Anda di halaman 1dari 14

Logika Matematika: Argumen

Definisi: Argumen adalah himpunan berhingga


pernyataan yang salah satu diantaranya
merupakan kesimpulan dan yang lain
merupakan premis-premis. Himpunan itu tak
boleh kosong.

Pernyataan yang merupakan kesimpulan itu,


dapat didahului oleh kata “jadi” ( secara formal
oleh tanda “  “.
• Contoh:
Soekarno adalah Presiden Indonesia yang
pertama. Bila Soekarno Presiden yang pertama
maka dialah yang memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia. Yang memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia dapat disebut Bapak
Bangsa Indonesia. Jadi, Soekarno adalah Bapak
Bangsa Indonesia.
Argumen di atas dapat disajikan sebagai berikut:
Andaikan
P: Soekarno adalah Presiden Indonesia yang pertama.
Q: Soekarno yang memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia.
R: Soekarno adalah Bapak Bangsa Indonesia.
P  Q: Bila Soekarno Presiden yang pertama maka dialah
yang memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Q  R: Bila Soekarno yang memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia maka Soekarno adalahBapak
Bangsa Indonesia. ( = Yang memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia dapat disebut Bapak Bangsa
Indonesia.)
R: Jadi, Soekarno adalah Bapak Bangsa Indonesia.
Bentuk Argumen
Dengan menggunakan variabel P, Q, dan R
argumen di atas dapat ditulis sbb:
1. P atau sbb.: P,(PQ),(Q R) R
2. P  Q
3. Q  R
R
Susunan formula-formula itu ( lebih tepat
disebut wff , singkatan dari well formed formula,
itu disebut bentuk argumen. Jadi bila P,Q dan R
adalah wff maka: P ,(PQ),(Q R) R disebut
argumen.
Definisi:
Suatu argumen disebut sah ( betul, valid) bila bilamana
premis-premisnya bernilai benar maka kesimpulannya
juga bernilai benar.
Dapat juga dikatakan:Ù
Argumen P1, P2, …, Pn Q disebut sah( betul, valid),
bila dan hanya bila formula (P1ÙP2Ù…ÙPn) Þ Q atau
bila dan hanya bila ((P1ÙP2Ù…ÙPn) Þ Q) º 1.
Harap diperhatikan! Istilah ‘betul’ (sah atau valid)
berbeda maknanya dengan istilah ‘benar’.
Istilah ‘benar’ dipakai pada kalimat sedangkan istilah
‘betul’ dipakai untuk argumen (himpunan kalimat).
Sah atau tidaknya suatu argumen dapat dibuktikan
dengan menggunakan bentuk argumen (himpunan wff
yang mewakili argumen tersebut)
Argumen yang diwakili oleh “ P, Q, …, R S” sah bila
dan hanya bila ((PQ … R)S) yaitu ((PQ … R)
S) tautologi, atau ditulis: ((PQ … R) S) º1.
Contoh:
Buktikan bahwa : (p q), ((p q)  r) (p  r)
Cara-1: Bukti: 1. (p q) P1
2. ((p q)  r)) P2/ (p  r)
3. ((p q)  (p  r)) 2, ekuiv (Lih.
Teorema di bawah)
4. (p  r) // 3,1, MP.
Teorema: ((p q)  r)  ((p q)  (p  r)).
Bukti : cara 2 : ((p q)  r)
 ((p  q)  r)
 ((p  q)  r)
 ((q   p)  r)
 (1  (q   p))  r)
 (((p  p) (q v p))  r)
 (((pq)v p)  r)
 ((pq)v (p  r))
 ( ( p q)  (p  r))
 ((p q)  (p  r))
((p q)  (p r)
 ((p q)  (p  r)//
Cara-3:
((p q) Ù ((p q)  r)) Þ (p  r)
º ((p q) Ù ((p  q)  r))  (p  r)
º ((p  q) Ù ((p q)  r))  (p  r)
º ((pÙq)  ((p Ù q) Ù  r)) (p  r)
º ((pÙq)  ((p Ù  r) Ù q))  (p  r)
º (pÙq)  (((p Ù  r) Ù q)  (p  r))
º (pÙq)  (((p Ù  r)  (p  r)) Ù (q  (p  r))
º (pÙq)  ( 1 Ù (q  (p  r)))
º (pÙq)  ((q  (p  r)))
º (pÙq)  ((p  q)  r ))
º ((pÙq) (p  q))  r )
º1r
º1.
Aturan Dasar Penarikan Kesimpulan
A.
1. (PÞ Q),P Q Modus ponen (MP)
2. (PÞQ),Q P Modus tolen (MT)
3. (PQ) ,P Q Silogisme disjungtif
4. (PÙQ) P Simplfikasi
5. P,Q (PÙQ) Konjungsi
6. P (PQ) Adisi
7. (PÞQ), (QÞR) (PÞR) Silogisme hipotesis
8. (PÙQ)ÞR PÞ(QÞR) Hukum Eksportasi
9. PÞ(QÞR) (PÙQ)ÞR Hukum importasi
10. P Þ (QÙQ)  P Reduksio Ad Absurdum (RAA)
11. (PÞQ) Ù(RÞS),(PR) (QS) Dilemma konstruktif
12. (PÞQ)Ù(RÞS), (QS) (PR) Dilemma destruktif
B.
Aturan Penukaran: Setiap formula dapat diganti (ditukar) dengan
formula yang ekuivalen. Ingat:
1. Negasi rangkap: (P)ºP
2. Sifat komutatif: a. (PÙQ) º (QÙP)
b. (PQ) º (QP)
3. Sifat asosiatif: a. ((PÙQ)ÙR) º (PÙ(QÙR))
b. ((PQ) R) º (P(QR))
4. Sifat distributif: a. (PÙ(QR)) º ((PÙQ)(PÙR))
b. (P(QÙR)) º ((PQ)Ù(PR))
5. Implikasi material (IM) : (PÞQ) º (PQ)
6. Teorema de Morgan (DM): a. (PÙQ) º (PQ)
b. (PQ) º (PÙ Q)
7. Kontraposisi: (PÞQ)º ( Q Þ P)
8. Ekuivalensi material:a. (PÛQ) º (PÞQ)Ù(QÞP)
b. (PÛQ) º (PÙQ)(PÙQ)
Metode Pembuktian
a. Langsung
Dimulai dari premis-premis selangkah demi selangkah
dengan menggunakan aturan penarikan kesimpulan
atau definisi atau aturan ekuivalensi tiba pada
kesimpulan.
b. Tidak langsung
1) Metode mundur
2) Metode maju mundur
3) Metode kontraposisi
4) Metode reduksio ad absurdum (RAA)
5) Metode kasus
6) Metode pembuktian bersyarat .
Buktikan:
1.(QÞ(PÞQ)), Q (PÞQ).
2. (PÞ(QÞR)), (PÞQ), P R
3. (PÞ(QÞR)), P, R Q
4. (PÞ Q),Q P
5. (PÞ(QÞR)) (QÞ(PÞR))
6. (QÞR) ((QÞ P)Þ(PÞR))
7. (PÞ (QÞR)) ((PÞQ) Þ(PÞR))
8. (PÞ (QÞ(RÞS))) (RÞ (PÞ (QÞS)))
9. (PÞQ), (PÞQ)  P
10.(PÞQ),(RÞS) ((PÙR)Þ(QÙS))

Anda mungkin juga menyukai