Anda di halaman 1dari 78

PEMICU 5 BLOK SARAF &

KEJIWAAN
Vivian Saputra
405140126
LI
• Teori & Psikopatologi gangguan mood & gangguan tidur
(umum)
• Gangguan Bipolar
• Gangguan Siklotimia
• Gangguan Depresi
• Gangguan Distimia
• Insomnia
• Hiperinsomnia
• Sleep wake cycle disturbance
• Nightmare
• Sleep walking
• Summary kasus & prognosis
Teori & Psikopatologi gangguan
mood & gangguan tidur (umum)
Terapi psikososial
TERAPI PERILAKU
– Menggunakan hadian ekonomi dan latihan keterampilan sosial
untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan
memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi
interpersonal.
– Perilaku adaptif: didorong dengan pujian, hadiah yang dapat
ditebus untuk hal2 yang diharapkan.
– Latihan keterampilan perilaku melibatkan penggunaan kaset
video orang lain dan pasien, permainan simulasi dalam terapi,
dan pekerjaan rumah tentang keterampilan yang telah
digunakan.
Terapi psikososial
 TERAPI BERORIENTASI-KELUARGA
– Diarahkan kepada penerapan strategi menurunkan stres dan
mengatasi masalah dan pelibatan kembali pasien ke dalam
aktivitas.
– Ahli terapi harus mengendalikan intensitas emosional. Ekspresi
emosional yang berlebihan dapat merusak proses pemulihan
pasien skizo dan dapat mengurangi keberhasilan terapi keluarga
selanjutnya.

 TERAPI KELOMPOK
– Efektif menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan
dan tes realitas bagi pasien skizo.
Terapi Psikososial
PSIKOTERAPI INDIVIDUAL
– Seringkali pasien menolak terhadap keakraban dan
kepercayaan, pasien curiga, cemas, dan bermusuhan bila
seseorang berusaha mendekati.
– Tujuan utama : menyampaikan gagasan bahwa ahli terapi
dapat dipercaya, ingin memahami pasien dan akan mencoba
melakukannya, dan memiliki kepercayaan tentang
kemampuan pasien sebagai manusia, tidak peduli betapa
terganggunya, bermusuhannya, atau kacaunya pasien pada
suatu saat.
Gangguan Mood
Gangguan Bipolar
Gangguan Bipolar
• ggn mood kronis & berat yg ditandai dgn episode mania,
hipomania, campuran dan depresi.
• Ditandai oleh episode berulang (sekurangnya 2 episode)
dimana afek dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu,
– pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek
desertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau
hipomania)
– Pada waktu lain berupa pe↓an afek disertai
pengurangan energi dan aktivitas (depresi)
Gangguan Bipolar
• Episode manik biasanya tiba2 dan berlangsung 2 minggu
sampai 4-5 bln
• Episode depresif cenderung lebih lama (rata2 6 bln)
• Seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stress
atau trauma mental lainnya (tdk esensial utk penegakan
diagnosis)
Gangguan Bipolar
Diagnosa:
• Episode kini hipomanik
– Episode sekarang memenuhi kriteria hipomania (F30.0)
– Hrs ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau

• Episode kini manik tanpa gejala psikotik


– Episode sekarang memenuhi kriteria mania tanpa gejala psikotik (F30.1)
– Hrs ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau

• Episode kini manik dgn gejala psikotik


– Episode sekarang memenuhi kriteria mania dgn gejala psikotik (F30.2)
– Hrs ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau
Gangguan Bipolar
• Episode kini depresif ringan atau sedang
– Episode sekarang memenuhi kriteria depresi ringan (F32.0) atau
sedang (F32.1)
– Hrs ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,
manik, atau campuran) di masa lampau

• Episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik


– Episode sekarang memenuhi kriteria depresi berat tanpa gejala
psikotik (F32.2)
– Hrs ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,
manik, atau campuran) di masa lampau

• Episode kini depresif berat dgn gejala psikotik


– Episode sekarang memenuhi kriteria depresi berat dgn gejala
psikotik (F32.3)
– Hrs ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,
manik, atau campuran) di masa lampau
Gangguan Bipolar
• Episode kini campuran
– Episode sekarang menunjukkan gejala manik, hipomanik, depresi yg tercampur
atau bergantian dgn cepat (mania/hipomania dan depresi sama2 mencolok
selama masa terbesar dari episode penyakit sekarang dan telah berlangsung
sekurangnya 2 minggu)
– Hrs ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif,
atau campuran) di masa lampau

• Kini dlm remisi


– Sekarang tdk menderita gangguan afektif yg nyata selama beberapa bulan
terakhir, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya 1 episode afektif
hipomanik,manik, atau campuran dimasa lampau dan ditambah sekurang-
kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, atau
campuran)

• Gangguan afektif bipolar lainnya

• Gangguan afektif bipolar YTT


Etiologi
• 1.Faktor biologi
- Norepinefrin. - Kelainan di otak
Teori ini merujuk pada penurunan Melalui MRI dan PET, didapatkan
regulasi dan penurunan sensitivitas dari jumlah substansia nigra dan aliran
reseptor β adrenergik dan dalam klinik darah yang berkurang pada korteks
hal ini dibuktikan oleh respon pada prefrontal subgenual.
penggunaan anti depresan yang cukup
baik sehingga mendukung adanya peran
langsung dari system noradrenergik
pada depresi..

- Serotonin.
Rendahnya kadar serotonin dapat
menjadi factor resipitat depresi,

- Dopamine.
dopamine reseptor D1 hipoaktif pda Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan’s and sadock’s synopsis of
keadaan depresi. psychiatry behavioral sciences and clinical psychiatry. 10th
edition.Philadelphia: Lippincott William and Wilkins;2007.p.527-
62.
• 2. Faktor genetik • 3. Faktor psikososial
- Studi pada keluarga. - Stress dari lingkungan
Bila 1 orang tua memiliki dan peristiwa dalam hidup
gangguan mood, anaknya seseorang.
berisiko 10-25% untuk
memiliki gangguan mood.
Jika kedua orang tuanya
menderita gangguan
mood, maka
kemungkinannya menjadi
2 kali lipat. Risiko ini
meningkat jika ada
anggota keluarga dari 1
generasi sebelumnya
daripada kerabat jauh.
Kriteria
Berdasarkan DSM-IV, Gangguan bipolar digolongkan menjadi 4 kriteria:
1. Gangguan bipolar I
Terdapat satu atau lebih episode manik. Episode depresi dan hipomanik tidak
diperlukan untuk diagnosis tetapi episode tersebut sering terjadi.
2. Gangguan bipolar II
Terdapat satu atau lebih episode hipomanik atau episode depresif mayor tanpa
episode manik.
3. Siklotimia
Adalah bentuk ringan dari Gangguan bipolar. Terdapat episode hipomania dan depresi
yang ringan yang tidak memenuhi kriteria episode depresif mayor.
4. Gangguan bipolar YTT
Gejala-gejala yang dialami penderita tidak memenuhi kriteria Gangguan bipolar I dan
II. Gejala-gejala tersebut berlangsung tidak lama atau gejala terlalu sedikit sehingga
tidak dapat didiagnosa Gangguan bipolar I dan II.2,5
KRITERIA DIAGNOSIS
• Pembagian menurut DSM-IV:
1. Gangguan mood bipolar I
A. Gangguan mood bipolar I, episode manic tunggal
• Hanya mengalami satu kali episode manic dan tidak ada riwayat
depresi mayor sebelumnya.
• Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,
skizoafektif, Gangguan waham, atau dengan Gangguan psikotik
yang tidak dapat diklasifikasikan.
• Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau
kondisi medik umum
• Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan
dan aspek fungsi penting lainnya.
2. Gangguan mood bipolar I, episode manic sekarang ini
• Saat ini dalam episode manic
• Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali
episode manik, depresi, atau campuran.
• Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan
tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,
Gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak
dapat diklasifikasikan.
• Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat
atau kondisi medik umum.
• Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik
cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam social,
pekerjaan dan aspek fungsi penting lainnya.
3. Gangguan mood bipolar I, episode campuran saat ini
• Saat ini dalam episode campuran
• Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode
manik, depresi atau campuran
• Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat
dikategorikan skizoafektif dan tidak bertumpang tindih
dengan skizofrenia, skizifreniform, Gangguan waham,
atau Gangguan psikotik yang tidak diklasifikasikan
• Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik
langsung zat atau kondisi medik umum
• Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara
klinik cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam
social, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
4. Gangguan mood bipolar I, episode hipomanik saat
ini
• Saat ini dalam episode hipomanik
• Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu
episode manic atau campuran
• Gejala mood menyebabkan penderita yang secara klinik
cukup bermakna atau hendaya social, pekerjaan atau
aspek fungsi penting lainnya
• Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat
dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak bertumpang
tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan
waham, dan dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
5. Gangguan mood bipolar I, episode depresi saat ini
• Saat ini dalam episode depresi mayor
• Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik
dan campuran
• Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan
sebagai skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan
skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, dan dengan
Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
• Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau
kondisi medik umum
• Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik
cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam social,
pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
6. Gangguan mood bipolar I, Episode Yang tidak dapat
diklasifikasikan saat ini
• Kriteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk
manik, hipomanik, campuran atau episode depresi.
• Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode
manik atau campuran.
• Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan
sebagai skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan
skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, atau dengan
Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat
lain.
• Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik
cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam social,
pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan Bipolar Tipe 2
Kriteria:
• Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling sedikit satu
episode hipomanik
• Episode depresif berat rekuren dengan hipomania
PENATALAKSANAAN BIPOLAR
http://www.uspharmacist.com/content/d/featured_articles/c/10211/
Tabel 2. Panduan Obat-Obatan Bipolar Berdasarkan British Association of
Psychopharmacology (Sumber: Journal of Psychopharmacology 2003)

Obat Dosis Monitoring Efek samping

Lithium · Dosis tunggal 800 Kadar lithium dalam Tremor, poliuria,


mg, malam hari. serum harus dipantau polidipsi, peningkatan
· Dosis direndahkan setiap 3-6 bulan, berat badan, gangguan
pada pasien diatas 65 sedangkan tes fungsi kognitif, gangguan
tahun dan yang ginjal dan tiroid saluran cerna, rambut
mempunyai diperiksa setiap 12 rontok, leukositosis,
gangguan ginjal. bulan. jerawat, dan edema

Valproate (divalproate · Rawat inap: dosis Tes fungsi hati pada 6 Nyeri pada saluran
semisodium) inisial 20-30 bulan pertama. cerna, peningkatan
mg/kg/hari. ringan enzim hati,
· Rawat jalan: dosis tremor, dan sedasi
inisial 500 mg, titrasi
250-500 mg/hari.
· Dosis maksimum 60
mg/kg/hari.
Karbamazepin · Dosis inisial 400 Darah rutin, dan tes Lelah, mual, diplopia,
mg. fungsi hati dilakukan pandangan kabur, dan
· Dosis maintenance pada 2 bulan pertama. ataxia
200-1600 mg/hari.
Lamotrigine · Dosis inisial 25 ? Rash kulit,
mg/hari pada 2 hipersensitifitas,
minggu pertama, lalu sindrom Steven
50 mg pada minggu Johnson, toksik
kedua dan ketiga. epidermal nekrolisis
· Dosis diturunkan
setengahnya bila
pasien juga
mendapat valproate.
Indikasi Gangguan Bipolar Untuk Rawat Inap

• Berbahaya untuk diri sendiri


– resiko yang signifikan untuk bunuh diri
– penderita depresi yang tidak cukup makan beresiko kematian
– penderita dengan manic yang ekstrim yang tidak mau tidur atau makan mungkin mengalami
kelelahan yang hebat
• Berbahaya bagi orang lain
– penderita yang mengalami depresi yang berat meyakini bahwa dunia itu sangat suram/gelap,
sehingga ia berencana untuk membunuh anaknya untuk membebaskan mereka dari
kesengsaraan dunia.
• Ketidakmampuan total dari fungsi
– depresi yang dialami terlalu dalam, sehingga orang tidak dapat melakukan fungsinya sama
sekali
• Tidak dapat diarahkan sama sekali
– Episode manic  penderita sangat di luar batas, mereka menghancurkan karir dan berbahaya
bagi orang di sekitarnya
• Kondisi medis yang harus dimonitor
– penderita gangguan jiwa yang disertai gangguan jantung
Diagnosis Banding
• Skizofrenia
• Depresi berat
• Intoksikasi obat
• Hiper- dan hipotiroid
• skizoafektif
Tatalaksana
• 1. Terapi psikososial
- Terapi kognitif (Aaron Beck)
Tujuannya :
a. Menghilangkan episode depresi dan mencegah rekurennya
dengan membantu pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negatif.
b. Mengembangkan cara berpikir alternatif, fleksibel dan positif,
serta melatih kembali respon kognitif dan perilaku yang baru.
- Terapi interpersonal (Gerrad Kleman)
Memusatkan pada masalah interpersonal yang sekarang dialami
oleh pasien dengan anggapan bahwa masalah interpersonal
sekarang mungkin terlibat dalam mencetuskan atau memperberat
gejala depresi sekarang

Fakultas Kedokteran Universiats Indonesia. Buku ajar psikiatri.


Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2010.hlm.197-208.
• Terapi perilaku
Terapi didasarkan pada hipotesis bahwa pola perilaku maladaptif
menyebabkan seseorang mendapatkan sedikit umpan balik
positif dari masyarakat dan kemungkinan penolakan yang palsu.

• Terapi berorientasi-psikoanalitik
Mencapai kepercayaan dalam hubungan interpersonal,
keintiman, mekanisme penyesuaian, kapasitas dalam merasakan
kesedihan serta kemampuan dalam merasakan perubahan
emosional secara luas.

• Terapi keluarga
Diindikasikan untuk gangguan yang membahayakan perkawinan
pasien atau fungsi keluarga atau jika gangguan mood dapat
ditangani oleh situasi keluarga.
Farmakoterapi
• Episode mania atau hipomania
1. Mood Stabilizer
2. Antipsikotik atipikal
3. Moodstabilizer+ antipsikotik atipikal. 1,2
Episode depresi
1. Antidepresan
2. Mood stabilizer
3. Antipsikotik atipikal
4. Mood stabilizer + antidepresan
5. Antipsikotik atipikal + antidepresan1,2
Gangguan Siklotimia
CYCLOTHYMIC DISORDER
• Cyclothymic disorder is symptomatically a
mild form of bipolar II disorder, characterized
by episodes of hypomania and mild
depression
– The disorder is dierentiated from bipolar II
disorder, which is characterized by the presence of
major (not minor) depressive and hypomanic
episodes.

Kaplan & Sadock’s synmopsis of psychiatry. 11th ed.


Etiology
• Biological factors
– About 30 percent of all patients with cyclothymic
disorder have positive family histories for bipolar I
disorder; this rate is similar to the rate for patients
with bipolar I disorder
• Psychosocial factors
– Most psychodynamic theories postulate that the
development of cyclothymic disorder lies in
traumas and fixations during the oral stage of
infant development

Kaplan & Sadock’s synmopsis of psychiatry. 11th ed.


Diagnosis and clinical features
• Clinicians must consider a diagnosis of
cyclothymic disorder when a patient appears
with what may seem to be sociopathic
behavioral problems
– Marital diculties and instability in relationships
are common complaints because patients with
cyclothymic disorder are often promiscuous and
irritable while in manic and mixed states.

Kaplan & Sadock’s synmopsis of psychiatry. 11th ed.


Sign and symptoms
• The symptoms of cyclothymic disorder are identical to the
symptoms of bipolar II disorder except that they are generally
less severe.
• The cycles of the disorder tend to be much shorter than those
in bipolar I disorder.
• The changes in mood are irregular and abrupt and sometimes
occur within hours.
• The unpredictable nature of the mood changes produces great
stress.
• Patients often feel that their moods are out of control.
• In irritable, mixed periods, they may become involved in
unprovoked disagreements with friends, family, and coworkers.
• Substance abuse
– Alcohol abuse and other substance abuse are common in patients
with cyclothymic disorder, who use substances either to self-
medicate (with alcohol, benzodiazepines, and marijuana) or to
achieve even further stimulation (with cocaine, amphetamines, and
hallucinogens) when they are manic
Kaplan & Sadock’s synmopsis of psychiatry. 11th ed.
DD
• All the possible medical and substance-related
causes of depression and mania, such as seizures
and particular substances (cocaine,
amphetamine, and steroids), must be considered.
• Borderline, antisocial, histrionic, and narcissistic
personality disorders should also be considered
in the differential diagnosis
• Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD)
can be difficult to diferentiate from cyclothymic
disorder in children and adolescents.
Kaplan & Sadock’s synmopsis of psychiatry. 11th ed.
Gangguan Depresi
GANGGUAN DEPRESIF BERULANG
• episode berulang dari depresi, dan episode sebelum
belum pernah mengalami episode manik (tapi
hipomanik yang singkat boleh)
• ± lamanya penyakit 6 bulan, wanita 2x lebih sering
dari pria.
PENGGOLONGAN GANGGUAN DEPRESIF
BERULANG
1. Gangguan Depresif 2. Gangguan Depresif
Berulang, Episode Kini Berulang, Episode Kini
Ringan Sedang
(1) Memenuhi kriteria (1) Memenuhi kriteria
episode depresif episode depresif
berulang dan saat ini berulang dan saat ini
memenuhi kriteria memenuhi kriteria
episode depresif ringan. episode depresif sedang.
(2) Sekurang-kurangnya dua (2) Sekurang-kurangnya dua
episode masing-masing episode masing-masing
minimal 2 minggu, minimal 2 minggu,
dengan selang waktu dengan selang waktu
beberapa bulan. beberapa bulan.
3. Gangguan Depresif 4. Gangguan Depresif
Berulang, Episode Kini Berulang, Episode Kini
Berat tanpa Gejala Berat dengan Gejala
Psikotik Psikotik.
(1) Kriteria depresif berulang (1) Kriteria depresif berulang
terpenuhi dan saat ini terpenuhi dan saat ini
memenuhi kriteria episode memenuhi kriteria depresif
depresif berat tanpa gejala berat dengan gejala psikotik.
psiktik. (2) Sekurang-kurangnya dua
(2) Sekurang-kurangnya dua episode masing-masing
episode masing-masing minimal 2 minggu, dengan
minimal 2 minggu, dengan selang waktu beberapa
selang waktu beberapa bulan.
bulan.
5. Gangguan Depresif Berulang, Kini dalam
Remisi
(1) Kriteria depresif berulang terpenuhi dan saat
ini tidak memenuhi kriteria depresif apapun.
(2) Sekurang-kurangnya dua episode masing-
masing minimal 2 minggu, dengan selang
waktu beberapa bulan.
Episode Campuran
• Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi yang terjadi secara
bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood disforik), iritabel, marah,
serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis, ide bunuh diri, insomnia derajat
berat , grandiositas, hiperseksualitas, waham kejar dan kadang-kadang bingung. Kadang-
kadang gejala cukup berat sehingga memerlukan perawatan untuk melindungi pasien/orang
lain, dapat disertai gambaran psikotik,& mengganggu fungsi personal, sosial, & pekerjaan.
Terapi dengan obat
Gangguan Distimia
Dysthymia
• also known as persistent depressive • DD :
disorder, is the presence of a – Minor depressive disorder
depressed mood that lasts most of – Recurrent brief depressive
the day and is present almost disorder
continuously.
– Double depression
• most cases are of early onset,
beginning in childhood or – Alcohol and substance abuse
adolescence and certainly occurring • Treatment :
by the time patients reach their 20s. – Cognitive Therapy.
• A late-onset subtype, much less – Behavior Therapy
prevalent and not well characterized – Insight-Oriented
clinically, has been identified among (Psychoanalytic) Psychotherapy.
middle-aged and geriatric
populations – Interpersonal Therapy
• Etiology : – Family and Group Therapies
– Biological factors – Pharmacotherapy.
– Psychosocial factors – Hospitalization.

Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry 11th Edition.
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry 11th Edition.
Dysthymia
• Also known as persistent depressive disorder, is the
presence of a depressed mood that lasts most of the
day and is present almost continuously.
• Dysthymia is distinguished from major depressive
disorder by the fact that patients complain that they
have always been depressed.
• Most cases are of early onset, beginning in childhood
or adolescence and certainly occurring by the time
patients reach their 20s
• A lateonset subtype, much less prevalent and not well
characterized clinically, has been identied among
middle-aged and geriatric populations

Kaplan & Sadock’s synmopsis of psychiatry. 11th ed.


Etiology
• Biological factors
– Sleep studies
– Neuroendocrine studies
• Psychosocial factors  the disorder results
from personality and ego development and
culminates in difficulty adapting to
adolescence and young adulthood

Kaplan & Sadock’s synmopsis of psychiatry. 11th ed.


• Keputusasaan Dx
• Harga diri rendah

Kaplan & Sadock’s synmopsis of psychiatry. 11th ed.


DD
• Minor depressive disorder
• Recurrent brief depressive disorder
• Double depression
• Alcohol and substance abuse

Kaplan & Sadock’s synmopsis of psychiatry. 11th ed.


Prognosis
• The prognosis for patients with dysthymia varies.
• Antidepressive agents and specfic types of
psychotherapies (e.g., cognitive and behavior
therapies) have positive effects on the course and
prognosis of dysthymia.
• The available data about previously available
treatments indicate that only 10 to 15 percent of
patients are in remission 1 year after the initial
diagnosis.
• About 25 percent of all patients with dysthymia never
attain a complete recovery. Overall, however, the
prognosis is good with treatment.

Kaplan & Sadock’s synmopsis of psychiatry. 11th ed.


Treatment

Kaplan & Sadock’s synmopsis of psychiatry. 11th ed.


Insomnia
Insomnia
• Insomnia is defined as repeated difficulty with sleep
initiation, maintenance, consolidation, or quality that
occurs despite adequate time and opportunity for
sleep and that results in some form of daytime
impairment.

http://emedicine.medscape.com/article/1187829-overview
Physical examination
• Physical examination may offer clues to underlying
medical disorders predisposing to insomnia:
– History suggestive of sleep apnea: Careful head and neck
examination
– Symptoms of restless legs syndrome or periodic limb
movement disorder or any other neurologic disorder:
Careful neurologic examination
– Daytime symptoms consistent with a medical cause of
insomnia: Careful examination of the affected organ
system (eg, lungs in chronic obstructive pulmonary
disease)

http://emedicine.medscape.com/article/1187829-overview
Tatalaksana Farmako
No. Nama Generik Dosis Anjuran
1 Nitrazepam Dewasa 10 mg, lansia 5 mg
2 Trizolam Dewasa 0,25 mg, lansia 0,125 mg
3 Estazola 1-2 mg/malam
4 Koralhidrat 1-2 cap (@500 mg) 15-30 menit sebelum
tidur

Kapita Selekta Kedokteran


Efek Samping Obat Antiinsomnia
• Supresi susunan saraf pusat pada saat tidur
• Hati” pada pasien dgn insufisiensi pernapasan, uremia, & ggn
fungsi hati.
• Pada ps usia lanjut  dapat terjadi sedasi berlebihan  risiko
jatuh & trauma lebih besar.
• Penggunaan lama obat gol benzodiazepin dapat terjadi
disinhibiting effect yg menyebabkan perilaku menyerang &
ganas.

Kapita Selekta Kedokteran


Pemilihan Obat Antiinsomnia
• u/ initial insomnia : digunakan obat yg bersifat sleep inducing
antiinsomnia  gol benzodiazepin (short acting), mis: pada
gangguan ansietas.
• u/ delayed insomnia : digunakan obat bersifat prolong patent
phase antiinsomnia  gol heterosiklik antidepresan (trisiklik
& tetrasiklik), mis : pada ggn depresi
• u/ broken insomnia : digunakan obat bersifat sleep
maintaining antiinsomnia  gol fenobarbital / gol
benzodiazepin

Kapita Selekta Kedokteran


Pengaturan Dosis Obat Antiinsomnia
• Pemberian tunggal dosis anjuran 15-30 menit sblm tidur
• Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif &
dipertahankan sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya
tapering off, u/ cegah timbulnya rebound & toleransi obat
• Pada usia lanjut dosis harus lebih kecil & peningkatan dosis
perlahan-lahan.
• Pemakaian obat antiinsomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu
saja, tidak lebih dari 2 minggu, agar risiko ketergantungan
kecil

Kapita Selekta Kedokteran


Kontraindikasi Antiinsomnia
• Sleep apnoe syndrome
• Gagal jantung kongestif
• Penyakit saluran pernapasan kronik
• Penggunaan benzodiazepin pada wanita hamil berisiko
teratogenik, khususnya trim I.

Kapita Selekta Kedokteran


Hipersomnia
Hypersomnia
• hypersomnia is a sleep disorder in Other symptoms may include:
which a person is excessively sleepy – Anxiety
during the day and has great difficulty – Feeling irritated
being awakened from sleep.
– Loss of appetite
• Symptoms :
– Low energy
• Symptoms often develop slowly during
the teens or young adulthood. They – Restlessness
include: – Slow thinking or speech
– Daytime naps that do not relieve – Trouble remembering
drowsiness
– Difficulty waking from a long sleep -
- may feel confused or disoriented
(''sleep drunkenness'')
– Increased need for sleep during the
day -- even while at work, or during
a meal or conversation
– Increased sleep time -- up to 14 to
18 hours a day https://medlineplus.gov/ency/article/000803.htm
Exams and Tests Treatment
• Multiple-sleep latency • Lifestyle changes that can
test (a test to see how help ease symptoms and
long it takes you to fall prevent injury include:
asleep during a daytime • Avoid alcohol and
nap) medicines that can make
• Sleep study the condition worse
(polysomnography, to • Avoid operating motor
identify other sleep vehicles or using
disorders) dangerous equipment
• Avoid working at night or
social activities that delay
your bedtime

https://medlineplus.gov/ency/article/000803.htm
Nightmare
Nightmares
• “recurrent episodes of awakening from sleep with recall of intensely
disturbing dream mentation, usually involving fear or anxiety, but also
anger, sadness, disgust, and other dysphoric emotions.
• DSM-5 : repeated awakenings with recollection of terrifying dreams,
usually involving threats to survival, safety or physical integrity

• Diagnostic criteria (DSM-5) :


• Recurrent episodes of extended, extremely and well remembered
dysphoric dreams that usually involve efforts to avoid threats to survival or
security or physical integrity. The nightmares generally occur in the second
half of a major sleep episode.
• On waking from the nightmare, the individual becomes oriented and alert.
• The episodes cause significant distress or impairment in social,
occupational or other areas of functioning.
• The symptoms cannot be explained by the effects of a drug of abuse or
medication.
• The nightmares cannot be attributed to another mental disorder (i.e.,
posttraumatic stress disorder, delirium) or medical condition.
Nightmares
• Nightmares occur in REM sleep and usually evolve
from a long, complicated dream that becomes
increasingly frightening.
• The person having been aroused to wakefulness, he
or she typically remembers the dream (in contrast to
sleep terrors).
• Common in children ages 3 to 6 years
Causes
• Nightmares are more common in children with mental
retardation, depression, and CNS diseases.
• Medications may induce frightening dreams, either during
treatment or following withdrawal.
• Daytime emotional conflicts and psychological stress often
contaminate sleep and predispose the child to nightmares.
• severe traumatic event
• drug or alcohol abuse
Treatment
• behavioral techniques
• Universal sleep hygiene
• stimulus control therapy
• lucid dream therapy
• cognitive therapy
• In patients with nightmares related to posttraumatic stress
disorder, nefazodone (an atypical antidepressant) reportedly
provides therapeutic benefit.
Sleepwalking
Sleepwalking
• is a condition in which an middle of a parasomnia
individual arises from bed continuum that ranges from
and ambulates without fully "confused arousal" to "sleep
awakening. terror."
• sometimes called• characteristically begin
somnambulism, & individuals toward the end of the first or
can engage in a variety of second slow wave sleep
complex behaviors while episodes.
unconscious.
• usually occurs during slow
wave sleep and lies in the
Epidemiology
• Sleepwalking in adults is rare.
• very common in children and has peak prevalence between
ages 4 and 8 years. After adolescence, it usually disappears
spontaneously.
• Nightly to weekly sleepwalking episodes associated with
physical injury to the patient and others are considered
severe.
Symptoms
• Get out of bed and walk around short time after being awakened
• Sit up in bed and open his or her • Quickly return to sleep
eyes • Not remember the episode in the
• Have a glazed, glassy-eyed morning
expression • Sometimes have problems
• Do routine activities, such as functioning during the day because
getting dressed, talking or making a of disturbed sleep
snack • Have sleep terrors in addition to
• Not respond or communicate with sleepwalking
others
• Be difficult to wake up during an
episode
• Be disoriented or confused for a
Causes Risk factors
• Sleep deprivation • Genetics
• Fatigue • Age
• Stress
• Depression
• Anxiety, such as separation
anxiety in children
• Fever
• Sleep schedule disruptions
• Some medications and
substances, such as short-acting
hypnotics, sedatives or
combinations of different drugs
prescribed for psychiatric
illnesses, as well as alcohol
Treatment
• Treating the underlying condition
• A change of medication
• Anticipatory awakenings
• Medication, such as benzodiazepines or certain
antidepressants.
• Learning self-hypnosis
Daftar Pustaka
• http://emedicine.medscape.com/article/9144
28-clinical#b5

Anda mungkin juga menyukai