Anda di halaman 1dari 9

Bahan Tambahan Makanan

1. Dwi Setya Fadli


2. Msy.Wulandari
3. Miranda Permata Sari
4. RA. Nurul Asyiqin
Definisi BTM
Pengertian bahan tambahan pangan dalam peraturan menteri
kesehatan RI No. 772/ MENKES/ PER / IX/ 88 NO. 1168/
MENKES / PER / X / 1999 secara umum adalah bahan yang biasanya
tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan
komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai
gizi, yang dengan sengaja ditambahkan kedalam bahan makanan untuk
maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan,
perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan.
Bahan Tambahan Makanan (BTM) atau sering pula disebut
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke
dalam makanan untuk mempengaruhi sifat ataupun bentuk makanan.
Penambahan bahan tambahan pada makanan memiliki dosis tertentu
karena bahan tambahan makanan dapat menyebabkan bahaya
kesehatan.
Tujuan Bahan Tambahan Makanan
Tujuan penggunaan BTM adalah dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan
kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta
mempermudah preparasi bahan pangan. Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat
dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu sebagai berikut:
 Bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan, dengan
mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat
mempertahankan kesegaran, cita rasa dan membantu pengolahan, sebagai contoh
pengawet, pewarna dan pengeras.
 Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang tidak
mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik dalam
jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama proses produksi,
pengolahan, dan pengemasan. Bahan ini dapat pula merupakan residu atau
kontaminan dari bahan yang sengaja ditambahkan untuk tujuan produksi bahan
mentah atau penanganannya yang masih terus terbawa kedalam makanan yang akan
dikonsumsi. Contoh bahan tambahan pangan dalam golongan ini adalah residu
pestisida (termasuk insektisida, herbisida, fungisida, dan rodentisida), antibiotik, dan
hidrokarbon aromatic polisiklis.
Fungsi Penambahan Bahan Tambahan Makanan

 Meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas


daya simpan pangan itu sendiri.
 Membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan.
 Mempermudah preparasi.
Jenis Bahan Tambahan Makanan
1. Antioksidan (Antioxidant)
Digunakan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi. Contoh:
asam askorbat dan garamnya untuk produk daging, ikan, dan
buah-buahan kaleng.

2. Antikempal (Anticaking Agent)


Untuk mencegah atau mengurangi kecepatan pengempalan atau
menggumpalnya makanan yang mempunyai sifat higroskopis,
yang biasa ditambah antikempal misalnya susu, krim, dan kaldu
bubuk.
3. Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
Dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat
keasaman makanan. Contoh: Asam laktat dan malat yang digunakan
pada jeli.

4. Pemanis Buatan (Artificial Sweeterner)


Menyebabkan rasa manis pada makanan yang tidak atau hampir tidak
mempunyai nilai gizi. Contoh: Aspartam, Siklamat, dan Sakarin.

5. Pemutih dan Pematang Telur (Flour Treatment Agent)


Mempercepat proses pemutihan dan atau pematangan tepung hingga
dapat memperbaiki mutu penanganan.
6. Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental (Emulsifier, Stabilizer,
Thickener)
Membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang
homogen pada makanan yang biasanya mengandung air atau minyak.
Contoh: gelatin pemantap dan pengental untuk sediaan keju.

7. Pengawet (Preservative)
Mencegah fermentasi dan pengasaman/ penguraian oleh
mikroorganisme. Contoh: asam benzoat dan garamnya untuk produk
buah, kecap, dan keju.

8. Pengeras (Firming Agent)


Memperkeras atau mencegah lunaknya makanan. Contoh: Al sulfat, Al Na
sulfat untuk pengeras acar ketimun dalam botol.
9. Pewarna (Colour)
Memperbaiki atau memberi warna. Contoh: green S warna hijau,
kurkumin warna kuning, dan karamel warna coklat.

10. Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa (Flavour, Flavour


Enhancer)
Dapat memberikan, mempertegas rasa dan aroma. Contoh: Asam
guanilat, Asam inosinat, dan monosodium glutamate (MSG) pada
produk daging.

11. Sekuestran (Sequestrant)


Mencegah terjadinya oksidasi penyebab perubahan warna dan aroma,
biasa ditambahkan pada daging dan ikan. Contoh: asam folat dan
garamnya.
Bahaya/Resiko Konsumsi Bahan Tambahan
Makanan

Bahan yang berasal dari alam umumnya tidak berbahaya, sementara Bahan
Tambahan Pangan artifisial atau sintetik mempunyai risiko terhadap
kesehatan jika disalahgunakan pemakaiannya. Produsen pangan skala rumah
tangga atau industri kecil memakai Bahan tambahan yang dinyatakan
berbahaya bagi kesehatan karena alasan biaya. Tidak jarang, produk pangan
ditambahkan zat yang bukan untuk makanan tapi untuk industri lain,
misalnya untuk tekstil, dan cat. Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan)
menemukan banyak produk-produk yang mengandung formalin. Formalin
bersifat desinfektan, pembunuh hama, dan sering dipakai untuk
mengaetkan mayat. Pewarna tekstil seperti Rhodamin B sering pula
ditemukan pada kerupuk dan terasi. Mengkonsumsi makanan yang
mengandung formalin atau Rhodamin dapat menyebabkan kerusakan organ
dalam tubuh dan kanker.

Anda mungkin juga menyukai