Anda di halaman 1dari 22

IDENTIFIKASI PESTISIDA

Disusun Oleh :

Gina Fujiana Hayati Nufus


Hani Farihah
Muhammad Ichwan Arrasyid
Rifa Fatrunnada
Rika Amelia
Definisi
Pestisida

Prinsip
Penggunaan
Pestisida

Dampak
Penggunaan
Pestisida

Identifikasi
Pestisida
DEFINISI PESTISIDA

Menurut The United States Federal Enviromental Pesticide Control Act, pestisida
adalah semua zat yang khusus untuk memberantas atau mencegah gangguan
serangga, binatang, pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik
yang dianggap hama, kecuali virus, bakteria atau jasad renik yang terdapat pada
manusia dan binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang dimaksudkan
untuk digunakan sebagai pengatur pertumbuhan atau pengering tanaman.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973, definisi pestisida adalah semua zat kimia
dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk :
Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang
merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil
pertanian

Memberantas rerumputan,

Mengatur dan merangsang pertumbuhan yang tidak


diinginkan,

Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan


peliharaan dan ternak,

Memberantas atau mencegah hama-hama air,

Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-


jasad renik dalam bangunan rumah tangga alat angkutan,
dan alat-alat pertanian
Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang
perlu dilindungi dengan penggunaan, tanah dan air.
PRINSIP PENGGUNAAN PESTISIDA

LEGAL BENAR BIJAKSANA

Penggunaan pestisida yang


Penggunaan pestisida bijaksana adalah penggunaan
Penggunaan pestisida yang sesuai pestisida yang lebih rasional,
sesuai peraturan rekomendasi dan lebih mengedepankan akal
parameter aplikasi sehat daripada emosi

Tujuan :
Tujuan : Tujuan :
Meminimalisir adanya
Efektif Ekonomis
dampak negatif pestsida
Punahnya
Spesies

Peledakan Hama
Terhadap
Lingkungan Gangguan
Keseimbangan
Lingkungan
DAMPAK
PENGGUNAAN
Kesuburan Tanah
PESTISIDA
Berkurang

Terhadap Keracunan akibat


Kesehatan penggunaan
Manusia pestisida
IDENTIFIKASI PESTISIDA KUALITATIF
Bahan dan Metode :

• Jenis penelitian ini adalah survei/observasional


dengan pendekatan deskriptif.
• Identifikasi pestisida dilakukan dilaboratorium
menggunakan uji kromatografi lapis tipis.
• Penentuan sampel secara random sampling.
Sampel penelitian ini adalah tomat organik dari
dua pasar modern (A dan B) di Yogyakarta.
Alat yang digunakan dalam uji Bahan yang digunakan antara
Kromatografi Lapis Tipis antara lain :
lain :
• Aceton. n-hexan, dan
• Pelat Silika, blanko.
• Pipet Kapiler, • Standar terdiri tiga golongan
• Chamber (bejana), pestisida:
• Erlenmeyer,  Organoklorin (DDT, dieldrin,
chlordant, aldrin, lindane,
• Lampu Ultraviolet (UV), dan dan diklorvos).
• Spray box.  Organophosphate
(curacron, regent, dursban,
fention, malation, dan
diazinon).
 Karbamat (BPNC, karbaryl,
karbofuri, dan propineb).
PROSEDUR KERJA UJI KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS :
Sample direndam dalam larutan aseton : n-hexan (1:5)
selama 24 jam

Maserasi : dibuat larutan aceton : n hexan sebanyak 250 ml

Plat di tetesi preparat, blanko, dan standar

Elusi dilakukan hingga warna mencapai garis kertas


kromatografi

Spray dilakukan dengan larutan aceton : n-hexan hingga


tampak warna atau spot yang terpisah dari sapel, blanko,
dan standar
Gambar 2. Hasil uji Kromatografi Gambar 3. Hasil uji Kromatografi
Lapis Tipis pada pestisida golongan Lapis Tipis pada pestisida golongan
Organoklorin (Sampel A dan B) Organofosfat dan Karbamat
INTERPRETASI HASIL
• Hasil Positif : Warna sampel sama dengan
warna golongan pestisida organoklorin,
organofosfat, dan karbamat

• Hasil negatif : Warna sampel berbeda


dengan warna golongan pestisida
organoklorin, organofosfat, dan karbamat
PEMBAHASAN
• Hasil negatif pada sampel A dan B dapat dikarenakan
beberapa penyebab diantaranya residu pestisida yang
bersifat mudah terurai oleh alam maupun yang
mengendap dalam tanah.
• Golongan organophosphate pada umumnya larut air,
sehingga mudah terurai dan hilang dalam pencucian
karena itu sering tidak ditemukan sebagai residu dalam
tanaman.
• Organophosphate adalah golongan pestisida yang
disukai petani, karena mempunyai daya basmi yang
kuat, cepat, dan hasilnya terlihat jelas pada tanaman
(Alegantina, dkk., 2005).
IDENTIFIKASI PESTISIDA KUANTITATIF
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah : adalah :
• Sampel seledri
• Spektrofotometer uv-vis (thermoscientific • Larutan standar pestisida (diazinon,
genesys 20), klorpirifos dan profenofos),
• Kromatografi gas (shimadzu gc-2010) dengan • Aseton,
detektor fpd, • Diklorometana,
• Ultra turaks (heidolph silentcrusher m), • Petroleum benzen,
• Rotavapor (heidolph wb eco), • Isooktana, toluena,
• Timbangan analitik (mettler tipe ae200), • Asam sulfat (h2so4) 5n,
• Spatula, • Kalium antimonil tartrat
• Pisau, (k(sbo)c4h4o6.1/2h2o),
• Talenan, • Ammonium molibdat ((nh4)6mo7o24.4h2o),
• Saringan, • Asam askorbat (c6h8o6) 0,1 m,
• Batang pengaduk, • Kalium dihidrogen fosfat anhidrat (kh2po4),
• Hot plate, • Natrium klorida (nacl) 0,0141 n,
• Buret 50 ml dan peralatan gelas yang umum • Kalium kromat (k2cro4) 5%,
digunakan laboratorium. • Perak nitrat (agno3) 0,0141 n,
• Indikator fenolftalein dan akuades.
Pengambilan dan Persiapan Sample

• Sampel penelitian diambil masing–masing tiga sampel


dari tiga orang petani sebanyak ± 1 Kg seledri yang siap
panen di daerah Perkebunan Padang Laweh, Sumatera
Barat.
• Sampel dari masing–masing petani dipotong ± 0,5 cm
dan dihomogenkan
• dipisahkan menjadi 3 perlakuan, yaitu untuk :
1. analisis tanpa pencucian,
2. dicuci dengan air biasa,
3. dicuci dengan air panas. Kemudian dilakukan proses
ekstraksi.
Proses Pencucian Sampel dengan Air
Biasa dan Air Panas
• menggunakan air biasa dan air panas.
• Sampel seledri yang telah dipotong ± 0,5 cm ditimbang masing–
masing sebanyak 100 gram dan direndam dalam 200 mL air biasa
atau air panas selama 5 menit,
• dilakukan penyaringan sehingga diperoleh filtrat hasil pencucian
dengan volume akhir kurang dari 200 mL.
• Filtrat ini dimasukkan ke dalam labu takar 200 mL dan dipaskan
hingga tanda batas.
• Filtrat hasil pencucian seledri tersebut digunakan untuk uji fosfat
dengan Spektrofotometer UV– Vis dan klorida dengan titrasi
Argentometri (Mohr).
• Sampel yang telah dicuci kemudian dikeringanginkan, lalu
dipotong tipis- tipis dan ditimbang sebanyak 15 g,
• kemudian dilanjutkan dengan proses ekstraksi.
Analisis Residu Pestisida (Direktorat
Jenderal Bina Produksi Tanaman
Pangan)
• Sampel seledri (tanpa pencucian, dicuci air biasa dan dicuci air
panas) yang telah dipotong ± 0,5 cm
• ditimbang sebanyak 15 gram dalam beaker gelas
• kemudian ditambahkan pelarut aseton, diklorometan dan
petroleum benzen masing-masing sebanyak 30 mL.
• Campuran tersebut dilumatkan selama lebih kurang 60 detik
menggunakan ultra turaks,
• kemudian disaring menggunakan corong dan kertas saring.
• Selanjutnya filtrat (fase organik) yang dihasilkan dipipet 25 mL ke
dalam labu bulat dan dipekatkan dalam rotavapor pada suhu tangas
air 40 oC sampai kering.
• Setelah itu, residu dilarutkan dalam 5 mL iso oktana : toluena (9
: 1, v/v) untuk kemudian diinjeksikan sebanyak 1 L ke dalam alat
Kromatografi Gas.
Analisis Fosfat (SNI 06- 6989.31-2005)

• Sampel air pencucian (pencucian dengan air biasa dan air


panas) sayuran seledri dipipet sebanyak 50 kedalam
Erlenmeyer dan ditambahkan 1 tetes indikator fenolftalein.
• Jika terbentuk warna merah muda, tambahkan tetes
demi tetes H2SO4 5 N sampai warna hilang, lalu
tambahkan 8 ml larutan campuran dan dihomogenkan.
• Larutan tersebut dimasukkan ke dalam kuvet pada alat
spektrofotometer, serapannya dibaca dan dicatat pada
panjang gelombang 665 nm dalam kisaran waktu antara
21–27 menit.
• Kandungan fosfat dalam sampel dihitung dengan
menggunakan kurva kalibrasi yang telah diperoleh.
Analisis Klorida (SNI 06-6989.19-2004)

• Sampel air pencucian sayuran seledri dipipet


sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalam labu
Erlenmeyer dan larutan blanko dibuat
menggunakan 5 mL air suling.
• masing- masing ditambahkan 0,2 mL larutan
indikator K2CrO4 5% b/v dan diaduk.
• Kedua larutan tersebut dititrasi dengan AgNO3
hingga titik akhir titrasi dengan pengulangan tiga
kali dan dicatat volume AgNO3 yang digunakan,
• kemudian dirata–ratakan dan dihitung kandungan
klorida dalam sampel
HASIL PENELITIAN

Hasil yang diperoleh dari uji kromatografi lapis


tipis menunjukkan bahwa tomat organik yang
diperoleh dari dua pasar modern yang ada di
Yogyakarta tidak ada kandungan pestisida. Hasil
negatif ditunjukkan dengan tidak adanya spot
dengan warna yang sama dengan standar pada
plat setelah dilakukan spray.
HASIL KUANTITATIF
Tabel 1. Hasil analisis residu pestisida pada sayuran seledri
Keterangan:
ttd : Tidak terdeteksi
BMR : Batas Maksimum Residu (Standar Nasional Indonesia (SNI) 7313:2008 dan (Sudana, 1986)

Pestisida Kode Tanpa Pencucian Pencucian BMR


dengan Air dengan Air (mg/kg)
Sampel Pencucian
Biasa
Panas

PetaniA ttd Ttd Ttd

Diazinon PetaniB ttd Ttd Ttd 0,75

PetaniC ttd Ttd Ttd

PetaniA ttd Ttd Ttd 0,05

Klorpirifos PetaniB ttd Ttd Ttd

PetaniC ttd Ttd Ttd

PetaniA ttd Ttd Ttd 0,75

Profenofos PetaniB ttd Ttd Ttd

PetaniC ttd Ttd Ttd


Tabel 2. Hasil analisis kandungan fosfat dan klorida pada air cucian seledri

Preparasi Kode Sample Konsentrasi Konsentrasi CI- (ppm)

PO43- (ppm)

Air Biasa Petani A 3,4220 0,2266


Petani B 4,8890 0,3760
Petani C 2,6601 0
Air Panas Petani A 32,6600 0,3778
Petani B 22,7700 0,4,880
Petani C 4,0640 0,2280

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap residu pestisida profenofos,


klorpirifos dan diazinon pada seledri yang ditanam di daerah Padang Laweh Sumatera
Barat, maka diperoleh kesimpulan bahwa sampel seledri dari ketiga petani yang
dianalisis menggunakan Kromatografi Gas menunjukkan negatif atau tidak terdeteksi.
Proses pencucian dengan air biasa dan air panas dapat menurunkan kandungan
fosfat sebesar 2,6601 - 4,8890 ppm untuk air biasa dan 4,0640 - 32,6600 ppm
untuk air panas. Sementara itu penurunan kandungan klorida sebesar 0 - 0,3760 ppm
untuk air biasa dan 0,2280 - 0,4880 ppm untuk air panas.
DAFTAR PUSTAKA
• Djojosumarno, Panut. 2008. Pestisida & Aplikasinya.
Jakarta : Agromedia Pustaka
• Metty., dan Angelina Swaninda. 2016. IDENTIFIKASI
KANDUNGAN PESTISIDA PADA SAYURAN ORGANIK DI
PASAR MODERN. Vol. 3 number 2, 2016. Diambil dari:
http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/articl
e/view/40 (07 Maret 2017)
• Fitriani, Eca, dkk. ANALISIS RESIDU PESTISIDA
ORGANOFOSFAT, KLORIDA DAN FOSFAT PADA
TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.) DI
PERKEBUNAN PADANG LAWEH SUMATERA BARAT.
Diambil dari : respiratory.unri.ac.id

Anda mungkin juga menyukai