Anda di halaman 1dari 24

Pediatric Emergency

Preparedness

Rinrin Faridhah
Nabila Wahyu Putri
Tujuan
• Mendiskusikan isu-isu saat ini dan kekurangan dalam
rencana bencana federal dan negara terkait dengan
perawatan populasi khusus.
• Mengidentifikasi perbedaan antara merawat anak-anak dan
merawat orang dewasa selama bencana.
• Ulasan pilih perbedaan fisiologis penting antara anak-anak
dan orang dewasa.
• Jelaskan kerentanan unik anak-anak dalam situasi
bencana tertentu.
• Menguraikan pentingnya menjaga keutuhan keluarga
saat bencana.
• Meringkas bagaimana beradaptasi rencana bencana
saat ini untuk memenuhi kebutuhan anak-anak.
Kasus
• Keracunan di sekolah dasar mengenai anak anak yang berumur 5-12 tahun,
racun tersebut menyebabkan shock dan gagal nafas, dari 300 anakanak
yang terkena 87 anak memerlukan penanganan khusus termasuk ventilasi
mekanis, 30 anak dan 20 dewasa berada di unit perawatan intensive , 30
orang menggunakan ventilator, di tanganai oleh 8 pediactrik critical care , 6
PEM yang berpengalaman dalam mengobati syok dan kegagalan pernafasan
pada kelompok usia yang terpapar.
 Deteksi
• Faktor-faktor apa saja yang membuat anak-anak dalam
skenario diatas lebih rentan terkena gangguan jalan napas
dibandingkan dengan orang dewasa?
• Dalam hitungan menit cara apa yang paling efectif untuk
menentukan triase pada anakanak korban bencana?
 Intervensi
• Antidotum apa yang harus digunakan jika ini adalah agen
kolinergik dan berapa dosis nya?
 Reassessment
• Apakah Fasilitas dan tim kesehatan di daerah kita saat ini
sudah di lengkapi sistem untuk menangani pasien anakanak
dalam jumlah banyak?
• Apa langkah selanjutnya jika pediatric-trained critical care,
emergency medicine, acute care personnel tidak mencukupi?
 Komunikasi effektif
• Dimana seharusnya triase pertama terjadi?
 Kerja tim
• Siapa yang harus mengarahkan di mana pasien harus
ditempatkan?
INTRODUCTION
Ketika terjadi bencana anakanak berada pada resiko tinggi
untuk cedera dibandingkan orang dewasa, terdapat 2
faktor: anak anak rentan terkait fisiologi perkembangan dan
Penyelamatan yang terfokus pada orang dewasa.
UNIQUE PHYSIOLOGIC VULNERABILITIES IN CHILDREN

• Respiratory Vulnerabilities
– Keracunan klorin dan amoniak,
– ganggungan sal.nafas iritasi mukosa oedem, aspirasi, pneumonia dan
pneumonitis,
• Circulatory Vulnerabilities
– Presentasi vol.darah pada anak relativ kecil, perdarahan minimal pada
orang dewasa jika pada anak2 bisa menjadi perdarahan yang banyak.
– Luas permukaan yang kecil dan ginjanl yang belum matang
mengakibatkan anak rentan mengalami hipovolemia dan shock
hipovolemik
– Gangguan sal.pencernaan (Diare) paling banyak menyebabkan shock
hipovolemia pada anak
– Pada anakanak kompensasai shock mengakibatkan kematian lebih
cepat dari orang dewasa.
• Neurologic Vulnerabilities
– Dengan ukuran tubuh anak yang kecil, tulang kepala dan
pembuluh darah yang tipis, otot leher yang lemah menjadi
predisposisi untuk terjadi trauma, farktur C1 dan C2 70%
pada anak dan pada dewasa 15%.
– Status neurologis pada anakanak lebih sulit di evaluasi
dari orang dewasa berdampak pada pemulihan kondisi
anak.
– Enzym esterase pada anak belum matang
(acetylcolinesterase) mengakibatkan rentan terhadap
keracunan peptisida dan sistem saraf.
– Pada anak anak lebih rentan mengalami kejang.
• Musculoskeletal Vulnerabilities
– Anatomi hepar dan lien anakanak yang lebih besar dari coste
yang masi rapuh dan flexibel menyebabkan hepar dan lien tidak
terlindungi semuanya memudahkan trjadinya trauma tumpul dan
internal bleeding dan fraktur.
– Luas permukaan dan kulit anak yang tipis beresiko terjadinya
luka bakar akibat terpapar zat kimia.
• Developmental and Psychological Vulnerabilities
– Anak anak sulit di arahkan oleh petugas ketika terjadi
bencana.
– Anakanak cenderung takut dengan petugas yang
memakai ADP,
– Anakanak cenderung takut dengan orang asing
– Anakanak cenderung tidak bisa menjelaskan apa yang
mereka alami dan rasakan mengakibatkan kuarangnya
pengobatan dan perawatan.
TREATING CHILDREN'S DISASTER-RELATED
INJURIES AND IEENESSES
• Exposure to Chemical Agents
– anatomi pernafasan yang kecil dan nafas yang cepat 
gas kimia terakumulasi pada saluran nafas mengenai
sitem saraf  acetilkolin >>  sekresi sal.pencernaan
>> dehidrasi dan shock
– Kulit anakanak lebih tipis, jika terkena luka bakar akibat
zat kimia akan mudah dehidrasi syok hipovolemik, dan
hipotermia.
– Jika anakanak terkontaminasi dengan mustard agent
dibersihkan dengan tekanan tinggi akan melukai anak, di
bersihkan dengan air dingin akan menyebabkan
hipotermia dan shock, akan lebih baik dibersihkan dengan
air hangat
• Radiation Exposure
– Kejadian kanker pada anakanak akibat radiasi lebih banyak
dibandingkan orang dewasa.
– Paparan radiasi pada orang hamil mengakibatkan cacat
intelektual, dan anomali kongenital.
– Paparan radiasi pada ibu menyusui mengakibatkan ibu tidak
bisa menyusui anaknya.
– Pengobatan dengan potasium iodida untuk anakdewasa usia
17thn, ibu hamil dan menyusui dengan paparan rendah
– Indikasi diberi potassium iodida dengan paparan radiasi >5rad.
– Pemberian potassium iodida perlu pemeriksaan fungsi tiroid 2-
4mgg setelah pemberian single dose.
C. Paparan Biologis
• Tanda dan gejala paparan biologis pada anak = dewasa

• Fluoroquinolone dan tetracycline  KONTRAINDIKASI


pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan
• Anak-anak tidak memiliki imunitas terhadap virus  risiko terkena
cacar meningkat

• Anak-anak juga menjadi vektor yang sangat efisien terhadap droplet


infection

• Anak-anak rentan terjadi gagal napas  ventilasi mekanik


meningkat dengan risiko kegagalan yang meningkat

• Oseltamivir phosphate kontraindikasi


untuk anak usia < 2 minggu

• Zanamivir (neuraminidase inhibitor )


boleh diberikan untuk anak usia ≤ 7 th
D. TRIASE

• Algoritma Simple Triage and Rapid Transport (START)


berkembang pada tahun 1983.

• START  cepat  menilai tanda-tanda vital dan data


observasional

• Romig memodifikasi START 


jumpSTART untuk anak-anak,
karena fisologis anak dan orang
dewasa berbeda
• JumpSTART
Pediatric Mass
Casualty Triage
• Triase  menentukan pasien akan dibawa di IGD,
Ruang Rawat Inap, Kamar Operasi, atau ICU. Selain itu
juga menentukan apakah pasien memungkinkan untuk
dirujuk ke fasilitas kesehatan lain yang lebih memadai

• Pasien ICU  SOFA score (The


Sequential Organ Failure
Assessment)

• SOFA score >11  mortality rate


>90%
SOFA Score
IV. PRESERVING THE FAMILY UNIT
V. ADAPTING DISASTER PLANS TO ADDRESS
THE NEEDS OF CHILDREN

A. Emergency and Prehospital Planning

• Triase pada anak harus diajarkan dan dipraktekkan oleh


orang-orang yang berada di lingkungan anak-anak

B. Hospital Planning

• Pada kasus yang melibatkan banyak


anak-anak, Rumah Sakit
membutuhkan Dokter Sp.A dan tim
penanggulangan bencana
Pediatric Emergency Preparedness

• Disaster responder harus familiar dengan perbedaan respon antara


anak-anak dengan orang dewasa dalam penanggulangan bencana

• Dalam sebuah keluarga setidaknya membutuhkan disaster planner dan


disaster responder

• Pengasuh dan tenaga medis wajib membantu sebuah keluarga dalam


mengembangkan rencana untuk tanggap bencana

• Latihan penanggulangan bencana harus


memperhatikan keunikan fisiologis pada
anak

• Mekanisme dalam merawat anak-anak


harus dipertimbangkan saat planning
disaster

Anda mungkin juga menyukai