Anda di halaman 1dari 47

HIPERTENSI

Disusun oleh:
Prof. Dr. dr. Imran Gani, Sp.PD
Prof. Dr. dr Muhammmad Iqbal Anand Sp.PD

Pembimbing para profesor:


dr. Taufiq M. Waly., Sp.PD
Definisi
• Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara
persisten melebihi 140/90mmHg – WHO, 1999
• Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama
dengan dari 140 mmHg dengan atau tekanan darah
diastolik lebih atau sama dengan 90mm Hg – American
Heart Association, European Society of Cardiology
• Suatu sindrom kardiovaskular progresif yang
menyebabkan perubahan fungsi dan struktur dari
jantung dan ditemukanya kerusakan organ target –
American Society of Hypertension, 2017
• Hipertensi secara klinis dapat diartikan sebagai adanya
peningkatan rata-rata tekanan darah dari dua kali
kunjungan atau lebih ketika pasien diperiksa – Harrison
• Tekanan darah
Tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah agar darah dapat
masuk ke jaringan.

• Tekanan sistolik
Tekanan yang di hasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah pada saat katup
aorta membuka (darah keluar dari jantung melalui ventrikel)

• Tekanan diastolik
Tekanan yang dihasilkan oleh darah dari pembuluh darah pada saat katup aorta
menutup (darah masuk ke dalam jantung melalui atrium)

• Tekanan nadi
Perbedaan tekanan antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
Normal ± 40 mmHg

• Tekanan arteri rata-rata (MAP)


MAP = 2 Diastol + Sistolik atau MAP= tekanan diastol + 1/3 tek.sistol
3
• Hipertensi primer/essential/idiophatic
hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (95% dari populasi
hipertensi)

• Hipertensi sekunder
hipertensi yang diketahui penyebabnya (biasanya berumur <30 tahun atau
>60 tahun)

• Hipertensi resisten
tekanan darah tetap tinggi (sistolik >160 mmHg dan/atau diastolik >100
mmHg) walaupun telah memakai 3 macam obat anti hipertensi dengan
dosis maksimal.

• Hipertensi maligna/accelerated hypertension


suatu hipertensi krisis baik hipertensi emergency atau urgency yang
mengancam otak, mata dan ginjal serta ditandai dengan adanya papil
edema.
Etiology
• Secondary - Known abnormal control.
– Renal disorders – Renin-Angiotensin, Sodium retention,
ADH, Aldosterone.
– Cushings, Pheochromocytoma, Renovascular
• Essential - Etiology is multifactorial.
– Increased peripheral resistance (sympathetic tone)
– stress, hormonal, neural.
– Genetic, familial, life style.
Berapa besarnya
tekanan darah normal
pada seorang individu?

Tidak tahu
Klasifikasi Hipertensi JNC VII
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah
tekanan Sistolik Diastolik
darah
Normal <120 Dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 88-89
HT Grade I 140-159 Atau 90-99
HT Grade II ≥160 ≥100

Klasifikasi Hipertensi JNC VIII = JNC VII


Elderly Systolic Hypertension
ESH/JNC VII
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik Diastolik
Normal <120 Dan <80

Prehipertensi 120-139 Atau 80-89

HT Grade I 140-159 90-99

HT grade II ≥160 ≥100

Isolated St 1 140-159 <90

Isolated St 2 ≥160 <90


Chinese Hypertension Society
Tekanan darah Tekanan darah CHS-2005
sistol diastol
<120 <80 Normal
120-129 80-84 Normal-Tinggi
130-139 85-89
Tekanan darah tinggi
140-159 90-99 Tingkat 1
160-179 100-109 Tingkat 2
≥180 ≥110 Tingkat 3
≥140 ≤90 Hipertensi sistol
terisolasi
WHO
Kategori Sistol Diastol

Optimal <120 <80

Normal <130 <85

Normal-Tinggi 130-139 85-89

Tingkat 1 (ringan) 140-159 90-99

Tingkat 2 (Sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (berat) ≥180 ≥110

Hipertensi Sistol ≥140 <90


Terisolasi
Cara Mendiagnosa Hipertensi
1. Beberapa kali kunjungan (minimal 3 kali) dan diambil harga
rata-rata dari sistol dan diastoliknya
2. Bila 1 kali kunjungan, tetapi tekanan darah sistolik
≥200mmhg / diastoliknya ≥120mmhg dan pasien dalam
keadaan sadar serta rileks 5 menit sebelum pengukuran
3. Bisa 1x kunjungan tetapi didapatkan riwayat hipertensi yang
jelas
4. Tidak merokok dan minum kopi minimal 30 menit sebelum
pengukuran
5. Manset harus menutupi minimal 80% lingkar lengan atas
Pengobatan Hipertensi

Non •Modifikasi
Farmakologi Gaya Hidup

Farmakologi
Modifikasi gaya hidup
1. Alkohol ↓
2. Rokok ↓
3. Kopi ↓
4. Garam Natrium ↓
5. Berat Badan ↓
6. Stress ↓
7. Olahraga ↑
8. Buah-buahan/sayuran ↑
Farmakologi
Golongan obat Tidak direkomendasi/ESO
1. Renin angiotensin • batuk
inhibitor • kehamilan
a. Ace inhibitor • hiperkalemia
b. Angiotensin II Reseptor • hiponatremia
Blocker • gangguan fungsi ginjal
c. Renin Inhibitor (cek ur/cr berkala)
Golongan obat Tidak direkomendasi/ESO
2. Adrenergik blocker • Bradikardia, AV blok, CHF, Asma,
a. Beta blocker PPOK
b. Alfa blocker • Lemas, Hipotensi ortostatik
c. Sentral • Mulut kering, sedasi, jangan
d. Perifer sampai putus obat (tensi bisa naik
mendadak) jangan diberikan pada
CVD
• Sekresi asam lambung naik, depresi
3. Antagonis Kalsium (calcium channel • Bradikardia, AV blok, CHF
blocker) • nifedipin jangan digunakan
a. Dihidropiridin
b. Non dihidropiridin
4. Diuretik • Hipokalemia, Hiponatremia, gangguan
a. Golongan Tiazid fungsik hati, gout
b. Loop Diuretik
c. Hemat Kalium

5. Vasodilator direct • Jangan digunakan kecuali nitropruside


(hipertensi emergensi)
PENYEKAT β-ADRENOSEPTOR
PENYEKAT β- Aktivasi adrenoseptor
Curah jantung
ADRENOSEPTOR pada jantung

Resistensi perifer
PENURUNAN
TEKANAN
renin Angiotensin II DARAH

aldosteron

Retensi air,
Volume darah
natrium
DIURETIK
DIURETIK TIAZID Retensi air,
natrium

Volume darah

Resistensi
Curah jantung
perifer

PENURUNAN
TEKANAN DARAH
Pengobatan Hipertensi (JNC VII)
ESH-ESC and JNC 7 Guidelines Recommend Target BP Goals of
<140/90 mmHg for uncomplicated hypertension and <130/80
mmHg for complicated hypertension

Type of hypertension BP goal (mmHg)


Uncomplicated <140/90
Complicated
DM <130/80
Kidney disease <130/80
other high risk (stroke, <130/80
myocardial infraction)
Catatan Tentang JNC VII
• Alfa blocker tidak direkomendasikan
• Seharusya alfa blocker dapat diberikan pada pasien hipertensi resisten,
hipertensi dengan hiperlipidemia, kegagalan/kekhawatiran pemberian
obat inhibitor angiotensin dan pada pasien dengan hipertrofi prostat
(terutama)
Hipertensi Krisis
(Hipertensi Emergensi dan Urgensi)
• Hipertensi krisis adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
harus diturunkan dengan cepat untuk menghindarkan
perburukan kepada pasien
• Hipertensi emergency adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah harus diturunkan dalam tempo paling lama 2 jam
dengan target turunnya tekanan darah sebanyak 25% dari
MAP (Mean Arterial Pressure)
• Hipertensi urgency adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah harus diturunkan paling lama 24 jam dengan target
turunnya tekanan darah 25% dari MAP
• Hipertensi emergensi adalah peningkatan secara mendadak
tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥ 120 mmHg disertai dengan adanya kerusakan
target organ akut atau progresif sehingga membutuhkan
penurunan tekanan darah segera.
• Hipertensi urgensi adalah peningkatan secara mendadak
tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥ 120 mmHg tanpa gejala yang berat atau kerusakan
target organ progresif dimana kondisi ini membutuhkan
penurunan tekanan darah dalam beberapa jam
Pengobatan hipertensi krisis
• Furosemid injeksi 1 ampul
• Captopril 25mg sublingual (jika pasien sadar) cek tensi tiap ½ jam  pemberian
dapat diulang sampai dengan 4x
• Diltiazem bolus iv 0,25mg/kgbb (10mg-12,5mg). Berikan diltiazem injeksi 5-10mg
tiap 1 jam/ 1 ampul diltiazem (50mg) dimasukkan dalam infus cairan 250cc dan
berikan selama 6 jam  Bila tensi tidak turun dalam ½ jam  ↑ tetesan infus
menjadi 4 jam
• Apabila telah tercapai target  tetesan diltiazem dapat diperlambat misalnya, 1
ampul diltiazem dengan cairan infus 250cc selama 12 jam
• Captopril oral 2x25mg/3x25mg. Jangan diberikan bila kadar kalium darah >5,5.
berikan obat hipertensi lain, termasuk juga hitrin (alfa blocker) dengan dosis
langsung 2x1mg/2x2mg
• Setelah 2 jam pertama  cek tensi tiap jam
Bila sistolik ≥200/dan diastolik >120 berikan captopril sublingual, bila tetap tinggi,
tetesan diltiazem dapat dinaikkan kembali dan obat oral ditambah lagi.
Catatan
• Bila dalam setengah jam pertama/ 1 jam pertama/2 jam pertama target
tekanan darah telah tercapai dengan terapi oral maka obat anti hipertensi
parenteral (bolus) tidak diperlukan. Tetapi untuk menjaga tensi tetap stabil
sesuai target, maka obat anti hipertensi parenteral dapat dimasukkan
pada infus dengan tetesan yang lebih lambat. Misalnya 1 ampul diltiazem
dalam dextros 5% per 12 jam
• Dalam kepraktisan target tekanan darah yang hendak dicapai adalah
sistolik 150-160 dan diastolik 100-110 mmhg
• Dalam kepraktisan t.d sistolik >200/ dan diastolik >120 harus selalu
dianggap hipertensi krisis kecuali pada keadaan stroke (sistolik ≥220/ dan
diastolik ≥140mmhg
• Secara teori pada keadaan stroke target maksimal penurunan tekanan
darah adalah 20 % MAP.
• Keadaan- keadaan dimana tekanan sistolik atau dan diastolik harus
diturunkan walaupun belum mencapai tekanan sistolik 200 atau dan
diastolik 120, adalah sebagai berikut:
a. Hipertensi enselopati (Sakit kepala, disorientasi, muntah, gangguan
penglihatan, kejang)
b. Epistaksis
c. Eklampsia
d. Hipertensi maligna/ hipertensi akselerasi
e. Luka kepala
f. MCI akut, edema paru akut, setelah operasi bypass coroner
g. Perdarahan pasca operasi yg terjadi pada jahitan vaskular, atau akan
dilakukan operasi cito
Hipertensi pada Kehamilan
Macam-macamnya:
1. Hipertensi yg dipicu oleh kehamilan tetapi tanpa proteinuria dan kejang
(hipertensi gestasional).
2. Hipertensi yg dipicu oleh kehamilan dengan proteinuria dan kejang
• Eklampsia: proteinuria (+), Kejang (+)
• Pre-Eklampsia: proteinuria (+), Kejang (-)
Proteinuria: protein dalam urin = +2 atau = 300mg/ 24 jam
3. Hipertensi kronik: hipertensi sudah terjadi sebelum hamil
4. Kombinasi hipertensi kronik yang bertambah berat pada saat hamil,
proteinuria (+), atau dan kejang (+), riwayat hipertensi sebelum hamil
Macam Tanda - gejala
Hipertensi gestasional TD 140/90 mmHg
Proteinuria (-)
TD normal kembali < 12 mg PP
Diagnosis akhir hanya dpt dibuat PP
Dpt memiliki tanda-gejala preeklampsia

Preeklampsia Ringan TD 140/90 mmHg , usia kehamilan > 20 mg


Proteinuria 300 mg/24 jam atau +1 dipstick
Preeklampsia berat TD 160/110 mmH
Proteinuria > +2 dipstick
Serum kreatinin > 1,2 mg/Dl
Trombositopenia < 100.000/mm3
Peningkatan AST – ALT
LDH meningkat
Sakit kepala, pandangan kabur, nyeri epigasrium,
Oliguria < 400 mm/24 jam
Sianosis
Eklampsia Kejang yg tdk dpt dikaitkan dengan penyebab lain
pd wanita dgn preeklampsia
Gejala preeklampsia
Terapi hipertensi pada kehamilan
• Semua obat dapat diberikan kecuali ACE inhibitor dan hidralazin. Diuretik
hanya diberikan bila ada indikasi gagal jantung, bila post partum dan ada
bayi, maka ACE inhibitor baru diberikan bila bayi telah berumur > 1
tahun. Selama menyusui diuretik jangan diberikan karena dapat
mengurangi volume ASI.
• Hipertensi pada kehamilan baru diterapi bila sistolik > 150 mmHg
dan/atau diastolik > 100 mmHg
• Target tekanan darah, Sistolik 140-150 mmHg dan diastoli100 mmHg
• Obat yg paling baik adalah adrenergik bloker sentral (metildopa) dengan
dosis dinaikkan bertahap mulai metildopa 500mg sehari s/d 4 gr sehari.
• Terminasi kehamilan baru dianjurkan bila bayi diperkirakan viabel di luar
kandungan atau kehamilan > 37 minggu.
• Eklampsia merupakan krisis hipertensi, tapi pre-eklampsia bukan.
• Hipertensi yang dipicu oleh kehamilan dapat bertahan s/d maksimal 3
bulan post partum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai