Anda di halaman 1dari 9

Berdirinya NU

• Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada


16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi
ini dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagi
Rais Akbar.
Tujuan Organisasi NU

Menegakkan ajaran Islam menurut paham


Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah
kehidupan masyarakat, di dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Gerakan NU
• Secara garis besar gerakan NU berada di 3
bidang yaitu bidang sosial, keagamaan dan
politik
Bidang Keagamaan
1. NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, sebuah pola pikir
yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis)
dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber
pemikiran bagi NU tidak hanya al-Qur'an, sunnah, tetapi juga
menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik.
Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu seperti
Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang
teologi.
2. Kemudian dalam bidang fiqih mengikuti satu mazhab, yaitu
mazhab Syafi'i. Meskipun mengakui tiga madzhab yang lain:
Hanafi, Maliki, Hanbali sebagaimana
3. yang tergambar dalam lambang NU berbintang 4 di bawah.
Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-
Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara
tasawuf dengan syariat.
Bidang Pendidikan
• Di bidang pendidikan, menyelenggarakan
pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai
Islam, untuk membentuk muslim yang
bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan
luas. Hal ini terbukti dengan lahirnya
Lembaga-lembaga Pendidikan yang bernuansa
NU dan sudah tersebar di berbagai daerah
khususnya di Pulau Jawa.
Bidang Sosial dan Budaya
• Di bidang sosial budaya, mengusahakan
kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang
sesuai dengan nilai keislaman dan
kemanusiaan.
Bidang Ekonomi
• Di bidang ekonomi, mengusahakan
pemerataan kesempatan untuk menikmati
hasil pembangunan, dengan mengutamakan
berkembangnya ekonomi rakyat. Hal ini
ditandai dengan lahirnya BMT dan Badan
Keuangan lain yang telah terbukti membantu
masyarakat.
DASAR PEMIKIRAN NU
Dasar Pemikiran Secara Umum :
‫المحافظة على القديم الصالح والخذ بالجديد الصلح‬
Dasar pemikiran Khusus:
1. Penghormatan total pd ulama (kepatuhan tanpa kritik).
2. Bentuknya; pelestarian budaya dr peninggalan pen dahulu.
3. Akibatnya:
a. Pikiran hanya fokus pd pelestarian/imitasi (sambil menularkan kpd
generasi penerus dlm bentuk (materi) & cara yg sama.
b. Dg kata lain kebudayaan mandeg;
c. Berfikir tdk kritis.
d. Mu’amalah, ibadah, dll. monoton.
e. Tdk menutup kemungkinan justru berpikir simplistis.
Lanjutan
2. Keadilan Sosial; kesadaran saling
ketergantungan sosial (simpati & jasa),
ekonomi, psikologis (cinta) serta kesadaran
kewajiban saling pengertian & hormat
menghormati dg cinta kasih & tanggung
jawab (keluarga, masyarakat, & rakyat
Indonesia).

Anda mungkin juga menyukai