DASAR-DASAR REAKSI

ANORGANIK

Presented by :
DR. THAMRIN AZIS M.Si

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS HALU OLEO

HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA

Proses Spontan dan Tak Spontan
Proses Spontan : proses yang dapat berlangsung dengan
sendirinyadan tidak dapat balik tanpa pengaruh dari luar .
Contoh :
a. Panas, selalu mengalir dari temperatur tinggi ke tem
peratur rendah.
b. Gas mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
 Semua proses spontan berlangsung dari energi potensial
tinggi ke energi potensial yang lebih rendah
 Reaksi kimia akan berlangsung secara spontan apabila
reaksinya eksoterm. Jadi diikuti penurunan entalpi. Untuk
hal ini entalpi sebagai energi potensial kimia.
JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS HALU OLEO

HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA

ENTROPI (s)
Selain perubahan entalpi, perubahan kimia
maupun fisika melibatkan perubahan dalam
kekacaubalauan (disorder) relatif dari atom-
atom, molekul-molekul ataupun ion-ion.
Kekacaubalauan (ketidakteraturan) suatu
sistim disebut ENTROPI.
JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS HALU OLEO

ENERGI BEBAS (FREE ENERGY)

Proses spontan didasarkan atas 2 faktor, yaitu :
H yang menurun
 ΔS yang meningkat
Untuk merumuskan dua faktor di atas diperlukan besaran
yang disebut : Energi Bebas (F)
Rumus : ΔF = ΔH – T.ΔS
Keterangan : ΔF = perubahan energi bebas
ΔH = perubahan entalpi
T = temperatur
ΔS = perubahan entropi (kal/der. mol)
JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS HALU OLEO
PROSES SPONTAN DAN TIDAK SPONTAN
1. Proses Spontan
Proses yang dapat berlangsung dengan sendirinya tanpa
pengaruh dari luar sistem
JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS HALU OLEO

1. Proses Tidak Spontan

Proses yang tidak dapat berlangsung tanpa bantuan di
Luar sistem
Contoh
 Panas yang mengalir dari suhu tinggi ke suhu
rendah
 Bola yang mengelinding menaiki bidang miring
 Gas berdifusi dari rendah ke tinggi

Tidak spontan
 JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS HALU OLEO

Tanda dari DH dan

Kespontanan
 Semua reaksi pembakaran adalah spontan dan eksotermik:
CH4 (g) + 2 O2 (g)  CO2 (g) + 2 H2O(g); DH = - 802 kJ

 Besi berkarat secara spontan and eksotermik:

2 Fe (s) + O2 (g)  Fe2O3 (s); DH = - 826 kJ

 Senyawa-senyawa ion secara spontan terbentuk dari unsur-

unsurnya dgn melepas kalor:
Na (s) + Cl2 (g)  NaCl(s); DH = - 411 kJ

7
JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS HALU OLEO

Reaksi-reaksi Spontan
CH4 (g) + 2O2 (g) CO2 (g) + 2H2O (l) ∆H0 = -890.4 kJ

H+ (aq) + OH- (aq) H2O (l) ∆ H0 = -56.2 kJ

H2O (s) H2O (l) ∆ H0 = 6.01 kJ

 DH umumnya –
 Tetapi juga ada reaksi dengan DH + yang
spontan

Ada faktor lain:

ENTROPI
JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS HALU OLEO

ENTROPI (S)
Entropi (S) adalah ukuran keacakan atau ketidakteraturan
suatu sistem.
Reaksi spontan ∆ S > 0 dan tidak spontan ∆ S < 0

 PERUBAHAN ENTROPI
Entropi (S) = derajat ketidakteraturan

S + semakin tidak teratur

S – semakin teratur
JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS HALU OLEO

S padat < S cair < S gas

ENERGI BEBAS GIBBS (∆G)

Energi bebas gibbs merupakan ukuran dari spontanan

yang besarannya tergantung pada ∆H, T dan ∆S
Sehingga DG = DH – T DS
Reaksi kimia dapat berlangsung spontan jika memiliki DG
negatif atau dibebaskan sejumlah energi selama reaksi.
JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS HALU OLEO

Energi bebas negatif dapat diperoleh

1. Reaksi eksotermis (energi ikat tinggi) DH < 0
Total discorder (ketidakaturan), S meningkat, DS > 0
½ O2 (g) + C(g) CO(g)
DH = -110,5 KJ/mol
T DS = + 26,7 KJ/mol
∆G = - 137,2 KJ/mol
2. Reaksi eksotermis DH < 0 tetapi entropinya turun DS < 0,
namun demikian nilai T DS tetap lebih kecil dibandingkan
energi yang dibebaskan selama reaksi sehingga diperoleh
negatif pada ∆G
N2 + 3H2 2 NH3
DH = +1,9 KJ/mol
T DS = + 4,6 KJ/mol
∆G = -2,7 KJ/mol
JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS HALU OLEO

3. Energi ikat total produk lebih kecil dari energi ikata reaktan (DH > 0
dan tingkat ketidakaturan produk lebih tinggi daripada tingkat
ketidakauran reaktan DS > 0 dan TDS > 0
NaCl(s) Na+ (aq) + Cl-(aq)
DH = +1,9 KJ/mol
TDS = +4,6 KJ/mol
∆G = -2,7 KJ/mol
JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS HALU OLEO

Contoh

Jawab
Persamaan reaksi :
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Untuk pembentukan 2 mol NH3 maka ΔH = 2 x (-46,11) = -92,22 kj
T.ΔS = 298 ( ∑S produk - ∑S pereaksi)
= 298 { 2 x (0,1923)} – {0,1915 + 3 (0,1306)}
= 298 (0,3846 – 0,5833)
= - 59,2 kJ
Jadi ΔG = ΔH – T.ΔS
= -92,22 - (-59,2) = -33,0 kJ
Sehingga untuk pembentukan 1 mol NH3 →
ΔG = -33/2 kJ = -16,5 kJ
 Contoh

Jawab
 Entropy and Atomic Size

S° is higher for larger atoms or molecules of the same type.

Li Na K Rb Cs
Atomic radius (pm) 152 186 227 248 265
Molar mass (g/mol) 6.941 22.99 39.10 85.47 132.9
S°(s) 29.1 51.4 64.7 69.5 85.2

HF HCl HBr HI
Molar mass (g/mol) 20.01 36.46 80.91 127.9
S°(s) 173.7 186.8 198.6 206.3
Effect of Temperature on Reaction Spontaneity
DGsys = DHsys - T DSsys

Reaction is spontaneous at all

temperatures
If DH < 0 and DS > 0
DG < 0 for all T

Reaction is nonspontaneous at all

temperatures
If DH > 0 and DS < 0
DG > 0 for all T
Effect of Temperature on Reaction Spontaneity

Reaction becomes spontaneous as T

increases
If DH > 0 and DS > 0
DG becomes more negative as T
increases.

Reaction becomes spontaneous as T

decreases
If DH < 0 and DS < 0
DG becomes more negative as T
decreases.
Table 20.1 Reaction Spontaneity and the Signs of DH, DS, and DG

DH DS -TDS DG Description
– + – – Spontaneous at all T
+ – + + Nonspontaneous at all T
+ + – + or – Spontaneous at higher T;
nonspontaneous at lower T
– – + + or – Spontaneous at lower T;
nonspontaneous at higher T
Sample Problem 20.7 Determining the Effect of Temperature on ΔG

PROBLEM: A key step in the production of sulfuric acid is the oxidation of

SO2(g) to SO3(g):
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
At 298 K, DG = -141.6 kJ; DH = -198.4 kJ; and DS = -187.9 J/K
(a) Use the data to decide if this reaction is spontaneous at 25°C, and predict
how DG will change with increasing T.
(b) Assuming DH and DS are constant with increasing T, is the reaction
spontaneous at 900.°C?

PLAN: We note the sign of DG to see if the reaction is spontaneous and the
signs of DH and DS to see the effect of T. We can then calculate
whether or not the reaction is spontaneous at the higher
temperature.
Sample Problem 20.7

SOLUTION:
(a) DG < 0 at 209 K (= 25°C), so the reaction is spontaneous.
With DS < 0, the term -TDS > 0 and this term will become more
positive at higher T.
DG will become less negative, and the reaction less spontaneous, with
increasing T.

(b) DG = DH - TDS
Convert T to K: 900. + 273.15 = 1173 K
Convert S to kJ/K: -187.9 J/K = 0.1879 kJ/K
DG = -198.4 kJ – [1173 K)(-0.187.9 kJ/K) = 22.0 kJ

DG > 0, so the reaction is nonspontaneous at 900.°C.