Anda di halaman 1dari 42

Tutorial Klinik

Dermatitis Kotak Iritan

Saufi Nurkisti Lestari


Pembimbing : dr. Lucky Sp.KK
Identitas Pasien
 Nama : Ny. F
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 23 Tahun
 Alamat : kebon bawang
 No. RM : 14-15-285xxx
Anamnesis
1. Keluhan Utama
jari-jari dan kedua telapak tangan gatal dan perih

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan jari jari dan
kedua telapak tangan gatal dan perih,keluhan
tersebut disertai kulit kering dan panas jika terkena
detergen. Keluham ini sudah sering dirasakan
berulang kali sejak 3 tahun. kulit mengelupas dan
kemerahan pada kedua telapak tangan. Pada
bagian jari tampak kulit mengelupas dan pedih
karena sering kena gesekan kalau mencuci
3. Riwayat Penyakit Dahulu
- Keluhan serupa sebelumnya (+)
- Riwayat alergi : belum diketahui
- Riwayat sakit lainnya (-)
- Riwayat konsumsi obat-obatan sebelumnya (-)

4. Riwayat Penyakit Keluarga


- Keluhan serupa di keluarga (-)
- Riwayat alergi pada keluarga (-)

5. Riwayat Personal Sosial


Pemeriksaan Fisik

Status Dermatologis
Status Generalis UKK :
Keadaan umum : Baik Pada regio palmar dextra
Kesadaran : CM sinistradan regio digiti II-v
Predileksi : jari-jari dan terdapat makula eritem multiple
irreguler disertai skuama dan
kedua telapak tangan
erosi

www.themegallery.com
Dokumentasi

www.themegallery.com
www.themegallery.com
Hipotesis

Diagnosis Banding

Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis Kontak alergi


Diagnosis

 Dermatitis Kontak Iritan Kumulatif et causa


sabun cuci dan detergen
treatment

 Loratadine tab10 mg 1x1


 Lotasbat Cream 0,05 % 10 g 3x1 ue
ETIOLOGI
Faktor Eksogen
Faktor Endogen
Patofisiologi
Bahan iritan fsik & kimia memicu pelepasan sitokin &
mediator inflamasi lainnya
Gambaran Klinis
Klasifikasi
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Banding
Terapi
`
Prognosis

 Quo ad vitam pada kasus ini adalah bonam karena penyakit


DKI tipe kumulatif (kronik) tidak mengancam jiwa"
 Quo ad fungsionam pada kasus ini adalah bonam karena
tidak mengakibatkan gangguan fungsi organ tubuh lainnya"
 Quo ad sanationam pada kasus ini adalah dubia jika bahan
iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan
dengan sempurna;"
 Quo ad cosmetica pada kasus ini adalah bonam karena
kelainan kulit yang ada dapat kembali seperti sarna kulit
sekitar jika pengobatannya adekuat"
Pembahasan
Diagnosis

Diagnosis DKI dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis yang


cermat dan pengamatan gambaran klinis. DKI akut lebih mudah
diketahui karena munculnya cepat,sedangkan DKI kronis
timbulnya lambat. Pemeriksaan fisik sangat penting untuk
melihat kelainan kulit itu sendiri atau disertai kelainan kulit lain
karena sebab-sebab endogen. Pada anamnesis pasien
menybutkan jika terkena detergen tangan menjadi gatal perih
panas dan hal ini sudah terjadi sejak 3 tahun dan hilang
timbul.Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya makula
eritema disertai skuama dan erosi pada digiti II-IV. Lesi
biasanya timbul pada tempat kontak.
 Pada kasus ini berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, dapat ditegakkan
diagnosis DKI kronis (kumulatif) karena pada
pasien ini iritas terjadi dengan onset yang
lama. Diagnosa bandingnya adalah
dermatitis kontak alergi. Pada DKA terdapat
Sensitisasi dari pajanan
 Pengobatan DKI pada pasien secara topikal dapat menggunakan kortikosteroid
krim atau salep, pemberian salep pelembab juga dapat diberikan.
Kortikosteroid yang dapat diberikan adalah hidrokortison 2,5% dan flucinolol
asetonide 0,025%.
Pada pasien ini dberikan lotasbat cream 0,05% 10 g 3x1 dioleskan yang
mengandung clobetasol propionate yang termasuk kedalam golongan
kortikosteroid sintetik untuk antiradang,anti pruritus dan vasokonstiksi
 Pengobatan sistemik diberikan untuk mengurangi rasa gatal dan pada kasus
gejala dermatitis yang berat. Kortikosteroid diberikan pada kasus akut dengan
intensitas gejala sedang-berat. Antihistamin diberikan untuk mengurangi gejala
gatal. Pada pasien ini diberikan loratadin 10mg 1x1 hari
 Pasien diberikan edukasi untuk menghindari iritan menggunakan proteksi atau
mengganti sabun detergen yang digunakan
 Prognosis pada pasien ini baik apabila pasien bisa menghindari iritan dan
pengguaan obat yang diberikan secara teratur.
Referensi
 Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. 2010. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi Ke–6.
Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
 CDC. Skin Exposure and Effect. Terdapat pada: http://www.cdc.gov/niosh/topics/skin/.
 Savina Aneja. (2017, July 26). Irritant Contact Dermatitis. Retrieved January 23, 2018, from
Medscape: https://emedicine.medscape.com/article/1049353-overview
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai