Menggunakan pelarut:
- Ekstraksi berkelanjutan
- Ekstraksi terputus-putus
Larutan yang dihasilkan harus disaring untuk
menghilangkan partikel yang tersisa. Tanaman ekstrak
sebaiknya tidak disimpan dalam pelarut dalam waktu
yang lama pada suhu kamar atau di bawah sinar
matahari.
Ekstrak dapat dipekatkan dengan rotary evaporator
atau dikeringkan di bawah aliran nitrogen.
Ketika mengekstraksi sebuah sampel dengan jumlah
yang banyak, pelarut dapat dikumpulkan dari
kondensor selama pemekatan dan dapat dipakai
kembali untuk mengekstraksi bahan yang sama, namun
jangan lakukan hal ini untuk sampel atau bahan yang
berbeda karena dapat terjadi kontaminasi pada
ekstraksi selanjutnya.
EKSTRAKSI
Ekstraksi
Ekstrak adalah hasil ekstraksi yang dapat berupa zat cair, semi solid,
atau padat hanya untuk penggunaan peroral atau topikal.
Ekstrak dapat berupa dekok, infusa, ekstrak cair, tincture, pilular
extract (semisolid) atau padat.
Ekstrak yang diperoleh dapat berupa bahan medisinal yang siap guna
seperti tincture atau ekstrak cair, atau perlu diproses lebih jauh untuk
dibagi dalam dosis seperti tablet, kapsul.
Dapat pula diisolasi salah satu zak aktifnya untuk dijadikan sediaan
dengan zat aktif tunggal, seperti vinkristin, hioscin, dan sebagainya.
Pengembangan bahan
Perendaman antara
Perlokasi sebenarnya
(penetesan /
penampungan perkolat)
Sebelum perkolasi dilakukan, simplisia
terlebih dahulu direndam menggunakan pelarut
dan dibiarkan membengkak agar mempermudah
pelarut masuk ke dalam sel. Dalam pengisian
simplisia tidak boleh terdapat ruang rongga. Hal ini
akan mengganggu keteraturan aliran cairan dan
menyebabkan berkurangnya hasil ekstraksi, namun
suatu pengisian yang kompak dapat menghambat
aliran pelarut atau malah menghentikannya (Voigt,
1994).
Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu
bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat
berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah
melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai
mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah
disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri
dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler
yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat,
kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi,
osmosa, adesi, daya kapiler, dan daya geseran.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika
melakukan perkolasi:
1. Senyawa yang akan di ekstraksi dapat
mempengaruhi alat perkolasi. Oleh karena itu,
bubuk halus dan bahan seperti resin dan tanaman
yang membengkak berlebihan, misalnya yang
mengandung lendir, dapat menyumbat cerek
penapis tersebut.
2. Jika materi tidak didistribusikan merata dalam
wadah, misalnya jika dikemas terlalu padat,
pelarut mungkin tidak menjangkau semua daerah
dan ekstraksi akan tidak sempurna.
3. Waktu kontak antara pelarut dan tanaman,
misalnya tingkat perkolasi, dan suhu pelarut juga
dapat mempengaruhi hasil ekstraksi. Suhu yang
lebih tinggi akan meningkatkan ekstraksi tetapi
dapat menyebabkan dekomposisi metabolit labil.
4. Volume besar pelarut yang diperlukan dan proses
dapat memakan waktu.
Keuntungan Kerugian
• Proses • Membutuhkan
penarikan zat waktu yang
berkhasiat lama
pada • Peralatan yang
tumbuhan digunakan
lebih mahal (Agoes,
sempurna 2007).
SOKLETASI
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen
yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang
ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua
komponen yang diinginkan akan terisolasi.
Pelarut yang
mudah Sifat sesuai
menguap Pelarut tersebut
Pelarut tidak Pelarut terbaik dengan
akan terpisah
(contoh : Titik didih melarutkan untuk bahan senyawa yang
dengan cepat
heksan, eter, pelarut rendah. senyawa yang yang akan akan diisolasi,
setelah
petroleum eter, diinginkan. diekstraksi. polar atau
pengocokan.
metil klorida nonpolar.
dan alkohol)
Kelebihan Kekurangan
Sokletasi Sokletasi
Tidak dapat digunakan
untuk mengisolasi senyawa
Sampel terekstraksi
yang termolabil atau bahan
dengan sempurna
tumbuhan yang peka
terhadap suhu.
Troy, B. David.. 2006. Remington: The Science and Practice of Pharmacy. 21st
Ed. Philadelphia.
Terima
Kasih