Anda di halaman 1dari 18

MODEL PRAKTIK KEP.

PROFESIONAL
Pengembangan model ini bertujuan meningkatkan mutu
asuhan keperawatan melalui penataan sistem pemberian
asuhan keperawatan.
Melalui model ini dapat ditetapkan : rencana kebutuhan
tenaga keperawatan secara profesional, metoda
pemberian asuhan keperawatan yang digunakan dan
cara pendokumentasian asuhan keparawatan.
 Model Praktek Kep. Profesional merupakan
model yg memberi kesempatan pada perawat
profesional untuk menerapkan otonominya dalam
mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi
yan/askep yang diberikan pd pasien.

 Pemberian askep di ruang model ini berlandaskan


nilai-nilai profesional yg menunjukkan adanya
otonomi,akuntabilitas perwat,dan pengembangan
profesi yang berfokus pada kualitas yang
pelayanan yang tinggi.
Pengelolaan di ruangan model praktek
keperawatan

Model praktek kep profesional terdiri dari 4


komponen utama yaitu :
1. Ketenagaan keperawatan
2. Metoda pemberian asuhan keperawatan
3. Proses keperawatan
4. Dokumentasi Keperawatan
Ketenagaan Keperawatan
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah
tenaga yang diperlukan tergantung pada :
Jumlah pasien dan derajat ketergantungan
pasien (Douglas, 1984).
Menurut Loveridge & Cummings (1996) klasifikasi
derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori,
yaitu :
a. Perawatan minimal : memerlukan waktu 1- 2
jam/24 jam :
 Kebersihan diri,mandi,ganti pakaian dilakukan
sendiri.
 Makan dan minum dilakukan sendiri
 Ambulasi dengan pengawasan
 Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap
shift.
 Pengobatan minimal, status psikososial stabil
 Persiapan prosedur memerlukan pengobatan.
b. Perawatan intermediet : memerlukan waktu 3-4 jam/24
jam :
 Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
 Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
 Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
 Voley kateter/intake output dicatat
 Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan,
memerlukanMenurut Loveridge & Cummings (1996)
klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi 3
kategori, yaitu :
 Rosedur.
c. Perawatan maksimal/total : memerlukan
waktu 5 – 6 jam/24 jam :
 Segala diberikan/dibantu
Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital
setiap 2 jam
Makan memerlukan NGT, menggunakan
terapi intravena
Pemakaian suction
Gelisah/disorientasi.
Menurut Douglas (1984) ada beberapa
kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan
perpasien untuk dinas pagi, sore dan
malam.
Waktu

Pagi Sore Malam


Klasifikasi

Minimal 0,17 0,14 0,10


Partial 0,27 0,15 0,07
Total 0,36 0,30 0,20
Menentukan komposisi tenaga

Abdellah dan levine pada tahun 1965 (


Gillies,1994) menyarankan kombinasi
tenaga keperawatan yaitu 55 % tenaga
profesional dan 45 % tenaga non
profesional.
Metoda pemberian asuhan keperawatan

 Sistem pemberian asuhan kep adalah suatu


pendekatan pemberian asuhan keperawatan
secara efektif dan efisien kepada sejumlah
pasien.Setiap metoda memiliki keuntungan dan
kerugian masing-masing.
 Terdapat 3 pola yang sering digunakan dalam
pemberian asuhan keperawatan yaitu
penugasan fungsional, penugasan tim,
penugasan primer.
Penugasan kep fungsional
 Sistem ini berorientasi pada tugas dimana fungsi kep. Tertentu ditugaskan
setiap perawat pelaksana, mis : seorang perawat ditugaskan khusus utk
penyuntikan, dan perawat yg lain utk mengganti verband dll.

Keuntungan :
 Menyelesaikan banyak pekerjaan dlm waktu singkat.
 Tepat metode ini bila ruang rawat memiliki keterbatasan/kurang tenaga
perawat profesional
 Perawat lebih terampil, karena orientasi tindakan langsung dan selalu
berulang-ulang dikerjakan.

Kerugian :
 Memilah-milah asuhan kep oleh masing-masing perawat.
 Menurunkan tanggung gugat dan tanggung jawab
 Hubungan perawat pasien sulit terbentuk.
 Pelayanan tdk profesional
 Pekerjaan monoton, kurang tantangan.
Penugasan kep tim
Adalah suatu bentuk sistem/metoda
penugasan pemberian asuhan kep kep,
dimana
kepala ruangan membagi perawat
pelaksana dalam beberapa kelompok atau
tim, yang diketahui oleh seorang perawat
profesional/berpengalaman. Metoda ini
digunakan bila perawat pelaksana terdiri
dari berbagai latar belakang pendidikan
dan kemampuan.
Keuntungan :
 Melibatkan semua anggota tim dalam asuhan kep pasien
 Akan menghasilkan kualitas asuhan kep yang dapat
dipertanggungjawabkan
 Pelayanan yang diperoleh pasien adalah bentuk yan profesional.

Kerugian :
 Dalam menimbulkan pragmentasi dalam keperawatan
 Sulit untuk menentukan kapan dapat diadakan
pertemuan/konferensi, karena anggotanya terbagi-bagi dlm shift
 Ketua tim lebih bertanggung jawab dan memiliki otoritas dibanding
anggota tim lain.
Penugasan kep primer
 Adalah suatu metoda pemberian asuhan kep dimana perawat profesional
bertanggungjawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan
pasien selama 24 jam/hari.

Keuntungan :
 Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung jawab, dan
tanggung gugat meningkat.
 Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan.
 Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien.
 Terciptanya kolaborasi yang baik.
 Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat perbantuan.
 Metode ini mendukung yan profesional.
 Penugasan pasien oleh seorang perawat primer.

Kerugian :
 Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat pelaksana harsu
perawat profesional.
 Biaya yang diperlukan banyak.
Proses keperawatan
 Merupakan proses pengambilan keputusan
yang dilakukan perawat dalam menyusun
kegiatan asuhan secara bertahap.
 Kebutuhan dan masalah merupakan titik sentral
dalam pengambilan keputusan.
 Pendekatan ilmiah yang fragmatis dlm
pengambilan pengambilan keputusan adalah :1)
identifikasi masalah, 2) menyusun alternatif
penyelesaian masalah, 3) pemilihan cara
penyelesian masalah yang tepat, 4) evaluasi
hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian
masalah.
 Seluruh langkah pengambilan keputusan ini
tertuang pd langkah-langkah proses
keperawatan yaitu :
 Pengakjian fokus pada keluhan utama dan
eksplorasi lebih holistik
 Diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab
akibat dari masalah kep
 Rencana tindakan untuk menyelesaikan
masalah
 Evaluasi hasil tindakan.
Dokumentasi keperawatan
 Merupakan unsur penting dlm sistem yan kep,
karena melalui pendokumentasian yang baik,
maka informasi mengenai keadaan kesehatan
pasien dapat diketahui secara
berkesinambungan.
 Merupakan dokumen legal tentang pemberian
askep
 Secara spesifik, berfungsi sebagai sarana
komunikasi antar profesi kesehatan, sumber
data untuk askep, sumber data untuk penelitian,
sebagai bahan bukti pertanggungjawaban dan
pertanggung gugatan asuhan kep.

Anda mungkin juga menyukai