BY
CLARA MARPAUNG
Latar Belakang
Praktek belajar lapangan komprehensif merupakan
mata kuliah yang bertujuan untuk mempersiapkan
mahasiswa dalam menghadapi dunia nyata saat
Praktek belajar lapangan dilakukan di ruangan 7
West Rumah Sakit Columbia Asia Medan selama
tiga minggu yang dimulai sejak tanggal 17 Juli
sampai dengan 4 Augustus 2017
Angka kejadian penyakit asma akhir-akhir ini
mengalami peningkatan dan relative sangat tinggi
dengan banyaknya morbiditas dan mortalitas. WHO
memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia saat
ini terkena penyakit asma dan diperkirakan akan
mengalami penambahan 180.000 setiap tahunnya.
(WHO, 2013) Kemenkes RI (2011)
di Indonesia mengatakan penyakit asma
masuk dalam sepuluh besar penyebab
kesakitan dan kematian. Angka kejadian asma
80% terjadi di negara berkembang akibat
kemiskinan, kurangnya tingkat 2 pendidikan,
pengetahuan dan fasilitas pengobatan.
Hasil survei asma pada anak sekolah di
beberapa kota di Indonesia (Medan,
Palembang, Bandung, Jakarta, Semarang,
Yogyakarta, Malang, dan Denpasar)
menunjukkan prevalensi asma pada anak SD
(6 sampai 12 tahun) berkisar antara 3,7%-
6,9%, sedang pada anak SMP di Jakarta Pusat
sebesar 5,8% tahun 1995 dan tahun 2001 di
Jakarta Timur sebesar 8,6% (Depkes, 2009).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HCT/HMT 36 % 37 %
SGOT 14
SGPT 17
Terapi
o RL + Aminophilin 20 Tpm
o O2 kanul binasal 4 liter/menit
o Ventolin/ 8 jam
o Flexotid/ 8 jam
o ISDN 3 X 1/2
o CPG 1 X 1
Dx.1
DO :
Tingkat kesadaran composmentis
Keadaan umum : lemah
Dalam beraktivitas pasien terlihat dibantu keluarga.
Catatan perkembangan dan
Evaluasi
Dx.1
Implementasi Evaluasi
S:
-Memberikan ventolin + fexotid dengan nebul -Pasien mengatakan sputum yang keluar
-Mengobservasi karakteristik batuk, menetap, batuk berwarna putih, kental.
pendek, basah. -Pasien mengatakan lebih enakan
-Bantu tindakan untuk keefektifan memperbaiki upaya setelah diberi O2
batuk. -Pasien mengatakan lebih lega setelah di
-Membantu memposisikan pasien untuk posisi semi nebul
fowler O:
S:
-mengauskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi -Pasien mengatakan semalaman tidak dapat tidur
nafas seperti krekels, wheezing. -Pasien mengatakan saat melakukan batuk
-membantu pasien nafas dalam dan latihan batuk. efektif sputum bisa keluar
-Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung O:
selama fase akut sesuai indikasi. -Suara nafas pasien ronchi
-RR : 24 x /menit
-Melatih pasien nafas dalam dan latihan batuk
efektif
-Membatasi pengunjung
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjut intervensi
Catatan perkembangan dan
EvaluasiDx.3
Implementasi Evaluasi
S:
-Mengukur nadi, tekanan darah dan - Pasien mengatakan sudah bisa berjalan ke
pernafasan kamar mandi
-Mengajarkan aktivitas mandiri mulai dari O:
ringan, seperti makan, minum sampai - Pasien terlihat ke kamar mandi.
bisa/mampu berjalan kekamar mandi. - Saat melakukan aktifitas sesak tidak
-Mengukur TTV segera setelah aktivitas. langsung kambuh.
- Tekanan darah 130/70 mmHg, suhu badan
mencapai 36,7º C, nadi 84x/menit,
pernafasan 24 x/menit.
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
• Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian pada tanggal
18 Juli 2017 dan merupakan hari ke dua
klien dirawat dengan diagnosa medis Asma
Bronchial. Pada tahap pengkajian menurut
teori ada beberapa metode yang digunakan
dalam pengumpulan data, yaitu: metode
observasi langsung, wawancara dengan
klien, catatan perkembangan, dan
informasi dari perawat ruangan
Diagnosa
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
berhubungan dengan Akumulasi mucus
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan
dengan Penurunan ekspansi paru
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan fisik
.
Intervensi keperawatan
Dalam melakukan tindakan keperawatan desesuaikan
dengan masalah yang dihadapi pasien sehingga masalah
tersebut dengan mudah diatasi.
Secara garis besar tindakan yang diberikan pada pasien
antara lain:
mengauskultasi bunyi nafas, mencatat adanya bunyi
nafas, mengkaji frekuensi pernafasan,
memberi posisi nyaman,
mengobservasi karakteristik batuk,
menganjurkan minum air hangat. :
mengkaji frekuensi kedalamam pernafasan dan ekspansi
dada, membantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.
mengevaluasi respons pasien terhadap aktivitas,
memberikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung
selama fase akut sesuai indikasi.
Evaluasi Keperawatan
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian melalui observasi,
wawancara langsung dengan klien dan keluarga,
pemeriksaan head to toe, pemeriksaan penunjang,
data- data yang diperoleh dari berbagai pihak, Ny.
W menderita asma bronchial, dimana riwayat
keluarga tidak ada yang menderita asma broncial.
Ny. W datang dengan keluhan sesak nafas, lemah,
maka tindakan terapi pengobatan yang dilakukan
adalah RL + Aminophilin 20 Tpm, O2 kanul binasal
4 liter/menit, Ventolin/ 8 jam, Flexotid/ 8 jam, ISDN
3x1, CPG 1 X 1, Diovan 1 x 40mg.
. Diagnosa Keperawatan
Penulis menentukan dua diagnosa
keperawatan yaitu:
tidak efektifnya bersihan jalan nafas
berhubungan dengan akumulasi mucus,
tidak efektifnya pola nafas berhubungan
dengan penurunan ekspansi paru,
intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan fisik.
5.1.3. Perencanaan
Keperawaatan
Dalam perencanaan keperawatan penulis
merencanakan tindakan keperawatan
sesuai dengan teori dan memprioritaskan
tujuan dan kriteria hasil berdasarkan
SMART dan intervensi keperawatan yang
operasional.
Implementasi & evaluasi
Penulis melaksanakan implementasi sesuai
dengan rencana tindakan keperawatan
selama pasien dirawat di ruang 7 West
sampai akhir dinas penulis berakhir.
Adapun hasil evaluasi terhadap tindakan
keperawatan dapat dikatakan bahwa ketiga
diagnosa keperawatan masih teratasi
sebagian, intervensi tetap dilanjutkan
5.2. Saran
5.2.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang penyakit asma
bronchial.
Melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan standart asuhan
keperawatan yang profesional.
5.2.2. Bagi Institusi Pendidikan
Melatih mahasiswa/i untuk melakukan standart asuhan
keperawatan secara maksimal agar tercipta perawat yang
profesional dalam melakukan asuhan keperawatan.
5.2.3. Bagi Pihak Perawat Ruangan
Memberikan pendekatan dan asuhan keperawatan kepada klien
secara profesional
Melaksanakan pendokumentasian yang optimal demi
terpenuhinya kebutuhan pasien.
5.2.4. Bagi Pihak Rumah Sakit
Merekomendasikan pengadaan pelatihan bagi perawat pelaksana
demi tercapainya Asuhan Keperawatan yang profesional