Anda di halaman 1dari 41

P3K

1. LUKA BAKAR & TRAUMA LISTRIK


2. PATAH TULANG

Ikhwan Fuadi, dr
9/4/18
Prinsip-Prinsip dasar
1.Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang
terluka
2. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita
mengalami pendarahan, kesulitan bernapas,
luka bakar atau kejutan (SYOK).
3. Jangan berikan cairan apapun kepada
penderita yang pingsan atau setengah
pingsan. Cairan dapat memasuki saluran
pernapasan dan mengakibatkan kesulitan
bernapas bagi penderita.

4. Jangan berikan alkohol pada penderita yang


mengalami luka parah.
LUKA BAKAR
• Luka akibat terkenanya tubuh kita pada bahan
panas.

Tergantung pada :
1. Lamanya kontak tubuh
2. Luas permukaan tubuh
3. Jenis bahan panas
Penyebab
• Api
• Air panas
• Bensin, gas kompor rumah tangga
• Listrik
• Pajanan suhu tinggi dari matahari
• Bahan kimia
- Asam kuat
- Basa kuat
Derajat Kedalaman Luka Bakar

1. LUKA BAKAR DERAJAT I


- EPIDERMIS

2. LUKA BAKAR DERAJAT II


- DERAJAT IIA (SUPERFICIAL)
- DERAJAT IIB (DEEP)

3. LUKA BAKAR DERAJAT III


- SAMPAI OTOT / TULANG
KRITERIA BERAT RINGANNYA
(AMERICAN BURN ASSOCIATION)

1. LUKA BAKAR RINGAN


- LUKA BAKAR DERAJAT II < 15%
- LUKA BAKAR DERAJAT II < 10% PADA ANAK-ANAK
- LUKA BAKAR DERAJAT III < 1%

2. LUKA BAKAR SEDANG


- LUKA BAKAR DERAJAT II 15-25% PADA ORANG DEWASA
- LUKA BAKAR DERAJAT II 10-20% PADA ANAK-ANAK
- LUKA BAKAR DERAJAT III < 10%
3. LUKA BAKAR BERAT

- LB. DERAJAT II 25% ATAU LEBIH PADA ORANG DEWASA

- LB. DERAJAT II 20% ATAU LEBIH PADA ANAK-ANAK


- LB. DERAJAT III 10% ATAU LEBIH
- LB. MENGENAI TANGAN, WAJAH, TELINGA, MATA, KAKI
DAN GENETALIA/PERINEUM.
- LB. DENGAN CEDERA INHALASI, LISTRIK, DISERTAI
TRAUMA LAIN
FASE LUKA BAKAR
1. FASE AKUT / FASE SYOK / FASE AWAL
- KEJADIAN / IRD
- PROBLEM PERNAFASAN DAN CAIRAN
- LUKA

2. FASE SUBAKUT
- DALAM PERAWATAN
- PROBLEM LUKA, INFEKSI, SEPSIS

3. FASE LANJUT
- SETELAH BEROBAT JALAN
- PROBLEM PARUT, KONTRAKTUR
Penanganan
1. Mematikan api pada tubuh
- Menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk
menghentikan pasokan oksigen pada api yang menyala
- Menjatuhkan diri dan berguling agar pakaian yang terbakar
tidak meluas
- Melepaskan baju yang tersiram air panas/menceburkan diri
ke air dingin
2. Merendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya
dengan air mengalir selama sekurang kurangnya 15 menit 
untuk menurunkan suhu jaringan sehingga kerusakan lebih
dangkal dan diperkecil
• Prinsip penanganan utama luka bakar ringan :
- Mendinginkan daerah yang terbakar dengan air,
- Mencegah infeksi
- Memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berproliferasi
- Menutup permukaan luka
• Luka bakar luas dan dalam
pasien harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat yang punya
tenaga terlatih dan unit luka bakar yang memadai.
TRAUMA LISTRIK

Kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir


ke dalam tubuh manusia dan membakar
jaringan ataupun menyebabkan terganggunya
fungsi suatu organ dalam.
LUKA BAKAR LISTRIK
KERUSAKAN JARINGAN DISEBABKAN :
1. ALIRAN LISTRIK (ARUS BOLAK BALIK/AC)
MERUPAKAN ENERGI DALAM JUMLAH BESAR. KERUSAKAN DAPAT
EKSTENSIF LOKAL MAUPUN SISTEMIK.

2. LONCATAN ENERGI
DITIMBULKAN OLEH UDARA YANG BERUBAH MENJADI API

3. KERUSAKAN JARINGAN
AKIBAT KERUSAKAN SISTEM PEMBULUH DARAH SEPANJANG YANG
DIALIRI LISTRIK (TROMBOSIS)
KLASIFIKASI
• Voltase tinggi: kejutan listrik ≥ 1.000 volt
(misalnya pada lelaki dewasa yang mengalami
cedera akibat kecelakaan kerja, atau
tersembar petir)
• Voltase rendah: kejutan listrik < 1.000 volt
(umumnya cedera pada anak-anak karena
terkena kejutan yang berasal dari peralatan
rumah, atau kabel listrik)
Manifestasi Klinis Trauma listrik
– Luka Bakar
– Kejang.
– Pendarahan otak.
– Kelumpuhan pernapasan.
– perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan
jangka pendek, perubahan kepribadian, mudah
tersinggung dan gangguan tidur).
– irama jantung yang tidak beraturan.
• Pengobatan terdiri dari :
– menjauhkan/memisahkan korban dari sumber
listrik.
– memulihkan denyut jantung dan fungsi
pernafasan melalui resusitasi jantung paru (jika
diperlukan).
• Mengobati luka bakar dan cedera lainnya
dengan cara merujuk segera ke RS terdekat
• · “JANGAN sentuh korban dengan tangan telanjang sewaktu
korban masih terhubung dengan sumber listrik
• · " JANGAN memecahkan bula pada kulit korban yang
melepuh karena luka bakar.
• · " JANGAN mengoleskan es, mentega, obat salp,
pengobatan, kapas berbulu halus atau pakaian, atau perban
mudah lengket pada kulit yang terbakar.
• · " JANGAN sentuh kulit korban yang meninggal karena
terkena listrik.
• · "JANGAN memindahkan atau menggerakkan tubuh korban
kecuali diperlukan atau jika ada bahaya bila tidak segera
diposisikan.
PATAH TULANG
• Patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
tulang baik karena trauma, tekanan maupun
kelainan patologis, biasanya disebabkan oleh
trauma atau tenaga fisik (Price, 2005).
Penyebab
• Trauma :
– Kecelakaan
– Terjatuh
– Perkelahian
– Luka tusuk
– Luka tembak
• Kelainan patologis
Jenis patah tulang
• Patah tulang tertutup

• Patah tulang terbuka


Gejala dan Tanda
• Gejala dan tanda umum patah tulang adalah
nyeri, hilangnya fungsi, perubahan bentuk
(deformitas) , pemendekan ekstremitas,
pembengkakan lokal dan perubahan warna
Penanganan awal

• Alat pelindung diri


• Pastikan tanda dan gejala
• Lakukan pembidaian awal
• Telepon bantuan/ Ambulance rujuk ke rs
terdekat
Hal yang harus diperhatikan
• Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan
korban jika belum mahir melakukannya.
• Jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung
dengan hati-hati dalam posisi terbaring di atas alas keras.
• Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga
gigi atas dan bawah bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter.
• Untuk patah tulang tangan atau kaki, gunakan tongkat atau
setumpuk Koran guna menyangga, dan balutlah sebelum
memperoleh pertolongan dokter.
• Bidai dapat menggunakan alat bidai standar telah
dipersiapkan, namunjuga bisa dibuat sendiri dari berbagai
bahan sederhana,
• Bidai yang terbuat dari benda keras (kayu,dll) sebaiknya
dibungkus/dibalut terlebih dahulu dengan bahan yang lebih
lembut (kain, kassa, dll)
• Bahan yang digunakan sebagai pembalut pengikat untuk
pembidaian bisa berasal dari pakaian atau bahan lainnya.
Bahan yang digunakan untuk membalut ini harus bisa
membalut dengan sempurna tidak boleh terlalu ketat yang
bisa menghambat sirkulasi
• Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah.
Sebelum dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat.
• Bidai dibalut dengan pembalut sebelum
digunakan. Memakai bantalan di antara
bagian yang patah
• Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat
kain, baju, kopel, dll) dimulai dari sebelahatas
dan bawah fraktur.
• Ikatan jangan terlalu keras atau kendor.
• Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut
ditinggikan setelah dibidai.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai