Anda di halaman 1dari 38

ANTENATAL CARE

Mochammad Adam Eldi, Sked


Antenatal care (ANC)

 Suatu program perawatan antepartum


komprehensif yang melibatkan pendekatan
terpadu perawatan medis & dukungan
psikososial yang secara optimal dimulai
sebelum konsepsi & meluas ke periode
antepartum (American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and
Gynecologists (1997)
Rekam Medis antenatal
a) Gravida : Seorang wanita yang sedang hamil, apapun hasil
akhir kehamilannya.

Dengan terjadinya kehamilan pertamaprimigravida,


kehamilan berikutnya multigravida.

b) Nuligravida : Seorang wanita yang saat ini tidak sedang atau


tidak pernah hamil

c) Primipara: Seorang wanita yang pernah sekali melahirkan janin


yang mencapai usia kehamilan viable 20 minggu atau lebih

d) Multipara: Seorang wanita yang pernah dua kali atau lebih


melahirkan janin yang usia kehamilan viable 20 minggu atau
lebih

e) Nulipara: Belum pernah melahirkan bayi yang viable melebihi


usia gestasi 20 minggu
 Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester :

Trimester
Trimester Trimester
ketiga
pertama kedua
mencakup
berlangsung mencakup 15
minggu ke-29
sampai sampai 28
sampai 40
selesainya minggu
minggu
minggu ke-14 kehamilan.
kehamilan.
Antenatal Care (Depkes,
2009)
Frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya minimal
4x, dengan ketentuan :

 Minimal 1x pada trimester I (K1)


 Minimal 1x pada trimester II (K2)
 Minimal 2x pada trimester III
 (K3) 29 - 36 minggu
 (K4) setelah 36 minggu sampai lahir.
Antenatal Care (WHO)
 Untuk wanita hamil yang tidak memiliki faktor risiko
dalam kehamilannya, minimal dapat melakukan ANC
4x yaitu :
Kunjungan Pertama (<12 minggu)

• Informasi umum pasien, riwayat obstetric & riwayat


penyakit
• Pengenalan faktor resiko, komplikasi akibat kehamilan
& pengobatannya
• Pemeriksaan darah (cek tanda-tanda anemia) , urin,
dan golongan darah, skrining Ab (rubella, sifilis,
HbsAg), HIV [ditawarkan]
• Pemberian Fe
• Pemberian suntikan TT
• Perencanaan persalinan
Kunjungan kedua (24-26 minggu)

• Pengukuran TD , eksklusi PIH=pregnancy


induced hypertension
• Gerakan bayi
• DJJ
• Leopold
• Pemeriksaan Hb ulang jika pemeriksaan Hb
pertama < 7
• Urinalisis
• Pemberian Fe
Kunjungan ketiga (minggu 32-34)

• Pengukuran TD, eksklusi PIH


• Gerakan bayi
• DJJ
• Leopold
• Pemeriksaan hemoglobin & urinalisis,
• Mengenali adanya kelainan letak & presentasi
• Memantapkan rencana persalinan
• Mengenali tanda-tanda persalinan
Kunjungan keempat (36-38
minggu)
• Pemeriksaan presentasi bayi & penurunan
bagian terbawah bayi
• Menilai panggul sempit/tidak
• Informasi tentang tanda-tanda persalinan,
jika ada segera pergi ke RS/klinik bersalin.
• Jika tidak ada tanda-tanda persalinan pada
usia kehamilan 41 minggu segera ke RS.
• Pemeriksaan fisik dan laboratorium
Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamilan
Kelompok Kehamilan
faktor resiko
Faktor risiko I faktor resiko II
III
• Primipara <16 • ibu hamil • Perdarahan
tahun/ >35 dengan pre- antepartum
tahun eklamsia/ekla • pre eklamsia
• Jarak >10 / < 2 msia berat atau
tahun, • hamil kembar eklampsia.
• Grande multi • Bayi mati
• TB <145 cm dalam
• Riwayat kandungan,
persalinan • kehamilan
yang buruk dengan
• Riwayat kelainan
Membutuhkan letak,
pemeriksaan
denganserta
alat yang lebih canggih Harus segera dirujuk RS
hamil
keguguran. (USG) oleh dokter Spesialis di
lewat RS bulan.
Standar Pelayanan Antenatal Care

 1. Timbang berat badan & ukur tinggi badan


 2. Pemeriksaan tekanan darah
 3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
 4. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
 5. Tentukan presentasi janin & DJJ
 6. Skrining status imunisasi Tetanus & berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan.
 7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
 8. Test laboratorium (rutin & khusus)
 9. Tatalaksana kasus
 10. Temuwicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan &
Pencegahan Komplikasi serta KB pasca persalinan
Toksoid Tetanus
 Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan minimal 2x
selama hamil (Manuaba, 1998).

 Diberikan dengan jarak 4 minggu → menghindari


tetanus neonaturum & tetanus pada ibu bersalin &
nifas

 Vaksin TT diberikan sedini mungkin


 Dosis: 0,5 mL I.M
Berdasarkan WHO:
 Jika wanita belum pernah divaksinasi, atau jika status imunisasi nya tidak diketahui,
berikan 2 dosis TT dengan jarak 1 bulan & dosis lanjutan sesuai tabel;
 jika wanita telah memiliki 1-4 dosis tetanus toksoid di masa lalu, berikan 1 dosis TT
sebelum kelahiran
 Batas akhir pemberian suntik tetanus ke2 : 2 minggu sebelum melahirkan
Tablet Besi
 Fungsi: kecukupan oksigenasi jaringan (pengikatan
&pengantaran O2)
 WHO
 Ferro sulfat 320 mg (= 60 mg zat besi) 2x1 tab/hari
 Jika Hb ≤ 9 gr% pada salah 1 kunjungan → tingkatkan tablet
zat besi → 3x1 tab/hari sampai akhir masa kehamilannya.
 Program KIA di Indonesia:
 a. 1x1 tablet (90 hari)
 b. Bila ditemukan → anemia diberikan tablet zat besi 2-3x1
tab/hari (2-3 bulan) & dilakukan pemantauan Hb
Asam Folat
 Berikan suplementasi folat sebelum dan
pada minggu-minggu awal kehamilan.
 Dosis: 400 mcg/hari
 Fungsi: pematangan sel
Rekomendasi pertambahan berat
badan (American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists
(1997)
Anamnesa
 Identitas pasien dan suami
 Keluhan – keluhan
 Riwayat menstruasi
 menarche, teratur / tidak, lamanya, jumlah darah, nyeri
+/- untuk menilai faal alat kandungan

 HPHT → penentuan taksiran partus (Rumus Naegele) :


(tanggal + 7) (bulan - 3) (tahun + 1)

 Riwayat perkawinan→ kawin / tidak, berapa


kali, berapa lama
Anamnesa
 Riwayat kehamilan sebelumnya → perdarahan
+/- , hiperemesis gravidarum +/- , Hipertensi pada
kehamilan +/- → prognosa

 Riwayat persalinan sebelumnya → spontan /op,


aterm +/-, perdarahan +/-, siapa yang menolong →
prognosa

 Riwayat nifas sebelumnya → demam +/-,


perdarahan +/-, laktasi → prognosa

 Riwayat anak yang lahir → jenis kelamin, hidup


+/-, berat lahir
Anamnesa
 Riwayat kehamilan sekarang
→ kapan merasakan gerak anak, hamil muda ( mual,
muntah, sakit kepala, perdarahan +/- ), hamil tua
( edema kaki / muka, sakit kepala, perdarahan, sakit
pinggang )

 Riwayat penyakit keluarga


→ penyakit keturunan +/- (DM, Hipertensi, kelainan
genetik), riwayat kembar, penyakit menular +/- (TBC)

 Riwayat kontrasepsi
→ pakai +/-, metodenya ?, jenisnya, berapa lama, efek
samping
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan tanda-tanda vital, yaitu tekanan darah,


nadi, respirasi & suhu.

Pemeriksaan fisik generalis (kepala - ujung kaki)

Status gizi, tinggi dan berat badan .


tanda – tanda dan perkembangan
Pemeriksaan
kehamilan meliputi wajah, dada, abdomen dan genitalia
eksterna dan interna serta pemeriksaan panggul.
Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi :
• Muka → Chloasma gravidarum, edema +/-
• Mata → Conjungtiva anemis +/-, sklera ikterik +/-
• Mulut → Gusi dan gigi
• Leher → JVP, pembesaran kelenjar tiroid & kelenjar limfe +/-,
• Mammae → bentuk, simetris, pembesaran, putting susu melebar,
areola hiperpigmentasi
• Abdomen → membesar, pigmentasi linea alba & striae, sikatriks +/-,
terlihat gerak anak +/-
• Vulva → perineum, varices +/-, flour albus +/-
• Anus → hemoroid +/-
• Tungkai → varices +/-, edema +/- (pretibial, ankle, punggung kaki),
sikatriks +/-
Palpasi abdomen (leopold 1-
4)
 Leopold I : pemeriksa berdiri menghadap
ke pasien, kemudian dengan kedua tangan
meraba dengan jari-jari untuk menentukan
TFU & bagian yang terdapat di fundus
LeopoldII
 Posisimasih sama, pindahkan tangan ke
samping. Tentukan dimana punggung &
mencari bagian – bagian kecil yang terletak
bertentangan
Leopold III
 Memakai 1 tangan saja, rabalah bagian
terbawahnya. Tentukan bagian janin yang
berada di bawah (presenting part)
Leopold 4
 Posisi pemeriksa menghadap kaki pasien &
menentukan apakah bagian terbawah sudah masuk
kedalam PAP dan berapa masuknya
(divergen/konvergen)
DenyutJantung Janin

 Menggunakan stetoskop
Laennec, dinilai pada minggu
ke17-20

 Menggunakan Doopler,
didengar mulai minggu ke 10

 Fetal electrocardiograph: DJJ


dapat dinilai sejak kehamilan12
minggu

 Frekuensi DJJ normal:120-


160x/menit
Tinggi fundus uteri
Pengukuran antara tepi
atas simfisis dengan
puncak fundus uteri
dengan pita pengukur.

 Jimenez dan rekan


(1983) : untuk rentang
usia kehamilan 20-32
minggu TFU dalam
sentimeter seharusnya
sama dengan perkiraan
usia kehamilan.
Vaginal touche (VT)

• Memeriksa kemungkinan adanya


tumor uterus atau ovarium
• Identifikasi bagian terendah janin
• Menilai maturitas serviks saat
kehamilan aterm
• Menilai kapasitas panggul :
• Menilai adanya penonjolan spinai
schiadica

• Mengukur conjugata diagonalis


Pemeriksaan Panggul

Pemeriksaan & pengukuran panggul guna menentukan luasnya jalan


lahir. Pemeriksaan ini hanya dilakukan 1x selama masa kehamilan.
Biasanya pada bulan ke8 / trimester III

Conjugata diagonalis = jarak pinggir bawah


simfisis ke promontorium.

Cara : dengan jari tengah coba dicapai promontorium


Pemeriksaan inspekulo & Pemeriksaan Dalam

 Yang dilihat :
• Gambaran khas: Hyperemia pasif berwarna merah-
kebiruan pada serviks

• Identifikasi kelainan sitologis dilakukan Papsmear &


dilakukan pengambilan specimen untuk identifikasi
Neisseria gonorrhoeae & mungkin Chlamydia
trachomatis
• Adanya cairan kuning berbusa di vagina (Trichomonas)
• Adanya lendir vagina putih seperti susu (Infeksi kandida)
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkapawal & diulang pada 28 – 32
minggu
2. Urinalisis

3. Golongan Darah, Faktor Rhesus & Penyaringan Antibodi

4. Gula darah puasa & 2 jam setelah makanusia 24 – 28

minggu
5. Alfa-fetoprotein (AFP)

6. Pemeriksaan HIV-AIDS & Ag permukaan Hepatitis B (HbsAg)

7. USG

8. Amniosentesis

9. Chorionic villus sampling (CVS)

10. Fetoskopi

11. Kordosintesis
Maternal serum
screening
Alfa-fetoprotein (AFP)
 Diproduksi di: hepar fetus
 Kadarnya memuncak pd usia gestasi 14 minggu

 Mencapai kadar yang tetap pada usia gestasi ke 30


minggu.

 TerbaikAFP pada 16-18 minggu

 ↑ : Pada defek tuba neural (omphalocele, gastroschisis,


sacrococcigeal teratoma & atresia intestinal)

 ↓ : Down Syndrome dantrisomi 18.


 Amniosintesis
Indikasi:
 Genetic amniocentesis (kelainan kromosom) (at 11- 20
weeks):
 Chromosomal analysis (Down syndrome)
 Spina bifida (Alpha fetoprotein)
 Inherited diseases (muscular dystrophy)
 Level Bilirubin
 Maturasi paru fetus

 Theraputic amniocentesis:
 Menurunkan stress maternal stress di polyhydramnios
 Terutama pada twin-twin transfusion
 Chorionic villus sampling (CVS) : pada
minggu 10-14
 Resiko fetal loss pada CVS 2x lebih besar
daripada pada amniosintesis
 Kurang akurat
Fetoskopi
 Mendiagnosis malformasi-malformasi kecil
pada janin, seperti:
 Sumbing wajah/cacat jari pada keluarga yang
memiliki resiko menderita sindrom genetik
spesifik & sebagai penuntun visual pada
pengambilan contoh darah janin, biopsi hati,
dan kulit.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai