Anda di halaman 1dari 31

GENERAL EMERGENCY LIFE SUPPORT

PENDAHULUAN
KERACUNAN :
• Efek yang tidak diinginkan dari berbagai bahan
kimia terhadap organisme hidup. Efek yang timbul
sangat bervariasi, mulai dari kematian yang sangat
cepat sampai efek yang tidak diketahui dalam
beberapa bulan bahkan sampai beberapa tahun
• Efek yang tidak diinginkan bisa terjadi pada organ
tertentu, bisa pada satu tipe sel di seluruh tubuh,
bisa juga pada reksi biokimia yang spesifik dalam
tubuh.
PENDAHULUAN
KERACUNAN
• Paracelcius, (Abad XV)
“ All substances are poisons, there is
none which is not poison. The right dose
differentiates the poison and remedy
TINDAKAN RASIONAL
• Tidak memberikan minuman susu pada pasien yang
menelan Karbamat, Organofosfat dan Kamper. Ketiga
bahan bersifat lipolitik, mudah larut dalam susu,
penyerapan menjadi lebih cepat.
• Tidak melakukan bantuan nafas mulut ke mulut
pada pasien keracunan yang memerlukan banntuan
nafas
• Tidak melakukan tindakan rangsang muntah atau
bilas lambung pada pasien keracun Ecstasy. Karena
pada saat keracunan lambung sudah kosong
BAHAN BERBAHAYA
Semua penyebab keracunan disebut bahan berbahaya ;

1. Pestisida (insektisida, rodentisida, herbisida, fungidida).


Paling banyak dilaporkan.
2. Bahan kimia pertanian lainnya
Contohnya pupuk urea, mempunyai bentuk fisik serupa gula
pasir.
3. Bahan kimia industri
Apakah ada pabrik kimia di sekitar kita ?. Bila terjadi
kebocoran dan masyarakat sekitar terpapar. Harus tahu
gejala yang timbul, harus tahu tindakan pertama sebelum
merujuk ke rumah sakit .
Mendekati area musibah, harus searah angin, tidak boleh
melawan angin
BAHAN BERBAHAYA
4. Bahan kimia rumah tangga
Bahan kimia yang digunakan di rumah, seperti
detergen, pemutih pakaian, pembersh WC, anti
karat, minyak tanah, kamper,batu batere ukuran
kancing, dll. Bila belanja bahan-bahan di atas,
lihat apakah bahan aktifnya dicantumkan?
Apakah ada petunjuk tindakan awal bila
terpapar? .
5. Keracunan obat (kelebihan dosis obat)
Harus dibedakan dengan efek samping obat,
juga harus dibedakan dengan reaksi anafilaksis
BAHAN BERBAHAYA
6. Toksin alam
Tumbuhan beracun : Jamur, singkong, jengkol, gadung.
Binatang berbisa : ular, kalajengking, ubur-ubur, bulubabi,
lebah, dll.
Gas beracun gunung api : H2S, CO, CO2
7. Makanan terkontaminasi
Terkontamonasi bakteri yang mengeluarkan toksin; C.
botulinum, V. cholera, Staphylococcus. Atau
terkontaminasi bahan kimia.
8. Bahan kimia untuk perang
Gas sarin. Dilarang oleh badan dunia (WHO). Tapi ada
orang yang sengaja menyimpan
ALUR PASIEN KERACUNAN
PASIEN TRIASE

KASUS GAWAT DARURAT KASUS TIDAK GAWAT


(mengancam jiwa)
(penderita masih sadar)

HARUS DIAWASI DENGAN KETAT


NILAI KEGAWATAN
Penyerapan racun berlangsung terus,
Nilai jalan Napas, ada sumbatan? penderita bisa menjadi gawat dengan tiba-tiba
Nilai Pernafasan, bernafas tidak, bau nafas?
Nilai jantung dan sirkulasi
(bradikardi/takikardi, aritmia,
hipotensi/hipertensi, gambaran EKG?)
Nilai Kesadaran (delirium, sinkop, koma)
Ada kejang?
Nilai suhu tubuh (hipotermi/hipertermi)
Kegawatan lain (Rigiditas, hipoglikemi, gagal
ginjal, gangguan fungsi hati)
ATASI KEGAWATAN
ATASI Buka jalan nafas
Berikan bantuan nafas untuk henti nafas PEMERIKSAAN
Pijat jantung luar untuk henti jantung Anamnesa / alloanamnesa
KEGAWATAN
Atasi syok bila ada tanda syok
Atasi koma bila ada koma
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium (lab. rutin,
Berikan anti kejang untuk kejang analisa gas darah)
Buka jalan napas
Atasi hipotermi / hipertermi
Atasi kegawatan lain

IDENTIFIKASI PENYEBAB
KEADAAN PASIEN STABIL KERACUNAN
Konsultasi Sentra Keracunan
Pemeriksaan laboratoriumInformasi
toksikologi
UPAYA MENGURANGI ABSORBSI RACUN
DEKONTAMINASI
Kulit dan mata
Saluran cerna
(Gastroskopi, rangsang muntah, bilas lambung,
pemberian arang aktif, katartik)
ELIMINASI CEPAT
Diuresis paksa, peritoneal dialisa,
hemodialisa, hemoperfusi

OBSERVASI 12 JAM
Bila timbul kegawatan, berikan antidotum

EVALUASI

KEGAWATAN TIDAK TERATASI KEGAWATAN TERATASI


Gagal nafas, gagal jantung, gagal ginjal Kasus bunuh diri, konsul Psikiater

RAWAT ICU PULANG


Kontrol rawat jalan
DEKONTAMINASI

GENERAL EMERGENCY LIFE SUPPORT


DEKONTAMINASI

Keracunan dapat menyebabkan efek lokal


(kulit dan mata) maupun efek sistemik
EFEK LOKAL
IRITATIF KOROSIF
Hanya merusak dinding Melarutkan /menggumpalkan
sel permukaan seluruh sel sampai lap.bawah

Tidak bersifat penetrasi Bersifat penetrasi


Rasa gatal/pedih Nyeri hebat/rasa terbakar
PERBEDAAN SIFAT KOROSIF DAN IRITATIF

• pH, sangat rendah (asam kuat) / sangat tinggi ( basa


kuat).
• Bentuk pelarut, dalam bentuk cairan bersifat korosif,
dalam bentuk gas bersifat iritatif, contoh formalin.
• Konsentrasi dalam larutan. Semakin pekat bersifat
korosif, semakin encer bersifat iritatif.

• PENANGANAN : dengan pengenceran.


Jangan menetralkan asam dg basa atau sebaliknya
DEKONTAMINASI MATA
• Lepas lensa kontak, bila korban memakai lensa kontak.
• Jangan memberikan salep mata, karena salep mata
akan menutupi permukaan bola mata dan menghalangi
irigasi mata

CARA SEDERHANA :
• Siapkan baskom, lalu Isi dengan air hangat,
• Celupkan muka korban kedalam baskom
• Mata dikedipkan, selama 15 menit
IRIGASI MATA
• Posisi duduk dgn kepala tengadah atau berbaring.
• Muka menoleh kearah mata yang akan dilakukan irigasi.
• Cairan limbah harus ditampung.
• Berikan lidocain tetes mata
• Gunakan air hangat / NaCl fisiologis.
• Biarkan mengalir tanpa tekanan, selama 15 menit.
• Gunakan retraktor kelopak mata, lakukan swab dg
kapas lidi.
• Bila mata masih pedih, kemerahan, atau ada ulkus
kornea konsulkan kepada spesialis mata.
DEKONTAMINASI KULIT
• Lepas pakaian korban, lepas arloji, perhiasan, sepatu
• Gunakan air mengalir, hangat kuku, jangan yang panas
utk mencegah agar pori tidak terbuka,
• Lamanya 15 mnt.
• Bila bahan larut dalam lemak, gunakan air sabun atau
isoprofil alkohol.
• Bawah kuku dicuci dan disikat, rambut dicuci (keramas)
• Bila terpapar organoposfat, boleh diberikan krim yang
mengandung vit,E atau berikan minyak jagung.
Penolong harus menggunakan alat pelindung diri.
TERPAPAR BAHAN KOROSIF
Gambaran klinis
Lesi luka bakar, daerah dengan warna abu2 atau
kehitaman.Dikelilingi jaringan yang odem
berwarna kemerahan dan terdapat perdarahan
maupun bulae.
Cara dekontaminasi
Baju dicuci dulu baru dilepas,
Pakaian melekat dikulit jangan diangkat.
Kulit penderita jangan disikat.
AlAT PELINDUNG DIRI
• Helm
• Tutup muka kaca
• Masker (SARS)
• Jas hujan baju dan
celana
• Sarung tangan karet
untuk pabrik.
• Sarung tangan
ditutup lak ban.
• Sepatu boot , juga
ditutup lakban
DEKONTAMINASI SALURAN NAFAS
• Terpapar oleh s, asap, uap, aerosol, tepung dll
• Secepatnya dikeluarkan dari daerah berbahaya
• Tempatkan didaerah yang terbuka, ruangan
yang banyak udara segar.
• Berikan udara lembab dengan nebulisasi.
• Bila perlu O2, berikan O2 lembab.
• Bila perlu bantuan nafas, berikan nafas buatan
dengan menggunakan valve-mask-bag.
• Jangan lakukan bantuan nafas mulut ke
mulut.
DEKONTAMINASI SALURAN CERNA
PENGENCERAN DALAM LAMBUNG :
• Berikan susu, sangat baik karena susu mengandung
protein dan lemak, akan melindungi mukosa usus, selain
itu susu mudah didapat.
• Banyaknya, untuk dewasa 250cc, untuk anak 100cc, bila
berlebihan akan merangsang pengosongan lambung
• Susu tidak boleh diberikan, bila korban menelan
Organoposfat, Baygon atau kamper, karena larut dlm
susu, akan mempercepat penyerapan.
• Tidak boleh diberi minum bila penderita tidak sadar.
• Bila menelan pil dalam jumlah yang banyak, berikan air
minum lalu lakukan rangsang muntah
BILAS LAMBUNG

INDIKASI :
•Menelan bahan berbahaya dlm jumlah yang
banyak.
•Bahan cepat diabsorpsi (Sianida, Striknin )
•Ada kontra indikasi rangsang muntah (tidak
sadar)
•Rangsang muntah tidak berhasil.
•Efektif dalam waktu 1 jam pertama, dapat
dikerjakan dalam 12 jam setelah menelan bahan
berbahaya.
BILAS LAMBUNG (lanjutan)
• Gunakan NGT no 36-40 F.
• Pemberian 250 cc (dewasa), 100 cc (anak), di ulang2
sampai mencapai jumlah 2 – 3 L.
• Penderita apatis, dilakukan dengan posisi miring kekiri.
• Pada penderita tidak sadar, lakukan intubasi lebih dulu.
• Dilakukan dirumah sakit, oleh yang sudah berpengalaman.
• Saat mencabut NGT harus dijepit dgn klem / pean. Cairan
bilasan lambung dalam NGT, bila menetes dalam rongga
mulut atau teraspirasi akan menyebabkan bronkhospasme

• Indikasi kontra, bila menelan bahan korosif & hidrokarbon.


PEMBERIAN ARANG AKTIF
• Untuk mengurangi penyerapan Bahan Berbahaya
dalam saluran cerna.
• Untuk Bahan Berbahaya yang belum diketahui.
• Pemberian melalui NGT setelah bilas lambung.
• Dosis arang aktif 1g / kg bb.
• Dicampur sorbitol, 2 cc / kg berat badan, cara
sorbitol dicampur bubuk arang aktif.
• Pemberian dapat diulang tiap 2-4 jam, bila
keracunan obat2 lepas lambat, obat salut gula.
• Pemberian ulangan jangan dicampur dengan
sorbitol
PEMBERIAN ARANG AKTIF
• Arang aktif dapat menyebabkan konstipasi, tidak
boleh diberikan pada penderita ileus obstrutif.
• Saat mencabut, NGT harus dijepit dengan klem.
• Bila teraspirasi, akan menimbulkan bronkospasme.
• Arang aktif tidak menyerap alkohol, zat besi, lithium,
asam organik dan organoklorin.

GASTROSKOPI ;
• Bila menelan batre ukuran kancing, pil KMnO4
• Dilakukan oleh orang yang terlatih
ELIMINASI CEPAT
• Upaya untuk mengeluarkan zat toksis dari dalam tubuh
secepat mungkin. Dilakukan pada korban yang mengelami
ancaman kematian.
• Ada 4 cara : Diuresis paksa, Peritoneal Dialisa, Hemodialisa
dan Hemoperfusi
• Syarat untuk diuresis paksa
1. Gejala keracunan berat/ada ancaman jiwa
2. Bahan harus larut dalam air
3. Bahan tidak larut dalam lemak dan tidak diikat protein
4. Berat molekul kecil, dapat melewati glomerulus ginjal
5. Bahan dieksresi dalam bentuk yang masih aktif
6. Bahan tidak dieksresi lebih cepat melalui paru atau kulit
OBAT YANG MEMENUHI KRITERIA
Obat yang memenuhi kriteria untuk diuresis paksa :
• Salisilat & metilsalisilat
• Amfetamin
• Fenobarbital dan Barbital
• Alkohol dan metil alkohol
• Keracunan Jengkol
• Kina
• Sulfonamid
• Bromida
• Litium
• Memprobamat dan pirimidon
DIURESIS PAKSA
• Cairan yang digunakan NaCl 0,9% dan Dekstrosa 5%
• 4 Jam pertama : 300cc cairan/jam
Nilai diuresis, bila < 350 cc/jam, diuresis paksa dihentikan
• 4 jam kedua : 6000 cc cairan/jam bila diuresis baik
• 4 jam berikutnya :400 cc cairan/jam, sampai sadar
Diuresis alkali :
Untuk keracunan salisilat, fenobarbital dan jengkol.
CairanKCl 1,5% dan BicNat 1,25% atau 100mEq/L sampai pH
Urine > 7,5
Diuresis asam :
Untuk keracunan amfetamin, kina
Cairan Ammonium klorida 1% sampai pH urine < 7
Kontra Indikasi
Tidak boleh dilakukan diuresis paksa,
bila ada :
Oedem paru (keracunan Metaqualon)
Gagal ginjal
Gagal jantung
Syok
PERITONEAL DIALISA
• Peritoneum berfungsi sebagai membran
semipermeabel untuk bahan berdifusi ke dalam
cairan salisilat
• Tujuan : untuk mengeluarkan bahan sebanyak
mungkin, bukan mengeluarkan metabolitnya
• Syarat : zat toksis yang larut dalam air, tidak larut
dalam lemak
• Phenobarbital 15 mg% sebaiknya dilakukan
peritonel dialisa
PERITONEAL DIALISA
Cara peritoneal dialisa :
Berikan cairan dialisat 2000 ml untuk dewasa,
200 ml untuk anak-anak
Dialisat dicampur 3KCl (isi agr KCl/5 cc)+1000 U
heparin+ 2 cc Prokain
Masukkan ke dalam peritoneum melalui trokar
Biarkan selama 10-30 menit Lalu dikeluarkan lagi
HEMODIALISA
Perlu alat Khusus dan perlu keahlian
HEMOPERFUSI
Darah dialirkan ke dalam kolom karbon
aktif + Chamberlite (mesin penukai ion)
lalu dimasukkan lagi ke dalam vena

Anda mungkin juga menyukai