Anda di halaman 1dari 3

BEBANTEN

Arti dan Makna Bebanten

1. BANTEN PENGAMBIAN
Diambil dari kata Ambe "yang berarti Ngaung / mempersatukan Banten Pengambian
memiliki makna mempersatukan. Apakah yang dipersatukan ? Tidak lain yaitu bebanten
suguhan dengan yang kita suguhkan, pelinggih atau sthana dengan yang kita sthanakan,
Sang anembah kalanan sang disembah manunggaling kawula lan Gusti antara Atma dengan
Paramatma, Pan tunggal pwa wa jatima.
2. BANTEN SESAYUT
Diambil dari kata * Sayur atau Sayur yang dapat diartikan mempersilahkan dan
mensthanakan, karena savut disimbulkan sebagi lingga dari Ista Dewata, sakti dari Sang
Hyang Widhi. Dilihat dari banyaknya kelompok atau model sayut itu sendiri, maka banten
sesayut ini dibuat sesuai dengan makna tujuan upacara atau yadnya masing-masing. serta
sesuai pula dengan Ista Dewata yang dipuja atau disthanakan.
3. BANTEN DAPETAN
Berasal dari kata Dapat yang mana dapat diartikan sebagai yang kita warisi atau yang kita
temui atau dapatkan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah Karma Wasana, dimana kita tidak
akan terlepas dari karma wasana dalam kehidupan kita, sebab sudah merupakan bekal
kehidupan yang harus kita warisi. Dalam melaksanakan suatu yadnya / upacara, hendaknya
senantiasa dilandasi ketulusan serta kesucian hati yang tanpa pamrih, agar nantinya dapat
mewarisi l yang baik dalam kehidupan, sesuai dengan konsep hukum karmapala itu sendiri.
Segala sesutu yang kita laksanakan hendaknya dikerjakan dengan hati yang suci, tulus ikhlas,
dan segalanya dipersembahkan kepada-Nya, niscaya kita akan mendapatkan (mewarisi)
karma yang baik dalam kehidupan yang kita idamkan.
4. BANTEN GEBOGAN
Berasal dari kata "Gebog yang berarti kesatuan dan penyatuan. Banten Gebogan yang terdiri
dari buah-buahan. melambangkan buah pikiran, buah perkataan serta buah perbuatan yang
hendaknya dapat kita persatukan dalam melaksanakan suatu yadnya, serta dalam kehidupan
yang kita lakoni, agar senantiasa dapat meningkatkan Tri Kaya Parisudha, sehingga apapun
yang kita kerjakan dapat terwujud.
5. BANTEN PERAS
Berasal dari kata Peras "yang berarti memiliki / dimiliki. Hendaknya dalam melaksanakan
suatu Yadnya, kita harus berani merelakan atau mengorbankan apapun yang kita miliki,
bahkan jiwa raga sekalipun, dem kesejahteraan jagat dan kehidupan didalamnya, sesu
dengan bunyi lontar Dewa Tattwa yaitu " Hina Angelo Dewa" yang artinya dalam
melaksanakan suatu yadnya janganlah hendaknya kamu tidak mengorbankan apa yan kau
miliki. Peras juga bermakna sebagai penetralisir terhadap ketiga unsur yang tersurat diatas,
sebagai dasar yadnya yang kita persembahkan, agar dapat meningkatkan hakikat kehidupan
kearah ynag lebih dari kehidupan sekarang, sesui dengan mantra banten peras itu sendiri
yaitui"Prasidha sidhi rahayu "

KESIMPULAN
Yadnya adalah korban suci, pengorbanan ego dan keangkuan yang ada dalam diri manusia
(diri kita), serta mengorbankan segala bentuk atau sifat yang negatif atau berlawanan
dengan kaidah-kaidah yang diajarkan oleh agama, demi tercapainya keseimbangan hidup
dan kehidupan jagat raya ini beserta isinya.
Banten/upakara adalah pengejawantahan dari penyatuan Bayu, Sabda dan Idep atau
menyatukan pikiran, perkataan dan perbuatan untuk tujuan-tujuan yang lebih mulia serta
untuk mensejahterakan alam dan segala aspek kehidupannya. Demikianlah uraian singkat
tentang banten / upakara yang dapat kami persembahkan, sesuai dengan kemampuan yang
ada pada kami. Semoga dapat bermanfaat bagi umat sedharma dalam melaksanakan
kewajiban-kewajiban yang telah digariskan oleh agama Hindu

TATANING BANTEN PIODALAN DAPETAN


(Ayaban Tumpeng Lima)

PALET I :SOROHAN BANTEN PANGRESIKAN


1. Banten Bayakaonan
2. Banten Tebasan Prayascita
3. Banten Tebasan Durmanggala
4 Banten Pangulapan

PALET II : SOROHAN BANTEN MUNGGAH ring PALINGGIH


1. Daksina
2. Ajuman
3. Ketipat kelanan
4. Banten Penyajan
5. Canang
6. Pasucian
7. Banten Panyrimpenan
8. Banten Danan

PALET III : SOROHAN BANTEN AYABAN/ODALAN


1. Daksina
2. Suci asoroh
3. Banten Pengambean
4. Banten Peras
5. Banten Dapetan
6. Banten Gebogan
7. Banten Sesayut (manutin linggih sane keastawayang)
8. Banten Hyunan/sodaan
9. Banten Panglebar asoroh (pejati saha daun Kawas 11 tanding)
10. Banten Pejati Pengajeng pemangku asoroh
11. Taterag

PALET IV : SOROH BANTEN CARU

1. Banten caru ayam brumbun, utawi nganutin genah macaru

2. Banten Gelar Sangha asoroh

PALET V : SOROHAN BANTEN UPASAKSI KA SURYA


1. Daksina

2. Ajuman/Sodaan

3. Tipat kelanan

4. Banten Peras

Anda mungkin juga menyukai