Anda di halaman 1dari 16

Anestesi Rawat Jalan

dr Iwan Nuryawan Sp An, MSi Med


Day-care, ambulatory, one-day care,
outpatient anesthesia

 Cepat sadar
Bebas nyeri
Tidak mual muntah
Cepat mobilisasi
Pasien/keluarganya aman
Syarat one day surgery :
 Pembedahan sederhana
 Tindakan diagnostik
 Dilakukan < 1 jam
 Tidak dilakukan untuk operasi yang
menyebabkan perdarahan
Tindakan pengobatan atau pembedahan
sederhana
 Tindakan pengobatan
 Untuk penderita yang akan dilakukan radioterapi
 Tindakan pembedahan sederhana
 Anak  sirkumsisi, insisi timbil (hordeolum, irigasi duktus
lakrimalsi)
 Eksterpasi tumor kecil, biopsi kelenjar, eksisi nevus, reposisi
dislokasi/fraktur
 Pada ginekologi
 Kuretase pada abortus inkomplit, laparoskopi

Tindakan pemeriksaan untuk diagnosis


 Pemeriksaan jantung
 CT scan
 Foto kepala
Keuntungan
1. Pasien dapat memilih hari dan jam yang
sesuai
2. Tidak usah menunggu ada kamar kosong
di rumah sakit
3. Insiden infeksi rendah
Pemilihan pasien
 American Society of Anesthesiologist (ASA)
merekomendasikan hanya pasien dgn ASA 1 dan
ASA 2 sebagai pasien untuk outpatient surgery
 Usia bukan kontraindikasi untuk outpatient surgery
( 6 bln – 70 th ), kecuali:
1. Bayi prematur
2. Bayi dengan riwayat bronchopulmonary
dysplasia
3. Adanya riwayat anak yang meninggal krn
sudden infant death syndrome
 Pasien gemuk, penykt jantun g / paru tidak di
jadwalkan
Persiapan dan Evaluasi Penderita
 Penderita dengan ASA 1 atau ASA 2 yang ringan
 1 hari sebelumnya :
 Lakukan pemeriksaan fisik
 Lakukan pemeriksaan lab rutin (Hb, leukosit, BT, CT)
 Bila memungkinkan, lakukan pemeriksaan bantu lain, mis:
foto toraks
 Minta persetujuan tindakan pada penderita
 Berikan beberapa nasihat pada penderita :
 Penderita harus puasa minimal 6-8 jam sebelumnya
 Jangan membawa perhiasan dan uang yang berlebihan
 Setelah penderita sadar baik, penderita tidak boleh pulang
sendiri dan tidak boleh naik kendaraan umum
 Bila penderita muntah, segera bawa ke RS
 Evaluasi ulang apakah penderita tidak dalam
keadaan batuk, pilek, maupun penyulit
lainnya  cukup dengan anamnesa
 Siapkan penderita dengan memakai pakaian
operasi
 Selanjutnya sama dengan tindakan operasi
lainnya
 Lakukan pemasangan infus
Obat ideal untuk anestesi :
 Onset cepat
 Tidak menimbulkan anafilaksis
 Tidak menimbulkan histamin release
 Tidak menimbulkan gerakan involunter
 Pulih sadar cepat
Premedikasi
 Pemilihan obat-obatan yang bersifat long
acting (morfin atau lorazepam) dihindari,
gunakan obat-obat yang bersifat short acting
 Analgetik gol NSAID

 Obat anti mual muntah


Induksi dan rumatan anestesi
 Induksi : Propofol 2-2,5 mg/kbBB

Bayi, anak – halotan, sevofluran


 Rumatan

Inhalasi : halotan, isofluran, sevofluran


Intravena : propofol, fentanil
 Monitoring intraoperative sama seperti pada inpatient
surgery (HR, tensi, SpO2 dan balance cairan)
Pengelolaan jalan napas
 Sungkup laring

 Pelumpuh otot non depolarisasi singkat


Pasca-Anestesi & Operasi
 Di ruang pulih sadar :
 Observasi 1-2 jam sampai penderita sadar betul dari
anestesi
 Minta penderita untuk duduk
 Bila pusing, mual, dan muntah (-)  penderita diberi
minum air putih 1 sendok makan setiap 10 menit
 Muntah (-)  sambil disuruh bergerak bebas, setelah 1-
2 jam beri minum agak banyak
 Dewasa : minta penderita mengenakan sendiri
pakaiannya
 Sadar baik : tidak mengeluh pusing/sakit kepala, tidak
mual dan muntah  tapi tetap harus dikontrol
 Pasien dapat dipulangkan minimal 2 jam
setelah kondisi baik ( Aldrete Score = 10,
Steward Score = 6, Bromage Score = 0 )
 Nyeri postoperative dapat dikurangi dengan
pemberian dosis kecil fentanyl (0,5-2 µg/kg)
Ketorolac iv atau im (30-60 mg) dapat
diberikan pada akhir operasi
 Diantar keluarga dan tidak boleh mengendarai
kendaraan sendiri.
 Setibanya di rumah, mual (+)  jangan makan
dan minum selama 2 jam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai