Anda di halaman 1dari 29

RESPIRATORY DISTRE

SS SYNDROME
RIAD PRIAN AGUSTA
11.2016.208

PEMBIMBING : DR AFAF SUSILAWATI SP. A


DEFINISI

Suatu gangguan respiratori yang disebabkan oleh defisiensi


surfaktan, sehingga alveoli berada pada keadaan kolaps

Disebut juga dengan Hyaline Membrane Disease (HMD) atau penyakit membrane hialin.
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian penyakit respiratory distress syndrome adalah
 Usia gestasi 24-25 minggu  92%
 Usia 26-27 minggu  88%
 Usia 28-29 mingu 76%
 Usia 30-31 minggu 57%
ETIOLOGI
Penyebab utama respiratory distress syndrome adalah defisiensi
surfaktan baik berupa penurunan produksi atau sekresi.
Defisiensi ini dapat disebabkan karena premature, asfiksia
perinatal, maternal diabetes, seksio sesar.
FAKTOR RESIKO
 Bayi premature
 Kegawatan neonatal  asfiksia perinatal
 Bayi dari ibu diabetes mellitus (insulin
menurunkan prod surfaktan)
 Bayi lahir dengan seksio sesar
PATOFISIOLOGI
Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan
jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34
minggu kehamilan).

Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan


paru dan membantu untuk menstabilkandinding alveolus sehingga
tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Premature

Surfaktan ↓

Hipoperfusi
Atelektasis Retraksi
alveolus

Aliran darah Hipoventilasi


ke paru ↓

Edema paru Asfiksia


Transudasi Asidosis
↓pH, ↓pO2, ↑pCO2 Takipnea
Hipotermi
↓ FRC (Functional Sianosis
Grunting
Residual Capacity
klasifikasi
Tabel. Silverman-Anderson Score
Grade Retraksi dada Retraksi Retraksi Nasal Grunting
atas dada bawah epigastrium dilatasi
0 Sinkron Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Evaluasi score :
Skor < 3 : RDS ringan
1 Tertinggal pada Ringan Ringan Minimal Terdengar pada stetoskop Skor 4-5 : RDS sedang
inspirasi Skor > 6 : RDS berat
2 See-saw Jelas Jelas Jelas Terdengar tanpa stetoskop
Tabel. Downes Score
Grade Frekuensi napas Retraksi Sianosis Air entry Grunting
0 < 60 x/mnt Tidak ada Tidak ada Udara masuk Tidak ada
1 60-80 x/mnt Ringan Hilang dengan O2 Penurunan ringan Terdengar pada stetoskop

2 > 80 x/mnt Berat Menetap walau diberi O2 Tidak ada Terdengar tanpa stetoskop
DIAGNOSA
Gejala Klinis
 Bayi kurang bulan (New Ballard Score)
 Takipneu (>60x/menit) atau bradipneu (<30x/mnt)
 Retraksi intercostal/subcostal yang berat
 Sianosis yang menetap atau progresif setelah 48-72 jam pertama kehidupan
 Grunting
 Hipotermi
 Edema paru
 Rhonki halus
 Derajat asfiksia (APGAR score)
 Derajat RDS (Silverman-Anderson Score atau Downe Score)
Laboratorium

Pemeriksaan darah rutin dan gambaran darah tepi


Kultur darah tidak terdapat streptokokus
Analisa gas darah
 Hipoksia
 Asidosis metabolic, respiratorik atau kombinasi
 Saturasi oksigen yang tidak normal.
Radiografi Thoraks
Gambaran rontgen
respiratory distress
syndrome dapat dibagi
menjadi 4 tingkat yaitu
Stadium I : Retriculogranuler
Stadium II : Stadium I disertai
Air bronchogram
Stadium III : Stadium II disertai
batas paru-jantung kabur
Stadium IV : Staadium III
disetai terluhat White Lung
DIAGNOSA
BANDING
tatalaksana
Resusitasi

Resusitasi adekuat  semua bayi premature


 Mencegah asfiksia
 Mencegah hipotermia
 Monitoring saturasi oksigen
CPAP (Continunous Positive Airway Pressure

Suatu alat yang diberikan kepada neonatus untuk mempertahankan


tekanan positif pada saluran pernapasan spontan yang dipasang
melalui hidung.
Indikasi

Frekuensi napas >60x/mnt


Grunting (merintih)
Retraksi napas
Saturasi oksigen <93%
Kebutuhan oksigen >60%
Sering mengalami apneu
Komponen
Komponen
Komponen

Nasal prong
 Ukuran 1 untuk BB 700-1000 gram
 Ukuran 2 untuk BB 1000-2000 gram
 Ukuran 3 untuk BB 2000-3000 gram
 Ukuran 4 untuk BB 3000-4000 gram
 Ukuran 5 untuk BB >4000 gram
Langkah menghubungkan CPAP ke bayi

 Setting awal  PEEP 7, FiO2 21mmHg, flow 6-8


 Letakkan gulungan kain dibawah bahu bayi, sehingga leher bayi
dalam posisi ekstensi untuk menjaga jalan napas tetap terbuka
 Hisap lendir dari mulut dan hidung.
 Lembabkan prong dengan air steril sebelum dimasukkan kedalam
hidung bayi. Sesuaikan sudut prong dan kemudian sesuaikan selang
kerut dengan posisi yang sesuai.
…. Lanjutan…

 Masukkan NGT dan lakukan aspirasi isi perut, biarkan NGT tetap
ditempatnya untuk mencegah distensi lambung.
 Pergunakan topi untuk menjaga kehangatan bayi
 Setelah bayi nyaman dan stabil dengan CPAP, kemudian fiksasi agar
prong tidak bergeser dari tempatnya.
Keberhasilan CPAP Kegagalan CPAP

 Bayi terlihat nyaman, tidak apneu  Retraksi semakin lama semakin


 Tidak ada retraksi meningkat
 Tidak ada sianosis  Apneu saat CPAP
 CRT < 3”
 Saturasi oksigen > 90-93%
 PaO2 <50 mmHg (hipersemia)
 Analisa gas darah  PaCO2 >60 mmHg (hiperkarbia)
 pH 7,3-7,4  Tidak ada respon terhadap CPAP
 PaO2 60-80
 PaCO2 40-45
Terapi Surfaktan

 Surfaktan profilaksis  pemberian setelah resusitasi dini


dalam 10-30 menit setelah kelahiran
 Surfaktan rescue
 Rescue dini  diberikan dalam 1-2 jam setelah kelahiran
 Rescue lambat  diberikan >2 jam setelah kelahiran
 Surfaktan dapat diberikan dengan cara : insure
(intubasisurfaktanekstubasi)
 Metode intubasi  penyapihan cepat  ektubasi  penggunaan
CPAP
 Metode intubasi  ventilasi mekanik
 Dosis surfaktan ulangan diberikan apabila neonatus dengan RDS tetap
membutuhkan FiO2>40% dan atau bantuan ventilatorminimal 6 jam
pemantauan, dosis ulangan maksimal 3 kali
Dosis surfaktan yang direkomendasikan untuk terapi
Nama Surfaktan Initial Dosis Dosis Interval Maximum Dosis

Survanta 4 ml/kgBB 6 jam 4

Infasurf 3 ml/kgBB 12 jam 3

Curosurf 2.5 ml/kgBB 12 jam 3

Exosurf 5 ml/kgBB 6 jam 4


Pemberian Cairan Glukosa dan Analisa Gas Darah

 Infus dextrosa 10% minimal 60 ml/kg/hari (hari pertama) sampai GIR 6-8
mg/kgBB/mnt
rumus : (kecepatan cairan(cc/jam) x konsentrasi dextrose (%)) : (6x BB(kg))
 Evaluasi GDS 30-60 menit sampai kadar GDS >50 mg/dL pada 2x pemeriksaan
berturut-turut
 Berikan bicarbonate (NaHCO3) jika pH <7
rumus : kebutuhan NaHCO3 (mEq) = 0,3 x deficit basa (BE) x BB (kg)
 Pemberian ½ dosis + Dextrose 10% drip, cek AGD 1-2 jam kemudian, jika masih
asidosis, berikan lagi ½ dosis drip.
Pemberian Antibiotik

 Setiap bayi dengan respiratory distress syndrome perlu mendapat antibiotic


untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder
 Antibiotik  ampisilin 50 mg/kgBB IV tiap 12jam
Gentamisin 3 mg/kgBB untuk bayi dengan berat < 2 kg.
 Jika tidak infeksi, antibiotic dihentikan
Ventilator Mekanik

Indikasi ventilator mekanik adalah


 Analisa gas darah menunjukkan hasil buruk
 pH < 7,2
 PaCO2 >60 mmHg
 PaO2 <50 mmHg pada konsentrasi oksigen 70-100%
 Kolaps cardiorespirasi
 Bradikardi
 Apnoe yang berat (yang memerlukan bagging), lebih dari 1 periode
apnoe dalam 1 jam
komplikasi
Jangka Pendek Jangka Panjang

Ruptur alveoli Bronchipulmonari dysplasia


Infeksi Retinopathy premature

Anda mungkin juga menyukai