saluran empedu, duodenum

• HEWAN YANG PEKA : domba, kambing, sapi, kerbau


dan ruminansia lain
• CARA PENULARAN: termakannya belalang
(grass hoper) yang mengandung metaserkaria

• Inang perantara:
• 1. Snail tanah → Bradibaena similaris
• 2. Belalang (grass hoper) Conocephalus
makulatus
PATOGENESIS :
Infeksi ringan→inflamasi catharalis = radang selaput
lendir dan kerusakan epithel saluran empedu
Telur yg penetrasi → foci inflammatory (pusat radang
bernanah campur darah & getah bening), &
granulomata
Kadang-kadang fibrosis → atrofi pancreas
Infeksi berat: Kelemahan penderita
Palpasi→pengerasan pancreas, kadang2 lunak &
bengkak
•PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN :

Bisa dilakukan pengobatan hewan yang sakit dengan :


✽ Hexachlorethane – Bentonite, dosis 180 g/ekor sapi
✽ Bithionol, dosis 25-35 mg/kg BB
✽ Hexachlorophene, dosis 10 mg/kg BB
✽ Yomesan, dosis 75 mg/kg BB

Pencegahan :
✓ Pemberian mollucida di padang penggembalaan dan
pengeringan rawa-rawa
✓ Pemberian pakan bergizi
3. PARAMPHISTOMATOSIS
PENYEBAB:
✓Paramphistomum cervi
✓Cotylophoron cotylophorum
✓Gigantocotyl explanatum
✓Gastrothylax crumenifer

CARA PENULARAN : termakannya metaserkaria


Inang perantara : Lymnea spp., Bulinus spp.,
Planorbis spp., Indoplanorbis spp., Fossaria spp.,
Cleopatra spp.
PATOGENITAS:

Cacing dewasa tdk begitu patogen, kecuali dlm jumlah


banyak → pelepasan papila rumen

Gigantocotyl explanatum → di dalam saluran empedu terjadi


perdarahan superficial.

Pada infeksi berat → liver pucat dan fibrosis


Stadium immature → perdarahan mukosa duodenum dan
nekrosis, duodenitis
PERUBAHAN PATOLOGIS :
Keradangan katharalis meluas dan hemorrhagik dari
duodenum dan jejunum + kerusakan kelenjar intestinal,
degenerasi lymphe nodes dan organ-organ lain
Terjadi anemia, hypoproteinemia, odema dan emasiasi

GEJALA KLINIS :
Diare profus berair, kelemahan dan sering diikuti kematian
pada infeksi berat
DIAGNOSIS
1. Gejala klinis
2. Pemeriksaan tinja
3. Perubahan pasca mati

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN


Pengobatan hewan yang sakit dengan :
✓Hexachlorethane – Bentonite, dosis 180 g/ekor sapi
✓Bithionol, dosis 25-35 mg/kg BB
✓Hexachlorophene, dosis 10 mg/kg BB
✓Yomesan, dosis 75 mg/kg BB
✽ Pemberian mollucida di padang
penggembalaan dan pengeringan rawa-rawa
4 SCHISTOSOMIASIS = BILHARZIASIS
PENYEBAB :
Schistosoma japonicum, penyakitnya disebut
Schistosomiasis Timur = Katayama Disease =
Schistosomiasis intestinalis
Sangat endemik di China Tengah, Jepang,
Philipines, Taiwan, Korea & Sulawesi (Di sekitar
danau Lindu)

HABITAT: vena porta dan v mesenterica

HOSPES: sapi, kambing, babi, anjing, kucing &


manusia
CARA PENULARAN: penetrasi serkaria = furcocercaria melalui kulit
Inang perantara : Oncomelania hupensis lindoensis
PATOGENESIS & GEJALA KLINIS Schistosomiasis intestinalis
Pruritus & kemerahan pd kulit→akibat penetrasi serkaria
Terjadi perdarahan → ptechiae + sarang infiltrasi eosinofil dan
lekosit
Akut:
Reaksi toksik & alergi menyebabkan urtikaria, odema
subkutan, serangan asthma, lekositosis & eosinofilia
Kebengkakan hati, rasa nyeri & sakit pada lambung,
demam, menggigil & diare
Telur dpt menyebabkan perdarahan & nekrosis jar.

Kronis :
Berat badan menurun, gangguan pencernaan,
cirrhosis hepatic dan ascites
Schistosoma spindale
HEWAN YANG PEKA: sapi, kambing, domba dan
kuda
DISTRIBUSI PARASIT: Sumatra, Indochina, Malaysia
HABITAT : vena mesenterica
INANG PERANTARA : Indoplanorbis spp

Schistosoma incognitum = S. suis


HEWAN YANG PEKA: anjing dan babi
DISTRIBUSI PARASIT: Sulawesi, Jawa Barat,
Thailand
HABITAT : vena mesenterica
PATOGENESIS INFEKSI S. incognitum dan S.
spindale

Dermatitis → tempat masuknya serkaria → rasa gatal


Pneumonia → migrasi schistosomule (cacing muda) →
infeksi banyak
Eosinofilia non klinis
Iritasi pada dinding mukosa usus dan organ → saat
bertelur → infiltrasi eosinofil, lekosit → sering abses
→ bila pecah telur cacing masuk lumen usus → tinja
DIAGNOSIS SCHISTOSOMIASIS :
1. Gejala klinis, tergantung derajat infeksi :
diare berdarah + telur cacing
2. Pemeriksaan feses
3. Pemeriksaan serologis :CFT, ELISA

PENGENDALIAN PENYAKIT :
1.Pemberantasan siput dengan molluscida dan
drainage tempat habitat siput
2.Mengurangi sumber infeksi dengan
pemeriksaan feses secara rutin dan
mengobati penderita
3.Pembuangan tinja pada tempat tertentu dan
hindari kontaminasi dengan air yang terdapat
siput
PENGOBATAN :

1. Stibophene / Fouadine, larutan 6,3 %, dosis


7,5 mg/kg BB/iv selama 10 hari

2. Kalium emetic, dosis 8,5-12 mg/kg BB/iv


selama 10 hari

3. Lucanthone, dosis 40 mg/kg BB/po selama 2


hari

4. Miridazole, dosis 55 mg/kg BB selama 5 hari

5. Praziquantel, dosis 8-15 mg/kg BB/sc pada


domba
5. PARAGONOMOSIS =PARAGONOMIASIS =
LUNG FLUKE DISEASE

PENYEBAB :
Paragonimus wertermanii
Distribusi parasit/daerah endemis: Asia
Tenggara termasuk Indonesia, Thailand,
Kamboja, Laos, Muangthai, India, Korea, RRC,
Kep. Pasifik, Afrika Tengah & Amerika Sel
• HEWAN PEKA: Famili Felidae (harimau, singa,
kucing, panther, kucing liar), Famili Canidae (anjing,
serigala dan babi hutan) dan manusia

• Paragonimus kellicoti: Am. Tengah & Jepang


P. ilokstuenensis : merupakan parasit di RRC
P. ohirai : merupakan parasit di Jepang
P. harinasutai : merupakan parasit di Thailand
PATOGENITAS:

✓Tjd kista jaringan terutama jaringan


interbronkhioli  karena cacing muda
tertahan dlm jaringan waktu migrasi. Kista
mengandung cairan darah & telur cacing.

✓ Dapat terjadi emboli pada pasase melalui


hematogen pada arterioli → mikroinfark
parenkhim paru-paru dan nekrose
parenkhim paru-paru
✓Telur menyebabkan iritasi, toksik dan alergi
dengan membentuk granuloma
pseudotuberkulosa.

√ Kista granuloma → tipe esensial dari tipe


lesi pada paru-paru (dinding tebal, terdiri
dari jaringan ikat fibrosa) dan mempunyai
bentuk tipik dari Granuloma Vermineuse
dengan pusat terdapat telur cacing
• Pneumonia, bronchopneumonia dengan
alveolitis katharalis, peri dan endobronkhitis,
pneumonia interstitiale dengan proliferasi
limfosit, histiosit, plasmasit dan fibroblast
dalam inter alveoli.

 Metaplasi dan hiperplasi sel epithel


bronkhioli dan hiperplasi pada lesi-lesi
arteri → pre cancer

 Migrasi hematogen → bentuk-bentuk atipik


dari Paragonimus dan biasanya bentuk
nervus
GEJALA KLINIS :
1.Batuk kering → sputum + darah warna
coklat seperti karat
2.Rasa sakit bila dipalpasi bagian paru-paru
3.Demam ringan
4.Dapat terbentuk kista di dinding abdomen,
kelenjar limfe, mesenterium, omentum dan
dinding usus → rasa sakit di bagian perut
5.Dalam otak → menyebabkan epilepsi,
hemiplegia, monoplegia, paresis
ringan→berat & gangguan visual
DIAGNOSIS :
1. Menemukan telur pada mukus trakheo-
bronkhitis dan dari ekspektorasi / dahak &
feses
2. Uji Imunologik: Dengan immuno-diffusion,
CFT, ELISA
3. Uro-precipitation, Intradermal reaction

PENGENDALIAN PENYAKIT:
1. Terapi hewan sakit dengan obat-obatan
untuk Fasciolosis secara teratur
2.Memakan udang dan kepiting cukup masak

Anda mungkin juga menyukai