Disease
Definisi
LFG (ml/mnt/1,73m ) = 2
• Asimptomatik • Nokturia
• ↑ ureum dan kreatinin • Badan lemas
• Mual
• Napsu makan menurun
• BB turun
• Tanda dan gejala
uremia
Diagnosis
Gambaran klinis
Sesuai penyakit yang mendasari: DM, infeksi traktus
urinarius, hipertensi, hiperurikemi, Lupus Eritematosus
Sistemik (SLE).
Sindrom uremia: lemah, letargi, anoreksia, mual muntah,
nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati perifer,
pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang sampai koma.
Gejala komplikasi: hipertensi, anemia, osteodistorfi renal,
payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan
elektrolit (Na, K, Cl)
Gambaran Laboratoris
Penurunan fungsi ginjal : peningkatan kadar ureum dan
kreatinin serum, penurunan LFG.
Kelainan biokimiawi darah: penurunan Hb, peningkatan
kadar asam urat, hiper/hipokalemia, hiponatremia,
hiper/hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia,
asidosis metabolik.
Kelainan urinalisis: proteinuria, hematuria, leukosuria,
cast, isostenuria
Gambaran Radiologis
Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio opak
Pielografiintravena (jarang): kontras sering tidak bisa
melewati filter glomerulus, khawatir pengaruh toksik
oleh kontras terhadap ginjal yang sudah mengalami
kerusakan
USG ginjal: ukuran ginjal mengecil, korteks menipis,
hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi
Biopsi dan Pemeriksaan Histopatologi Ginjal: pada pasien
dengan ukuran ginjal yg masih mendekati normal, dimana
diagnosis secara noninvasif tidak bisa ditegakkan.
Tujuan pemeriksaan histopatologi: mengetahui etiologi,
menetapkan terapi, prognosis, dan mengevaluasi terapi yang
telah diberikan.
PENATALAKSANAAN
Derajat LFG Rencana Tatalaksana
Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid,
1 ≥90 evaluasi pemburukan fungsi ginjal,
memperkecil risiko kardiovaskular
2 60-89 Menghambat pemburukan fungsi ginjal
3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi
4 15-29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5 <15 Terapi pengganti ginjal
15
Menghambat perburukan fungsi ginjal
Faktor utama : hiperfiltrasi glomerulus, ada 2 cara untuk menguranginya yaitu
Kontrol tekanan darah :
Penghambat ACE atau antagonis reseptor angiotensin II → evaluasi
kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin > 35%
atau timbul hiperkalemi harus dihentikan
Penghambat kalsium
Diuretik
Pada pasien DM, kontrol gula darah → hindari pemakaian metformin dan obat
–obat sulfonil urea dengan masa kerja panjang.
Target HbAIC untuk DM tipe 1 = 0,2 diatas nilai normal tertinggi, untuk
DM tipe 2 = 6%
Koreksi asidosis metabolik dengan target HCO3 20 – 22 mEq/l
Kontrol dislipidemia dengan target LDL < 100 mg/dl, dianjurkan golongan
statin
Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi
Anemia → o.k defisiensi eritropoitin, defisiensi besi, kehilangan
darah (perdarahan saluran cerna, hematuri), masa hidup eritrosit
yang pendek akibat hemolisis, defisiensi asam folat, penekanan
sumsum tulang oleh substansi uremik, proses inflamasi akut atau
kronik.
Evaluasi anemia dimulai saat Hb < 10 g% atau Ht < 30%, meliputi
evaluasi status besi (kadar besi serum/serum iron ), kapasitas
ikat besi total, feritin serum, mencari sumber perdarahan,
morfologi eritrosit, kemungkinan hemolisis, dsb.
Pemberian EPO, perhatikan status besi.
Sasaran Hb 11-12 gr/dl
Osteodistrofi renal → mengatasi hiperfosfatemia dan pemberian
hormon kalsitriol (1.25 (OH)2D3).
Hiperfosfatemia
Pembatasan fosfat (diet rendah fosfat, tinggi kalori, rendah
protein dan rendah garam ). Asupan Fosfat 600-800 mg/hari.
Pemberian pengikat fosfat→ garam kalsium, aluminium
hidroksida, garam magnesium. Garam kalsium yang banyak
dipakai: kalsium karbonat (CaCO3) & kalsium acetat.
Pemberian bahan kalsium memetik (menghambat reseptor
Ca pd kelenjar paratiroid)
Pembatasan cairan dan elektrolit→cairan masuk = cairan keluar
Terapi pengganti ginjal (hemodialisis, peritoneal dialisis atau
transplantasi ginjal) → stadium 5
20