Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KONFLIK

Kuliah ke-9 dan 10

Oleh:
Dr. Hartoyo, M.Si

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
Literatur:
1. Fisher, Simon; Ludin, Jawed; Williams, Steve; Abdi, Dekha
Ibrahim; Smith, Richard; Williams, Sue. 2001. Mengelola
Konflik: Ketrampilan dan Strategi Untuk Bertindak. Cetakan
Pertama. Jakarta: SMK Grafika Desa Putra.
2. Jandt, Freed E., and Pedersen, Paul B (Editors). 1996.
Constructive Conflict Management: Asia-Pacific Cases. USA:
Sage Publications.
3. Lewicki, Roy J.; Sanders, David M., and Minton, John W. 2001.
Essentials of Negotiation. Second Edition. USA: McGraw-Hill
Companies.
4. Wirawan. 2010. Konflik dan Manajemen Konflik: Teori, Aplikasi
dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humaniora.
Definisi
1. The strategy which organizations and individual employ to identify and
manage differences, thereby reducing the human and financial costs of
unmanaged conflict, while harnessing conflict as a source of innovation
and improvement (Lunne Irvine, 1998).
2. Refers to the long-term management of intractable conflict. It is label for
the variety of ways by which people handle grievances – standing up for
what they consider to be right and againts what the consider to be wrong.
Those ways include such diverse phenomenon as gossip, ridicule,
lynching, terrorism, warfare, feuding, genocide, law, mediation, and
avoidence (Wilkipedia).
3. Identifies and takes steps to prevent potential situations that could result in
unpleasant confrontation…resolve conflicts and disagreements in a
positive and constructive manner to minimize negative impact (United
State Transformation Security Administration).
4. Upaya mencagah konflik agar tidak menghasilkan bentuk-bentuk
kekerasan. Bertujuan memoderasi efek-efek konflik tanpa perlu
menangani akar konflik dan sebab-sebabnya. Semua konflik tidak
perlu diselesaikan, tetapi perlu mempelajari bagaimana
mengelolanya agar dapat mencegah atau mengurangi konflik
kekerasan (Fisher, 2000).
5. Proses pihak yang terlibat konflik atau pihak ketiga menyusun
strategi konflik dan menerapkannya untuk mengendalikan konflik
agar menghasilkan resolusi yang diinginkan (Wirawan, 2010).

Manajemen Konflik mencakup semua apa yang kita lakukan (ketika


kita mengenali dan berhubungan dengan konflik) dengan
menggunakan cara-cara yang sesuai dan pantas. Manajemen konflik
perlu mengembangkan dan menggunakan keterampilan seperti
komunikasi efektif, problem solving, dan negosiasi. Ketika kita
memecahkan suatu isu, kita perlu memfokuskan pada apa yang
diperlukan atau diinginkan oleh kelompok, bukan kebutuhan atau
keinginan individu.
Beberapa Kata Kunci
1. Pihak terlibat konflik dan pihak ketiga.
2. Strategi konflik.
3. Mengendalikan konflik.
4. Resolusi konflik.
5. Kemampuan beradaptasi.
6. Memfokuskan pada tujuan masing-masing pihak.
DUAL CONCERN MODEL
Concern about other’s outcomes

Yielding Problem solving

(Compromising)

Innaction Contending

Concern about own outcomes


 Prinsip umum: konflik dapat dikelola sendiri oleh masing-
masing pihak.
 Para pihak dalam konflik memiliki dua derajat independensi
perhatian: (1) perhatian terhadap hasilnya sendiri; dan (2)
perhatian terhadap hasil pihak lain.
 Dimensi vertikal adalah cooperativeness, sedangkan dimensi
horizontal adalah assertiveness (kecongkakan).
 Semakin kuat perhatiannya pada outcome sendiri, maka
semakin memungkinkan untuk mengejar strategi-strategi
yang berada pada sisi kanan, dan sebaliknya semakin rendah
perhatiannya pada outcome sendiri, maka semakin
memungkinkan untuk mengejar strategi-strategi yang berada
pada sisi kiri.
 Semakin kuat perhatiannya pada pihak lain dalam hasilnya,
maka semakin memungkinkan menggunakan strategi-
strategi yang berada di sebelah atas, sedangkan sebaliknya
semakin memungkinkan menggunakan strategi-strategi yang
berada di sebelah bawah.
 Ada lima strategi manajemen konflik yang secara umum
teridentifikasi terkait dengan dua model tersebut:
1. Contending (competing, dominating): berada pada
sudut kanan bawah. Para aktor mengejar strategi
contending dengan kuat untuk mencapai kepentingan
sendiri, dan sedikit perhatian kepentingan diinginkan
pihak lawan. Strategi ini lebih tertuju pada aspirasinya
sendiri dan mencoba untuk pihak lain untuk
menerimanya: tantangan, hukuman, intimidasi, tindakan
unilateral.
2. Yielding (accomodating, obliging). Para aktor kurang
menunjukkan perhatian apakah akan mencapai kepentinganya
dan menurunkan aspirasinya “untuk mengarahkan lawan untuk
menang”, tetapi memperoleh apa yang mereka sendiri inginkan.
3. Inaction (avoiding). Para aktor menunjukkan sedikit perhatian
untuk mencapai kepentingan sendiri dan kepentingan lawan. Ini
sama dengan strategi withdrawal atau pasif, masing-masing
pihak lebih senang mundur, diam dan tidak melakukan sesuatu.
4. Problem solving (collaborating, integrating). Para aktor
berupaya mencapai kepentingan sendiri dan kepentingan pihak
lain, dan secara aktif berusaha memaksimumkan kerjasama
untuk menyelesaikan konflik agar sama-sama menang.
5. Compromising. Merupakan upaya moderat untuk mencapai
tujuanya sendiri dan juga berusaha membantu pihak lawan untuk
mencapai tujuannya.
Gaya Menejemen Konflik (GMK) dan Perbedaan Situasinya
GMK Situasi Mendukung Situasi Tidak
Mendukung
Integrating 1. Isu komplek 1. Isu atau masalah
2. Sintesis ide diperlukan untuk sederhana
menghasilkan solusi terbaik. 2. Keputusan segera
3. Komitmen dari pihak lain diperlukan diperlukan.
agar implementasi berhasil. 3. Pihak lain tidak ada
4. Salah satu pihak tidak dapat perhatian terhadap
memecahkan masalahnya. outcome
5. Sumberdaya perlu dinilai oleh 4. Pihak lain tidak
berbagai pihak untuk memecahkan memiliki problem-
persoalan bersama. solving skills.
Obliging 1. Menyadari kesalahan masing-masing. 1. Isu adalah penting.
2. Isu sangat penting bagi pihak lain. 2. Masing-masing pihak
3. Menghendaki saling memberi sesuatu merasa benar.
dalam pertukaran untuk saling 3. Pihak lain adalah
mendapatkan sesuatu di kemudian salah atau tidak etis.
hari.
4. Memelihara hubungan penting.
Gaya konflik Situasi mendukung Situasi Tidak
Mendukung
Dominating 1. Isu sangat sederhana. 1. Isu adalah kompleks
2. Keputusan cepat diperlukan. 2. Isu tidak penting bagi
3. Tujuan tindakan yang tidak masing-masing pihak.
poluler dilakukan. 3. Masing-masing pihak
4. Perlu mengangani subordinat memiliki kekuatan
dengan tegas. tinggi.
5. Keputusan yang tidak 4. Keputusan tidak dapat
menyenangkan dari satu pihak dilakukan dengan
menjadi biaya bagi pihak lain. cepat.
6. Subordinat memiliki keahlian 5. Penilaian subordinat
rendah untuk membuat memiliki derajat
keputusan teknis. kopentensi tinggi.
7. Isu adalah penting bagi salah
satu pihak.
GMK Situasi Mendukung Situasi Tidak Mendukung
Avoiding 1. Isu sangat sederhana. 1. Isu adalag penting.
2. Efek disfungsional potensial dari 2. Ini menjadi tanggung
berkonfrontasi dengan pihak lain jawab untuk diputuskan.
lebih berat dari keuntungan 3. Masing-masing pihak
resolusi yang diperoleh. tidak menghendaki
3. Periode cooling of diperlukan. berbeda, isu harus
dipercahkan.
4. Perhatian cepat
diperlukan.
Compro- 1. Tujuan masing-masing pihak 1. Salah satu pihak sangat
mising saling mendukung. kuat.
2. Saling memiliki kekuatan penuh. 2. Persoalan cukup
3. Konsensus tidak dapat dicapai. kompleks dari suatu
4. Gaya integrasi atau dominasi pendekatan problem-
tidak berhasil sepenuhnya. solving yang digunakan.
5. Solusi temporer terhadap
persoslan kompleks diperlukan.
Ketrampilan yang diperlukan
Kompetisi Kolaborasi Kompromi Menghindar Akomodasi
1. Berdebat dan 1. Kemampuan 1. Kemampuan 1. Kemampuan 1. Kemampuan
membantah. mendengarkan bernegosiasi. menarik diri. melupakan
2. Berpegang pihak lawan. 2. Kemampuan 2. Kemampuan keinginan diri.
teguh pada 2. Kemampuan mendengarkan meninggalkan 2. Kemampuan
pendirian. bernegosiasi. pihak lawan. tanpa melayani pihak
3. Menilai 3. Mengidentifikas 3. Mengevaluasi terselesaikan. lawan.
pendapat dan i pendapat nilai. 3. Kemampuan 3. Kemampuan
perasaan diri pihak lawan. 4. Menemukan mengesamping mematuhi
dan pihak lawan. 4. Konfrontasi tdk jalan tengah. kan masalah. perintah atau
4. Menyatakan mengancam. 5. Memberikan 4. Kemampuan melayani pihak
posisi diri scr 5. Menganalisis konsensi. menerima lawan.
jelas. masukan. kekalahan.
5. Kemampuan 6. Memberikan 5. Kemampuan
memperbesar konsensi. melupakan
kekuasaan diri. yang
6. Kemampuan menyakitkan
memperkecil hati.
kekuasaan pihak
lawan.
7. Menggunakan
berbagai cara
untuk
mempengaruhi.
Perbedaan Kolaborasi dan Kompromi
Kolaborasi Kompromi
Solusi berupa alternatif lain Solusi berupa alternatif lain yang
yang bukan tujuan pihak memenuhi sebagian keinginan
berkonflik pihak berkonflik
Pihak-pihak berkonflik Masing-masing pihak hanya
sepenuhnya puas terpenuhi sebagian keinginannya

A berkonflik dengan B ttg uang A berkonflik dengan B ttg uang 1


1 juta. Solusi: semua diberikan juta. Solusi dibagi dua sama
untuk pembangunan tempat besar.
ibadah

Anda mungkin juga menyukai