Kel 9.1
xipho
pendahuluan
Sistem respirasi
Hidung --> faring --> laring --> trakea --> bronkus --> pulmo--> alveolus--> sel” tubuh.
Defenisi Emphisema
Suatu perubahan anatomis paru yang ditandai
dengan melebarnya secara abnormal saluran udara
bagian distal bronkus terminal, yang disertai
kerusakan dinding alveolus atau perubahan
anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran
dinding alveolus, duktus alveolaris dan destruksi
dinding alveolar (The American Thorack society
1962)
Anatomi, fisiologi
The alveoli have a structure specialised for
efficient gaseous exchange:
• Walls are extremely thin.
• They have a large surface area in relation to
volume.
• They are fluid lined enabling gases to dissolve.
• They are surrounded by numerous capillaries.
arteri
Emphisema alveoli
Epidemologi
Dari angka mortalitas, WHO memperkirakan pada tahun 2020
pasien PPOK termasuk emfisema akan meningkat dan menjadi
terbesar dan menyebabkan 8,4 juta jiwa kematian setiap
tahun. Di Indonesia emfisema paru menjadi penyakit utama
yang disebabkan oleh rokok dan mencapai 70 % kematian
karena rokok. Data WHO menunjukkan di dunia pada tahun
1990, PPOK termasuk empfisema menempati urutan ke 6
sebagai penyebab utama kematian penyakit tidak menular.
Etiologi
• Terlokalisir
- Faktor genetik/kongenital
- Rokok
- Gabungan keduanya
• Umum
- Sekunder karena penyakit paru kronik
- distensi paru okupasional/berlebihan ex. peniup
terompet
- proses geriatrik
Patofisiologi
• Kongenital
Factor genetic diataranya adalah adanya
eosinifilia atau peningkatan kadar imonoglobulin
E (IgE), adanya hiper responsive bronkus, riwayat
penyakit obstruksi paru pada keluarga, dan
defisiensi protein alfa – 1 anti tripsin.
Patofisiologi
• Rokok
Rokok bertindak sebagai iritan lokal, kandungan tar dan
nikotinnya mengiritasi saluran napas menyebabkan infeksi
kronik, mengacaukan mekanisme pertahanan pernapasan
normal, kelumpuhan silia epitel pernapasan, hipertrofi kelenjar
mukus bronkial,, hipersekresi mukus, dan peningkatan jumlah
netrofil yang secara langsung mendorong pelepasan elastase
dari netrofil, suatu enzim proteolitik yang akan merusak
elastisitas alveolus, sehingga cenderung mengakibatkan
emfisema (Chandrasoma dan Taylor, 2006).
Patofisoiologi
• Sekunder karena penyakit paru kronik (infeksi)
Infeksi menyebabkan kerusakan paru lebih hebat
sehingga gejalanya lebih berat.Infeksi pernapasan
bagian atas pasien bronchitis kronik selalu
menyebabkan infeksiparu bagian dalam, serta
menyebabkan kerusakan paru bertambah.Bakteri yang
di isolasi paling banyak adalah haemophilus influenzae
dan streptococcus pneumoniae.
Patofisiologi
• Proses geriatrik
• Batuk
• Whezeeng
• Ringkasan Patologi Anatomi,Chandrasoma dan Taylor, 2006, Ed: ke-2, Jakarta : EGC.
• Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Price dan Wilson, 2006, Ed: Ke-6, Jakarta: EGC.
• http://www.onhealth.com/emphysema/page2.htm
• http://www.curoservice.com/parents_visitors/lungs_circulation/structure_alveoli.asp