MENINGITIS
DD meningitis:
- Toxic Encepalopathy
- Infeksi sistemik
- Infeksi virus akut pada SSP (Enchepalitis, Myelitis)
- Infeksi parasit pada SSP ( malaria serebral,
Cysticercosis serebral, Toxoplasma)
Sistem ventrikular otak dibentuk terutama oleh 4
ventrikulus :
- 2 ventrikel lateral
- ventrikel ke 3
- ventrikel ke 4
Sumber pembuatan CSS (plexus
choroideus)ventriculus lateralisventriculus
tertiusaquaductus cerebri ventriculus
quartusspatium subarachnoideum tertimbun
dalam cisterna cerebellomedullaris dan cisterna
pontis
Sebagian CSS mengalir ke inferior, ke spatium
subarachnoideum sekeliling medula spinalis dan
ke arah posterior-superior melewati cerebellum
CSS terbanyak mengalir ke dalam cisterna
interpeduncularis dan cisterna superior.
CSS dari berbagai cisterna menyebar ke
arah superior melalui celah-celah dan fisur-
fisur pada permukaan medial dan
superolateral hemisfer cerebrum
Lokasi resorpsi CSS =villi arachnoidea
(tonjolan-tonjolan arachnoidea ke dalam
dinding sinus durae matris, terutama sinus
sagittalis superior dan lacuna lateralis.
Meningitis
Meningitis serosa radang selaput otak arachnoid dan
piamater, disertai cairan serebrospinalis yang jernih
(Mycobacterium tuberculosa, lues, virus, Toxoplasma
gondii, Ricketsia, jamur)
Meningitis purulenta radang bernanah arachnoid dan
piamater, meliputi otak dan medula spinalis(Neisseria
meningitidis, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenza, Streptococcus haemolyticus,
Staphylococcus aureus, E. coli, Klebsiella pneumoniae,
Pseudomonas aeruginosa)
MENINGITIS PURULENTA
(BAKTERIALIS)
Epidemiologi
Neonatus: basil gram negatif (E. coli,
Klebsiella), H. influenzae
Anak-anak: H. influenzae, N.
meningitidis, dan S. pneumoniae
Dewasa: S. pneumoniae dan N.
Meningitidis
Patogenesis
Infeksi dapat mencapai selaput otak melalui:
- Hematogen, oleh karena infeksi dari tempat lain
seperti faringitis, tonsilitis, endokarditis,
pneumonia, dan infeksi gigi. Pada keadaan ini
sering didapatkan biakan positif pada darah,
yang sesuai dengan kuman yang ada di dalam
cairan otak
- Perkontinuitatum, perluasan dari infeksi yang
disebabkan oleh infeksi dari sinus
paranasalis, mastoid, dan abses otak
- Implantasi langsung trauma kepala terbuka,
tindakan bedah otak, pungsi lumbal
- Infeksi bakteria transplasental
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis
Trias klasik: demam, nyeri kepala, kaku
kuduk
Manifestasi klinis meningitis bakterialis:
tanda neurologis : gangguan kesadaran,
kelumpuhan saraf kranial, defisit neurologis
fokal, dan kejang
tanda meningen : kaku kuduk, Kernig sign,
Laseque sign, dan Brudzinski sign
Iritasi dan kerusakan saraf kranial: selubung saraf
yang terinflamasi
N. II : papil edema, buta, defisit lapang pandang
N. III, IV, VI : ptosis, diplopia
N. V : fotofobia
N. VII : paresis fasial
Pusat muntah teriritasi: muntah proyektil
Kebingungan dan penurunan respon
Meningitis meningococcal: petekie, rash purpura
(Sindroma Waterhouse-Friedrechsen)
Komplikasi
Umum
Bed rest dan Tirah baring
Diet tinggi kalori tinggi protein
Oksigenasi
Cegah dehidrasi atau koreksi elektrolit
inbalance
TERAPI MENINGITIS BAKTERIALIS
Organisme Antibiotik
Dosis total per hari
1. Meningitis Tuberkulosa
Stadium I : nyeri kepala, gelisah,
anoreksia, demam, gangguan tingkah laku
Stadium II : gejala TTIK, defisit neurologis
fokal (parese N. II, IV, VI, VII),
meningismus ( hemiparesis, qudraparesis,
ataksia, disartria)
Stadium III : demam tinggi, respirasi
iregular, distonia, sopor/koma
Faktor Resiko
Usia,
Alkoholisme,
Infeksi dengan human immunodeficiency
virus (HIV),
Malnutrisi,
Status imunosupresi,
Penyalahgunaan obat dan
Tuna wisma.
Patofisiologi
Pelepasan tuberkel bacilli ke dalam rongga
subarakhnoid dari lesi kaseosa subependimal
Fase inisial sejumlah kecil tuberkel
berukuran seperti biji tersebar di dalam
substansi otak dan meningen.
Lesi kaseosa untuk menyebabkan meningitis
ditentukan dari kedekatan jarak lesi dengan
rongga subarakhnoid dan kecepatan
enkapsulasi fibrosa berkembang akibat
resistensi imun dapatan
Tanda dan Gejala Meningitis
Tuberkulosa
Gejala Tanda
Kriteria diagnostik :
Kadar serum natrium <135 mEq/L
Osmolalitas serum <280 mOsm/L
Kadar natrium urin yang tinggi (biasanya > 18
mEq/L)
Rasio osmolalitas urin/serum meninggi hingga
1,5-2,5 : 1
Fungsi tiroid, adrenal, dan renal normal
Tidak ditemukan tanda-tanda dehidrasi
Pemeriksaan Penunjang
Tuberculin skin test
Foto roentgen: adenopati hilar, ,infiltrasi nodular
lobus atas, pola milier
CT Scan/MRI : hidrosefalus & basilar meningeal
enhancement pasca kontras
Pemeriksaan cairan serebrospinal: limfositik
pleositosis, pewarnaan tahan asam dan kultur
Pemeriksaan mata untuk koroid tuberkel
Pewarnaan urin dan sputum dan kultur untuk bakteri
tahan asam
Pengobatan
Nama Obat Dosis harian Dosis berkala 3X
Viral
Enterovirus
Mumps
Virus Lymphocytic Chorio Meningitis (LCM)
Herpes Simplex Virus (HSV)
Human Immunodeficiency virus (HIV)
Arthropod-borne viruses
Non-viral
Mycobacterium tuberkulosis
Listeria monocytogenes
Mycoplasma pneumoniae
Rickettsia rickettsii (Rocky Mountain spotted
fever)
Treponema pallidum (syphilis)
Borrelia burgdorferi (Penyakit Lyme)
Cryptococcus neoformans, Coccidioides
immites, Histoplasma capsulatum
Lain-lain
Meningitis tuberkulosa yang diobat sebagian
Fokus infeksi parameningeal
Meningitis dari komplikasi endokarditis
Sindroma parainfeksius (acute disseminated
encephalomyelitis)
Diagnosa banding etiologi non-infeksius dengan
gambaran CSS limfositik pleositosis :
Cryptococcal meningitis:
- penyakit akut dengan demam, nyeri kepala, dan
fotofobia, serta penurunan sensoris, atau tampak
sebagai penyakit subakut dengan nyeri kepala
dan demam ringan.
Coccidiomycosis CNS : penyakit akut dan sub akut
dengan gejala demam, demam ringan, mual
muntah, dan perubahan mental.
Pemeiksaan penunjang :
Pungsi lumbal
Kultur cairan serebrospinal
CT-Scan dan MRI
Tes serologis (tes agglutinasi latex, antibodi
fiksasi komplemen, titer antigen serum)
Organisme Obat antifungal
Cryptococcus neoformans Amfoterisin B IV 0.3 mg/kg/hari
Pasien Non-AIDS plus
Flucytosine 150 mg/kg/hari Untuk 6 minggu
atau
Amfoterisin B 0.4-0.6 mg/kg/hari
Tekanan ↑ ↑ Normal
Warna keruh opalesen Jernih
Tes Nonne kuning/hijau kuning -/+
Tes Pandy ++/+++ ++/+++ -/+
Jumlah sel --/+++ ++/+++ 50-100
Hitung Jenis 1000-10.000 200-500 Limfositer
Protein Polimorf Limfositer 50-100 mg%
Glukosa 100-500 mg% 100-500 mg% normal
Bakteri ↓↓ ↓ (-) dengan
bisa (+) dengan bisa (+) dengan pewarnaan/kultu
pewarnaan/kultu pewarnaan/kultu r
r r
TERIMA KASIH