Anda di halaman 1dari 30

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(PHBS) DI RUMAH TANGGA

Disampaikan oleh :
Destu Satya Widyaningsih, S.KM., Mkes.
Pada
Kegiatan Bakti Sosial BEM Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta
Dusun Bulak Salak, Wukirsari, Cangkringan, Sleman. 19 Desember 2015
KAMPUNG (URBAN SLUM)

2
Pasar—Traditional Market
http://www.arsip.banten.go.id/gambar/JB%205701-139%20(50).jpg

4
http://rumametmet.com/wp-content/uploads/2007/12/kampung-air-2.JPG
DESA (VILLAGE) IN
YOGYAKARTA

DESA (VILLAGE) IN 5
DIENG, CENTRAL JAVA
Sulitnya ber-PHBS…!
PHBS adalah kesadaran memperaktekkan
perilaku bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-
hari, baik dirumah, disekolah, dikantor dsb

Mengapa sulit dilakukan …?


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT
• PHBS adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya.

• PHBS Bidang Gizi, PHBS Bidang Kesehatan


Lingkungan, PHBS Bidang Kesehatan Ibu
dan Anak serta Keluarga Berencana, PHBS
Bidang Pemeliharaan Kesehatan, PHBS Bidang
Gaya Hidup Sehat, serta PHBS Bidang Obat dan
Farmasi dan sebagainya.
PHBS Di Rumah Tangga
adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat

Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga


dalam rumah tangga
• Pasangan usia subur
• Ibu hamil atau ibu menyusui
• Anak dan remaja
• Usia lanjut
• Pengasuh anak
MANFAAT PHBS
DI RUMAH TANGGA

• Setiap anggota keluarga meningkat


kesehatannya dan tidak mudah sakit.
• Anak tumbuh sehat dan cerdas
• Produktivitas kerja anggota keluarga
meningkat
• Pengeluaran biaya rumah tangga dapat
difokuskan untuk pemenuhan gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan
pendapatan keluarga
MANFAAT PHBS
DI MASYARAKAT

• Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.


• Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi
masalah –masalah kesehatan.
• Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
• Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan
ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
1 2 3

Timbang Balita

4 5 6 7
4

Rumah Bebas Jentik Cuci tangan dengan sabun


& air mengalir

8 9
10

11
10 INDIKATOR PHBS RT

1.PERTOLONGAN PERSALINAN
OLEH NAKES
2. ASI EKSKLUSIF
3. MENIMBANG BAYI DAN BALITA
4. KETERSEDIAAN AIR BERSIH
5. CUCI TANGAN PAKAI SABUN
6. PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT
7. PEMBERANTASAN JENTIK
8. MAKAN BUAH DAN SAYUR TIAP
HARI
9. AKTIVITAS FISIK SETIAP HARI
10.TIDAK MEROKOK DI DALAM
RUMAH
1. PERSALINAN DITOLONG OLEH TENAGA
KESEHATAN

Persalinan atas kesadaran dan permintaan


si Ibu ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter,
bidan dan para medis lainnya) di rumah atau
di sarana kesehatan

Angka Kematian Ibu : 250 dari 100.000 KH


Penyebab Utama : Anemia, 3T, bukan Nakes
2. BERI BAYI ASI EKSKLUSIF

Ibu dengan kesadaran penuh memberi Bayi


nya ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.

Masalah :
 Masih adanya kebiasaan memberikan makanan
tambahan pada usia 5 minggu
 Adanya kepercayaan masyarakat bayi diberi
makanan akan cepat tumbuh
 Produksi ASI tidak cukup karena ibu kurang
konsumsi makanan yang cukup gizi
3. TIMBANG BAYI DAN BALITA

Menimbang bayi/balita setiap bulan dan


mencatat berat badan bayi/balita dalam
Kartu Menuju Sehat (KMS)

Masalah :
- Jarak ke Posyandu jauh
- budaya/kebiasaan/kepercayaan
- Masih sering kejadian GIBUR/GIRANG
4. MEMBERANTAS JENTIK DI RUMAH

Individu dalam rumah tangga mempunyai


kebiasaan :
- Menguras bak mandi setiap satu minggu
sekali
- menutup bak penampunga air
- mengubur barang-barang bekas.

Penggunaan Bubuk Abate pada tampungan


air.
5. CUCI TANGAN DENGAN AIR DAN SABUN

Anggota rumah tangga selalu mencuci tangan


dengan air bersih yang mengalir dan memakai
sabun.
Kapan dilakukan?
sesudah BAB, sebelum makan, sebelum
memberi makan bayi, setelah bersihkan tinja
bayi (Sumber : Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Depkes RI, 2008)

Masalah : -Belum dibudayakan di keluarga/RT


 MANFAAT : Menurunkan angka Kematian
akibat Diare, Kholera, Disentry dan penyakit
Infeksi Pencernaan lainnya 43-45% (WHO).
6. MENGUNAKAN AIR BERSIH

Rumah tangga yang memiliki atau mudah


mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari
hari meliputi air ledeng, pompa,
sumur terlindung, serta mata air terlindung dan
penampungan air hujan.

Masalah : - Masih banyak masyarakat yang


sulit mendapatkan Air bersih.
7. MENGUNAKAN JAMBAN SEHAT

Jamban yang digunakan minimal jamban leher


angsa, atau jamban duduk yang banyak di jual
di toko bangunan, tentunya dengan tangki
septic atau lubang penampungan kotoran
sebagai pembuangan akhir dan terpelihara
kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air
(kalau ada) dapat menggunakan jamban
cemplung atau jemban plengsengan. Tujuannya
dimaksudkan agar tidak mengundang
datangnya lalat atau serangga lain yang dapat
menjadi penular penyakit.
8. MAKAN SAYUR DAN BUAH SETIAP HARI

Anggota rumah tangga mengkonsumsi


minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya setiap hari

 Masalah :
- Pengetahuan masyarakat kurang ttg pentingnya
konsumsi sayur & buah (walaupun ketersediaan
memadai)
- Meningkatnya angka incidens Penyakit Kanker
termasuk Kanker Usus Besar
9. MELAKUKAN AKTIVITAS SETIAP HARI

Anggota rumah tangga beraktivitas fisik


paling sedikit 30 menit setiap hari.

Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan bisa


berupa kegiatan sehari-hari, yaitu berjalan kaki,
berkebun, bekerja ditaman, mencuci pakaian,
mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun
tangga dan membawa belanjaan. Aktifitas fisik
lainnya bisa berupa olah raga yaitu push up, lari
ringan, bermain bola, berenang, senam,
bermain tenis, yoga, fitness, angkat
beban/berat. Intinya olahraga itu tidak harus
mahal, bahkan banyak yang gratis bukan?
10. TIDAK MEROKOK DI DALAM RUMAH
Anggota rumah tangga tidak merokok di
dalam rumah.

Rokok ibarat pabrik bahan kimia.


Dalam satu batang rokor yang dihisap
akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan
kimia berbahaya, diantaranya yang
paling berbahaya adalah nikotin, tar,
dan Carbon Monoksida (CO).
Praktek PHBS (cuci tangan dasawisma)
Ketua TP PKK memberikan contoh cara mencuci tangan yang baik & benar
Kader PKK menjelaskan pemetaan AKI
dan AKB di desa masing-masing
Penyakit Yang Bisa Muncul Akibat Tidak
Ber-PHBS
1. DEMAM BERDARAH (DBD)
Berdasarkan catatan Dinkes
Sleman, pada Januari 2015
terjadi 54 kasus DBD.
Jumlahnya meningkat
menjadi 161 kasus hingga
Februari ini. Dari jumlah
kasus yang ditangani,
terdapat satu penderita
meninggal dunia pada
Januari lalu (Sumber:
Republika.co.id).
PHBS UTK DBD
2. Infeksi Menular Seksual
Berdasarkan data Bisnis.com, pada
2013 silam, penyakit IMS sempat
terdata signifikan di wilayah
Cangkringan. Saat itu dari data
beberapa bulan, terdapat 75 warga
yang mengeluhkan sakit pada alat
kelamin kemudian memeriksakan diri,
40% hingga 50% di antaranya positif
IMS. Dari 75 itu pula sebanyak 30
positif warga positif terinfeksi Gonore
(GO) atau kencing nanah yang kerap
dikenal dengan sebutan raja singa.
Detailnya, dari 30 tersebut lima
penderita di antaranya pria dan 25 lagi
ibu rumah tangga yang terinfeksi GO
(Sumber: Harianjogja.com
3. Leptospirosis
(penyakit tikus)

Leptospirosis bisa menular


melalui air yang tercemar
kotoran atau air seni tikus
yang terinfeksi bakteri.
Bakteri tersebut bisa
masuk ke dalam tubuh
melalui luka kecil atau
selaput lendir di tubuh.
Maka dari itu masyarakat
perlu waspada terhadap
genangan air.
Sementara kejadian
leptospirosis awal bulan
November sebanyak enam
kasus. Sejauh ini penyakit
tersebut tidak mengakibatkan
korban meninggal. Sedangkan
tahun lalu terdapat 12 kasus
leptospirosis. Akibatnya
sebanyak empat orang
meninggal. “Tapi setelah
diverifikasi kembali, ternyata
yang meninggal akibat
leptospirosis hanya dua
orang,” kata Kepala
Pemberantasan Penyakit
Dinkes Sleman, Hindarti
Wilujeng (Sumber:
Republika.co.id).
“Sehat itu Indah, Sehat Itu Gratis”

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai