Anda di halaman 1dari 20

• Ida Bagus Gede Pebriarta Pratama (1504105001)

• I Putu Yoga Merta Purnama (1504105039)


• Muhammad Dedi Irawan (1504105051)
• I Gusti Ngurah Bagus Narayana (1504105053)
• Komang Gede Putra Airlangga (1504105089)
Sila ketiga dilambangkan dengan POHON
BERINGIN yang mempunyai maksud mengutamakan
persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat
Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku,
bahasa, dan budaya. Sehingga dapat disatukan
melalui sila ini, berbeda-beda tetapi tetap satu atau
disebut dengan Bhinneka Tunggal Ika.
Persatuan Indonesia adalah satu untuk
Indonesia walaupun keadaan di masyarakat sangat
penuh perbedaan tetapi harus menjadi satu darah
Indonesia dan rela mengorbankan kepentingan
golongan demi negara Indonesia. Walaupun sangat
kental dengan berbagai budaya yang berbeda tetap
harus rukun menjaga kedamaian Bhinneka Tunggal
Ika.
Dalam nilai Persatuan Indonesia terkandung
nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat
kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Negara merupakan
suatu persekutuan hidup bersama di antara elemen-
elemen yang membentuk negara yang berupa suku,
ras, kelompok, golongan, maupun kelompok agama.
Sila ke 3 Pancasila yaitu Persatuan Indonesia
yang berlambang pohon beringin merupakan sila
yang sangat berpengaruh dalam ideologi kita. Tanpa
adanya persatuan antar rakyat Indonesia, bisa-bisa
negeri yang kita cintai ini sudah hancur berantakan
karena tidak adanya persatuan antar rakyatnya.
Awalnya Persatuan Indonesia tidak ada dalam
rumusan yang dibuat M. Yamin dan Ir. Soekarno.
Namun, pada perumusan Piagam Jakarta
terdapat kalimat Persatuan Indonesia pada sila
ketiganya. Sila-sila tersebut saling berhubungan satu
sama lainnya.
Adapun butir-butir sila ketiga yaitu
• Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
• Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan
negara dan bangsa apabila diperlukan.
• Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa.
• Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan
dan bertanah air Indonesia.
• Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
• Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
• Memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa.
a. Pembukaan UUD 1945, Alinea Kedua
• Alinea Kedua
"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur."
• Alinea keempat :
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia ……..”
b. Pasal-pasal UUD 1945 yaitu
• Pasal 1 ayat (1) :
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang
berbentuk Republik.
• Pasal 25 A :
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas
dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang.
• Pasal 30 :
• Pasal 30
1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Indonesia Republik
Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung.
3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian
Negara Republik Indonesia , hubungan kewenangan Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam
menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara
dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-
undang.
c. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila, memberikan petunjuk-petunjuk nyata
dan jelas wujud pengamalan sila “Persatuan
Indonesia”
1. Bidang Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu piranti untuk
membentuk kepribadian. Penanaman kepribadian yang
baik harus dilakukan sejak dini. Terutama penanaman
rasa cinta tanah air dan rasa persatuan dan kesatuan
sebagai bangsa Indonesia. Kepribadian yang baik para
penerus bangsa akan menentukan nasib dan kemajuan
Indonesia di masa mendatang. Nilai-nilai Pancasila harus
ditanamkan kuat pada generasi-generasi penerus bangsa.
Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia
yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab.
2. Bidang budaya
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat-
istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-
kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005: 172).
2. Bidang budaya
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat-
istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-
kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005: 172).
3. Bidang ekonomi
Ekonomi yang berdasarkan Pancasila tidak
dapat dilepaskan dari sifat dasar individu dan sosial.
Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain untuk memenuhi semua kebutuhanya.
Tetapi manusia juga mempunyai kebutuhan dimana
orang lain tidak diharapkan ada atau turut campur.
Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas
kebersamaan, kekeluargaan artinya walaupun terjadi
persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan
bersama sehingga tidak terjadi persaingan bebas
yang mematikan (Kaelan, 1996: 193).
4. Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang
paling berbahaya adalah yang menyangkut hidup
mati, orang banyak, masa depan, hak-hak manusia
dan lingkungan hidup. Di samping itu Ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia harus sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada
dasarnya adalah untuk kesejahteraan umat manusia.
a. Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi
warga negara seluruhnya. Pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi harus mendahulukan
kepentingan bangsa dan negara.
b. Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya.
c. Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam
catur dharma ilmu pengetahuan, yaitu penelitian,
pengajaran, penerapan, dan pengamalannya.

Anda mungkin juga menyukai