Anda di halaman 1dari 36

METODE EKSTRAKSI TRADISIONAL

Almira Rosenta Dewi 1113102000029


Anggi Indah HR 1113102000041
Aulia Wardahani 1113102000054
Berliana Novianita 1113102000050
Nurillah Dwi Novarienti 1113102000058
Sagita Praja 1113102000031
Sinthya Nur Septiani 1113102000038
Ana Yuliana 1111102000109
Ektraksi tanaman memiliki banyak
variasi dalam teknik, biaya, dan
tingkat kompleksitasnya.

Metode Ekstraksi Tradisional

Menggunakan pelarut:
- Ekstraksi berkelanjutan
- Ekstraksi terputus-putus
 Larutan yang dihasilkan harus disaring untuk
menghilangkan partikel yang tersisa. Tanaman ekstrak
sebaiknya tidak disimpan dalam pelarut dalam waktu
yang lama pada suhu kamar atau di bawah sinar
matahari.
 Ekstrak dapat dipekatkan dengan rotary evaporator
atau dikeringkan di bawah aliran nitrogen.
 Ketika mengekstraksi sebuah sampel dengan jumlah
yang banyak, pelarut dapat dikumpulkan dari
kondensor selama pemekatan dan dapat dipakai
kembali untuk mengekstraksi bahan yang sama, namun
jangan lakukan hal ini untuk sampel atau bahan yang
berbeda karena dapat terjadi kontaminasi pada
ekstraksi selanjutnya.
EKSTRAKSI
Ekstraksi

 Ekstraksi adalah proses pemisahan zat aktif dari suatu simplisia


tanaman obat atau jaringan/organ hewan dari komponen inaktif atau
inert menggunakan pelarut selektif dalam prosedur ekstraksi standard.

 Ekstrak adalah hasil ekstraksi yang dapat berupa zat cair, semi solid,
atau padat hanya untuk penggunaan peroral atau topikal.
 Ekstrak dapat berupa dekok, infusa, ekstrak cair, tincture, pilular
extract (semisolid) atau padat.
 Ekstrak yang diperoleh dapat berupa bahan medisinal yang siap guna
seperti tincture atau ekstrak cair, atau perlu diproses lebih jauh untuk
dibagi dalam dosis seperti tablet, kapsul.
 Dapat pula diisolasi salah satu zak aktifnya untuk dijadikan sediaan
dengan zat aktif tunggal, seperti vinkristin, hioscin, dan sebagainya.

 Prosedur standardisasi ekstrak juga berkontribusi dalam kualitas akhir


suatu obat.
Maserasi

 Maserasi berasal dari macerare (Latin,


merendam). Maserasi adalah proses ekstraksi
cara dingin dengan prinsip perendaman
simplisia dengan pelarut.

 Dalam proses ekstraksi dengan cara ini,


seluruh simplisia atau simplisia yang terlebih
dahulu dihaluskan hingga derajat kehalusan
tertentu ditempatkan dalam sebuah wadah
yang terlindungi dari cahaya matahari dan
direndam dalam pelarut .
Maserasi

 Kemudian disimpan dalam temperatur ruang


selama sedikitnya 3 hari dengan jumlah
pengulangan tertentu hingga semua senyawa
aktif tertarik ke pelarut.

 Pelarut kemudian dipisahkan dengan cara


diuapkan. ‘miscella’ yang tersisa kemudian
dipisahkan dari simplisia melalui pressing atau
centrifuging. Cara ini tidak menarik zat aktif
dari simplisia secara total.
FYI

 Solvent yang sesuai akan menarik substansi


yang diinginkan.

 Substansi tersebut kemudian disebut


‘miscella’.
Prinsip

 Prinsip maserasi dalah pengikatan zat aktif


berdasarkan sifat kelarutannya pada suatu
pelarut (like dissolve like).
Proses apa yang terjadi?

Proses yang terjadi selama maserasi :


 Cairan penyari menembus dinding sel kemudian
masuk ke dalam sel yang penuh dengan zat aktif.
Zat aktif kemudian melarut dalam pelarut
sehingga konsentrasinya tinggi di dalam sel dan
konsentrasi pelarut di luar sel (yang belum
melarutkan zat aktif) masih rendah.

 Untuk menyeimbangkan konsentrasi ini, maka


terjadi difusi, sehingga cairan di dalam sel
dipaksa keluar untuk menyeimbangkan
konsentrasi.
Mekanisme Kerja

1. Simpilisia yang telah dihaluskan pada


derajat kehalusan tertentu dimasukkan ke
dalam bejana yang terlindung dari cahaya.
2. Direndam selama beberapa hari sambil
sesekali diaduk.
3. Disaring dan diambil beningannya.
Maserasi

 Keuntungan dari metode ini adalah cara


pengerjaan dan peralatan yang sederhana. Dapat
digunakan untuk simplisia dengan kandungan
senyawa yang tidak tahan panas maupun tahan
panas.

 Namun, kerugian metode ini adalah


dibutuhkannya waktu yang relatif lama terutama
proses perendaman yang lama dan berulang serta
proses pemekatan, pemisahan pelarut dan ekstrak
dengan penguapan yang cukup lama.
PERKOLASI
Apa itu Perkolasi?

Istilah perkolasi berasal dari kata


‘percolare’ yang artinya penetesan, merupakan
ekstraksi yang dilakukan dengan penetesan
cairan penyari dalam wadah silinder atau kerucut
(perkolator), yang memiliki jalan masuk dan
keluar.
Perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara
maserasi dikarenakan adanya aliran penyari
menyebabkan pergantian larutan yang terjadi
dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah
sehingga meningkatkan derajat perbedaan
konsentrasi dan keberadaan ruangan diantara butir-
butir serbuk simplisia yang membentuk saluran
kapiler tempat mengalir cairan penyari
menyebabkan meningkatnya perbedaan kosentrasi
(Anonim, 1989).
Tahapan Perkolasi

Pengembangan bahan

Perendaman antara

Perlokasi sebenarnya
(penetesan /
penampungan perkolat)
Sebelum perkolasi dilakukan, simplisia
terlebih dahulu direndam menggunakan pelarut
dan dibiarkan membengkak agar mempermudah
pelarut masuk ke dalam sel. Dalam pengisian
simplisia tidak boleh terdapat ruang rongga. Hal ini
akan mengganggu keteraturan aliran cairan dan
menyebabkan berkurangnya hasil ekstraksi, namun
suatu pengisian yang kompak dapat menghambat
aliran pelarut atau malah menghentikannya (Voigt,
1994).
Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu
bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat
berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah
melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai
mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah
disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri
dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler
yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat,
kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi,
osmosa, adesi, daya kapiler, dan daya geseran.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika
melakukan perkolasi:
1. Senyawa yang akan di ekstraksi dapat
mempengaruhi alat perkolasi. Oleh karena itu,
bubuk halus dan bahan seperti resin dan tanaman
yang membengkak berlebihan, misalnya yang
mengandung lendir, dapat menyumbat cerek
penapis tersebut.
2. Jika materi tidak didistribusikan merata dalam
wadah, misalnya jika dikemas terlalu padat,
pelarut mungkin tidak menjangkau semua daerah
dan ekstraksi akan tidak sempurna.
3. Waktu kontak antara pelarut dan tanaman,
misalnya tingkat perkolasi, dan suhu pelarut juga
dapat mempengaruhi hasil ekstraksi. Suhu yang
lebih tinggi akan meningkatkan ekstraksi tetapi
dapat menyebabkan dekomposisi metabolit labil.
4. Volume besar pelarut yang diperlukan dan proses
dapat memakan waktu.
Keuntungan Kerugian

• Proses • Membutuhkan
penarikan zat waktu yang
berkhasiat lama
pada • Peralatan yang
tumbuhan digunakan
lebih mahal (Agoes,
sempurna 2007).
SOKLETASI
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen
yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang
ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua
komponen yang diinginkan akan terisolasi.

Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut


dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat
secara maserasi, melainkan dengan teknik lain
Prinsip sokletasi yaitu penyaringan yang berulang ulang sehingga
hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit.
Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan
sisanya adalah zat yang tersari.

Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah


menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada
bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan.

Pelarut yang digunakan ada 2 jenis, yaitu heksana ( C6H14 )


untuk sampel kering dan metanol (CH3OH ) untuk sampel
basah. Jadi, pelarut yang dIgunakan tergantung dari sampel
alam yang digunakan.
Gambar
Keterangan :
1. Kondensor
2. Timbal
3. Pipa F
4. Sifon
5. Labu alas bulat
6. Hot plate
Nama-nama instrumen dan fungsinya :
1. Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk
mempercepat proses pengembunan.
2. Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin
diambil zatnya.
3. Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang
menguap dari proses penguapan.
4. Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon
larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal
ini dinamakan 1 siklus
5. Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan
pelarutnya
6. Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan
Cara Kerja

1. Pasang alat soklet


2. Haluskan dan keringkan sampel
3. Bungkus sampel dengan kertas saring (
selongsong ), ikat dengan benang,masukkan ke
dalam alat soklet
4. Masukkan pelarut sebanyak 1,5 x volume
ekstraktor soklet
5. Lakukan sokletasi sampai pelarut tidak
berwarna
6. Keluarkan sampel, panaskan untuk memisahkan
pelarut dari senyawa hasil ekstraksi
Syarat-syarat Pelarut yang
Digunakan

Pelarut yang
mudah Sifat sesuai
menguap Pelarut tersebut
Pelarut tidak Pelarut terbaik dengan
akan terpisah
(contoh : Titik didih melarutkan untuk bahan senyawa yang
dengan cepat
heksan, eter, pelarut rendah. senyawa yang yang akan akan diisolasi,
setelah
petroleum eter, diinginkan. diekstraksi. polar atau
pengocokan.
metil klorida nonpolar.
dan alkohol)
Kelebihan Kekurangan
Sokletasi Sokletasi
Tidak dapat digunakan
untuk mengisolasi senyawa
Sampel terekstraksi
yang termolabil atau bahan
dengan sempurna
tumbuhan yang peka
terhadap suhu.

Proses ekstraksi lebih


Memerlukan energi listrik.
cepat
Perbedaan Maserasi dan
Sokletsi
 Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan cara
dingin yaitu menggunakan suhu ruangan sedangkan
sokletasi merupakan metode ekstraksi dengan cara
panas yaitu menggunakan suhu tertentu.
 Maserasi dengan proses perendaman sedangkan
sokletasi tidak dengan perendaman.
 Proses ekstraksi pada metode sokletasi dilakukan
dengan kontinu sedangkan maserasi tidak.
 Maserasi tidak merusak bahan yang akan diekstraksi
sedangkan sokletasi dapat merusak bahan yang
termolabil.
Daftar Pustaka
 Sarker, Satyajit D., Latif, Zahid., Gray, Alexander I.2006. Natural Product
Isolation. New Jersey: Human Press Inc.
 Sukhdev Swami Handa, Suman Preet Singh Khanuja, Gennaro Longo, Dev
Dutt Rakesh. 2008. Extraction technologies for medicinal and aromatic plants,
International centre for science and high technology.

Troy, B. David.. 2006. Remington: The Science and Practice of Pharmacy. 21st
Ed. Philadelphia.

Raaman, N.. 2006. Phytochemical Techniques. Delhi : New India Publishing


Agency.
 Sarker, Satyajit D. et al. 2006. Natural Products Isolation Ed. 2nd. New Jersey:
Humana Press.
 Pratiwi, Endah. 2010. Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi,
Reperkolasi dalam Ekstraksi Senyawa Aktif Andrographolide dariTanaman
Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. F.) Nees).
(http://mobile.repository.ipb.ac.id/handle/123456789/62199#sthash.RZZRGGjg.
k3kREj9T.dpbs)
Sekian...

Terima
Kasih 

Anda mungkin juga menyukai