Anda di halaman 1dari 24

Annisa Rahayu 1301 1213 0655

Brama Fimanggara 1301 1213 0555

Perseptor : dr. Kartika Sp. KK (K), M.Kes


 Anti histamin adalah zat yang digunakan untuk mencegah atau
menghambat kerja histamin pada reseptornya
 Receptor H1 : smooth muscle, endothelium, otak.
 Receptor H2 : Mukosa gastrik, otot jantung, mast cell dan otak
 Receptor H3 : Presyneptik : otak, myenteric plexus, neuron
 Receptor H4 :Eosinophils, neutrophils, CD4 T cell
Anti Histamine

H1- antagonis H2- antagonis

1st Generation
2nd generation
(sedatif) 3rd generation
(non-sedatif)
H1 ANTIHISTAMIN
Mekanisme Kerja
 Menghambat kerja dari
histamin
 Ikatan antara Antihistamin
dan reseptornya bersifat
reversibel
 Memiliki aktivitas
antikolinergik, efek anestesi
lokal, antiemetik, dan anti
mabuk perjalanan.
 Lebih efektif jika diberikan
sebelum terjadinya
pelepasan histamin.
H1- generasi I (klasik/sedatif)
 Alkilamin (propilamin)
 Etanolamin (Aminoalkil eter)
 Etilendiamin
 Fenotiazin
 Piperazin
 Piperidin
KLASIFIKASI
H generasi II (nonsedatif)
1-
 Akrivastin  Cetirizine
 Azelastin  Fexofenadin
 Loratadin  desloratadin
 Mizolastin
 Ebastin

*metabolisme di hepar *metabolisme minimal di hepar


Farmakokinetik
H generasi I (klasik/sedatif)
1-
 Berefek setelah 30 menit – 1 jam, dan bertahan
selama 4-6 jam (24 jam atau lebih).
 Metabolisme di hepar; enzim sitokrom P450.
Ekskresi lewat ginjal (+ 24 jam)
 Antihistamin oral H1 biasanya diberikan dengan
interval 4-8 jam
Farmakokinetik
H1- generasi II (low sedatif)
 Biasanya di berikan 1 atau 2 kali per hari.
 Konsentrasi lebih tinggi di kulit
 Pada orang dewasa, Cetirizin mencapai konsentrasi
tertinggi setelah 1 jam, dosis lebih rendah digunakan
pada pasien dengan fungsi ginjal dan hepar yang
menurun.
 Half-life Loratadin : 8-24 jam
Indikasi
 Pruritus dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi
dan bentuk lain dermatitis, liken planus, gigitan
nyamuk

 Angioedema, Cold Urticaria dan reaksi alergi kulit


lainnya temasuk reaksi obat.

 Mencegah edema dan pruritus selama reaksi


hipersensitivitaspencegahan urtikaria kronik
idiopatik.
1st generation 2nd generation
Berikatan secara kompetetif Berikatan tidak kompetetif

Efek sedatif yang kuat Kurang efek sedatif

Senang masuk ke sawar Kurang /tidak masuk ke


otak (lipid soluble) sawar otak (less lipid
soluble)

DOA : 4-6 jam DOA : lebih lama 12-24


jam
Inisiasi terapi
1st line therapy -> chronic idiopathic & physical
urticaria
* histamin driven pruritus

Monitoring
observasi clinical sign & symptoms
Hepatotoksisitas -> liver transaminase periodik
pada penggunaan cyproheptadine
Risk & precaution
↑ ethanolamine, phenothiazine, cetrizine,
acrivastine groups
↓ alkylamine group

Alkylamine group

Ethylenediamine group

Ethanolamine, Phenothiazine, Piperazine

Terfenadine, Astemizole
(blokade pottasium channel)
Interaksi obat
- Dengan obat yang dimetabolisme juga oleh enzim CYP di liver
(imidazole, cimetidine, macrolide antibiotics).

- Dengan obat-obatan yang menghambat enzim CYP 2D6


(diphenhydramine, chlorpheniramine, clemastine, promethazine,
hydroxyzine, tripelennamine).

- Kontraindikasi pada pasien yang sedang menjalani terapi


menggunakan monoamine oxidase inhibitors).

- Jarang -> kelompok phenothiazine dapat menghambat dan


membalikan efek vasopressor dari epinerfin.
Populasi pasien spesifik
Anak : Resiko efek samping berupa eksitasi dan insomnia lebih besar.
keracunan akut -> halusinasi, ataksia, incoordination, athethasis, serta
kejang.
Lansia : Lebih beresiko terhadap efek kolinergik (retensi urin,
hesistancy, konstipasi, hipotensi postural).
Wanita hamil : Kebanyakan antihistamin H1 termasuk dalam kategori B
atau C.
defek pada bayi -> cleft palate.
Jangan digunakan pada trimester pertama.
Wanita menyusui : Belum ada studi formal yang lebih lanjut tetapi
teori -> antihistamin generasi pertama dapat menurunkan produksi ASI
melalui efek antikolinergik.
H2 anti-histamin
MoA
agonis inverse yang berikatan dengan reseptor H2
yang terletak di seluruh permukaan tubuh (sel epitel,
sel endotel, mast cell, dermal dendritic cell).
Efek dari anti-histamin H2 adalah:
- Mediasi cutaneous vascular permeability
- Mediasi local release of inflammatory mediators
and cellular requirement
- Mediasi presentasi antigen
Farmakokinetik

Cimetidine : sebagian besar diserap di usus halus dan sebagian kecilnya diserap di lambung, half-
lifenya 2 jam dan 69% diekskresikan melalui urin tanpa dimetabolisme terlebih dahulu

Ranitidine: half-lifenya 2-3 jam, ekskresi melalui urin

Famotidine: half-lifenya 3-8 jam, tetapi pada pasien dengan renal failure dapat meningkat sampai
dengan 20 jam

Mizatidine: half-lifenya 1-2 jam dengan lama durasi 10 jam, eliminasi melalui ginjal

Indikasi pada Dermatologi

sebagai tambahan untuk H1 antihistamin pada chronic urticaria dan angioedema (diberikan jika
terapi dengan H1 antihistamin saja tidak berhasil).
Hydroxyzine + cimetidine lebih efektif dibandingkan hydroxyzine sendiri dalam menurunkan
pruritus dan jumlah wheal, ukuran, dan keparahannya.
Chlorpheniramine + cimetidine -> menurunkan pruritus dan whealing.
cimetidine dengan dosis tinggi -> treatment untuk verruca vulgaris.
Monitoring
pasien dengan thrombocytopenia -> cekCBC ketika H2-
antihistamin diberikan (thrombocytopenia memiliki efek
idiosyncratic terhadap obat-obat ini)
Interaksi Obat

Cimetidine :
- inhibisi CYP system -> menaikkan serum level dari berbagai obat
- meningkatkan warfarin -> meningkatkan PTT dan perdarahan
- berinteraksi dengan obat jantung (B-blockers, Ca channel-blockers,
antiaritmia)
- kontraindikasi unuk pasien yang memakai dofetilide
- berinteraksi dengan phenytoin, benzodiazepines, metformin,
sulfonylurea

Ranitidine:
- Lebih jarang berinteraksi dengan medikasi lain
- Dapat berinteraksi dengan fentanyl, metaprolol, midazolam,
nifedipine, warfarin
- Dapat menurunkan absorpsi dari diazepam
Populasi Pasien Spesifik

Anak-anak : Umumnya aman, namun penggunaan cimetidine dan


nizatidine tidak direkomendasikan.
neonates -> necrotizing enterocolitis (jarang)

Lansia : Sebaiknya dilakukan pengurangan dosis untuk


menurunkan creatinine clearance.
gangguan sistem saraf pusat -> confusion dan dizziness.

Wanita hamil : FDA pregnancy category -> kategori B.


Cimetidine, ranitidine, nizatidine, dan famotidine dapat
diekskresikan melalui breast milk, namun efeknya terhadap bayi
belum diketahui dengan pasti.

Anda mungkin juga menyukai