Keterangan Umum - Identitas Pasien Nama : Ny. N Usia : 54 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Jl. Sitigraha, Ciwastra, Bandung Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT Agama : Islam Status Marital : Menikah Suku : Sunda Tgl Pemeriksaan : 30 September 2014 Anamnesis Keluhan Utama Bercak kemerahan yang terasa gatal dan panas di daerah lipat paha (selangkangan), lipat tangan, lipatan di bawah payudara, dan lipatan bawah perut Anamnesis Khusus Pasien mengeluh adanya bercak kemerahan yang gatal dan panas sejak 1 minggu yang lalu. Bercak kemerahan pertama kali muncul pada daerah lipat paha (selangkang), kemudian menyebar ke daerah lipatan perut bawah, lipatan di bawah payudara, dan lipatan tangan. Gatal dirasakan sepanjang hari dan saat berkeringat.
Pasien mengakui bertempat tinggal di pinggir jalan dan
daerah yang panas dan berdebu. Pasien juga mengaku hanya mandi 1x sehari menggunakan air hangat dari sumur pompa. Riwayat penggunaan handuk atau pakaian secara bersama sama tidak ada. Riwayat keluhan serupa pada keluarga tidak ada. Keluhan dan tanda tanda infeksi lainnya disangkal oleh pasien. Anamnesis Khusus Untuk keluhan ini pasien telah berobat ke puskesmas dan diberikan obat oles yang digunakan 2x sehari dan obat minum (pasien lupa namanya). Namun keluhan tidak membaik, sehingga pasien datang berobat ke Puskesmas Pasundan. Pemeriksaan Fisik Status Generalis Keadaan umum : Compos mentis, tampak sakit ringan Tanda vital : Dalam batas normal KGB : Tidak membesar Pemeriksaan Fisik Status Dermatologikus Distribusi lesi : Regional, bilateral, asimetris Lokasi : Ad regio lipat paha, lipatan perut bawah, lipatan bawah payudara, dan lipat tangan bilateral Karakter lesi : Jumlah : multiple Confluent dan discrete Bentuk : sebagian bulat, sebagian irreguler Lesi satelit (+) Ukuran bervariasi Batas tegas Menimbul dari permukaan kulit Basah Efloresensi : makula eritem dan papula eritem Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan KOH belum dilakukan Usulan Pemeriksaan Pemeriksaan KOH Kultur jamur Diagnosis Banding Kandidiasis kutis Tiner korporis Dermatitis seboroik Diagnosis Kandidiasis kutis Penatalaksanaan Umum: Menjaga kulit tetap kering dan bersih Mengurangi kegiatan yang banyak menimbulkan keringatt Meningkatkan penguapan keringat Mandi 2 kali sehari Penatalaksanaan Khusus: 1. Ketoconazole cream 2%, 1-2 kali/per hari 2. Fluokonazole 150 mg/minggu p.o. Prognosis Quo ad vitam: ad bonam Quo ad functionam: ad bonam Quo ad sanationam: dubia ad bonam Definisi & Etiologi Penyakit infeksi primer atau sekunder yang disebabkan oleh jamur genus Candida terutama Candida albicans (C.albican).
Penyebab utama kandidiasis adalah C. albicans pada 70-
80% kasus, sampai dengan 91 % kasus. Klasifikasi Rippon (1988) membagi kandidiasis C. Kandidiasis sistemik: selengkapnya sebagai berikut: 1. Traktus urinarius 2. Endokarditis I. Penyakit infeksi 3. Meningitis A. Kandidiasis mukokutan: 4. Septikemia 1. Pada mulut: thrush, glositis, stomatitis, 5. Kandidemia iatrogenik cheilitis, perleche. 6. Kandidiasis diseminata 2. Vaginitis dan balanitis 3. Pada bronkhus dan paru-paru II. Reaksi alergi: 4. Pada saluran pencernaan: esofagus, usus 1. Kandidid (levurid) dan perianal. 2. Ekzema 5. Kandidiasis mukokutan kronik 3. Asma 4. Gastritis B. Kandidiasis kutan: 1. Intertriginosa dan kandidiasis generalisata 2. Paronikia dan onikomikosis 3. Diaper diseases (kandidiasis popok) 4. Granuloma kandida Klasifikasi (cont’d) Sedangkan Matsumoto (1996) III. Kandidiasis kutis superfisialis membagi kandidiasis kutis 1. Kandidiasis intertriginosa sebagai berikut: 2. Kandidiasis folikular/folikulitis kandida 3. Paronikia dan onikomikosis I. Kandidiasis oral 4. Kandidiasis kongenital 1. Kandidiasis pseudomembran akut 5. Kandidiasis popok / diaper(nappy) candidosis 2. Kandidiasis oral atrofik akut 6. Kandidigsis mukokutan kronik 3. Kandidiasis hiperplastik kronik 4. Kandidiasis atrofik kronik IV. Deep candidosis of the skin 5. Angular cheilitis (perleche) 1. Selulitis kandida 6. Median rhomboid glossitis, black hairy tongue 2. Panikulitis kandida 3. Manifestasi kulit pada kandidiasis diseminata II. Kandidiasis mukosa genitalia 1. Vulvovaginitis kandida 2. Balanitis kandida V. Kandidid. Epidemiologi Kandidiasis terdapat di seluruh dunia dengan sedikit perbedaan variasi penyakit : Kandidiasis interdigitalis lebih sering terdapat di daerah tropik sedangkan kandidiasis kuku di daerah beriklim dingin. Penyakit dapat mengenai laki-laki dan perempuan, dapat mengenai semua umur terutama ; bayi dan orang tua. Patogenesis Mekanisme non imun Mekanisme imun selular dan humoral Gejala Klinis Mengenai daerah lipatan kulit, terutama aksila, inframame, umbilikus, lipat gluteal, genitokrural dan interdigital; dapat juga mengenai daerah retroaurikuler, lipatan kulit perut dan glans penis (balanopostitis). Lesi kecil kemudian meluas, berupa vesikel/pustul superfisial berdinding tipis, ukuran 2-4 mm, makula eritem, batas tegas, sering terjadi erosi/maserasi/basah, skuama kolaret. Pada bagian tepi kadang-kadang tampak papul dan skuama. Lesi-lesi satelit berupa vesikel atau pustul yang kecil. No 1 Kandidiasis Kutis Daerah predileksi Paronikia Jari tangan keempat Diaper diseases Perianal, perigenital, Granuoma kandida Umumnya mengenai dan kelima lipat paha sampai wajah. Namun dapat bokong. juga timbul pada kulit kepala berambut (skalp), jari tangan, badan, kaki, dan faring.
2 Kelainan kulit Edem kemerahan Eritem, edem, papul Papul hiperkeratotik
pada tepi kuku, nyeri, disertai pustul, erosif yang ditutupi dengan dan basah, serta krusta tebal kuning terdapat skuama kecoklatan (granuloma). kolaret pada tepi lesi
3 Subjek Banyak ditemukan Bayi yang sering Jarang ditemukan,
pada individu yang menggunakan popok biasanya pada anak- sering kontak dengan anak air. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan mikroskopis Bahan pemeriksaan: kerokan kulit, vesikel, pus, krusta. Ditetesi dengan larutan KOH 10%-20%. Untuk eksudat dapat juga digunakan larutan KOH, tetapi hasil akan lebih baik bila digunakan pewarnaan Gram, PAS atau Gridley. Tutup dengan kaca penutup, kemudian dipanaskan sebentar di atas api. kecil (tidak sampai mendidih). Mikroskopis tampak adanya sel ragi yang polimorfi, berbentuk lonjong atau bulat berukuran 2-6 x 4-9 urn, blastospora (sel ragi yang sedang bertunas), germ-tube dan hifa bersepta atau pseudohifa (untaian sel tunas yang memanjang), kadang-kadang dapat ditemukan klamidospora. Pemeriksaan kultur Kandida mudah tumbuh dalam suhu kamar (25-30°C) dan suhu 37°C pada agar Saborraud glukosa atau Mycosel, pH 5,6, dengan atau tanpa antibiotika untuk menekan pertumbuhan bakteri (biasanya digunakan kloramfenikol). Dalam 24-48 jam terbentuk koloni bulat, basah, mengkilat seperti koloni bakteri, berukuran sebesar kepala jarum pentul. Satu-dua hari kemudian koloni lebih besar, putih kekuningan. Pada biakan C.albicans dan dan C.dubliensis membentuk klamidospora. Mula-mula permukaan koloni halus, licin, lama-kelamaan berkeriput dan berbau ragi. C.albicans dan C.dubliensis membentuk germ-tube yang berbentuk seperti kecambah (Reynolds-Braude phenomenon) bila diinkubasikan 2- 3 jam dengan serum pada suhu 37°C. Keduanya membentuk klamidospora bila ditanam pada beberapa medium khusus misalnya medium agar tepung jagung, tween 80 dan serum fetus sapi, Biakan dinyatakan negatif bila dalam waktu 4 minggu tidak tumbuh. Diagnosis Banding Dermatitis seboroik Dermatitis kontak Dermatofitosis Eristrasma, etc Tatalaksana Umum Menanggulangi faktor-faktor predisposisi Menjaga kelembaban kulit Mengurangi kontak dengan air Berpakaian yang nyaman, tidak sempit dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat dsb. Khusus Untuk mengeringkan lesi yang basah dapat digunakan obat kompres dengan larutan kalium permanganas 1/5000 atau larutan Burowi 20-30 menit beberapa kali sehari. Dalam keadaan akut dapat digunakan kombiriasi steroid dengan antifungal, digunakan 2x/hari. Kombinasi obat ini akani meng'urangf gatal, nyeri atau rasa terbakar. Selanjutnya digunakan arimungal saja sampai lesi sembuh. Obat dalam bentuk lotion sering menyengat (stinging), kecuali lotion mikonazol-nitrat. Bedak nistatin/mikonazol akan mengeringkan kulit yang lembab. Krim nistatin 100.000 lU/gr. Krim imidazol (mikonazol 2%, ketokonazol 2%, klotrimazol 1%,kekonazol, sulkonazol) Krim alilamin Krim terbinafin Krim amorolfin Bila luas dapat diberikan obat sistemik: flukonazol oral (50 mg/hari, atau 150 mg/minggu), itrakonazol (100 atau 200 mg/hari), ketokonazol (200 mg/hari), terbinafin (125 atau 250 mg/hari bid). Prognosis
Bergantung pada faktor pencetus dan tigkat keparahan