Carcinoma Hepatocelulare
Pembimbing :
dr. Hardiyanto, Sp. Rad
Disusun Oleh :
M. Alim Abdul M. H, S.Ked J510170030
Nita Dewi Novitasari, S.Ked J510170052
KEPANITERAAN KINIK
ILMU RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Definisi
• KHS adalah neoplasma maligna primer pada hepar yang berasal dari hepatosit yang
berdiferensiasi baik, dan merupakan 80 % dari keseluruhan neoplasma primer pada hepar.
• Sinonim, antara lain hepatoma, hepatokarsinoma, liver cancer, serta primary liver
cell carcinoma.
Epidemiologi
• Prevalensi KHS di seluruh dunia paralel dengan infeksi virus hepatitis, dan sebagian besar
kasus berhubungan dengan virus hepatitis B dan C.
• Frekuensi KHS lebih banyak pada pria dibanding wanita (1:8)
• Insidensi KHS pada pasien dewasa meningkat dengan semakin bertambahnya usia,
puncaknya antara 30 dan 50 tahun.
KHS umumnya dikaitkan dengan sirosis hepar dan dengan proses
Etiologi nekrosis/regenerasi hepar yang diakibatkan oleh hepatitis B dan C
Asupan makanan yang terkontaminasi oleh aflatoksin
Hepatitis autoimun
Beberapa porfiria
Penyakit Wilson
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri abdomen
Adanya massa Berkurangnya Kemungkinan
di kuadran
abdomen berat badan disertai demam
kanan atas
Skrining Diagnosis
CT- Scan
• Gambaran lesinya dapat berupa tumor tunggal berukuran besar, tumor
multipel, serta tumor berbatas tak tegas dengan pola pertumbuhan
infiltratif ke parenkim hepar.
• Jika massa berukuran besar, adanya nekrosis di sentral lesi dapat
terlihat membentuk gambaran mozaic.
MRI
• MRI dapat membantu membedakan antara nodul pada sirosis dan pada
KHS
Ultrasonografi (USG)
• USG gray-scale
• Modalitas pencitraan terbaik untuk skrining KHS
• Gambaran USG dari KHS bervariasi ekogenitasnya. Massa mungkin hipoekoik,
kompleks, atau ekogenik
• USG Doppler
• Untuk menentukan karakterisasi lesi dapat membantu, dimana lesi KHS cenderung
memiliki suplai darah arteri yang prominen dan memiliki neovaskularisasi bila
dibandingkan dengan nodul regeneratif
• Contrast-Enhanced Ultrasound (CEUS)
Nuclear Imaging
• Positron Emission Tomography dengan fluorodeoxyglucose (FDG- PET) terutama berguna
untuk diferensiasi dan staging pada tumor yang moderate dan poorly-differentiated
Angiografi
• Untuk diagnosis KHS sebagian besar telah digantikan oleh metode pencitraan cross-
sectional.
USG gray-scale
nodul regenerasi
hemangioma kolangiokarsinoma
dan displastik
Penatalaksanaan
Kemoterapi sistemik
transplantasi hepar
Terapi hormonal dengan Tamoxifen
Prognosis
• A. Massa hipoekoik berukuran kecil di lobus dextra pada hepar berukuran kecil yang sirotik.
• B. Pencitraan CEUS di puncak penyangatan fase arterial menunjukkan hipervaskularisasi yang klasik.
• C. Pencitraan CEUS pada fase vena porta di menit ke-2.
Terdapat dua alasan dihilangkannya CEUS dari pedoman AASLD:
dengan Temuan klasik lesi KHS adalah pola hipervaskuler dengan penyangatan pada
kontras fase arteri dan dalam waktu singkat menjadi washout pada fase vena porta
MRI pemeriksaan yang lebih sensitif dan spesifik untuk diagnosis KHS dibanding
CT Scan
MRI lebih mahal dan tidak semua fasilitas kesehatan memiliki mesin MRI
Pemeriksaan pencitraan
KHS adalah keganasan yang banyak digunakan
Umumnya KHS terdeteksi pada
primer yang paling sering untuk menegakkan diagnosis
stadium lanjut
terjadi di hepar. KHS adalah CT Scan dan atau
MRI
Dengan alasan
• CEUS dapat menghasilkan diagnosis
positif palsu pada pasien dengan
Eropa dan Asia Pasifik telah Pedoman yang diterbitkan oleh kolangiokarsinoma
memasukkan CEUS dalam AASLD tahun 2011, CEUS telah • Agen kontras untuk USG tidak
pedoman managemen KHS. dihapus tersedia di Amerika Serikat
TERIMA KASIH