Sayid Qawamuddin
16174184
Laporan Kasus
A. Identitas Pasien
– Nama :Tn. Sabar
– Umur :27 th
– Jenis Kelamin : Pria
– Alamat : Aceh Timur
– Agama : Islam
– Suku : Aceh
– Pekerjaan : Wiraswasta
– Tanggal Masuk : 30-5-2018
B. Anamnesa
– Keluhan Utama : Kulit seperti mati rasa
– Telaah :
Pasien datang dengan keluhan kulit seperti
matirasa dan terasa kebas pada bagian kaki dan tangan
awalnya keluhan yang dirasakan demam yang
dialaminya +/- 8 bulan lalu dan selanjutnya 2 bulan
kemudian timbulnya keluhan kebas kebas dan kulit mati
rasa . Kulit bersisik (+), tampak kering dan gatal.
Mycobacterium leprae
• Basil gram positif, tahan asam, tahan
alkohol
• Ukuran 3 – 8 μm x 0,5 μm
• Sifat parasit obligat intraseluler
• Tidak dapat dibiakan dalam media
buatan
Kusta
Epidemiologi
WHO 2006
• Dunia pasien lepra 224.727
penderita.
• Indonesia 22.175 prevalensi lepra
1,7 per 10.000 penduduk.
• laki-laki > wanita
• usia puncak 10-20 tahun dan 30-50
tahun
• Pada tahun 2009, 17.260 kasus baru
kusta di Indonesia dan jumlah kasus
terdaftar sebanyak 21.026 orang.
• Sedangkan tahun 2010, jumlah kasus
baru tercatat 10.706) dan jumlah kasus
terdaftar sebanyak 20.329 orang : 0.86.
• Pada 28 Januari 2011 lalu, bertepatan
dengan peringatan Hari Kusta Sedunia
ke 58
13
Kusta
Klasifikasi
Imunitas Spesifik
Dikutip dari: Robins Cotran, Pathologic Basis of Disease
Kusta
Patogenesis
Lesi
Tipe Makula atau Makula dibatasi infiltrat saja Makula
makula dibatasi
infiltrat
Jumlah Satu atau beberapa Beberapa atau satu dengan Satu atau beberapa
lesi satelit
Distribusi Terlokalisasi dan Asimetris Bervariasi
asimetris
Permukaan Kering, skuama Kering, skuama Dapat halus agak berkilat
Makula atau
makula dibatasi
infiltrat,
terlokalisasi
simetris, kering,
berskuama,
anestesi jelas, tes
Lepromin 3+, BTA -.
Makula dibatasi
infiltrat, kering,
berskuama,
beberapa, ada lesi
satelit, anestesi
jelas, tes Lepromin
2+, BTA-.
Lesi
Tipe Makula, infiltrate difus, Makula, plak, papul Plak, lesi berbentuk
papul, nodus kubah, punched-out
lesion
Jumlah Banyak, praktis tidak ada Banyak, tapi kulit sehat masih ada Beberapa, kulit sehat +
kulit sehat
Distribusi Luas, simetris Cenderung simetris Asimetris
Permukaan Halus berkilap Halus berkilap Sedikit berkilap,
beberapa kering
Anestesi Tidak ada/tidak jelas Tak jelas Lebih jelas
BTA
Pada lesi kulit Banyak (globi) Banyak Agak bayak
Pada hembusan Banyak (globi) Biasanya tidak ada Tidak ada
hidung
Tes Lepromin - - Biasanya -, dapat juga
±
Morbus Hansen (Kusta) 24
Kusta
Gambaran Klinis
Penebalan nervus
perifer
Ditemukan M. Leprae
(BTA) 28
Kusta
Gambaran Klinis
Anamnesis :
• Keluhan pasien
• Riwayat kontak dengan pasien
• Latar belakang pasien, misalnya keadaan
sosioekonomi
Inspeksi :
• Lesi kulit dan kerusakan kulit diperhatikan
Kusta
Palpasi :
• Kelainan kulit : nodus, infiltrat, jaringan parut, ulkus,
khususnya tangan dan kaki
Kelainan saraf :
1. N. ulnaris
2. N. medianus
3. N. Radialis
4. N. poplitea lateralis
5. N. tibialis posterior
6. N. fasialis
7. N. trigeminus
Kusta
1. Pemeriksaan bakterioskopik
Sediaan kerokan jaringan kulit atau usapan
dan kerokan mukosa hidung Jumlah
tempat yang diambil untuk pemeriksaan
rutin sebaiknya minimal 4-6 tempat, yaitu
kedua cuping telinga bagian bawah dan
2-4 lesi lain yang paling aktif (yang paling
eritematosa dan infiltratif) diwarnai
dengan Ziehl-Neelsen.
35
ZN: BTA dlm sel lepra
(mononuklear/epitheloid) 36
packets of cigar/globi
Pemeriksaan Penunjang
37
Pemeriksaan Penunjang
4. Pemeriksaan serologik
• Uji MLPA ( Mycobacterium Leprae Particle
Aglutination)
• Uji ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent
Assay)
• ML dipstick test
5. Pemeriksaan PCR( Polimerase chain
reaction)
38
Indeks Bakteri (I.B)
0 BTA -
1 – 10/ 10 L.P +2
1 – 10/ 1 L.P +3
10 – 100/ 1 L.P +4
39
Indeks Morfologi (IM)
Fungsi:
Untuk melihat keberhasilan terapi
Untuk melihat resistensi kuman BTA
Untuk melihat infeksiositas penyakit
40
Diagnosis Banding
• Dermatofitosis
• Tinea versikolor
• Pitiriasis rosea
• Pitiriasis alba
• Dermatitis seboroika
• Psoriasis
• Leukemia kutis
• Tuberkulosis kutis
verukosa
41
Tujuan Terapi
• Eradikasi infeksi
• Mencegah komplikasi
• Mengurangi morbiditas
42
Regimen Obat
• Rifampine (bakterisidal)
• Dapsone (bakteriostatik)
• Clofazimine (bakterisidal lemah, bakteriostatik)
43
Regimen
44
Kusta
Komplikasi
Dikutip dari: Depkes RI. Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta. Cetakan XVIII. 2006
Klasifikasi cacat penderita kusta
Cacat pada tangan dan Cacat pada mata
kaki
Tingkat 0 tidak ada gangguan tidak ada kelainan pada
sesnibilitas, kerusakan mata (termasuk visus)
dan deformitas
Tingkat 1 ada gangguan sensibilitas, ada kelianan tetapi tidak
tidak ada kerusakan dan terlihat (visus sedikit
deformitas. berkurang).
PRINSIP 3M:
Mencegah timbulnya cacat.
Mencegah agar cacat tidak lebih berat.
Menjaga agar cacat tidak kambuh lagi.
REAKSI KUSTA
Reaksi kusta
Bergantung pada:
• seberapa luas lesi
• tingkat stadium penyakit
• kepatuhan pasien terhadap pengobatan
• pasien dapat mengalami kelumpuhan
(cacat)
• kualitas hidup pasien menurun
• Kematian