Anda di halaman 1dari 53

CASE REPORT

Anak Usia 4 Tahun Dengan Sindrom Syok Dengue

Disusun oleh :
Risya Nur Fadillah Sapitri, S.Ked J510170071
Ellya Alfiani, S.Ked J510170049

Pembimbing
Dr. Sudarmanto, Sp. A

KEPANITERAAN UMUM ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD Dr. HARJONO KABUPATEN PONOROGO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Nama lengkap: An. DA Nama Ayah : Tn. P
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 40 thn
Tanggal lahir:20 Juni 2010 Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 4 tahun Pendidikan : SMA

Nama ibu: Ny. S Masuk RS tanggal :


Umur : 31 thn Alamat: Lembah 28/08/2018
Pekerjaan: IRT Babadan Diagnosis masuk :
Pendidikan ibu: SMA DHF

Identitas Pasien
Keluhan Utama
• panas tinggi mendadak

Riwayat penyakit sekarang


• Riwayat penyakit sekarang
• MRS : Pukul 10.30 Pasien dibawa ke IGD RSUD dr.Harjono
Ponorogo dengan keluhan demam selama 3 hari. Pasien sudah
dirawan di Klini Budi Asih 2 hari SMRS dan dianjurkan untuk
dirawat di RSUD dr.Harjono Ponorogo. Menurut keluarga, demam
timbul mendadak dan demamnya terus-menerus. Pasien juga
mengeluhkan lemas, nyeri kepala dan nafsu makan turun. Pasien
muntah hingga 3 kali.
• BAB dan BAK normal. Batuk (+), Pilek (+), mata cekung (-),
keringat dingin (-), haus (-), nyeri sendi (-), mimisan (-), bintik
merah pada kulit (-).
• Kesan : pasien menderita demam tinggi mendadak dan terus-
menerus selama 3 hari terakhir, terdapat gangguan gastrointestinal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat Riwayat Riwayat


sakit serupa Riwayat kejang kejang Riwayat
: diakui asma: tanpa dengan alergi obat:
setahun disangkal demam demam: disangkal
yang lalu :disangkal disangkal
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA

• Riwayat
kontak
dengan
• Riwayat penderita
sakit dengan
serupa: • Riwayat gejala yang
disangkal • Riwayat asma: • Riwayat
alergi obat: sama :
demam: disangkal disangkal
disangkal disangkal
Riwayat penyakit pada lingkungan

• Riwayat sakit • Riwayat paparan • Riwayat kontak


serupa: obat: disangkal dengan penderita
disangkal dengan gejala
yang sama:
diakui
Riwayat kehamilan ibu pasien / ANC
• Ny. K G2P2A1 Hamil saat usia 25 tahun. Ny. K rutin
memeriksakan kehamilannya ke bidan terdekat setiap
bulan dan diberikan obat penambah darah dan vitamin.
ibu tidak pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada
riwayat trauma maupun infeksi saat hamil, sesak saat
hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-).
Tekanan darah ibu dalam batasan normal. Berat badan ibu
dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat badan
selama kehamilan. Perkembangan kehamilan dinyatakan
normal.

Riwayat Pribadi
Riwayat persalinan ibu pasien / NC

• Ny. K melahirkan bayi tunggal pasien dibantu oleh bidan di


Rumah sakit wilayah ponorogo, umur kehamilan 39 minggu,
persalinan terjadi secara normal dengan presentasi kepala,
bayi langsung menangis dengan berat lahir 2800 gram, tidak
ditemukan cacat bawaan saat lahir.

Riwayat paska lahir pasien / PNC

• Bayi perempuan dengan BB 2800 gram, setelah lahir langsung


menangis, warna kulit
• kemerahan, bergerak secara aktif, tidak ada demam atau
kejang. ASI keluar pada hari pertama dan bayi langsung
dilatih menetek. Bayi kontrol ke rumah sakit 1 kali dan
dinyatakan dalam keadaan baik.
Riwayat Pribadi

Riwayat makanan
0-6 bulan : ASI eksklusif.
6 bulan- 2 tahun : ASI, makanan pendamping ASI
2 tahun sampai sekarang : susu formula, makanan tambahan
Riwayat Vaksinasi
Vaksin I II III IV V

6 bulan - -
Hepatitis B 0 hari 2 bulan

- - -
BCG 1 bulan -

6 bulan 2 tahun 5 tahun


DPT 2 bulan 4 bulan

6 bulan 2 tahun 5 tahun


Polio 2 bulan 4 bulan

6 tahun - -
Campak 9 bulan 2 tahun

Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai Program Pengembangan


Imunisasi (PPI)
Sosial ekonomi

Ayah (40 tahun, swasta) dan ibu (31 tahun, ibu rumah tangga) penghasilan keluarga± Rp
4.000.000,00/bulan

Lingkungan
Rumah terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, dan satu dapur dengan disertai 1 kamar mandi
yang berada didalam rumah. Rumah berlantai semen dengan ventilasi yang cukup (terdapat 1
jendela tiap ruangan). Air yang digunakan untuk kebutuhan hidup berasal dari PDAM.
Disamping rumah terdapat gorong-gorong jika musim hujan selalu terdapat genangan air.
ANAMENESIS SISTEM
Cerebrospinal : sakit kepala (+), kejang (-), pusing (+)

Kardiovaskuler : sianosis (-), keringat dingin (-)

Respiratori : batuk (+), pilek (+), nyeri tenggorokan (-), sesak (-)

Gastrointestinal : mual (+), muntah (+), nyeri perut (-), BAB cair (-)

Urogenital : BAK (+), nyeri (-), gatal (-)

Muskuloskeletal : kelainan bentuk (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-), bengkak
(-), lemas (+)

Integumentum : bintik merah pada ekstremitas/petekie (-)

Otonom : demam (-)

• Kesan : Terdapat masalah pada sistem cerebrospinal, gastrointestinal, musculoskeletal , otonom yaitu
pusing, batuk, pilek, demam, mual, muntah dan lemas.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Status Gizi


Umum :cukup, • BB/U : 14 kg / 4
kesadaran : thn
compos mentis • BB/U : gizi baik (-
2SD sampai 2SD)

Vital Sign Kesimpulan


• TD : 90/60 mmHg : status gizi
• HR : 105x/menit baik
• RR : 35x/menit (menurut
• Suhu : 36,2 ºC WHO)
• Kulit : petekie (-), erosi mukosa (-), ikterik (-), turgor kulit berkurang (+), tes rumple leed (-)

• Kepala : ukuran normocephal, rambut panjang, lurus, berwarna hitam

• Mata : ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor, oedem palpebra (+)

• Hidung : sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)

• Mulut : berdarah (-), sianosis (-), lidah tifoid (-)

• Leher : pembesaran limfonodi leher (-), massa (-) kaku kuduk (-)

PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK

Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)


Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
batas kiri bawaH : SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi: BJ I-II normal reguler (+), bising jantung (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Paru
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Simetris Simetris
Depan Ketinggalan gerak (-) Ketinggalan gerak (-)
Retraksi dinding dada (+) Retraksi dinding dada (+)

Palpasi Fremitus (n) massa (-) Fremitus (n) massa (-)


Perkusi Sonor (+) Sonor (+)
Auskultasi SDV (+), Rh (-), Wh (-) SDV (+), Rh (-), Wh (-)

Inspeksi Simetris Simetris


Belakang Ketinggalan gerak (-) Ketinggalan gerak (-)
Palpasi Fremitus (n) Fremitus (n)
massa (-) massa (-)
Perkusi Sonor (+) Sonor (+)
Auskultasi SDV (+), Rh (-), Wh (-) SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Inspeksi: distended
(+), ruam (-)
Auskultasi:
peristaltik normal
Abdomen Perkusi: timpani
(+)
Palpasi: turgor kulit
kurang (-), nyeri
tekan (-)

Lien : Hepar :
tidak tidak
teraba teraba
membesar membesar

PEMERIKSAAN FISIK
28/7/ 28/7/ 29/8/ 30/7/ 30/7/ 31/7/ 31/7/ 1/8/1 2/8/1 3/8/1 Nilai Rujukan
18 18 18 18 18 18 18 8 8 8
WBC 2.9 2.2 4.2 5.6 9.4 9.7 8.6 5.8 4.1 3.6 4000-10000 /uL

RBC 4.85 4.79 4.32 4.92 4.73 5.01 4.86 4.47 4.76 4.61 3,5-5,5 / uL

HB 13.5 12.2 12.1 13.2 12.5 13.4 12.6 11.8 12.6 12.0 11-16 g/dl

HCT 39.3 38.8 35.3 41.1 38.7 41.4 40.0 37.2 38.7 37.4 37-54%

MCV 81.7 82.5 81.8 83.5 81.9 82.7 82.3 83.2 81.4 81.1 82-92 fl

MCH 27.3 26.0 28.0 26.8 26.4 26.7 25.9 26.4 26.5 26.0 27-31 pg

MCHC 34.8 31.1 34.2 32.1 32.3 32.3 31.5 31.7 32.5 32.1 32-36 g/dl

PLT 44 29 11 9 24 36 47 59 84 113 150.000-


300.000/uL
Limfosit 1.6 25,4 53.5 50.3 45.4 44.5 45.7 46.4 50.0 53.9 20-40%

Pemeriksaan laboratorium
Rencana
Rencana Edukasi
Rencana Terapi
Tindakan • Informasi
• Pasang NGT mengenai
DIAGNOSA • Tirah baring Rencana
KERJA • Pasien dipuasakan Evaluasi penyakit yang
• Monitoring • IVFD Asering + berkaitan dengan
• Dengue kondisi umum adona 1 ampul • Obsevasi penyakit yang
schock • Obat antipiretik dalaam 1 jam Keadaan diderita serta
syndrome atau kompres pertama 140, Umum dan akibat yang
• DD: Demam • Monitoring suhu, 90,70,45 stop dalam Vital Sign mungkin dapat
dengue, jumlah trombosit 48 jam setelah syok • Pemeriksaa terjadi.
demam dan hematokrit teratasi  n • Menjaga
chikungunya • Cukupi intake maintenance 15 tpm laboratoriu kebersihan diri,
cairan baik • Infus fimahes 10tpm m ulang rumah dan
(Darah
peroral maupun • Inj. Vit C 1x100mg lengkap)
lingkungan
parenteral • Inj furosemide 1x10 • Motivasi untuk
mg kontrol pasca
perawatan di RS

Diagnosis dan Terapi


TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
nadi cepat, lemah - teraba,
jarak sistole dan diastole
menjauh atau mendekat
disertai petanda tensi
menurun sampai 0. tangan
dan kaki teraba dingin
(Soegijanto, 2012).

SSD manifestasi klinis gangguan


fungsi sirkulasi darah

Demam berdarah dengue adalah


penyakit demam berdarah akut yang
disebabkan oleh virus dengue
EPIDEMIOLOGI

50 juta infeksi dengue terjadi Angka kesakitan DBD 50,75 %,


setiap tahunnya Angka kematian >1%

2,5 miliar orang hidup di SSD 11,2%-42% Angka


negara-negara endemik dengue
kematian SSD 5,7-50%

WHO-TDR,2009; KEMENKES,2015, S et al., 2009.


Jenis Kelamin

Status Gizi

Infeksi
Faktor Risiko
sekunder

Keterlambatan
Berobat

Kesalahan
diagnosis
Patofisiologi
Secondary heterologous infection dan antibody dependent enhancement (ADE)
(Soegijanto, 2012).

Memproduksi IL-1, IL-6, tumor necrosis factor-alpha (TNF-A) dan platelet


activating factor (PAF), akibatnya akan terjadi peningkatan (enhancement) infeksi
virus dengue (Candra, 2010)

Pelepasan C3a dan C5a menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding


pembuluh darah dan merembesnya plasma dari ruang intravaskular ke ruang
ekstravaskular (Soedarmo, 2009)

Aktivasi monosit dan magrofag memicu timbulnya banyak mediator vasoaktif


yang menyebabkan proses peradangan sel endotel mengalami kerusakan dan
terjadilah kebocoran kapiler pembuluh darah
PEMERIKSAAN PENUNJANG

trombosit
hitung
hematokrit
jenis,

leukosit
uji
antigen
hemoglobin NS1

DARAH
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
INDIKASI

Distres pernafasan/ sesak

Dalam keadaan klinis ragu-ragu,

Pemantauan klinis, sebagai pedoman pemberian cairan, dan untuk


menilai edema paru karena overload pemberian cairan.

Kelainan radiologi yang dapat terjadi: dilatasi pembuluh darah paru


terutama daerah hilus kanan, hemitoraks kanan lebih radioopak
dibandingkan yang kiri, kubah diafragma kanan lebih tinggi
daripada kanan, dan efusi pleura.

Pada pemeriksaan ultrasonografi dijumpai efusi pleura, kelainan


dinding vesika felea, dan dinding buli-buli.
DIANOSIS BANDING
DEMAM DAN RUAM
campak, rubela, demam chikungunya, leptospirosis, malaria, demam tifoid.

PENYAKIT DARAH
trombositopenia purpura idiopatik (ITP), leukemia, atau anemia aplastik.

INFEKSI LAIN
sepsis, atau meningitis, perlu difikirkan apabila anak mengalami demam disertai
syok..
PENATALAKSANAAN DHF
Fase Demam

• Pada fase demam, dapat diberikan antipiretik + cairan rumatan / atau


cairan oral apabila anak masih mau minum, pemantauan dilakukan setiap
12-24 jam

Medikamentosa

• Antipiretik dapat diberikan, dianjurkan pemberian parasetamol bukan


aspirin.
• Kortikosteroid diberikan pada DBD ensefalopati apabila terdapat
perdarahan saluran cerna kortikosteroid tidak diberikan.
• Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati.

Supportif

• Cairan: cairan pe oral + cairan intravena rumatan per hari + 5% defisit


• Diberikan untuk 48 jam atau lebih
• Kecepatan cairan IV disesuaikan dengan kecepatan kehilangan plasma,
sesuai keadaan klinis, tanda vital, diuresis, dan hematokrit.
INDIKASI PULANG

Pasien dapat dipulangkan apabila telah terjadi perbaikan klinis sebagai


berikut :

Bebas demam minimal 24 jam tanpa menggunakan antipiretik

Nafsu makan telah kembali

Perbaikan klinis, tidak ada demam, tidak ada distres pernafasan, dan nadi
teratur

Diuresis baik

Minimum 2-3 hari setelah sembuh dari syok

Tidak ada kegawatan napas karena efusi pleura, tidak ada asites

Trombosit >50.000 /mm3. Pada kasus DBD tanpa komplikasi, pada


umumnya jumlah trombosit akan meningkat ke nilai normal dalam 3-5
hari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai