Anda di halaman 1dari 46

Bagian Ilmu Anestesi

Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin Nur Baeti
C111 12 071

Residen Pembimbing :
dr. Abdul Qadir

Supervisor Pembimbing :
Dr. dr. A. Muh. Takdir Musba, Sp.An-KMN

TERAPI OKSIGEN
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
•Nama : Tn. UB
•Jenis kelamin : Laki-laki
•Tanggal lahir : 01/02/1946
•Agama : Islam
•Alamat : Jl. KR. Bonto Tanga 1 No. 58 Makassar
•Rumah Sakit : IC lantai 2
•MR : 612319
ANAMNESIS
Keluhan utama : Batuk berdarah
 Batuk berdarah dialami sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit. Batuk
disertai oleh darah ± 500 cc (1 gelas) dalam 12 jam. Batuk dialami sejak 2
bulan dan memberat 3 minggu sebelum masuk RS. Batuk dialami terus-
menerus, tidak disertai lendir. Lendir sulit dikeluarkan.. Sesak napas ada tidak
dipengaruhi aktifitas dan cuaca. Nyeri dada ada, terutama ketika batuk. Tidak
ada penurunan berat badan, demam ada terutama pada malam hari, alergi tidak
ada, mual dan muntah tidak ada. Buang air besar biasa, warna kuning. Buang
air lancar, warna kuning. Riwayat pengobatan OAT 20 tahun yang lalu,
minum selama ± 1 tahun, pasien tidak ingat hasil pemeriksaan sputumnya.
Riwayat merokok ±54 tahun yang lalu ketika berusia 17 tahun dengan 20
batang /hari
Riwayat penyakit dahulu
• Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma
disangkal.

Riwayat penyakit keluarga


• Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma
disangkal.
KEADAAN UMUM
Kesan sakit : Sakit sedang
Status gizi : Gizi kurang
Kesadaran : Compos mentis, GCS:E4V5M6
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 170 cm
IMT : 17,3 kg/m2

TANDA VITAL
 Tekanan darah : 160/80 mmHg
 Nadi : 102 kali/menit, reguler, kuat angkat
 Pernapasan : 24 kali/menit
 Suhu : 37,2oC (Axila)
 SpO2 : 89% tanpa modalitas
PEMERIKSAAN FISIK
- Kepala : Normocephal

- Mata :

 Kelopak Mata : tidak edema

 Konjungtiva : tidak pucat

 Sklera : tidak ikterik

 Leher : pembesaran KGB (-) pembesaran kelenjar gondok (-) Kaku kuduk (-)
DVS R+2 cmH2O

- THT : Epistaksis (-), Perdarahan telinga (-), perdarahan gusi (-), faring hiperemis (-)
PEMERIKSAAN FISIK
- Thorax

Paru :

Inspeksi : simetris kanan dsn kiri

Palpasi : vocal fremitus simetri kanan dan kiri

Perkusi : Paru kiri sonor , paru kanan pekak setinggi ICS 7

Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronki ada di basal paru kanan, wheezing tidak
ada
Jantung :

 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

 Palpasi : Ictus cordis teraba, Thrill (-)

 Perkus : Pekak

Batas Jantung :

Kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra

Kiri bawah : ICS V linea axillaris anterior sinistra

Kanan atas : ICS II linea parasternalis dextra

Kanan bawah : ICS III- IV linea parasternalis dextra

 Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)


PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen

 Inspeksi : Datar, ikut gerak napas, tidak tampak massa

 Auskultasi : Peristaltik (+), kesan kurang

 Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak teraba massa, hepar tidak teraba pembesaran, lien
tidak teraba pembesaran

 Perkusi : Timpani

Genitalia : Dalam batas normal

Ekstremitas : tidak edema, fraktur tidak ada


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Lab Hasil Nilai Rujukan Satuan

WBC 11.81 4.00-10.00 10^3/uL


RBC 4.28 4.00-6.00 10^6/uL
Hb 12.0 12.00-16.00 g/dL
PLT 379 150-400 10^3/uL
Neut 63.3 52.0-75.0 %
Lymph 13.1 20.0-40.0 %
Mono 5.2 2.00-8.00 %
GDS 123 140 mg/dl
Ureum 29 10-50 mg/dl
Kreatinin 0.89 L(<1.3); P(<1.1) mg/dl
SGPT 12 <38 U/L
SGOT 22 <41 U/L
Natrium 142 136-145 mmol/l
Kalium 4.6 3.5-5.1 mmol/l
Klorida 105 97-111 mmol/l
Radiologi
Chest X-ray (05/07/2018)
Kesan :
TB paru lama tenang
Infected bronkiektasis
Atheroclerosis aortae
ASSESMENT
No. Problems Planning diagnostic Planning therapy
1. Hemoptisis Sedang-Berat Pemeriksaan foto Thorkas Oksigen 3 liter/menit via nasal kanul
S :Batuk berdarah dialami sejak 12 jam sebelum masuk Asam Tranexamat 500 mg/8 jam/intravena
rumah sakit. Batuk disertai oleh darah ± 500 cc (1 gelas) Adona 1 ampul/8 jam/intravena
dalam 12 jam. Batuk dialami sejak 2 bulan dan memberat Vit. C 1 ampul/8 jam/intravena
Vit. K 1 ampul/8 jam/ intravena
3 minggu sebelum masuk RS. Batuk dialami terus-
Amlodipin 5 mg/24 jam/oral
menerus, tidak disertai lendir. Lendir sulit dikeluarkan.
Sesak napas ada tidak dipengaruhi aktifitas dan cuaca.
Nyeri dada ada, terutama ketika batuk
O:
TD: 160/80 mmHg
N: 102 kali/ menit
P: 26 kali/menit
SpO2: 89 %

2. TB Paru Aktif lesi minimal Periksa sputum BTA 3 x, Oksigen 3 liter/menit via nasal kanul
S: Sesak dan nyeri dada ada terutama ketika batuk Tidak Kultur MTB, Kultut gram
ada penurunan berat badan, demam ada terutama pada
malam hari, Riwayat pengobatan OAT 20 tahun yang
lalu, minum selama ± 1 tahun, pasien tidak ingat hasil
pemeriksaan sputumnya
O: Ronkhi dibasal paru kanan, wheezing tidak ada
Chest Xray: tampak garis-garis finrosis yang meretraksi
kedua hilus
MSCT: bercak infiltrat pada segmen lingula inferior lobus
superior paru kiri
No. Problems Planning diagnostic Planning therapy
3. Bronkiektasis Oksigen 3 liter/menit via nasal kanul
S :Batuk berdarah dialami sejak 12 jam sebelum Codein 10 mg/8jam/oral
masuk rumah sakit. Batuk disertai oleh darah ± 500
cc (1 gelas) dalam 12 jam. Batuk dialami sejak 2
bulan dan memberat 3 minggu sebelum masuk RS.
Batuk dialami terus-menerus, tidak disertai lendir.
Lendir sulit dikeluarkan. Sesak napas ada tidak
dipengaruhi aktifitas dan cuaca. Nyeri dada ada,
terutama ketika batuk. Riwayat merokok ±54 tahun
yang lalu ketika berusia 17 tahun dengan 20 batang
/hari. Riwayat pekerja kontraktor bangunan akses
debu ada sejak 17 tahun yang lalu
O:
MSCT: tampak dilatsi bronkus yang memberikan
gambaran tram track pada segmen media lobus paru
dextra
PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
 Ada tiga komponen esensial untuk hidup:
- Oksigen
- Air
- Nutrisi
 Oksigen  paling esensial
 Alam (atmosfer) penyedia O2 dalam jumlah tak terbatas
 Sistem respirasi = pemasok O2 ke dalam tubuh
 Sistem kardiovaskular = pengedar O2 di dalam tubuh
 Sel/jaringan = pemakai O2
 Hasil metabolisme (CO2) masuk kedalam sirkulasi, keluar melalui respirasi
RESPIRASI/PERNAPASAN
 Usahatubuh untuk memenuhi kebutuhan O2 untuk proses
metabolisme dan mengeluarkan CO2 sebagai hasil
metabolisme dengan perantara organ paru dan saluran
napas bersama kardiovaskuler sehingga dihasilkan darah
yang kaya oksigen
Skema respirasi
TRANSPORT OKSIGEN

 Oxygen delivery (DO2) adalah banyaknya oksigen yang


disuplai ke jaringan, yang besarnya tergantung pada curah
jantung (cardiac output= CO) dan kandungan oksigen arteri.
 DO2 = CO X CaO2
 DO2 = CO X [(Hb X SaO2 X 1,34) + (0,003 X PaO2)]
TRANSPORT OKSIGEN
Pengertian kandungan oksigen arteri (oxygen content = CaO2).

CaO2 = (Hb X SaO2 X 1,34) + (0,003 X PaO2)

- Hb = kadar hemoglobin (g%)


- SaO2 = saturasi oksigen (%)
- 1,34 konstanta (banyaknya ml O2 yang
terikat setiap 1 g Hb)
- PaO2 = tekanan partial oksigen
- 0,003 = konstanta
Oksigen diperlukan pada metabolisme aerob

energi biologi untuk kehidupan sel


Oksigen tidak adekuat mengakibatkan metabolisme Anaerob:
 Penurunan energi biologi
 Laktik & metabolik asidosis
Gangguan pernapasan transfer oksigen
terganggu hipoksi sel
TUJUAN TERAPI OKSIGEN

Meningkatkan kadar O2 udara napas  kadar O2 yang ada


di paru-paru menjadi tinggi  tekanan partial O2 di
alveolus meningkat  O2 yang berdifusi melalui dinding
alveolus lebih banyak  kadar O2 yang terangkut melalui
peredaran darah cukup dan persediaan O2 di jaringan sel
dapat terpenuhi  mencegah terjadinya hipoksia.
TUJUAN TERAPI OKSIGEN

 Mengatasi hipoksemia dengan peningkatan tekanan O2


alveoli
 Menurunkan usaha pernafasan untuk mempertahankan
tekanan O2 alveoli
 Menurunkan kerja jantung untuk mempertahankan
tekanan O2 arteri
JENIS-JENIS HIPOKSIA

HIPOKSIA
HIPOKSIK

HIPOKSIA HIPOKSIA
HISTOTOKSIS HIPOKSIA STAGNAN

HIPOKSIA
ANEMIK
MANIFESTASI KLINIS
System Gejala dan Tanda

Respirasi Sesak nafas, sianosis

Kardiovaskuler Cardiac output meningkat, palpitasi, takikardi, aritmia, hipotensi,


angina, vasodilatsi, dan syok

System saraf pusat Sakit kepala, bingung, delirium, edema pupil, koma

Neuromuscular Lemah, tremor, hiperrefleks, icoordination

Metabolic Retensi cairan dan kalium, asidosis berat


INDIKASI TERAPI O2
1. Gagal napas
2. Infark miokard akut (IMA)
3. Gagal jantung
4. Syok
5. Kesadaran menurun
6. Kasus-kasus dgn kebutuhan O2
meningkat
7. Pasca operasi besar
8. Keracunan CO
PERTIMBANGAN KLINIS PEMBERIAN O2

Tanda dan gejala: Alat monitor


Respiratory: ABG:
Takipneu PaO2, PaCO2
Dispneu
Sianosis SaO2
Cardiovascular: Pulse oximetry:
Takikardi
Hipertensi SpO2
NILAI PaO2 dan SaO2 ORANG DEWASA
PaO2 SaO2 (%)
Normal 97 97
Kisaran normal ≥ 80 ≥ 95
Hipoksemia < 80 < 95
Ringan 60- 79 90- 94
Sedang 40- 59 75- 89
Berat < 40 < 75
INDIKASI AKUT TERAPI O2
Indikasi yang sudah direkomendasi :
- Hipoksemia akut (PaO2 < 60 mmHg; SaO2 < 90%)
- Cardiac arrest dan respiratory arrest
- Hipotensi (tekanan darah sistolik < 100 mmHg)
- Curah jantung yang rendah dan asidosis metabolik (bikarbonat < 18 mmol/L)
- Respiratory distress (frekuensi pernafasan > 24/min)
Indikasi yang masih dipertanyakan :
- Infark miokard tanpa komplikasi
- Sesak nafas tanpa hipoksemia
- Krisis sel sabit
- Angina
INDIKASI TERAPI O2 JANGKA PANJANG
Pemberian oksigen secara kontinyu :
- PaO2 istirahat ≤ 55 mmHg atau saturasi oksigen ≤ 88%
- PaO2 istirahat 56-59 mmHg atau saturasi oksigen 89% pada satu keadaan :
o Edema yang disebabkan karena CHF
o P pulmonal pada pemeriksaan EKG (gelombang P > 3mm pada lead II, III, aVF
- Eritrositoma (hematokrit > 56%)
- PaO2 > 59 mmHg atau saturasi oksigen > 89%
Pemberian oksigen tidak kontinyu :
- Selama latihan : PaO2 ≤ 55 mmHg atau saturasi oksigen ≤ 88%
- Selama tidur : PaO2 ≤ 55 mmHg atau saturasi oksigen ≤ 88% dengan komplikasi
seperti hipertensi pulmoner, somnolen, dan artimia
METODE PEMBERIAN OKSIGEN

SISTEM ALIRAN RENDAH SISTEM ALIRAN TINGGI


1. Kanula Nasal 1. Venturi Mask
2. Sungkup Muka Sederhana 2. Ambu Bag
3. Sungkup muka" Rebreathing
" dengan kantong O2
4. Sungkup muka "Non
Rebreathing" dengan kantong
O2
METODE/ALAT TERAPI OKSIGEN

KRITERIA ALAT:
1. FiO2 udah diatur
2. Tidak menimbulkan akumulasi CO2
3. Tahanan jalan nafas minimal
4. Efisien
5. Diterima/enak dipakai
FiO2 BERBAGAI ALAT/ALIRAN
Jenis Alat Kecepatan aliran O2 FiO2
 Kanula/kateter nasal: 1 lpm 24 %
2 lpm 28 %
3 lpm 32 %
4 lpm 36 %
5 lpm 40 %
6 lpm 44 %
Masker oksigen : 5-6 lpm 40 %
6-7 lpm 50 %
7-8 lpm 60 %
Masker + Reservoir bag: 6 lpm 60%
7 lpm 70 %
8 lpm 80 %
9 lpm 90 %
10 lpm 99%
METODE PEMBERIAN OKSIGEN
1. Kanula Nasal
Oksigen : Aliran 1 - 6 liter/
menit menghasilkan oksigen
dengan konsentrasi 24-44 %
tergantung pola ventilasi pasien.
Bahaya : Iritasi hidung,
pengeringan mukosa hidung, nyeri
sinus dan epitaksis
METODE PEMBERIAN OKSIGEN
2. Sungkup Muka Sederhana
Oksigen : Aliran 5-8 liter/ menit
menghasilkan 02 dengan
konsentrasi
40 - 60 %
METODE PEMBERIAN OKSIGEN
2. Sungkup muka" Rebreathing " dengan kantong 02
Seperti halnya sungkup sederhana
namun dengan sungkup yang
memakai reservoir rebreathing
diharapkan tekanan partial O2 pada
inspirasi dapat lebih tinggi. Fraksi
O2 yang dapat dicapai yaitu 40-
80%. Flow rate yang diberikan
untuk mencapai FiO2 yang tinggi
yaitu 10-12 L/menit.
METODE PEMBERIAN OKSIGEN
3. Sungkup muka" Non - Rebreathing " dengan kantong 02
Tidak berbeda dengan sungkup
yang lain, hanya saja pada
pemakaian sungkup dengan
reservoir non rebreathing ini dapat
dicapai tekanan parsial O2 pada
inspirasi lebih tinggi yaitu 90%.
Digunakan aliran O2 10-12 L/menit.
METODE PEMBERIAN OKSIGEN
4. Sungkup VENTURI
Umumnya diberikan untuk
memberikan kadar O2 tinggi
dengan konsentrasi yang tetap.
Biasanya hanya diberikan pada
penderita tertentu misalnya
penderita penyakit paru obstruktif
menahun. Fraksi O2 yang dicapai
sesuai dengan ukuran dan warna
yaitu 24%, 28%, 31%, 35%, 40%
dan 60%
PEMBAHASAN KASUS

Pada kasus ini ditemukan:


 Respiratory Rate yaitu 24x/menit

= 24 kali/menit x 6-8 ml/KgBBx 20%


= 24 x (300-400) x 20%
= 7200 – 9600 ml/menit x 20 %
= 1400-1920  1,5 – 2 L / menit

 Dengan penggunaan nasal kanul 1,5-2 L/menit dapat memberikan fraksi


oksigen sekitar 24-28%.
PENILAIAN
 Penilaian dari memadai dan berhasilnya terapi
oksigen adalah dengan evaluasi fisik dari fungsi
kardiorespirasi dan pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan analisis gas darah.
 Tanda ventilasi diukur dari tidal volume, jumlah
pernapasan dan bantuan otot-otot pernapasan.
 Tanda vital kardiovaskuler termasuk denyut nadi,
tekanan darah, kondisi perfusi jaringan, tingkat
kesadaran termasuk produksi urine.
OKSIGEN YANG BERLEBIHAN (OXYGEN
TOXICITY)
 Mata : - ROP (retinopathy of prematurity)
- PaO2 yang tinggi  spasme pembuluh darah
- PaO2 < 100 mmHg dan SaO2 < 96%
 Paru : - FiO2 > 60%  toksik ke alveoli
- Narkosis CO2
- Trakeitis
 Saraf : - Epilepsi
- Berupa parastesia
KESIMPULAN
 Terapi O2 diberikan untuk memperbaiki hipoksemia,
menurunkan kerja miokard dan otot-otot pernapasan.
 Masing-masing teknik dan alat yang digunakan untuk
pemberian terapi O2 mempunyai kekurangan dan kelebihan.
Teknik dan alat yang dipakai tergantung kebutuhan pasien.
 Penilaian dari memadai dan berhasilnya terapi O2 dengan
evaluasi fisik dari fungsi kardiorespirasi dan darah arteri.
 Perlu pengetahuan tentang toksisitas O2 dalam pemberian
terapi O2.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai