KURATIF PROMOTIF
PREVENTIF
■ Hukum: hubungan melalui hubungan darah,
adopsi, perwalian, atau pernikahan
■ Biologi: biologi jaringan genetik di antara
orang
■ Sosiologi: kelompok orang yang hidup bersama
■ Psikologis: kelompok dengan ikatan emosional
yang kuat
EARLY FAMILY SOCIAL SCIENCE THEORISTS
(BURGESS & LOCKE, 1953, PP. 7–8) ADOPTED
THE FOLLOWING TRADITIONAL DEFINITION:
PP No.21 th 1994
kelg dibentuk berdasarkan atas perkawinan
yg sah
KELUARGA MENURUT MUHAMMADIYAH
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga".
Kata kula berarti "ras" dan warga yang berarti
"anggota".
Kehidupan Keluarga Sakinah, Mawaddah Wahrrahmah
dan juga terwujudnya Masyarakat Islam yang
sebenarnya.
Fungsi keluarga:
1. Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah
perlu difungsikan selain dalam mensosialisasikan
nilai-nilai ajaran Islam juga melaksanakan fungsi
kaderisasi
2. Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah
dituntut keteladanan (uswah hasanah) dalam
mempraktikkan kehidupan yang Islami
POLA KELUARGA, TERDIRI DARI:
(1) Keluarga inti yaitu keluarga yang terdiri dari orang
tua dan anak.;
(2) Keluarga Kecil yaitu Keluarga dengan tiga anak
atau kurang;
(3) Keluarga dengan orang tua yang muda yaitu
keluarga dengan orang tua dibawah 30 tahun ketika
anak terakhir lahir;
(4) Keluarga dengan ibu yang bekerja yaitu keluarga
dengan ibu yang bekerja di luar rumah dan
menyerahkan tugas rumah tangga dan pengasuhan
anak kepada pengasuh;
(5) Keluarga dengan orang tua tunggal, orang tua itu
mungkin ibu, mungkin ayah, yang bertanggung jawab
atas anak setelah kematian pasangannya, perceraian
atau karena kelahiran anak diluar nikah;
(6) Keluarga komposisi baru, dalam keluarga yang
terbentuk kembali (reconstituted) setelah kematian
atau perceraian, salah satu orang tua adalah orang
tua sebenarnya dan yang lainnya merupakan orang
tua tiri;
(Sociological perspective,1985)
6. Kelg lansia
(family therapy
perspective,1989)
STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi
2. Struktur kekuasaan : pengambil keputusan
3. Struktur peran.
4. Nilai-nilai dalam keluarga
FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif
Fungsi Sosialisasi
Fungsi Ekonomi
Fungsi Pendidikan?
POLA ASUH ORANG TUA
pola asuh dapat diartikan seluruh cara perlakuan
orang tua yang diterapkan pada anak.
pengasuhan anak adalah bagian penting dan
mendasar, menyiapkan anak untuk menjadi
masyarakat yang baik.
proses interaksi antara orang tua dengan anak.
Interaksi tersebut mencakup perawatan seperti
mencukupi kebutuhan makan, mendorong
keberhasilan dan melindungi, maupun mensosialisasi
yaitu mengajarkan tingkah laku umum yang diterima
oleh masyarakat.
Tipe Pola Asuh (Drew, 2006):
1. bisa diandalkan,
2. otoriter,
3. permisif,
4. campuran
Pola Asuh Bisa Diandalkan
menyeimbangkan kasih sayang dan dukungan
emosional dengan struktur dan bimbingan dalam
membesarkan anak-anak mereka.
Orang tua tipe ini memperlihatkan cinta dan
kehangatan kepada anak.
mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian, serta
menyediakan waktu bertemu yang positif secara rutin
dengan anak.
membiarkan anak untuk menentukan keputusan
sendiri dan mendorong anak untuk membangun
kepribadian.
ORANG TUA OTORITER
menekankan batasan dan larangan di atas respon
positif.
Orang tua sangat menghargai anak yang patuh
terhadap perintah orang tua dan tidak melawan.
Orang tua tipe ini cenderung untuk menentukan
peraturan tanpa berdiskusi dengan anak terlebih
dahulu.
Penelitian telah menunjukkan bahwa anak dari orang
tua otoriter bisa menjadi pemalu, penuh ketakutan,
menarik diri, dan berisiko terkena depresi. Anak bisa
menjadi sulit membuat keputusan untuk diri anak
karena sudah biasa diperintah apa yang harus
dikerjakan.
Pola Asuh Permisif
Orang tua tipe permisif tidak memberikan struktur
dan batasan yang tepat bagi anak.
mempercayai bahwa ekspresi bebas dari keinginan
hati dan harapan sangatlah penting bagi
perkembangan psikologis.
Orang tua menyembunyikan ketidaksabaran,
kemarahan, atau kejengkelan pada anak. Ketika orang
tua menentukan peraturan, batasanya cederung tidak
jelas dan diterpkan secara tidak konsisten,
Anak cenderung manja, menuntut, kurang percaya
diri, dan kurang bisa mengendalikan diri. Anak senang
bila keinginan dipenuhi, tetapi mudah marah ketika
keinginannya tidak dipenuhi.
POLA ASUH CAMPURAN
orang tua tidak konsisten dalam mengasuh anak.
Orang tua terombang-ambing antara tipe bisa
diandalkan, otoriter, atau permisif.
Orang tua mungkin menghadapi sikap anak dari
waktu ke waktu dengan cara berbeda.
Contohnya, orang tua bisa memukul anaknya ketika
anak menolak perintah orang tua, pada kesempatan
lain orang tua mengabaikan anak bila anak
melanggar perintah orang tua.
32