Anda di halaman 1dari 5

PENGELOLAAN AIR TANAH

PENGELOLAAN AIR TANAH

Sejarah tentang air merupakan sejarah tentang kemanusiaan. Peradaban dan kota tumbuh di
sepanjang sungai- sungai di daerah timur tengah. Bendungan di Mesir yang berumur lebih dari
5000 tahun merupakan warisan peradaban dunia tertua yang diketahui. Bendungan ini digunakan
untuk minum dan irigasi. Sejalan dengan bertambahnya penduduk dunia, kebutuhan akan pangan
dan serat juga semakn meningkat, menjadikan pengelolaan air menjadi semakin penting.

Tiga pendekatan dasar terhadap pengelolaan air untuk meningkatkan produksi pangan dan hasil
hutan adalah : (1). Konservasi presipitasi alami di daerah sub humid dan arid; (2). Pemindahan
kelebihan air dari lahan-lahan basah; (3). Penambahan air untuk mendukung jumlah presipitasi
alami.

KONSERVASI AIR

Teknik konservasi air bertujuan pada kenaikan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan membuat
pemanfaatan air tersebut lebih baik.

Infiltrasi merupakan pergerakan air ke dalam tanah. Keadaan pori dan kandungan air merupakan
faktor terpenting yang menentukan jumlah presipitasi yang masuk dengan cara infiltrasi dan jumlah
aliran permukaan. Laju infiltrasi yang tinggi tidak hanya akan menaikan jumlah air yang disimpan di
dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman, tetapi juga mengurangi ancaman penggenangan dan
erosi akibat aliran permukaan.

Butir-butir hujan yang mengelupas tanah-tanah terbuka akan memecah agregat dan menyebabkan
rata-rata pori di permukaan tanah menurun. Hal ini akan menurunkan infiltrasi. Infiltrasi juga akan
menurun dengan adanya penggenangan yang berlebihan, penggundulan hutan, pemadatan tanah
akibat lalulintas.

Adanya penutupan oleh tanaman akan mengabsorbsi butir butir-butir hujan yang terhempas dengan
efektif dalam mempertahankan laju infiltrasi yang tinggi. Adanya sisa-sisa tanaman atau bahan
organic yang lain di atas permukaan tanah mempunyai kemampuan yang sama seperti suatu
penutupan oleh tanaman.

PENGARUH PEMUPUKAN

Tanaman yang tumbuh pada media yang miskin unsure hara akan tumbuh lebih lambat dan
menguapkan lebih banyak air per gram jaringan tanaman yang dihasilkan daripada yang tumbuh
pada media yang berlimpah hara. Setiap usaha pengelolaan yang bertujuan untuk meningkatkan
laju pertumbuhan tanaman akan cenderung menghasilkan bahan kering yang lebih banyak per unit
air yang digunakan.
Pada daerah humid, telah terbiasa didapati bahwa tanaman-tanaman yang dipupuk tahan terhadap
keadan kering. Hal ini dapat diterangkan atas dasar bahwa kenaikan pertumbuhan pucuk
mengakibatkan kenaikan pertumbuhan akar dan penetrasi akar, oleh karenanya konsumsi air total
lebih besar.

DARINASE TANAH

Pada tahun 1200 M, petani-petani negri belanda mengelola pengendalian air secara menarik. Parit
kecil pada tanah subur yang dipengaruhi oleh air pasang aliran air dipagari oleh saluran yang yang
dialirkan dengan tenaga kincir angin dari selokan pembuangan ke kanal besar untuk kembali ke laut.

Ujung-ujung akar adalah daerah- daerah dengan pembelahan sel dan perpanjangan sel yang
cepat. Kondisi ini menghendaki ketersediaan oksigen yang tinggi. Cirinya bahwa akar dari
sebagian besar tumbuhan tidak menembus tanah jenuh air karena defisiensi oksigen. Tujuan utama
dari drainase dalam pertanian dan kehutanan adalah menurunkan permukaan air tanah untuk
menambah kedalaman perakaran tanaman.

Keuntungan lain dari drainase tanah hutan adalah kemudahan pengangkutan hasil-hasil hutan,
mengurangi gangguan pada tanah selama pengangkutan dan kemudahan penyiapan tempat untuk
penanaman berikutnya.

Secara umum drainase digolongkan ke dalam 4 jenis drainase yaitu drainase permukaan, drainase
di bawah permukaan, drainase dalam pot-pot besar dan drainase model septic tank.

Drainase permukaan adalah kumpulan dan gerakan pemindahan air dai permukaan tanah. Dua
kondisi yang mendukung diterapkannya system drainase permukaan adalah : (1). Daerah-daerah
yang rendah yang menerima air dari daerah di sekitarnya yang lebih tinggi, dan (2). Tanah-tanah
kedap air yang mempunyai kapasitas yang tidak cukup untuk memindahkan kelebihan air dengan
pergerakan ke bawah menembus profil tanah. Drainase permukaan merupakan pilihan yang baik
pada tanah liat.

Drainase di bawah permukaan adalah daraiase yang dilakukan dengan membuat parit-parit di
bawah permukaan tanah yang berguna untuk memindahkan air grafitasi. Parit-parit tersebut perlu
dibersihkan secara periodik dan tidak dikehendaki menggunakan mesin.

Drainase tanah dalam pot-pot besar digunakan pada media yang diletakkan dalam pot yang pada
umumnya miskin aerasi karena kejenuhan air. Pot-pot tanaman diisi penuh dengan tanah, dengan
kisaran ukuran ruang pori yang jenuh air. Kemudian air dikeluarkan dari lubang besar di bagian
bawah pot. Air gravitasi akan dengan cepat keluar dari pori terbesar pada tanah bagian atas dan
udara akan dihirup pada bagian ini. Perhatian yang khusus harus diberikan kepada tanah yang
digunakan untuk menanam tanaman dalam pot-pot besar. Pencampuran pasir pada media akan
menambah porositas tanah.

Pada drainase septic tank, air buangan akan memasuki saptic tank diamana bahan padat dapat
terikut didalamnya. Kemudian aliran-aliran kecil mengalir keluar dari bagian atas septic tank. Batas
rembesan diletakkan dalam suatu tempat yang berisi batu kerikil dimana kelebihan air akan
menyusup ke dalam dan drainase melalui tanah. Factor utama yang mempengaruhi keserasian
tanah sebagai area penyaring adalah permeabilitas konduktivitas hidraulik jenuh. Tanah-tanah
dengan konduktivitas hidraulik rendah tidak sesuai untuk pembuangan kotoran. Pasir mempunyai
konduktivitas hidraulik yang sangat tinggi, sehingga air buangan dapat bergerak sangar cepat
sehingga organisme pathogen tidak dimusnahkan dahulu sebelum air resapannya mencampuri air
tanah. Tanah yang drainasenya tidak baik juga kurang cocok untuk area septic tank karena tanah
akan menjadi jenuh air dan menyebabkan organisme pathogen akan berperan di area tersebut.

APA YANG TERJADI PADA SAAT AIR HUJAN JATUH DI KAWASAN HUTAN
Intersepsi
Air hujan yang jatuh di kawasan hutan, mengalami beberapa proses antara lían adalah intersepsi.
Intersepsi yaitu bagian curah hujan yang tertampung oleh permukaan tumbuhan yang kemudian
diuapkan, jadi tidak sepat mengalir atau jatuh ke permukaan tanah.

Air Tembus (Throughfall)


Setelah air hujan mengalami intersepsi, sebagian air hujan menembus kebawah melalui sela-sela
dedaunan, dan jatuh ke tanah. Air ini disebut air tembus atauthroughfall.

Aliran Batang (Stemflow)


Aliran batang adalah air yang lolos ke bawah mengalir melalui batang. Pada kulit batang yang licin
aliran batang cepat sedangkan pada kulit batang yang kasar dan rekah-rekah aliran batang lambat.

Infiltrasi
Infiltrasi yaitu bagian dari air hujan yang diserap oleh tanah. Kemampuan infiltrasi ini sangat
dipengaruhi oleh sifat tanah dan jenis tumbuhan.

Limpasan Permukaan
Limpasan permukaan yaitu air yang mengalir di atas permukaan tanah yang disebabkan daya
infiltrasi tanah yang sudah jenuh.

APA YANG TERJADI JIKA HUTAN DI TEBANG HABIS ?

Hutan yang ditebang habis, akan memutuskan siklus hara dalam hutan. Zat hara yang sudah akan
hilang, sehingga tanah menjadi kurang subur karena tidak ada lagi pasokan hara dari pembusukan
dan penguraian daun-daun, ranting dan tumbuhan yang mati. Tanah menjadi terbuka, puluhan air
hujan akan melepas partikel tanah, dan menutup pori-pori tanah. Tanah menjadi cepat jenuh air
sehingga akhirnya air mengalir menjadi limpasan ke sungai-sungai. Karena hanya sedikit air yang
terserap ke tanah, dan banyak yang menjadi limpasan, maka akan terjadi banjir pada musim
penghujan. Pada musim kemarau, karena tidak ada cadangan air didalam sungai hanya
mengalirkan sedikit air bahkan sungai tersebut dapat kering.
APA SAJA DAPAT MERUBAH KESUBURAN TANAH DAN TATA AIR?

Eksploitasi Hutan
Penebanga hutan yang tidak mempertimbangkan kelestariannya akan banyak menimbulkan
masalah yaitu menurunka kesuburan tanah, karena tanah yang terbuka luas akan tererosi. Erosi ini
akan menyebabkan hilangnya tanah bagian atas yang subur. Selain itu juga dapat menyebabkan
pelumpuran dan pendangkalan sungai.

Banyaknya lumpur yang mengendap akan mengurangi daya tampung sungai terhadap air, dan
akhirnya pada waktu musim hujan air akan meluap dan mengakibatkan banjir. Sebaliknya pada
musim kenarau akan mengakibatkan kekeringan.

Perubahan Penutupan Tanah


Perubahan hutan menjadi peruntukan lain seperti permukiman, perkebunan, pertambangan,
pertanian dan industri dapat merubah tata air dari keadaan awalnya yang dalam
keseimbangan. Perubahan penutupan tanah ini harus direncanakan dengan hati-hati matang, agar
pengaruh negatif dari permukaan tanah dapat ditekan sekecil mungkin.

Perladangan Berpindah Dan Perambahan


Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan dengan cara tebas bakar kemudian
ditanami dengan tanaman pangan atau tanaman perkebunan. Pada awalnya kegiatan perladangan
berpindah dapat menjaga kesuburan tanah karena masarotasinya panjang (25 tahun) dimana tanah
hanya ditanami 2 sampai 3 tahun dan sisanya dibiarkan menjadi hutan kembali.

Dengan meningkatnya kepadatan penduduk dan ketersediaan lahan yang makin sempit maka rotasi
ini semakin pendek sehingga tanah belum pulih kesuburannya sudah ditanami kembali. Kegiatan
perambahan hutan merupakan perladangan yang dilakukan secara terus-menerus pada suatu lahan
yang tetap bahkan cendrung semakin meluas. Akibat dari perladangan berpindah dan perambahan
ini dapat menurunkan kesuburan tanah dan merubah tata air.

Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan dapat disebabkan oleh alam atau oleh kegiatan manusia. Penyebab alami
contohnya adalah adanya petir yang menyebar dan membakar pon yang apinya dapat meluas
sehingga terjadi kebakaran hutan. Kegiatan manusia yang dapat menyebabkan kebakaran hutan
antara lain; pembakaran ladang sekitar hutan, api yang berasal dari land clearing (pembukaan hutan
untuk daerah transmigrasi dan perkebunan), atau api yang berasal dari sisa api unggun.
Dari beberapa kejadian kebakaran hutan, yang paling sering adalah kebakaran yang disebabkan
oleh kecerobohan manusia. Akibat kebakaran hutan ini dapat merubah sifat fisik dan kimia tanah.
Sifat fisik tanah akan memburuk, tanah sulit meresap air dan hujan akan banyak mengalir di
permukaan tanah sebagailimpasan yang akhirnya tanah akan tererosi. Sebaliknya akibat kebakaran
hutan dapat meningkatkan kesuburan tanah yaitu meningkatkan mineral tanah dari abu dan arang
sisa kebakaran hutan.
Peningkatan kesuburan tanah ini sifatnya hanya sesaat, karena siklus hara terputus dengan
terbakarnya hutan dan jasad renik serta hewan-hewan kecil yang ikut berperan menyuburkan tanah
ikut mati. Jika tidak segera direboisasi tanah akan rusak dan kehidupan yang ada di sekitarnya akan
terancam.

APA YANG HARUS KITA LAKUKAN UNTUK MENJAGA TANAH DAN AIR?

Untuk menjaga dan mengembalikan fungsi hutan dalam menjaga kesuburan tanah dan tata air,
maka perlu dilakukan beberapa tindakan, antara lain:

a. Reboisasi yaitu penanaman pohon-pohon didalam hutan. Reboisasi ini bertujuan


untuk mengembalikan atau memulihkan hutan yang rusak menjadi bagus seperti semula.
b. Penghijauan yaitu rehebilitasi lahan di luar kawasan hutan.
c. Penggelolaan hutan produksi secara benar dengan mempertimbangkan
kelestariannya.
d. Menanggulangi dan mencegah meluasnya perladangan berpindah dan perambahan
hutan.

e. Hutan kemasyarakatan, bertujuan mencapai keadaan sosial ekonomi masyarakat


sekitar hutan menjadi lebih baik dengan mengajak masyarakat untuk ikut berperan dalam
penggelolaan dan pemanfaatan hutan secara lebih bertanggungjawab. Contoh kegiatan ini
antara lían hádala intensifikasi tumpangsari dalam pembuatan tanaman hutan, pembuatan
magersaren gaya baru (basecamp) untuk buruh kehutanan, penanaman rumput gajah
untuk makanan ternak sekaligus agar mengurangi pengembalaan ternak di hutan,
penanaman jenis-jenis kayu bakar tumbuh cepat, memperkenalkan ternak lebah madu
dan masih banyak lagi kegiatan hutan kemasyarakatan yang dapat dilakukan.
f. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar hutan agar paham dan sadar
bahwa kelestarian hutan mutlak diperlukan demi kesejahteraan mereka dan anak cucu
yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai