4. PENUTUP
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
2
KEMENTERIAN KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
3
DESAIN JAMINAN KES NASIONAL
KEMENKES
Pemerintah
Per
janj
Regulasi (standarisasi)
n
Pem
n
iura
uha
ian
Kualitas Yankes, Nakes,
Ajuk aran K
yar
bay
kel
Ker
Obat, Alkes
Regulator
Ba
an k laim
nan
jasa
ga
laim
Regulasi Tarif Pelayanan
ma
nan
Kesehatan,
Pe
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
4
KEMENKES
PENYELENGGARAAN JKN
JAMINAN KES NASIONAL
KEMENKES,
DINKES PROP/
KAB/KOTA
BPJS KES FASKES
PENYELENGGARA PELAYANAN
REGULATOR
JKN KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
5
KEMENKES
SUMBER & ALOKASI DANA JKN
PENDANAAN JKN ALOKASI DANA JKN
BPJS KES FASKES
IURAN PBI APBN
IURAN PBI APBD BIAYA BIAYA
PELAYANAN PELAYANAN
KES KES
BIAYA
JASPEL
OPERASIONAL
DUKUNGAN
IURAN NON PBI BIAYA
OPERASIONAL
(PEKERJA DAN CADANGAN YANKES
PEMBERI KERJA)
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
6
PENGELOLAN KAPITASI
KEMENKES
Perpres No. 32 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi
JKN pada FKTP Milik Pemda
(Bab I. Ketentuan Umum Pasal 1) :
6. Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per bulan yang dibayar dimuka kepada FKTP
berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang diberikan.
(1) Dana Kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan dan
dukungan operasional pelayanan kesehatan.
(2) Jasa pelayanan kesehatan di FKTP sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan sekurang-
kurangnya 60% dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan sisanya dimanfaatkan untuk
JAMINAN
KESEHATAN
dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan
NASIONAL
7
MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
KEMENKES
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
8
MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
KEMENKES
(2) Penyuluhan kesehatan perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit
dan perilaku hidup bersih dan sehat.
(6) Pelayanan Skrining kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan
mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
9
MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
KEMENKES
No. 3, 4, 6, 7 (Jaspel); No. 5 (Obat, BHP, Alkes); No. 1 & 2 (Operasional Pelay kes
lainnya)
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
10
KEPESERTAAN JKN DI PROVINSI JAWA BARAT
MENTERI KESEHATAN TAHUN 2016
JAMINAN
KESEHATAN 11
NASIONAL
KEPESERTAAN JKN DI PROVINSI JAWA BARAT
MENTERI KESEHATAN TAHUN 2016
55,84%
JAMINAN
KESEHATAN 12
NASIONAL
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Divre V
MENTERI KESEHATAN
Pemanfaatan di FKTP 3,6 Juta 8,2 Juta 12,6 Juta 1.473.526.309.358 20,73% 124.512
(Puskesmas/ Dokter
Praktik 95.318.934.257 1,34%
Perorangan/Klinik
Pratama).
Pemanfaatan di 2,5 Juta 4,4 Juta 5,8 Juta 1.709.118.397.131 24,05% 294.676
Poliklinik Rawat Jalan
Rumah Sakit
Pemanfaatan Rawat 1,6 Juta 1,7 Juta 1,9 Juta 3.828.609.621.366 53,87% 2.015.058
Inap Rumah Sakit
TOTAL PEMANFAATAN 7,7 JUTA 14,3 JUTA 20,3 JUTA 7.106.573.262.112
NOTE:
Total Pemanfaatan adalah dalam kunjungan
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permenkes 19/2017 Pedoman Pendanaan
MENTERI KESEHATAN Program Indonesia Sehat
JAMINAN
KESEHATAN 14
NASIONAL
Permenkes 19/2017 Pedoman Pendanaan
MENTERI KESEHATAN Program Indonesia Sehat
JAMINAN
KESEHATAN 15
NASIONAL
Permenkes 19/2017 Pedoman Pendanaan
MENTERI KESEHATAN Program Indonesia Sehat
JAMINAN
KESEHATAN 16
NASIONAL
Permenkes 19/2017 Pedoman Pendanaan
MENTERI KESEHATAN Program Indonesia Sehat
JAMINAN
KESEHATAN 17
NASIONAL
MENTERI KESEHATAN
Pcare BPJS • Data mati, yang kalo tidak
digunakan oleh FKTP
Peserta BPJS tidak/kurang bermanfaat
Persiapan Pelayanan:
Penyuluhan • Pengelolaan & Analisis Data
-Jadwal
/Pelayanan sangat penting
-Undangan
-Skrinning
-Tempat Rujuk /
-Tensi
-Alat & Bahan
-Diabet Sehat /
-Obat-obatan
-Kolesterol
-Dll Prolanis
by : UUS SUKMARA, SKM, M.Epid.
JAMINAN
KESEHATAN 18
NASIONAL
MENTERI KESEHATAN KUNJUNGAN
PUSKESMAS
Peserta
Peserta BPJS
Non BPJS
SPM /
-Adm Pelayanan
PROGRAM
-Preventif&Promotif
-Pengobatan, Konsultasi
FKTP
-Tindakan Medis non spesialistik
PELAYANAN -SPM
-Pelayanan obat & habis pakai KESEHATAN -PROGRAM
-Penunjang diagnostik lab
sederhana
-Rawat Inap
SISTEM PENCATATAN
(variabel)
PCARE SIMPUS
KELAS RAWAT
KAB/KOTA/KEC/DESA PENSIUNA Grand
1 2 3 Grand Total KAB/KOTA/KEC/DESA PBI (APBD) PBI (APBN) PPU PBPU N Total
KAB. GARUT 98 218 9.763 10.079 KAB. GARUT 3 9.613 227 188 48 10.079
KEC. TAROGONG KALER 38 96 9.672 9.806 KEC. TAROGONG KALER 9.591 102 107 6 9.806
Diluar Kec. Tarogong Kaler 60 122 91 273 Diluar Kec. Tarogong Kaler 3 22 125 81 42 273
Grand Total 116 275 9.767 10.158 Grand Total 3 9.617 296 189 49 10.158
% Kecamatan Tarogong Kaler 0,00% 97,81% 1,04% 1,09% 0,06% 100,00%
% Kecamatan Tarogong Kaler 0,39% 0,98% 98,63% 100,00%
*) Data dari BPJS KCU Tasikmalaya 22 Sept 2017
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Peserta JKN di Puskesmas Cipanas
MENTERI KESEHATAN
UMUR 0-4 5-15 16-39 40-49 50-59 60-69 70-79 ≥ 80 Grand Total
KAB. GARUT 38 1.960 4.479 1.456 1.067 501 363 215 10.079
KEC. TAROGONG KALER 20 1.919 4.375 1.425 1.038 474 348 207 9.806
DESA CIMANGANTEN - - 1 - - - - - 1
DESA JATI 1 - 3 - - - - - 4
DESA LANGENSARI 3 446 1.003 329 258 110 81 40 2.270
DESA MEKARJAYA 1 2 4 1 1 - - - 9
DESA PANANJUNG 7 622 1.523 470 369 180 130 50 3.351
DESA PASAWAHAN - - - - - - 1 - 1
DESA RANCABANGO 7 837 1.805 614 396 178 134 114 4.085
DESA SIRNAJAYA 1 9 30 10 13 6 2 3 74
DESA TANJUNGKAMUNING - 3 6 1 1 - - - 11
Kab./Kota diluar Kab. Garut 8 15 49 4 2 1 - - 79
Diluar Kec. Tarogong Kaler 18 41 104 31 29 27 15 8 273
Grand Total 46 1.975 4.528 1.460 1.069 502 363 215 10.158
% Kecamatan Tarogong Kaler 0,20% 19,57% 44,62% 14,53% 10,59% 4,83% 3,55% 2,11% 100,00%
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
MENTERI KESEHATAN Peserta JKN di Puskesmas
KAB/KOTA/KEC/DESA
1
Pendeuy KELAS RAWAT
2 3 Grand Total KAB/KOTA/KEC/DESA PBI (APBD) PBI (APBN) PPU PBPU PENSIUNAN Grand Total
KAB. GARUT 255 163 17.460 17.878 KAB. GARUT 309 17.058 320 104 87 17.878
KEC. PEUNDEUY 211 142 17.459 17.812 KEC. PEUNDEUY 309 17.057 286 101 59 17.812
Grand Total 256 190 17.471 17.917 Grand Total 309 17.069 348 104 87 17.917
% Kecamatan Peundeuy 1,18% 0,80% 98,02% 100,00% % Kecamatan Peundeuy 1,73% 95,76% 1,61% 0,57% 0,33% 100,00%
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
MENTERI KESEHATAN Peserta JKN di Puskesmas
KAB. GARUT
UMUR Peundeuy
0-4
96
5-15
3.762
16-39
8.006
40-49
2.456
50-59
1.736
60-69
929
70-79
691
≥ 80
202
Grand Total
17.878
KEC. PEUNDEUY 96 3.755 7.998 2.446 1.724 922 674 197 17.812
DESA LAINNYA - 1 1 - 1 - - - 3
DESA PANGLUMASAN - 1 2 4 11 8 2 1 29
DESA PANGRUMASAN 3 506 1.352 475 272 165 119 58 2.950
DESA PEUNDEUY 25 604 1.274 393 314 137 109 41 2.897
DESA PURWAJAYA 10 271 619 198 140 88 65 20 1.411
DESA SARIBAKTI 28 962 1.952 571 375 171 161 21 4.241
DESA SUKANAGARA 8 395 886 262 233 124 67 25 2.000
DESA TOBLONG 22 1.015 1.912 543 378 229 151 31 4.281
Kab./Kota diluar Kab. Garut 5 10 14 8 2 - - - 39
Diluar Kec. Cipendeuy - 7 8 10 12 7 17 5 66
Grand Total 101 3.772 8.020 2.464 1.738 929 691 202 17.917
% Kecamatan Peundeuy 0,54% 21,08% 44,90% 13,73% 9,68% 5,18% 3,78% 1,11% 100,00%
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
MENTERI KESEHATAN Peserta JKN di Puskesmas
KAB/KOTA/KEC/DESA
1
Sukahurip
KELAS RAWAT
2 3 Grand Total
KAB/KOTA/KEC/DESA PBI (APBD) PBI (APBN) PBPU PPU PENSIUNAN Grand Total
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
MENTERI KESEHATAN Peserta JKN di Puskesmas
UMUR
Sukahurip
0-4 5-15 16-39 40-49 50-59 60-69 70-79 >80 Grand Total
KAB. GARUT 327 4.632 8.525 2.502 1.457 842 539 263 19.087
KEC. CIGEDUG 309 4.570 8.492 2.496 1.453 824 526 252 18.922
DESA BARUSUDA 36 618 1.372 416 255 152 112 76 3.037
DESA CIGEDUG 117 1.388 2.336 587 397 242 126 67 5.260
DESA CINTANAGARA 118 1.334 1.898 536 303 176 99 35 4.499
DESA SINDANGSARI 13 831 1.776 545 265 138 96 34 3.698
DESA SUKAHURIP 25 399 1.110 412 233 116 93 40 2.428
Kab./Kota diluar Kab. Garut 1 10 21 6 2 1 1 - 42
Luar Kecamatan Cigedug 18 62 33 6 4 18 13 11 165
Grand Total 328 4.642 8.546 2.508 1.459 843 540 263 19.129
% Kecamatan Cigedug 2% 24% 45% 13% 8% 4% 3% 1% 100%
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
KEMENTERIAN KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
26
KEMENTERIAN KESEHATAN
FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA (FKTP))
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
27
KEMENKES
GAMBARAN LAPANGAN
BPJS OPERASIONAL 1 JAN 2014 PELAYANAN PESERTA JKN DI
FKTP
PELAY KEPADA
PESERTA JKN
FASKES
DIBAYAR
BPJS KES
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
28
KEMENKES
LANDASAN KEBIJAKAN (1)
Pasal 39 ayat (1) Perpres 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah
diubah dengan Perpres 111/2013 tentang Perubahan Atas Perpres 12/2013
BPJS KES
PEMBAYARAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
29
KEMENKES
LANDASAN KEBIJAKAN (2)
PENGELOLAAN DAN
PEMANFAATAN DANA KAPITASI
JKN DI FKTP MILIK PEMDA
Perpres 32/2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN Pada
FKTP Milik Pemerintah Daerah
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
30
RUANG LINGKUP PENGATURAN
KEMENKES
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
31
IMPLEMENTASI PERPRES 32/2014 (1)
KEMENKES
PERPRES 32/2014
No. VARIABEL DATA
1. Kapitasi dibayar langsung ke FKTP milik Pemda ?
2. Besaran Kapitasi yang diterima di dasarkan dengan
jumlah peserta yang terdaftar di FKTP sesuai data
?
BPJS Kes
3. Kepala FKTP menyampaikan rencana pendapatan
dan belanja dana kapitasi JKN tahun berjalan RKA-SKPD
kepada Kepala SKPD Dinas Kesehatan DINKES
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
32
IMPLEMENTASI PERPRES 32/2014 (2)
KEMENKES
PERPRES 32/2014
No. VARIABEL DATA
5. Tata cara dan format penyusunan RKA SKPD
disusun sesuai dengan ketentuan perundang
?
undangan dibidang pengelolaan keuangan daerah
6. Pengangkatan dan Penetapan Bendahara Dana
Kapitasi JKN pada masing-masing FKTP setiap KEPUTUSAN
tahun anggaran atas usul Kepala SKPD Dinas KEPALA
Kesehatan melalui PPKD. DAERAH
PERPRES 32/2014
No. VARIABEL DATA
8. Pembayaran dana kapitasi dari BPJS Kesehatan dilakukan
melalui Rekening Dana Kapitasi JKN pada FKTP dan diakui
?
sebagai pendapatan
7. Pendapatan yang diterima tersebut digunakan langsung
untuk pelayanan kesehatan peserta JKN pada FKTP
?
9. Dalam hal pendapatan dana kapitasi tidak digunakan
seluruhnya pada tahun anggaran berkenaan, dana
?
kapitasi tersebut digunakan untuk tahun anggaran
berikutnya
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
34
IMPLEMENTASI PERPRES 32/2014 (4)
KEMENKES
PENGELOLAAN DAN
PEMANFAATAN DANA KAPITASI
Perda tentang APBD
JKN DI FKTP MILIK PEMDA
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
35
IMPLEMENTASI PERPRES 32/2014 (5)
KEMENKES
PENGELOLAAN DAN
Dana Kapitasi digunakan PEMANFAATAN
seluruhnya DANAuntuk:KAPITASI
JKN DI FKTP MILIK PEMDA
Jasa pelayanan kesehatan (Jaspel) meliputi
Jaspel perorangan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
36
PERMENKES NO.
PERMENKES NO. 21
21THN
THN2016
2016(5)
KEMENKES
MENTERI KESEHATAN
PERMENKES 21/2016
No. VARIABEL DATA
1. Dana Kapitasi JKN FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk Jasa Pelayanan
dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan ?
2. Jasa Pelayanan Kesehatan sekurang-kurangnya 60% dari Dana Kapitasi yang
diterima ?
3. Penetapan Pemanfaatan ditetapkan setiap tahun dengan
Kepala Daerah atas usulan Kepala SKPD Dinas Kesehatan
Keputusan
?
Penetapan dengan mempertimbangkan:
a. Tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah;
b. kegiatan operasional pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai
target kinerja di bidang upaya kesehatan perorangan; dan
c. Kebutuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
39
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (3)
KEMENKES
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
40
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (4)
KEMENKES
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
41
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (5)
KEMENKES
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
42
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (6)
KEMENKES
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
43
JASA PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
44
JASA PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
45
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (7)
KEMENKES
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
46
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (8)
KEMENKES
Dalam hal obat dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan
tidak tercantum dalam formularium nasional, dapat
menggunakan obat lain termasuk obat tradisional, obat herbal
berstandar dan fitofarmaka secara terbatas, dengan persetujuan
kepala dinas keehatan kabupaten/kota.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
47
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (9)
KEMENKES
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
48
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES
1. Belanja Obat
Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja obat-obat untuk pelayanan kesehatan kepada
semua pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk peserta JKN di FKTP milik
Pemerintah Daerah.
Contoh belanja:
Paracetamol (Tab, Syrup), Amoksisillin (Tab, Syrup), Antacida (Tab, Syrup), CTM (Tab),
Alopurinol (Tab), Asam Askorbat/Vit C (Tab), Captopril (Tab), Deksamethason (Tab), Asam
Mefenamat (Tab), Lidokain, dan lain-lain.
Contoh belanja:
Dental unit, stebilisator, stetoskop, tensi meter, tabung gas oksigen, gunting, bejana
pemeriksaan,
JAMINAN labu pemeriksaan lab, pinset, dan lain-lain.
KESEHATAN
NASIONAL
49
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES
Contoh belanja:
Kasa pembalut/perban, reagen, dan lain-lain.
Contoh belanja:
Konsumsi untuk penyuluhan/sosialisasi, transport (bagi peserta pertemuan, narasumber), uang
harian bagi narasumber, konsumsi rapat, biaya petugas piket/jaga (honor lembur + uang
makan), dan lain-lain.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
50
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES
Contoh belanja:
Uang transport, uang harian petugas dalam kunjungan rumah, konsumsi
penyuluhan/sosialisasi, transport dan honor narasumber pada penyuluhan/sosialisasi dan lain-
lain.
Contoh belanja:
Bahan Bakar Minyak (BBM), penggantian oli, penggantian suku cadang pusling, service berkala
dan pemeliharaan kendaraan puskesmas keliling, dan lain-lain.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
51
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES
Contoh belanja:
Cetak family folder, belanja alat tulis kantor, computer supplies, tinta printer, cetak leaflet,
brosur, poster, dan lain-lain.
Contoh belanja:
Transport, uang harian, honor panitia pengadaan dan penerima barang, konsumsi,
meterai, perangko, hardware dan software sistem informasi (komputer, laptop), mouse,
printer,
JAMINANlangganan internet, LCD, dan lain-lain.
KESEHATAN
NASIONAL
52
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES
Contoh belanja:
Transport, uang harian, biaya penginapan, biaya paket pelatihan/kursus, honor narasumber,
konsumsi, dan lain-lain.
Contoh belanja:
Belanja penggantian kunci pintu, engsel pintu, bohlam lampu, pengecetan FKTP, perbaikan
saluran air/wastafel, biaya tukang, penggantian pintu dan jendela yang rusak, pemeliharaan
AC, perbaikan dan pengecatan pagar FKTP, service alat kesehatan, dan lain-lain.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
53
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES
B. BELANJA MODAL
Contoh belanja:
Belanja kursi tunggu pasien, lemari obat, toilet, gorden, linen, lemari arsip, meja kerja
petugas, AC, genset, pembuatan papan nama, pembuatan billboard, pembuatan pagar FKTP,
dan lain lain.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
54
PEMANFAATAN DANA SISA KAPITASI
KEMENKES
Dalam hal sisa dana kapitasi berasal dari dana dukungan biaya
operasional pelayanan kesehatan maka pemanfatannya hanya
dapat digunakan untuk dukungan biaya operasional pelayanan
kesehatan.
Dalam hal sisa dana kapitasi berasal dari dana jasa pelayanan
kesehatan maka pemanfatannya hanya dapat digunakan untuk
jasa pelayanan.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
55
PEMANFAATAN DANA SISA KAPITASI
KEMENKES
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
56
KEMENKES
PENGAWASAN
PERPRES 32/2014 PERMENKES 21/2016
Kepala SKPD Dinas Kesehatan dan Kepala FKTP Pembinaan dan pengawasan
melakukan pengawasan secara berjenjang terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri
penerimaan dan pemanfaatan dana kapitasi oleh ini dilakukan oleh Kepala SKPD
Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan Kepala FKTP secara
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah berjenjang dan secara fungsional
Kabupaten/Kota melaksanakan pengawas an oleh Aparatur Pengawas Instansi
fungsional terhadap pengelolaan dan pemanfaatan Pemerintah Kabupaten/Kota
dana kapitasi sesuai ketentuan yang berlaku sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pengawasan secara berjenjang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan pengawasan fungsional
oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
untuk meyakinkan efektifitas, efisiensi, dan
akuntabilitas pengelolaan dan pemanfaatan dana
kapitasi
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
57
ALUR PENGELOLAAN DANA JKN DI FKTP
KEMENKES
TH. 2014
BPJS KES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KAPITASI KAPITASI
UU No.17/2003, PP No. 58/2005 1. PERPRES 32/2014
PERMENDAGRI No. 13/2006 2. PERMENKES 19/2014
PERMENDAGRI No. 27/2013 3. SE MENDAGRI No. 900/2280/SJ
PERBUP/PERWALI PEMANFAATAN DANA 4. KEPUTUSAN KEPALA DAERAH PEMANFAATAN DANA
NON KAPITASI
UU No.17/2003, PP No. 58/2005, PERMENDAGRI No. 13/2006, PERMENDAGRI No. 27/2013,
PERBUP/PERWALI PEMANFAATAN DANA
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
58
ALUR PENGELOLAAN DANA JKN DI FKTP
KEMENKES
TH. 2015
BPJS KES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KAPITASI
1. PERPRES 32/2014, 2. PERMENKES 19/2014
2. SE MENDAGRI No. 900/2280/SJ 3. PERMENDAGRI No. 37/2014
4. KEPUTUSAN KEPALA DAERAH PEMANFAATAN DANA
NON KAPITASI
UU No.17/2003, PP No. 58/2005, PERMENDAGRI No. 13/2006, PERMENDAGRI No. 37/2014,
PERBUP/PERWALI PEMANFAATAN DANA
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
59
ALUR PENGELOLAAN DANA JKN DI FKTP
KEMENKES
TH. 2016
BPJS KES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KAPITASI
1. PERPRES 32/2014, 2. PERMENKES 19/2014
3. SE MENDAGRI No. 900/2280/SJ 4. PERMENDAGRI No. 52/2015
5. PERKADA PEMANFAATAN DANA 6. PERMENKES 21/2016
NON KAPITASI
UU No.17/2003, PP No. 58/2005, PERMENDAGRI No. 13/2006, PERMENDAGRI No. 52/2015,
PERBUP/PERWALI PEMANFAATAN DANA
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
60
ALUR PENGELOLAAN DANA JKN DI FKTP
KEMENKES
TH. 2017
BPJS KES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KAPITASI
1. PERPRES 32/2014, 2. PERMENKES 21/2016
3. SE MENDAGRI No. 900/2280/SJ 4. PERMENDAGRI No. 31/2016
5. PERKADA PEMANFAATAN DANA
NON KAPITASI
UU No.17/2003, PP No. 58/2005, PERMENDAGRI No. 13/2006, PERMENDAGRI No. 31/2016,
PERMENKES 52/2016, PERBUP/PERWALI PEMANFAATAN DANA
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
61
ALUR PENGELOLAAN DANA JKN DI FKTP
KEMENKES
TH. 2018
BPJS KES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KAPITASI
1. PERPRES 32/2014, 2. PERMENKES 21/2016
3. SE MENDAGRI No. 900/2280/SJ 4. PERMENDAGRI No. 33/2017
5. PERKADA PEMANFAATAN DANA
NON KAPITASI
UU No.17/2003, PP No. 58/2005, PERMENDAGRI No. 13/2006, PERMENDAGRI No. 33/2017,
PERMENKES 52/2016, PERBUP/PERWALI PEMANFAATAN DANA
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
62
KEMENTERIAN KESEHATAN
PERMENKES 52/2016
STANDAR TARIF PELAYANAN
KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
63
KEMENKES
NON KAPITASI
Tarif Non Kapitasi
1. Pelayanan Ambulance tarif mengacu pada aturan daerah
2. Obat rujuk balik DM, hipertensi, jantung asma dll (harga E Katalog)
3. Pelayanan Penunjang Rujuk Balik
1. Pemeriksaan gula darah ( Rp. 10 ribu - 20 ribu)
2. Pemeriksaan HbA1c (Rp. 160 rb - 200 rb)
3. Pemeriksaan microalbuminuria Rp. 120rb, ureum Rp. 30rb, kreatinin Rp. 30rb,
kolesterol total Rp. 45rb, LDL Rp. 60rb, HDL Rp. 45rb, trigliserida Rp. 50rb
4. Pemeriksaan IVA Rp. 25rb,- Pemeriksaan Papsmear Rp. 125rb, terapi krio Rp. 150rb,
GDP/GDPP Rp 10rb - 20rb
5. Rawat inap Rp. 120rb - 200rb
6. ANC paket Rp. 200rb, tidak paket Rp. 50rb per kunjungan
7. Persalinan normal bidan Rp. 700rb, dokter Rp. 800rb
8. Persalinan PONED Rp. 950rb
9. PNC Rp. 25rb perkunjungan
10.Pasca persalinan PKM PONED Rp. 175rb
11.Pra rujukan komplikasi kebidanan Rp. 125rb
12. Pelayanan KB: IUD Rp. 100rb, suntik Rp. 15rb, komplikasi Rp. 125rb, vasektomi Rp 350rb
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
64
ALUR PENGELOLAAN
KEMENKES DANA NON KAPITASI JKN
BPJS KES
YAN YAN
KES
BAYAR KLAIM
KES
PKM SDH BLUD PKM BLM BLUD
SE
TO
R
PO
R
LA
SESUAI RKA-DPA
RBA-DPA BLUD
KAS DAERAH DINKES/PKM
(KASDA)
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
65
MENTERI KESEHATAN
Dasar Hukum
• UU No. 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
• PP No. 69/2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan
Insentif Pemungutan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
• Permenkes 28/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
JKN
• Perda Kab/Kota tentang “Pajak Daerah dan Retribusi Daerah”
• Per kepala Daerah tentang “Pajak Daerah dan Retribusi Daerah”
• Permendagri 33/2017 tentang Pedoman Penyusunan APBD T.A.
2018
• SE. Mendagri 900/2280/SJ tanggal 05 Mei 2014 tentang Juknis
Penganggaran Kapitasi FKTP
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN
Pasal 108
(1) Objek Retribusi adalah :
a.Jasa Umum;
b.Jasa Usaha; dan
c.Perizinan Tertentu
Pasal 109
Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang
disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN
Pasal 110
(1) Jenis Retribusi Jasa Umum adalah:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;
b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda
m. Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan
n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
(2) Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat tidak dipungut apabila potensi penerimaannya kecil
dan/atau atas kebijakan nasional/daerah untuk memberikan
pelayanan tersebut secara cuma-cuma.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN
Pasal 111
(1) Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat (1)
huruf a adalah pelayanan kesehatan di puskesmas,
puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai
pengobatan, rumah sakit umum daerah, dan
tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis
yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah
Daerah, kecuali pelayanan pendaftaran.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN
Pasal 150
Jenis Retribusi selain yang ditetapkan dalam Pasal 110 ayat (1), Pasal 127, dan Pasal 141 sepanjang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Retribusi Jasa Umum:
1. Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Usaha atau Retribusi
Perizinan Tertentu;
2. jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan Daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi;
3. jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau Badan yang diharuskan
membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum;
4. jasa tersebut hanya diberikan kepada orang pribadi atau Badan yang membayar retribusi dengan
memberikan keringanan bagi masyarakat yang tidak mampu;
5. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya;
6. Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber
pendapatan Daerah yang potensial; dan
7. pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau
kualitas pelayanan yang lebih baik.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN
Pemanfaatan
Pasal 161
(1)Pemanfaatan dari penerimaan masing-masing jenis Retribusi
diutamakan untuk mendanai kegiatan yang berkaitan langsung
dengan penyelenggaraan pelayanan yang bersangkutan.
(2)Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan Retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut UU 28/2009
MENTERI KESEHATAN
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 171
(1)Instansi yang melaksanakan pemungutan Pajak dan Retribusi
dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2)Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3)Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut PP 69/2010
MENTERI KESEHATAN
Pasal 1
1.Insentif Pemungutan Pajak dan Retribusi yang selanjutnya disebut
Insentif adalah tambahan penghasilan yang diberikan sebagai
penghargaan atas kinerja tertentu dalam melaksanakan pemungutan
Pajak dan Retribusi.
4. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah
pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut PP 69/2010
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut PP 69/2010
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut PP 69/2010
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut PP 69/2010
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut PP 69/2010
MENTERI KESEHATAN
(1)Kepala Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi menyusun penganggaran Insentif pemungutan
Pajak dan/atau Retribusi berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
(2)Penganggaran Insentif pemungutan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan ke dalam
belanja tidak langsung yang diuraikan berdasarkan jenis belanja pegawai, objek belanja Insentif
pemungutan Pajak serta rincian objek belanja Pajak.
(3)Penganggaran Insentif pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan ke
dalam belanja tidak langsung yang diuraikan berdasarkan jenis belanja pegawai, obyek belanja Insentif
pemungutan Retribusi serta rincian obyek belanja Retribusi.
Pasal 10
Dalam hal target penerimaan Pajak dan Retribusi pada akhir tahun anggaran telah tercapai atau
terlampaui, pembayaran Insentif belum dapat dilakukan pada tahun anggaran berkenaan, pemberian
Insentif diberikan pada tahun anggaran berikutnya yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut Permenkes
MENTERI KESEHATAN 28/2014
PENDANAAN
A.Ketentuan Umum
4.Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada FKTP berdasarkan
jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
6. Pengelolaan dan pemanfaatan dana di FKTP dan FKRTL milik pemerintah pengaturannya
mengikuti ketentuan peraturan perundangan, sedangkan pengelolaan dan pemanfaatan dana di FKTP
dan FKRTL milik swasta pengaturannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada faskes swasta
tersebut.
C. Mekanisme Pembayaran
4. Mekanisme Pembayaran Klaim Non Kapitasi Pembayaran klaim non Kapitasi pelayanan JKN
oleh BPJS Kesehatan di FKTP milik Pemerintah Daerah dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.
Pembayaran klaim non kapitasi di FKTP milik Pemerintah Daerah meliputi: …..
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Pengertian Menurut Permenkes
MENTERI KESEHATAN 28/2014
PENDANAAN
D. Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
1.FKTP
2) Dana Non Kapitasi
a)Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Non Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik
Pemerintah Daerah mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan
keuangan daerah.
b)Dana Non Kapitasi yang telah disetorkan ke Kas Daerah oleh FKTP dapat dimanfaatkan kembali
dengan cara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus; (1) mengusulkan adanya peraturan kepala daerah
untuk pemanfaatan dana tersebut; (2) membuat dan mengusulkan dalam bentuk program dan kegiatan
pada RKA-DPA SKPD Dinas Kesehatan.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
Permendagri 33/2017
MENTERI KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
SE Mendagri 900/2280/SJ
MENTERI KESEHATAN
1. Penganggaran
a.Kepala FKTP menyusun rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN, untuk selanjutnya disampaikan kepada
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan.
b.Berdasarkan rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN tersebut pada huruf a, Kepala SKPD Dinas
Kesehatan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) Dinas Kesehatan, yang memuat rencana
pendapatan dana kapitasi JKN dan rencana belanja dana kapitasi JKN.
c.Rencana pendapatan dana kapitasi JKN dianggarkan dalam kelompok Pendapatan Asli Daerah, jenis Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah, obyek Dana Kapitasi JKN pada FKTP, rincian obyek Dana Kapitasi JKN pada masing-masing
FKTP sesuai kode rekening berkenaan.
d.Rencana belanja dana kapitasi JKN dianggarkan dalam kelompok Belanja Langsung dan diuraikan ke dalam jenis,
obyek, dan rincian obyek belanja sesuai kode rekening berkenaan, yang pemanfaatannya mempedomani ketentuan
Pasal 12 Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang
Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya
Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.
e.RKA-SKPD Dinas Kesehatan sebagaimana tersebut pada huruf b dipergunakan sebagai bahan penyusunan peraturan
daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
SE Mendagri 900/2280/SJ
MENTERI KESEHATAN
1. Penganggaran
a.Kepala FKTP menyusun rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN, untuk selanjutnya disampaikan kepada
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan.
b.Berdasarkan rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN tersebut pada huruf a, Kepala SKPD Dinas
Kesehatan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) Dinas Kesehatan, yang memuat rencana
pendapatan dana kapitasi JKN dan rencana belanja dana kapitasi JKN.
c.Rencana pendapatan dana kapitasi JKN dianggarkan dalam kelompok Pendapatan Asli Daerah, jenis Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah, obyek Dana Kapitasi JKN pada FKTP, rincian obyek Dana Kapitasi JKN pada masing-masing
FKTP sesuai kode rekening berkenaan.
d.Rencana belanja dana kapitasi JKN dianggarkan dalam kelompok Belanja Langsung dan diuraikan ke dalam jenis,
obyek, dan rincian obyek belanja sesuai kode rekening berkenaan, yang pemanfaatannya mempedomani ketentuan
Pasal 12 Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang
Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya
Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.
e.RKA-SKPD Dinas Kesehatan sebagaimana tersebut pada huruf b dipergunakan sebagai bahan penyusunan peraturan
daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
KEMENTERIAN KESEHATAN
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
93
KEMENKES
PERAN & TUGAS (1)
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA (1)
1. Kepala SKPD Dinas Kesehatan mengusulkan bendahara JKN di FKTP melalui
PPKD ke Kepala Daerah untuk ditetapkan sebagai Bendahara JKN di FKTP
2. Menyusun Rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN yang telah
dilaporkan FKTP untuk dianggarkan dalam RKA-SKPD Dinas Kesehatan
3. Menyusun DPA-SKPD berdasarkan peraturan daerah tentang APBD tahun
anggaran berkenaan dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
tahun anggaran berkenaan
4. Tata cara dan format penyusunan DPA-SKPD dilakukan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah
5. Melakukan verifikasi terhadap Laporan Pertanggungjawaban Pendapatan
dan Belanja FKTP serta Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) sesuai Form
5 & 6 SE Mendagri No. 900/2280/SJ, 2014
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
94
KEMENKES
PERAN & TUGAS (2)
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA (2)
6. Berdasarkan laporan realisasi pendapatan dan belanja yang dilaporkan FKTP,
Kepala SKPD Dinas Kesehatan menyampaikan Surat Permintaan Pengesahan
Pendapatan dan Belanja (SP3B) FKTP kepada PPKD
7. Berdasarkan SP3B FKTP tersebut selanjutnya PPKD selaku Bendahara Umum
Daerah (BUD) menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP2B)
FKTP
8. Kepala SKPD Dinas Kesehatan dan Kepala FKTP melakukan pengawasan secara
berjenjang terhadap penerimaan dan pemanfaatan dana kapitasi oleh
Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP
9. Mendokumentasikan (arsipkan) Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja
(SP2B) FKTP yang telah diterbitkan oleh PPKD selaku BUD
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
95
KEMENKES
PERAN & TUGAS (3)
FASILITAS KESEHATAN TK PERTAMA (FKTP) (1)
1. Kepala FKTP menyampaikan rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi
JKN tahun berjalan kepada Kepala SKPD Dinas Kesehatan
2. Kepala FKTP mengusulkan bendahara JKN di FKTP ke Kepala SKPD Dinas
Kesehatan untuk ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai Bendahara JKN di
FKTP
3. Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP membuka Rekening Dana Kapitasi
JKN untuk ditetapkan oleh Kepala Daerah
4. Kepala FKTP menyampaikan Rekening Dana Kapitasi JKN ke BPJS Kesehatan
5. Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP mencatat dan membukukan semua
belanja (pengeluaran) dana Kapitasi dalam Buku Kas Bendahara Dana Kapitasi.
6. Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP mencatat dan menyampaikan
realisasi pendapatan dan belanja setiap bulan kepada Kepala FKTP
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
96
KEMENKES
PERAN & TUGAS (4)
FASILITAS KESEHATAN TK PERTAMA (FKTP) (2)
7. Mendokumentasikan (arsipkan) semua bukti-bukti belanja (pengeluaran)
dana Kapitasi JKN
8. Kepala FKTP menyampaikan laporan realisasi pendapatan dan belanja
kepada Kepala SKPD Dinas Kesehatan dengan melampirkan surat pernyataan
tanggung jawab
9. Kepala FKTP bertanggung jawab secara formal dan material atas pendapatan
dan belanja dana kapitasi JKN
10. Kepala FKTP melakukan pengawasan pada Bendahara Kapitasi JKN dalam hal
pembukuan, pengeluaran dan pertanggungjawaban
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
97
KEMENKES
PENUTUP
1. Dana JKN yang diterima seluruhnya dimanfaatkan untuk; (a) Jasa
Pelayanan Kesehatan (tenaga kesehatan dan non kesehatan)
dan (b) Operasional Pelayanan Kesehatan.
2. Bendahara Kapitasi JKN dan Rekening Kapitasi JKN di setiap FKTP
ditetapkan Oleh Kepala Daerah atas usulan Kepala Dinas Kes.
3. Pemanfaatan besaran Dana Kapitasi digunakan langsung untuk
pelayanan kesehatan peserta JKN pada FKTP, ditetapkan oleh
Kepala Daerah setiap tahunnya
4. Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi FKTP harus
dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan dan akuntable
5. Akhir Tahun 2017, FKTP & Dinkes Kab/Kota sudah harus
mempersiapkan & membuat perencanaan RKA 2018
(Permendagri No. 33/2017)
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
98
KEMENKES
PENUTUP
6. Non Kapitasi / DAK JAMPERSAL
-Retribusi pelayanan kesehatan yang bersumber dari hasil klaim
kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang diterima
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada
SKPD yang belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan-Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), dianggarkan pada akun
pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi
Daerah, obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian obyek
pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan
-Non Kapitasi / DAK Jampersal dalam pemanfaatannya tidak bisa
disamakan dengan Kapitasi, karena Non Kapitasi / DAK Jampersal
tidak diatur khusus, beda halnya dengan Kapitasi yang diatur khusus
(Perpes 32/2014),
-Non Kapitasi / DAK Jampersal mengacu kepada Perda “Pajak /
Retribusi” dan Peraturan Kepala Daerah “Pajak dan Retribusi”
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
99
REFERENSI
KEMENKES
TERIMA KASIH
www.ppjk.go.id Hotlines: (021) 5221229, (021) 5277543, (021) 5279409
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
101